SELVIA YULIANI
2110716220014
Dosen Pengampu I
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat serta kasih nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktik
lapang mata kuliah Oseanografi Fisika dan kimia yang berjudul “Analisis
Parameter Oseanografi Fisika dan Kimia di Perairan Angsana dan Sekitarnya
Kabupaten Tanah Bumbu“ Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga nya, para sahabat nya, serta umat nya hingga
akhir zaman.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Oseanografi Fisika dan Kimia. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi penulis dan pembaca.
Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak
membantu dan mengarahkan serta memberikan petunjuk selama praktik lapang
dilaksanakan. Saya menyadari bahwa laporan yang saya tulis ini jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan untuk
kesempurnaan laporan ini.
Selvia Yuliani
ii
DAFTAR ISI
iii
3.3.1. Oseanografi Fisik ................................................................................. 11
3.3.2. Oseanografi Kimia ............................................................................... 14
3.4. Metode Analisi Laboratorium ................................................................. 14
3.5. Metode Analisis Data ......................................................................................16
3.5.1. Oseanografi Fisika ............................................................................... 16
3.5.2. Oseanografi Kimia ............................................................................... 19
3.5.3. Pembuatan Peta Sebaran Kualitas Air ................................................. 20
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 21
4.1. Oseanografi Fisik ...........................................................................................21
4.1.1. Angin ................................................................................................... 21
4.1.2. Pemeruman (Sounding)........................................................................ 25
4.1.3. Pasang Surut ........................................................................................ 28
4.1.4. Gelombang ........................................................................................... 28
4.1.5. Arus...................................................................................................... 30
4.1.6. Suhu ..................................................................................................... 32
4.1.7. Kecerahan ............................................................................................ 34
4.2. Oseanografi Kimia ..........................................................................................36
4.2.1. Salinitas................................................................................................ 36
4.2.2. Derajat Keasaman (pH) ....................................................................... 38
4.2.3. DO (Dissolved Oxygen) ....................................................................... 40
4.2.4. BOD5 (Biochemical Oxygen Demand) ................................................ 42
4.2.5. COD (Chemical Oxygen Demand) ...................................................... 44
4.2.6. TDS (Total Dissolved Solid) ................................................................ 46
4.2.7. TSS (Total Suspended Solid) ...................................................................... 48
4.2.8. Amonia ................................................................................................ 50
4.2.9. Nitrat, Nitrit dan Fosfat........................................................................ 52
4.2.10. Logam Berat (Fe) ............................................................................... 58
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 60
5.1. Kesimpulan .....................................................................................................60
5.1.1. Oseanografi Fisika ............................................................................... 60
5.1.2. Oseanografi Kimia ............................................................................... 61
5.2. Saran ....................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 62
LAMPIRAN ......................................................................................................... 64
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
vi
Hal |1
BAB 1. PENDAHULUAN
Kata oseanografi merupakan kombinasi dari dua kata Yunani yaitu oceanus
(samudra) dan graphos (deskripsi) yang mempunyai arti deskripsi mengenai
samudra. Oseanografi secara sederhana merupakan ilmu yang mempelajari
mengenai lautan atau ilmu yang menceritakan tentang laut baik bentuk, organisme
maupun fenomena yang terjadi dilaut. Secara umum oseanografi merupakan
perpaduaan antara beberapa ilmu fisika, kimia, biologi dan geologi.
Oseanografi fisika merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai fisik laut
seperti gelombang, arus laut, suhu, kecerahan, pemeruman (sounding) dan sifat-
sifat fisika lainnya. Oseanografi fisika adalah kajian mengenai aspek fisika yang
ada di laut, meliputi sifat-sifat fisis dan dinamika laut. Dinamika laut sendiri
merupakan gerakan air laut yang meliputi arus, gelombang dan pasang surut laut.
