Anda di halaman 1dari 5

Laboratorium Vulkanologi

Gunung Tambora Pendahuluan


Gunung Tambora (atau Tomboro) adalah sebuah stratovolcano aktif yang terletak di pulau Sumbawa, Indonesia. Gunung ini terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut, dan Kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara), Provinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya pada 815' LS dan 118 BT. Gunung ini terletak baik di sisi utara dan selatan kerak oseanik. Tambora terbentuk oleh zona subduksi di bawahnya. Hal ini meningkatkan ketinggian Tambora sampai 4.300 m[2] yang membuat gunung ini pernah menjadi salah satu puncak tertinggi di Nusantara dan mengeringkan dapur magma besar di dalam gunung ini. Perlu waktu seabad untuk mengisi kembali dapur magma tersebut.

Morfologi Gunung Tambora


Gunung Tambora terletak di pulau Sumbawa yang merupakan bagian dari kepulauan Nusa Tenggara. Gunung ini adalah bagian dari busur Sunda, tali dari kepulauan vulkanik yang membentuk rantai selatan kepulauan Indonesia.[7] Tambora membentuk semenanjungnya sendiri di pulau Sumbawa yang disebut semenanjungv Sanggar. Di sisi utara semenanjung tersebut, terdapat laut Flores, dan di sebelah selatan terdapat teluk Saleh dengan panjang 86 km dan lebar 36 km. Pada mulut teluk Saleh, terdapat pulau kecil yang disebut Mojo. Secara morfologis, tambora berbentuk perisai dengan puncaknya ditempati oleh kaldera besar yang terbentuk pada letusan tahun 1815. Diameter kaldera sekitar 7 km dengan Suwinda Sabrina 111.100.126 Plug 5

Page 1

Laboratorium Vulkanologi kedalaman 1100 m. Sebuah danau kecil musiman terdapat di lantai kaldera dan lusinan aktivitas fumarol terbentuk di dinding bawah kaldera. Di lantai kaldera ada juga kubah kerucut kecil dengan nama Doro Api yang terbentuk pasca terbentuknya kaldera dengan tinggi 100 m.

Sejarah geologis dan pertumbuhannya Tambora terbentang 340 km di sebelah utara sistem palung Jawa dan 180-190 km di atas zona subduksi. Gunung ini terletak baik di sisi utara dan selatan kerak oseanik.[11] Gunung ini memiliki laju konvergensi sebesar 7.8 cm per tahun.[12] Tambora diperkirakan telah berada di bumi sejak 57.000 BP (penanggalan radiokarbon standar).[3] Ketika gunung ini meninggi akibat proses geologi di bawahnya, dapur magma yang besar ikut terbentuk dan sekaligus mengosongkan isi magma. Pulau Mojo pun ikut terbentuk sebagai bagian dari proses geologi ini di mana teluk Saleh pada awalnya merupakan cekungan samudera (sekitar 25.000 BP).[3] Menurut penyelidikan geologi, kerucut vulkanik yang tinggi sudah terbentuk sebelum letusan tahun 1815 dengan karakteristik yang sama dengan bentuk stratovolcano.[13] Diameter lubang tersebut mencapai 60 km.[7] Lubang utama sering kali memancarkan lava yang mengalir turun secara teratur dengan deras ke lereng yang curam. Sejak letusan tahun 1815, pada bagian paling bawah terdapat endapan lava dan material piroklastik. Kira-kira 40% dari lapisan diwakili oleh 1-4 m aliran lava tipis.[13] Scoria tipis diproduksi oleh fragmentasi aliran lava. Pada bagian atas, lava ditutup oleh scoria, tuff dan bebatuan piroklastik yang mengalir ke bawah.[13] Pada gunung Tambora, terdapat 20 Suwinda Sabrina 111.100.126 Plug 5

Page 2

Laboratorium Vulkanologi kawah.[12] Beberapa kawah memiliki nama, misalnya Tahe (877 m), Molo (602 m), Kadiendinae, Kubah (1648 m) dan Doro Api Toi. Kawah tersebut juga memproduksi aliran lava basal.

Pemantauan
Dengan menggunakan teknik penanggalan radiokarbon, dinyatakan bahwa gunung Tambora telah meletus tiga kali sebelum letusan tahun 1815, tetapi besarnya letusan tidak diketahui.[14] Perkiraan tanggal letusannya ialah tahun 3910 SM 200 tahun, 3050 SM dan 740 150 tahun. Ketiga letusan tersebut memiliki karakteristik letusan yang sama. Masing-masing letusan memiliki letusan di lubang utama, tetapi terdapat pengecualian untuk letusan ketiga. Pada letusan ketiga, tidak terdapat aliran piroklastik. Pada tahun 1812, gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak letusannya terjadi pada bulan April tahun 1815.[14] Besar letusan ini masuk ke dalam skala tujuh Volcanic Explosivity Index (VEI), dengan jumlah semburan tefrit sebesar 1.6 1011 meter kubik.[14] Karakteristik letusannya termasuk letusan di lubang utama, aliran piroklastik, korban jiwa, kerusakan tanah dan lahan, tsunami dan runtuhnya kaldera. Letusan ketiga ini memengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktivitas Tambora setelah letusan tersebut baru berhenti pada tanggal 15 Juli 1815.[14] Aktivitas selanjutnya kemudian terjadi pada bulan Agustus tahun 1819 dengan adanya letusan-letusan kecil dengan api dan bunyi gemuruh disertai gempa susulan yang dianggap sebagai bagian dari letusan tahun 1815.[4] Letusan ini masuk dalam skala kedua pada skala VEI. Sekitar tahun 1880 30 tahun, Tambora kembali meletus, tetapi hanya di dalam kaldera.[14] Letusan ini membuat aliran lava kecil dan ekstrusi kubah lava, yang kemudian membentuk kawah baru bernama Doro Api Toi di dalam kaldera.[15]

Gunung Tambora masih berstatus aktif. Kubah lava kecil dan aliran lava masih terjadi pada lantai kaldera pada abad ke-19 dan abad ke-20.[1] Letusan terakhir terjadi pada tahun 1967,[14] yang disertai dengan gempa dan terukur pada skala 0 VEI, yang berarti letusan terjadi tanpa disertai dengan ledakan. Suwinda Sabrina 111.100.126 Plug 5

Page 3

Laboratorium Vulkanologi

Kawasan Rawan Bencana


Kepala Bidang Geologi dan Sumberdaya Mineral Dinas Pertambangan dan Energi Nusa Tenggara Barat Muhammaddun mengatakan, terdapat tiga kawasan rawan bencana di Gunung Tambora. Pertama, kawasan rawan bencana I yang berada di radius 8 kilometer. Kedua, kawasan rawan bencana II di radius 5 kilometer. Ketiga, kawasan rawan bencana III di radius 3 kilometer. Pada tiga kawasan rawan bencana itu tidak terdapat permukiman penduduk. Namun tetap dikosongkan dari aktivitas masyarakat baik pencari kayu maupun wisatawan Selanjutnya, masyarakat yang tinggal dikawasan aliran sungai baik yang berada di Bima maupun Dompu juga diminta waspada jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan frekuensi yang menimbulkan hembusan lava pija

Suwinda Sabrina 111.100.126 Plug 5

Page 4

Laboratorium Vulkanologi

Daftar Pustaka
http://geoenviron.blogspot.com/2012/09/gunung-tambora.html http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Tambora http://nasional.news.viva.co.id/news/read/246404-ada-3-kawasan-rawan-bencanadi-gunung-tambora

Suwinda Sabrina 111.100.126 Plug 5

Page 5

Anda mungkin juga menyukai