Anda di halaman 1dari 11

ANALISA PETROGRAPH GUNUNG BROMO

Oleh :
Bayo Febri Harahap 111.130.069
Wisnu Ismunandar 111.130.029
Natanael Kevin Prima 111.130.161
Abie Latif Subekti 111.130.194
Faisal Arifian Kaeliana 111.130.170
Ghifari Syahfri Mantovani 111.130.201

MATAKULIAH VULKANOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2016

G. BROMO, JAWA TIMUR

G. Bromo dilihat dari Pos PGA di Desa Ngadisari


KETERANGAN UMUM
Nama : G. Bromo
Nama Lain : Brama
Lokasi :
a. Geografi : 7 56' 30" LS dan 112 57' BT. (Atlas Trop. Nederl.1938, lembar 22).
b. Administrasi : Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura,Kabupaten Probolinggo,
Prop. Jawa Timur.
Ketinggian :
a. dari muka air laut :2.329 m dml.
b. dari dasar kaldera : 200 m (ketinggian dasar kaldera 2.100 mdml dan dikenal sebagai
daerah lautan pasir)
Kota Terdekat : Probolinggo
Tipe Gunungapi : Kerucut sinder dalam kaldera
Geografi : 7 55' 40,18" LS dan 112 58' 07,56 BT Elevasi : 2275dpl
Administrasi : Pos PGA G. Bromo terletak di Cemoro Lawang, DesaNgadisari, Kec. Sukapura,
Kab. Probolinggo, Propinsi Jawa Timur.
Gunung Bromo

Gunung Bromo merupakan salah satu gunung dari lima gunung yang terdapat
di komplek Pegunungan Tengger di laut pasir. Daya tarik gunung ini adalah
merupakan gunung yang masih aktif dan dapat dengan mudah didaki/dikunjungi.
Obyek wisata Gunung Bromo ini merupakan fenomena dan atraksi alami yang
merupakan salah satu daya tarik pengunjung. Kekhasan gejala alam yang tidak
ditemukan di tempat lain adalah adanya kawah di tengah kawah (creater in the
creater) dengan hamparan laut pasir yang mengelilinginya. Bila kita sampai di
puncak maka tampak kawah Bromo yang menganga lebar dengan kepulan asap
yang keluar dari dasarnya yang menandakan gunung ini masih aktif. Dari puncak
inilah pengunjung dapat menikmati/menyaksikan kawah Bromo dengan kepulankepulan asapnya yang relatif tipis, serta ke arah belakang dapat menyaksikan
keindahan

panorama

hamparan

laut

pasir

dengan

siluet

alamnya

yang

mempesonakan. Daya tarik lainnya, adalah bahwa gunung ini merupakan tempat
bagi berlangsungnya acara puncak upacara ritual masyarakat Tengger (Kasada)
yakni berupa pelemparan hasil bumi sebagai persembahan ke kawah Gunung
Bromo. Upacara inilah yang menarik wisatawan untuk menyaksikan acara yang
hanya berlangsung satu tahun sekali, pada tanggal 14 bulan ke sepuluh, Kalender
Jawa melakukan upacara adat/keagamaan umat Hindu Tengger atau disebut juga
Upacara Kesodo, upacara ini berpusat di sekeliling kawah Gunungapi Bromo.
SEJARAH LETUSAN
Berdasarkan catatan sejarah, letusan atau peningkatan kegiatan vulkanik
Gunungapi Bromo mulai tercatat sejak tahun 1804, erupsinya dapat berlangsung
pendek yaitu beberapa hari saja (contoh : 12 14 Juni 1860) tetapi dapat pula
berlangsung satu bulan atau lebih secara terus menerus. Daur erupsi Gunungapi
Bromo tidak menentu yaitu masa istirahat terpendek kurang dari satu tahun
sedangkan masa istirahat terpanjang 16 tahun. Peningkatan kegiatan/letusan yang
tercatat dalam sejarah aktifitas vulkanik Gunungapi Bromo sejak lebih kurang 200
tahun yang lalu dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel Sejarah letusan menurut Neumann van Padang (1951, p. 146 147)
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