Oseanografi kimia merupakan cabang ilmu oseanografi yang berkaitan dengan
reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam maupun di dasar laut dan sifat-sifat dari
air laut itu sendiri. Parameter utama dalam oseanografi kimia diantaranya Salinitas,
pH, Oksigen Terlarut (DO) dan BOD5, COD (Chemical Oxygen Demand), TDS
(Total Dissolved Solid), TSS (Total Suspended Solid), Amonia, Nitrat,Nitrit, Fosfat
dan Logam Berat.
Kondisi dan kualitas perairan pantai Angsana di pengaruhi oleh parameter
oseanografi fisika dan oseanografi kimia. Wilayah perairan pantai Angsana
memiliki karakteristik yang cukup menarik untuk diteliti, oleh sebab itu perlu
diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik oseanografi fisika
dan kimia di perairan pantai Angsana.
2.1.1. Angin
Angin merupakan pergerakan massa udara secara mendatar. Angin dapat
terjadi jika pada suatu saat terdapat perbedaan tekanan antara satu tempat dengan
tempat yang lain. Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah (B. Tjasyono 2004). Pergerakan angin dapat diketahui polanya
dengan menggunakan data arah dan kecepatan angin yang dilakukan selama 24 jam.
Metode yang dapat digunakan untuk melihat pola dari pergerakan angin yaitu
dengan menggunakan metode windrose. Metode ini mudah dalam pembuatannya
dan mudah dalam membaca, tanpa mengurangi keakuratan informasi.
2.1.2. Pasang Surut
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut yang disebabkan oleh gaya tarik
benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut bumi.
Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena jaraknya
terhadap bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi
lebih besar daripada pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik bulan yang
mempengaruhi pasang surut adalah 2,2 kali lebih besar daripada gaya tarik matahari
(Triatmodjo, 1999).
Wibisono (2005) dalam Surinati (2007) mengemukakan bahwa pasang surut
hanya memiliki tiga tipe dasar menurut periode dan keteraturannya. Berikut ini
adalah tiga tipe tersebut:
a. Pasang surut tipe harian tunggal (diurnal type), yaitu apabila dalam waktu 24 jam
terdapat satu kali pasang dan satu kali surut.
b. Pasang surut harian ganda (semi diurnal type), yaitu apabila dalam waktu 24 jam
terdapat dua kali pasang dan dua kali surut.
c. Pasang surut tipe campuran (mixed tides), yaitu apabila dalam waktu 24 jam
terdapat bentuk campuran yang condong ke tipe harian tunggal atau condong ke
harian ganda.
2.1.3. Gelombang
Gelombang laut merupakan energi dalam transisi, merupakan energi yang
terbawa oleh sifat aslinya. Prinsip dasar terjadinya gelombang laut adalah sebagai
berikut (waldopo, 2008): ” Jika ada dua massa benda yang berbeda kerapatannya (
densitasnya) bergesekan satu sama lain. maka pada bidang geraknya akan terbentuk
gelombang. ” Gelombang merupakan gerakan naik turunnya air laut dapat dilihat
pada gambar dibawah.
2.1.6. Kecerahan
Kecerahan merupakan tingkat transparansi perairan yang dapat diamati
secara visual menggunakan secchi disk. Perairan yang memiliki nilai kecerahan
rendah pada waktu cuaca yang normal dapat memberikan suatu petunjuk atau
indikasi banyaknya partikel-partikel tersuspensi dalam perairan tersebut Hamuna
dkk (2018).
Secchi disk yang transparansi pada dasarnya adalah fungsi dari pantulan
cahaya dari permukaan disk dan karena itu dipengaruhi oleh karakteristik
penyerapan air dan bahan terlarut dan partikel yang terkandung di dalam air.
Sementara konsentrasi tinggi transparansi materi organik terlarut menurun dengan
cara non linier yang diukur dengan secchi disk, penurunan transmisi cahaya sebagai
dievaluasi oleh disk dipengaruhi oleh peningkatan hamburan cahaya oleh partikel
tersuspensi. Kedalaman transparansi sebagian besar tergantung intensitas cahaya 6
permukaan, tetapi menjadi tidak menentu menjelang fajar atau senja. penentuan
yang terbaik dibuat di dekat tengah hari (Likens,1979).
2.2.1. Salinitas
Salinitas adalah kadar garam terlarut dalam air. Salinitas merupakan bagian
dari sifat fisik dan kimia suatu perairan, selain suhu, pH, substrat dan lain-lain.
Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air. Salinitas perairan
menggambarkan kandungan garam dalam suatu perairan. Garam yang dimaksud
adalah berbagai ion yang terlarut dalam air termasuk garam dapur (NaCl). Pada
umumnya salinitas disebabkan oleh 7 ion utama yaitu natrium (Na), klorida (Cl),
kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), sulfat (SO4) dan bikarbonat (HCO3).
Salinitas adalah konsentrasi ion yang terdapat diperairan. Salinitas menggambarkan
padatan total di air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua
bromida dan iodida digantikan dengan klorida dan semua bahan organik telah
dioksidasi (Effendi 2003).
2.2.2. pH
Nilai pH merupakan hasil pengukuran aktivitas ion dalam perairan dan
menunjukkan keseimbangan antara asam dan basa air. pH suatu perairan dapat
digunakan sebagai indikasi suatu pencemaran khususnya pencemaran bahan
SATELIT
READER
ANTENA ANTENA
TRANDUSER TRANDUSER
DASAR LAUT
3.3.1.4. Gelombang
Pengukuran tinggi, periode dan arah gelombang dilakukan dengan
menggunkan tiang skala, stopwatch, kompas dan alat tulis. Pengukuran tinggi
gelombang dilakukan dengan cara membaca pergerakan naik (puncak) dan turun
(lembah) permukaan air laut pada tiang skala yang ditancapkan di mintakat sebelum
gelombang pecah sebanyak 31 kali pengulangan. Dari perbedaan pembacaan
puncak dan lembah gelombang yang terukur, maka serangkaian tinggi gelombang
dapat dihitung. Pengukuran gelombang dilakukan dengan menggunakan stopwatch
dengan cara menghitung banyaknya waktu yang diperlukan pada posisi puncak dan
lembah gelombang bagi sejumlah gelombang datang. Arah datang gelombang di
ukur dengan menggunakan kompas. Jika menggunakan kapal cukup menghitung
puncak dan lembah rata-rata, sedangkan periodenya dengan cara menghitung
puncak sebanyak 21 kali pengulangan.
3.3.1.5. Pengukuran Arus
Mengukur arus dilakukan pada beberapa lokasi dimana arus mempunyai
pengaruh penting. Penentuan titik pengamatan ini disesuaikan dengan kondisi
oseanografi lokal. Yang dilakukan adalah: Pengukuran distribusi 14 kecepatan,
dalam hal ini pengukuran dilakukan pada beberapa kedalaman dalam satu
penampang, yaitu dengan kedalaman 0,2d, 0,6d, 0,8d. Pengukuran arus dilakukan
pada 2 saat, yaitu pada pasang tertinggi (spring tide) dan surut terendah (neap tide).
Lama pengukuran masing-masing selama 25 jam dengan interval waktu tertentu
yaitu dari saat surut sampai saat surut berikutnya atau pada saat pasang sampai pada
saat pasang berikutnya atau disebut 1 siklus pasang surut
3.3.1.6. Suhu
Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan thermometer batang
dengan cara mencelupkan thermometer batang tersebut kedalam air selama
beberapa menit/detik, amati kemudian catat hasilnya.
3.3.1.7. Kecerahan
Pengukuran kecerahan dilakukan dengan menggunkan secchi disk dengan
cara memasukkan secchi disk kedalam perairan, amati berapa jarak batas sampai
secchi disk tidak terlihat lagi kemudian catat hasil data tersebut.