URUTANLETUSAN
1804
1815
1820
1822-1823
1825
1829
1830
1835
1842
1843

KETERANGAN
BulanSeptember
28Desember-Januari
58Nopember
511Nopember
3Maretdan1516Desember
24JanuariJuni
Januari

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

1844
1856
1857
1858
1859
1860
1865
1866
1867
1868
1877
1885
1886
1887
1888
1890
1893
1896
1906
1907

9Nopember
4Maretdan18Oktober
1214Juni
April,Mei,dan118Desember
Juli
13Desember
12Januari
14April
Juni?,31Oktober30Desember
110Januari;1526April,11Nopemberdan31Desember
925Januari
27Pebruari
MeiSeptember
Januari27Maret
25September26Desember
1115Januari,19Maret,18Mei,

31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.

1908
1909
1910
1915
1916
1921
1922
1928
1929
1930
1930
1935
1940
1948
1949
1950
1956
1972

49.

1980

50.
51.
52
53.
54

1984
1995
2000
2004
2010

12Pebruari
1214Januari
1821Januari
NopemberdanDesember
JanuariJuni
Juni17Oktober
517Pebruari;14April,1020Juni
AprilJuli;16Desember
7Agustus8September
30Mei25Juni
29JuniJuli
Juli
25April2Mei,3Juli
15Pebruari25April
Diragukan
2729Mei
?
26Januari,diawalidenganterdengarnya suaragemuruh dari
dalam bumi, kemudian disusul oleh munculnya tiang asap
Hembusan
asap selama
1 2 hari
saja,
kemudian
diikuti
yang warnanya
agak gelap.
Hujan
terus
menerus
darioleh
26
Pada
11 dan
14lemparan
Juli terjadi
peningkatan
lagi pijar
berupa
suara tanggal
dentuman
material
gunungapi
ke
12
31 Mei,
terjadi
peningkatan
G. Bromo
berupa
semburan
asap
berwarna
hitam kegiatan
setinggi lebih
kurang
800
9
Maret,disertai
terjadi suara
letusan
asap disertai
abu keabudengan
letusan
dentuman.
Asap hujan
putih tebal
29
November
erupsi
abu berlangsung
ketinggian
asapterjadi
berkisar
80250
meter di atas menerus
puncak. hingga
Letusan
terjadi
tanggal
8 juni 2004
15.26800
WIB,
dimana
bulan Januari
2001.
Ketinggian
abupukul
mencapai
meter
dari K.
Tanggal
8 November
pukul
2 siang,
teramati
perubahan
terjadi letusan
freatiksekitar
secara
tiba-tiba
tanpa
diawali
asap G.Vulkanik
Bromo dari
yang (A)
sebelumnya
berwarna
putih tebal
Gempa
Dalam
hingga tanggal
20 November
terekamsebanyak76kejadiansedangkangempaVulkanik
Tanggal20November pukul05pagiterjadiletusaneksplosif
darikawahG.Bromoberwarnacoklatdenganketinggian200Tanggal 23November pukul05pagi,kembali letusan
terjadi
darikawahG. Bromodengantinggimencapai400meter.Pada pukul
808:00,
status
G.Bromo
dinaikkan
keSiaga/level
III.
Tremorvulkaniksemakinmembesarhinggamencapai30mm
dansoreharisekitarpukul2 siangletusanlebihbesarterjadi dengan
ketinggian
asap sekitar 400-800 meter, kemudian
padapukul15:30aktivitasvulkanikG.
Bromosehinggastatus
dinaikkanmenjadiAwas/levelIV.
Tanggal25-29November
letusanmenerusdengantinggiasap400-800dan
berwarna
kelabucoklat. Berarahbarat-baratdaya

Tanggal6
Desemberpukul12:45,statusAwasditurunkan
menjadiSiaga
setelah
dilakukanevaluasiaktivitasvulkanikG.
Bromoyangmemperlihatkan
intensitasletusanmenerusyang
mulaimenurun.
Tanggal13
Desember,erupsiabu
kembalimeningkatkembali.
Amplitudamaksimumtremormeningkatdarirata-rata5
mm
menjadi15mm..Tanggal19Desember,erupsidiiringidengan
2 kali sura dentuman terjadi pada pukul 10:17 dan 11:27.
Erupsiterusberlangsunghinggasaatini(April2011)