Nitrit. persiapan sampel dengan mengambil sampel air yang bersih dan
representatif. Selanjutnya, siapkan reagen Nitrit sesuai instruksi pada
kemasan, tambahkan sampel air dan reagen Nitrit ke dalam tabung reaksi,
dan campurkan dengan hati-hati. Biarkan larutan bereaksi selama waktu
yang ditentukan, kemudian amati perubahan warna yang terjadi dalam
tabung reaksi. Gunakan spektrofotometer atau alat pengukuran lainnya
untuk membaca absorbansi atau intensitas warna dalam tabung reaksi.
Terakhir, interpretasikan hasil pengukuran dengan membandingkannya
dengan standar yang ditetapkan untuk menentukan apakah konsentrasi nitrit
dalam air berada dalam kisaran yang aman.
Fosfat, alat spektrofotometer dinyalakan. Masukkan air pada 2 botol kuvet
sebanyak 10 ml. Masukkan buffer powder pillow citrate pada botol kuvet
lalu masukkan ke alat. Botol satunya masukkan reagent lalu aduk selama 2
menit sampai homogen. Setelah itu masukkan botol kuvet yang telah diberi
reagent ke alat, tunggu bebrapa menit sampai nilainya muncul.
Amonia. siapkan reagen Nessler sesuai petunjuk pada kemasan yang
mengandung kalium iodida, merkuri klorida, dan kalium hidroksida.
Tambahkan sampel air ke dalam tabung reaksi bersih dan beberapa tetes
reagen Nessler. Campurkan secara perlahan dan merata, lalu amati
perubahan warna dalam tabung reaksi yang menunjukkan konsentrasi
amonia. Gunakan spektrofotometer atau alat pengukuran lainnya untuk
membaca absorbansi atau intensitas warna. Gunakan kurva kalibrasi yang
diketahui untuk mengonversi nilai absorbansi menjadi konsentrasi amonia.
Terakhir, bandingkan hasil pengukuran dengan standar yang ditetapkan
untuk menentukan apakah konsentrasi amonia dalam air aman atau tidak.
TSS. Ambil sampel air yang akan diuji dalam wadah bersih. Siapkan filter
sesuai ukuran pori yang dibutuhkan. Tempatkan filter di alat penyaring dan
tuangkan sampel air ke dalamnya. Biarkan air mengalir perlahan hingga
hanya partikel TSS yang tersaring. Setelah penyaringan selesai, keringkan
filter dan timbang massa partikel TSS yang terperangkap. Gunakan massa
tersebut dan volume sampel air untuk menghitung konsentrasi TSS.
Keterangan :
Δd = kedalaman suatu titik pada dasar perairan
H 1 H 2 .....H N
Tinggi gelombang rata-rata : H
N
N /3
Periode gelombang signifikan : Ts 3
N Ti
i 1
t
Atau Ts= n
Prediksi Gelombang
a. Koreksi terhadap angin
Koreksi ketinggian. Jika kecepatan angin diukur pada ketinggian bukan
pada 8 - 12 m, maka perlu dikoreksi ke ketinggian 10 m. Jika pengukuran
b. Panjang Fetch
Perhitungan panjang fetch efektif menggunakan Peta RBI dan Peta Alur
Pelayaran dengan persamaan sebagai berikut:
Feff
Xi cos
cos
Dimana :
Xi = panjang fetch yang diukur dari titik observasi gelombang sampai memotong
garis pantai
α = deviasi pada kedua sisi (kanan dan kiri) arah angin dengan menggunakan
pertambahan 5o sampai sudut 45o.
c. Prediksi Gelombang
Persamaan yang digunakan untuk menentukan tinggi gelombang di perairan
dalam dari data kecepatan angin dan fetch adalah
2 gX
2
gHmo
4,13 10
U*2 2
U*
U *2
CD
U102
CD 0, 0011,1 0, 035U10
Sedangkan untuk gelombang yang berkembang secara penuh (full) dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan
gHmo
2
2,115 10 2
U*
gTp
2,398 102
u*
3.5.1.5. Arus
Untuk menghitung kecepatan arus dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
s
v
t
Dimana :
v = Kecepatan arus (meter/detik)
s = Jarak (meter)
t = Waktu tempuh (detik)
BOD diukur menggunakan DO meter atau water checker. Hasil data diolah
dalam bentuk peta sebaran berdasarkan hasil data insitu dan data exsitu.