Karakter Letusan
Sepanjang sejarah, karakter erupsi bersifat efusif dan eksplosif dari kawah
pusat, setiap kali erupsi menyemburkan abu, pasir, lapilli, dan kadang-kadang
melontarkan bongkah lava dan bom vulkanik, kecuali pada kegiatan 1980, pada
dasar kawah terbentuk sumbat lava. Kegiatan G. Bromo pada saat ini umumnya
berupa hembusan asap putih tipis hingga putih tebal dengan ketinggian sekitar 50
m hingga 100 m dari bibir kawah dengan arah hembusan umumnya berarah Barat
dan Baratlaut. Kondisi hembusan asap G. Bromo biasanya meningkat ketika terjadi
curah hujan yang tinggi. Hal ini juga berhubungan dengan karakteristik letusannya
yang berupa letusan freatik yang merupakan hasil kontak antara magma dengan
sistem hidrothermal di tempat tersebut. Periode erupsi dapat berlangsung pendek
yaitu beberapa hari saja (12 14 Juni 1860), tetapi dapat pula berlangsung satu
bulan atau lebih secara terus menerus. Interval erupsi gunungapi Bromo tidak
menentu yaitu masa istirahat terpendek kurang dari satu tahun sedangkan masa
istirahat terpanjang 16 tahun.

Selama 2 dekade terakhir ini G. Bromo telah meletus sebanyak 3 kali, yaitu
tahun 1995, 2000, dan 2004. Interval letusan berkisar pada 4 5 tahun. Letusan
terakhir G. Bromo ini umumnya berupa letusan abu dengan tinggi berkisar 300
3000 m yang berlangsung singkat atau terkadang berlangsung beberapa hari
dengan lemparan material bisa mencapai radius 300 600 m dari pusat kawah.
Letusan G. Bromo ini umumnya menyebabkan terjadinya hujan abu di daerah
sekitar G. Bromo.

Letusan G. Bromo 8 Juni 2004

Peningkatan kegiatan G. Bromo terakhir terjadi pada bulan September 2006,


dimana terekam Gempa Tremor secara terus menerus pada tanggal 25 Agustus 7
September 2006. Amplituda maksimum Gempa Tremor telah mencapai 30 mm dan
asap kawah teramati berwarna kelabu tebal dengan tinggi berkisar 60 -100 m.
Peningkatan kegiatan ini tidak disertai terjadinya letusan.
GEOLOGI
Sejarah Pembentukan Gunungapi Bromo :
Pegunungan Tengger mempunyai sejarah gunungapi yang panjang, dimulai
dari 1,4 juta tahun yang lalu (Mulyadi, 1992). Para ahli gunungapi menamakan
pegunungan ini dengan Komplek Bromo Tengger, terdiri dari beberapa tubuh
gunungapi dengan pusat erupsi utamanya membentuk busur. Pada masa
pertumbuhannya

kegiatan

eksplosif

dan

efusif

telah

membentuk

kerucut

Nongkojajar (1,4 0,2 juta tahun yang lalu), Kerucut Ngadisari (822 90 ribu
tahun yang lalu), Kerucut Tengger Tua (265 40 ribu tahun yang lalu), Kerucut
Keciri (tidak diketahui umurnya) dan Kerucut Cemoro Lawang (144 - 135 30 ribu
tahun yang lalu).

Pada kegiatan eksplosif yang besar, kerucut-kerucut tersebut sebahagian


terhancurkan dan terbentuklah kaldera dengan urutan tertua ke muda sebagai
berikut :
1. Kaldera Nongkojajar
2. Kaldera Ngadisari
3. Kaldera Keciri,
4. Kaldera Lautan Pasir
Kerucut Gunungapi Bromo merupakan satu-satunya pusat kegiatan postkaldera Lautan Pasir yang masih menunjukkan aktifitas vulkanik sampai sekarang.
Beberapa kerucut yang berada di dalam kaldera Lautan Pasir namun sudah tidak
aktif lagi.