3.5.2.2. COD
COD diukur menggunakan standar pengukuran di Laboratorium
menggunakan metode titrasi. Hasil dari analisis data diolah dalam bentuk peta
sebaran berdasarkan hasil data insitu dan data exsitu.
Analisis data logam berat yang diukur, diolah dalam bentuk peta sebaran
berdasarkan hasil data insitu dan data exsitu (analisis laboratorium).
3.5.3. Pembuatan Peta Sebaran Kualitas Air
Metode yang digunakan selama praktikum lapang adalah metode
pengamatan langsung (observasi) dan menggunakan alat GPS mapsounder. Untuk
melihat dan mendeskripsikan peta sebaran kualitas air data dianalisis menggunakan
Software Surfer 16.
NORTH
4.1. Oseanografi Fisik
25%
DATA PERIOD:
3.54 m/s
5%
WEST EAST
PROGRAM STUDI ILMU
KELAUTAN FAKULTAS
PERIKANAN DAN
KELAUTAN UNIVERSITAS
NAME:
>= 11.1
6/11/2023
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
8.8 - 11.1
5.7 - 8.8
1
WRPLOT View - Lakes Environmental Software
H a l | 21
H a l | 22
Angin dapat didefinisikan sebagai massa udara yang bergerak. Angin dapat
bergerak secara vertikal maupun horizontal dengan kecepatan yang bervariasi.
Angin akan bergerak dari tempat udara yang bertekanan tinggi ke tempat yang
bertekanan rendah. Pergerakan angin dapat diketahui polanya dengan
menggunakan data arah dan kecepatan angin yang dilakukan selama 24 jam.
Berdasarakan Gambar 4.1. angin di wilayah Angsana paling dominan
bertiup dari barat laut, kecepatan anginnya sangat tinggi berkisar 8,8 – 11.1 m/s. .
Angin yang berasal utara merupakan angin yang cukup bervariasi kecepatannya
yaitu mulai dari sangat tinggi (8,8 – 11.1 m/s), tinggi (5,7 – 8,8 m/s) dan sedang
(3,6 – 5,7 m/s). Angin yang berasal dari barat laut merupakan angin darat yang
paling dominan atau lama dan bervariasi kecepatannya yaitu mulai dari sangat
tinggi (8,8 – 11.1 m/s), tinggi (5,7 – 8,8 m/s), sedang (3,6 – 5,7 m/s), rendah (0,5 –
2,1 m/s) dan sangat rendah (0,5 – 2,1 m/s). Angin yang berasal barat juga
merupakan angin yang cukup bervariasi kecepatannya yaitu mulai dari sangat tinggi
(8,8 – 11.1 m/s), ), rendah (0,5 – 2,1 m/s) dan sangat rendah (0,5 – 2,1 m/s). ).
Pengamatan ini dilakukan selama 3 hari dimulai dari tanggal 19 Mei 2023 – 21 Mei
2023.
250
200
150
100
50
0
00.00
02.30
05.00
07.30
01.00
03.30
06.00
08.30
11.00
13.30
16.00
18.30
21.00
23.30
02.00
04.30
07.00
10:00
12:30
15:00
17:30
20:00
22:30
gelombang disebabkan oleh tiupan angin secara langsung maupun tidak langsung.
Pembentukan gelombang umumnya terjadi di daerah perairan lepas, saat
gelombang terbentuk gelombang akan bergerak dalam jarak yang panjang melintas
laut.
0.45 4
0.4 3.5
0.35
3
0.3 Tinggi Gelombang
2.5
Signifikan Hs (m)
0.25
2 Tinggi Rata Rata Hr (m)
0.2
1.5
0.15 Periode Signifikan Ts (s)
1
0.1
0.05 0.5
0 0
1 2 3 4
4.1.5. Arus
Arus Laut Permukaan merupakan gerakan massa air yang disebabkan oleh
angin yang berhembus di permukaan laut pada kedalaman kurang dari 200 m yang
berpindah dari satu tempat yang bertekanan udara tinggi ke tempat lain yang
bertekanan udara rendah yang sangat luas dan terjadi pada seluruh lautan di dunia
Arus adalah gerakan mengalir suatu massa air yang disebabkan oleh tiupan angin,
perbedaan densitas, atau pergerakan gelombang panjang, arus memiliki peranan
penting dalam menentukan kondisi suatu perairan.
Berdasarkan Gambar 4.8. kecepatan arus tertinggi sebesar 0,29 m/s dengan
arah 36° ini tercatat pada hari kedua tanggal 20 Mei 2023 pada pukul 06.00 pagi.
Serta kecepatan arus terendah tercatat sebesar 0,16 m/s dengan arah 176° ini juga
terjadi pada hari kedua pada pukul 14.00 siang. Arus pasang surut di Perairan
Angsana berkaitan erat dengan fenomena pasang surut yang terjadi. Ketika proses
pasang atau surut terjadi, maka arus akan memiliki kecepatan yang tinggi dan
mengarah ke arah daratan saat pasang terjadi dan menjauhi daratan ketika surut
terjadi. Selain penelitian arus dilakukan menggunakan batimetri. Untuk melihat
pola sebaran arus dapat juga dilihat dari hasil pengukuran pasang surut yang
dilakukan selama 1 jam sekali.
4.1.6. Suhu
Suhu permukaan laut merupakan salah satu faktor yang penting bagi
kehidupan organisme di lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas
metabolisme maupun perkembangbiakan dari organisme – organisme tersebut.
Suhu permukaan laut di wilayah Indonesia mempunyai kisaran yang cukup lebar
yaitu 26,0°C hingga 31,5°C. Berdasarkan Gambar 4.9. dapat diketahui hasil
pengukuran suhu perairan Angsana berkisar antara 28,9°C – 31,7oC. Warna biru
menunjukkan suhu perairan terendah dengan rentang 28°C hingga 29°C,
sedangkan warna merah menunjukkan suhu perairan tertinggi. kenaikan
permukaan air laut saat ini merupakan akibat dari pemanasan global yang tidak
terkendali sehingga menyebabkan perubahan iklim. Emisi gas rumah kaca
penyebab pemanasan global saat ini adalah yang terburuk sepanjang masa.Akibat
pemanasan ini, terjadi ekspansi termal yang menyebabkan lautan menjadi hangat
dan mengembang.
4.1.7. Kecerahan
4.2.1. Salinitas
Salinitas adalah kadar garam terlarut dalam air, dengan salinitas yang sesuai
standart dalam industri garam akan berdampak pada kualitas garam yang
dihasilkan. Salinitas tersusun dari tujuh ion utama, yaitu natrium, potasium, kalium,
magnesium, sulfat, bikarbonat, dan klorida. Salinitas air laut bebas bersifat ultra-
haline yaitu memiliki kisaran salinitas anatara 30 - 36 ppt. Sedangkan daerah pantai
mempunyai variasi salinitas yang lebih besar. Semua organisme dalam perairan
dapat hidup pada perairan yang mempunyai perubahan salinitas kecil (Hutabarat
dan Evans 1995).