Peta Geologi G.Bromo

GEOKIMIA

Kimia Batuan
Hasil analisis kimia terhadap batuan lava dan batuan intrusi di daerah Pananjakan
adalah sebagai berikut :
Tabel Hasil analisa kimia batuan daerah Pananjakan
No.

Komposisi

Lokasi
Lava-1

Lava-2

Lava-3

Dike

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

SiO2
Al2O3
Fe2O3
CaO
MgO
Na2O
K2O
MnO
TiO2
P2O5
H 2O
HD

52,16
16,20
10,59
11,31
3,75
2,74
0,95
0,19
1,15
0,34
0,16
0,17

51,06
16,16
11,16
11,08
4,37
3,17
0,60
0,18
1,26
0,30
0,16
0,20

50,91
16,63
11,64
10,31
4,93
2,95
0,54
0,21
1,02
0,50
0,18
0,60

51,75
16,74
12,06
10,32
4,84
2,97
0,63
0,19
1,03
0,43
0,09
0,39

Kimia Air
Pengukuran kandungan unsur kimia dari mata air Widodaren G. Bromo. Mata air
dingin ini berada di sebelah Barat dari kawah G. Bromo.
TabelPerbandinganhasilanalisaairdarisumbermataairWidodaren

pHLab.
DHL
Natrium(Na)
Kalium(K)
Kalsium(Ca)
Magnesium(Mg)
Besi(Fe)
Aluminium(Al)
Arsen(As)
Amonia(NH3)
Boron(B)
Flour(F)
Klorida(Cl)
Sulfat(SO4)
Bikarbonat(HCO3)
Silika(SiO2)

6.46
mhos/cm
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

29.09
8.40
31.63
8.93
0.00
0.04
0.00
0.00
1.58
65.32
67.00
33.39
33.67

6.72
399.00
18.38
5.62
38.74
8.26
0.00
1.18
0.83
0.59
72.91
62.16
16.42
68.00

Kimia Gas
Pengukuran kandunganSO2dariasapkawahG.Bromodilakukandengandua
metode,yaitusecaralangsungdaribibirkawahdenganmenggunakanalatDragerX-am
7000dansecaratidaklangsungdenganmenggunakanalatDOAS.

Tabel Perbandingan hasil analisa air dari sumber mata air Widodaren
Parameter Unit 7 Maret 2007 25 Oktober 2008

Pengukuran kandungan SO2 dari asap kawah G. Bromo dilakukan dengan dua
metode, yaitu secara langsung dari bibir kawah dengan menggunakan alat Drager X-am
7000 dan secara tidak langsung dengan menggunakan alat DOAS.

Sour

SiO

Al2

Fe2

Ca

Mg

Na2

K2

Mn

Ti

P2

H2

ce
Lava

2
52.

O3

O3
10.5

O
11.

O
3.7

O
2.7

O
0.9

O
0.1

O2
1.1

O5
0.3

O
D
0.1 0.1

-1
Lava

16
51.

9
11.1

31
11.

5
4.3

4
3.1

9
0.1

5
1.2

16.1

-2
Lava

06
50.

6
16.6

6
11.6

08
10.

7
4.9

7
2.9

0.5

8
0.2

6
1.0

-3

91
51.

3
16.7

4
12.0

31
10.

3
4.8

5
2.9

4
0.6

1
0.1

2
1.0

75

32

Dike

16.2

0.6

0.3
0.5
0.4
3

6
0.1
6
0.1

7
0.2

0.6
8
0.0 0.3
9

Kesimpulan:
Hasil analisis kimia terhadap batuan lava dan batuan intrusi di daerah Pananjakan didapat
nilai grafik Si02 vs Na2O+K2O berupa jenis batuan basaltic andesite-basalt dan dilihat dari
grafik SiO2 vs K2O didapat jenis magma pada daerah telitian berupa sub alkalic rocks dan
calc-alkaline series. Dari data kimia SiO2 didapat nilai 51-52% sehingga merujuk pada bown
maka diklasifikasikan merupakan batuan intermediet, dari data tersebut dapat kita
interpretasi bahwa magma gunung bromo merupakan asimilasi dari peleburan dua kerak
yaitu kerak benua dengan sifat asam dan kerak samudra dengan sifat basa akibat subduksi.

Anda mungkin juga menyukai