Berdasarkan Gambar 4.11. hasil analisis sampel air di perairan Angsana
memiliki nilai salinitas yang beragam dan berkisar antara 23 ppt – 32 ppt. Salinitas
di bagian timur laut Perairan desa Angsana lebih tinggi dibandingkan dengan
bagian barat dayanya. Nilai salinitas tertinggi ditandai dengan kontur berwarna
merah muda. Sedangkan salinitas terendah yang ditandai dengan kontur yang
berwarna hijau muda. . Faktor yang mempengaruhi salinitas air laut diantaranya
adalah:
1. Penguapan: Makin besar tingkat penguapan air laut maka kadar salinitasnya akan
semakin tinggi dan sebaliknya di daerah yang rendah tingkat penguapannya maka
salinitasnya akan semakin rendah.
2. Curah hujan: Semakin besar curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitasnya
akan rendah dan jika curah hujan dilautan rendah maka salinitas semakin tinggi.
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara: Semakin banyak sungai yang
bermuara ke laut tersebut maka salinitas semakin rendah, sedangkan jika sedikit
sungai yang bermuara maka kadar salinitasnya akan semakin tinggi maka dari
itu salinitas air laut sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar (Agnas Setiawan,
2013 dalam Yulianti, 2015).
TSS (Total Suspended Solid) adalah material padatan dalam perairan yang
tersuspensi berupa zat organik maupun anorganik yang jika keberadaannya banyak
di perairan terutama di estuari dapat mengganggu ekosistem perairan. Sesuai
dengan penelitian Fadmawati et al. (2017) menyatakan bahwa TSS dan kekeruhan
memiliki hubungan yang sama, semakin meningkatnya nilai TSS maka nilai
kekeruhan juga akan meningkat. Berdasarkan Gambar 4.17. diketahui bahwa nilai
TSS tertinggi 16 ditandai dengan warna ungu, sedangkan nilai terendah 1 ditandai
dengan warna hitam. Pengaruh TSS pada perairan menyebabkan cahaya yang
masuk kedalam perairan terhambat, sehingga dapat menurunkan aktivitas
fotosintesis pada zooxanthellae. Sedimen yang terdeposit juga akan menutupi
permukaan polip karang sehingga akan meningkatkan kebutuhan energy metabolic
untuk menghilangkannya kembali.
4.2.8. Amonia
Fosfat adalah suatu senyawa yang merupakan salah satu nutrien penting bagi
biota di perairan laut. Fosfat digunakan oleh biota laut untuk pertumbuhan dan
keperluan metabolisme. Fosfat ini dapat menjadi indikator untuk kesuburan suatu
perairan. Berdasarkan Gambar 4.21. hasil analisis kadar fosfat di Perairan Angsana
menunjukkan kadar fosfat berkisar dari 0,04 – 1,84 mg/l. Berdasarkan Kepmen LH
nomor 51 tahun 2004 menyatakan standar baku mutu kadar fosfat untuk biota laut
adalah sebesar 0,015 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa kadar fosfat di perairan
Pantai Angsana lebih tinggi sehingga kadar nitrat dan fosfat yang tinggi ini menjadi
petunjuk bahwa Perairan Pantai Angsana kaya dengan unsur hara yang menjadi
sumber makanan utama fitoplankton.
Logam berat (Fe) adalah unsur yang mempunyai densitas lebih dari 5
gr/cm3. Logam-logam berat merupakan salah satu dari bahan pencemar lingkungan,
dan beberapa dari unsur logam tersebut merupakan logam yang paling berbahaya.
Logam berat banyak digunakan sebagai bahan baku maupun media penolong dalam
berbagai jenis industri. Masuknya limbah ini ke perairan laut dapat mengurangi
kualitas perairan dan menimbulkan pencemaran. Selain mengubah kualitas
perairan, logam berat yang terendapkan bersama dengan sedimen juga dapat
menyebabkan transfer bahan kimia beracun dari sedimen ke organisme (Zuraida,
2010 dalam Permanawati et al., 2013). Berdasarkan Gambar 4.22. nilai sebaran
logam berat di Perairan Angsana berkisar 0,02 – 0,15 mg/l. Berdasarkan baku mutu
air laut nilai logam berat (Fe) senilai 0,003 mg/l. Sebaran Logam Berat (Fe) di
Perairan Angsana Cenderung tinggi di wilayah muara sungai dan semakin
berkurang di wilayah tengah laut.
5.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Salmin. (2005). Oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologi (BOD)
sebagai salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan. Jurnal
Oseana, 30(3), 21–26.
Santoso, AD(2011). Kualitas Nutrien Perairan Teluk Lampung. Jurnal Lingkungan,
7(2), 140-144HurunTeknologi.
Sary, 2006. Bahan Kuliah Manajemen Kualitas Air. Politehnik vedca. Cianjur.
Surinati, D. 2007. Pasang Surut dan Energinya. Jurnal Oseana LIPI Volume 2007
32(1) : 15 – 22.
Triatmodjo, B., 1999. Teknik Pantai. Penerbit Beta
Trujillo, A., dan Thurman, H. 2008. Es-sentials of Oceanography. Pearson Prentice
Hall, Pearson Education Inc. New Jersey.
Umar, M.T., Meagaung, W.M., & Fachruddin, L. (2001). Kandungan Logam Berat
Cu pada Air, Sedimen dan Kerang Marcia sp. di Teluk Parepare, Sulsel.
Makassar: Universitas Hasanudin Press.
Waldopo, dkk. 2008. Perairan Darat dan Laut. www.google.com. Diakses hari
Kamis 1 Juni 2023.
LAMPIRAN
ID WMO :-
Nama Stasiun :
Lintang : 3.771 869 4
Lintang : 115.588 43
Elevasi : 59
Tanggal Kecepatan Angin Arah Angin suhu
5/19/2023 0.9 232 29˚
5/19/2023 1.3 238 27˚
5/19/2023 0 246 27˚
5/19/2023 0 295 26˚
5/19/2023 0.4 280 25˚
5/19/2023 0 237 25˚
5/19/2023 0.4 244 25˚
5/19/2023 0 245 24˚
5/19/2023 0.9 225 24˚
5/19/2023 0 207 25˚
5/19/2023 0.9 207 25˚
5/19/2023 0 233 24˚
5/19/2023 0 233 24˚
5/19/2023 0.9 233 24˚
5/19/2023 2.7 197 25˚
5/19/2023 1.3 192 26˚
5/19/2023 0.9 199 28˚
5/19/2023 0.9 208 28˚
5/19/2023 1.3 192 31˚
5/19/2023 0.9 175 34˚
5/19/2023 1.8 252 42˚
5/19/2023 4 304 38˚
5/19/2023 6.7 294 36˚
5/19/2023 5.4 245 38˚
5/19/2023 3.6 332 39˚
5/19/2023 2.7 324 38˚
5/19/2023 3.6 297 38˚
5/19/2023 7.6 298 38˚
5/19/2023 8 302 38˚
5/19/2023 6.3 302 38˚
5/19/2023 3.1 316 37˚
Stansiun 2
Stasiun 3
Peri
No, Tinggi Periode No, Tinggi
Puncak Lembah ode
Gelombang (m) (T) Urut (m)
(T)
1 150 134 0,16 4 21
2 155 135 0,2 2 20
3 151 135 0,16 26 20
101 101
4 151 130 0,21 27 20
Detik Detik
5 147 140 0,07 19 19
6 150 135 0,15 1 16
7 155 139 0,16 3 16
Logam DO DO
BOD BOD 5 COD
X Y Berat awal akhir
115.5826 -
0.15 13.5 8.8 4.7 8.8 6.3
09 3.78299
115,578,4 -
0.02 11 10.5 0.5 10.5 16.3
96 3.78807
-
115.5722
3.78635 5.5
66
9 0.06 11.2 11 0.2 11
-
115.6014
3.78164 16
69
6 0.04 23 11 12 11
-
115.5972
3.78588 16.3
60
3 0.08 23 11 12 11