Anda di halaman 1dari 4

Cari paper tentang gunung api sesuai kelompok tersebut di atas!

(Boleh lebih dari 1 paper)


Buatlah resume tentang data gunung api (lokasi, tectonic setting), riwayat letusan,
tipe letusan, hasil letusan, dampak dan informasi lainnya
Dikumpul pada saat UTS

GUNUNG KELUD

1. LOKASI :

Gunung Kelud merupakan gunungapi strato yang termasuk gunungapi teraktif di Indonesia. Gunung ini
secara administratif terletak di tiga wilayah yaitu Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang dengan
ketinggian 1731 m dpal. Secara geografis terletak pada 7o 56’LS dan 112o 18,5’ BT.

2. SETTING TEKTONIK

Kelud merupakan stratovolcano komposit dibangun oleh akumulasi banyak aliran lava (sisi timur dan
timur laut) aliran piroklastik, lonjakan piroklastik dan deposit lahar dari aktivitas termuda gunung berapi.
Deposit puinglongsoran, beberapa ratus meter tebal mendasari deposit, dan diproduksi oleh kemiringan
kegagalan sisi barat gunung berapi (Thouret et al., 1998), Manfred J, et al., (2000).

3. RIWAYAT LETUSAN

Sejarah Letusan Gunung Kelud Gunung Kelud termasuk dalam tipe stratovulkan (strato-vulcano) dengan
karakteristik letusan yang eksplosif.Selain itu, merupakan salah satu gunungapi yang letusannya bersifat
mendadak dan merusak.Terbukti dalam catatan sejarah, bahwa Gunung Kelud termasuk gunung yang
pernah memakan banyak korban jiwa hingga ribuan, namun tipe letusan Gunung Kelud cepat
mereda.Sejak 1901, Gunung Kelud tercatat pernah meletus sebanyak delapan kali ditunjukan pada Tabel
2.

4. TIPE DAN HASIL LETUSAN

Kajian atas proses, tipe dan produk letusan Gunung Kelud yang terjadi pada tanggal 10 Februari 1990
memberikan kejelasan karakteristik letusan gunung api ini, yaitu bertipe St. Vincent dengan tinggi tiang
asap letusan mencapai lebih dari 10 km, memuntahkan 150 – 200 juta m3 rempah letusan (piroklastika)
dalam waktu yang relatif singkat (kurang dari 10 jam). Lahar letusan terjadi jika volume air danau kawah
mencapai lebih dari 5 juta m3 (?), dan dampak letusan yang memusnahkan kawasan puncak gunung api
ini, paling tidak dalam radius 5 km dari titik erupsi akibat seruakan (surge) awan panas letusan (Pratomo,
drr. 1991; Pratomo, 1992; Bourdier drr., 1997). Setiap letusannya selalu diakhiri dengan pembentukan
sumbat lava pada lubang kepundannya.

Berdasarkan kajian sekuen letusan Gunung Kelud pada tahun 1990, pada gunung api yang mempunyai
danau kawah, proses erupsi selalu diawali oleh letusan uap (freatik), kemudian berkembang menjadI
letusan freato-magmatik yang disertai seruakan (surge) hingga letusan magmatik yang menghasilkan
skoria dan batuapung, terjadi dalam waktu relatif singkat (kurang dari 10 jam).

Karakteristik sekuen endapan letusan tersebut di atas, diawali oleh endapan letusan freatik yang basah
dan lembab (humid), tersebar dalam radius 5 – 10 km dari pusat erupsi, menyebabkan endapan sekuen
letusan berikutnya (berupa batuapung, pasir, lapili dan abu) terekatkan oleh endapan freatik yang
basah, sehingga menumpuk dan membebani atap bangunan dan tetumbuhan yang tertimpa endapan
ini. Endapan tersebut di atas dapat mengakibatkan runtuhnya atap bangunan dan patahnya dahan dan
ranting tetumbuhan akibat tidak mampu menahan beban endapan tersebut. Kejadian seperti ini
menjadi penyebab tewasnya 32 orang yang berlindung di dalam gudang sebuah pabrik kopi dalam
radius 10 km dari pusat erupsi (letusan Gunung Kelud pada 10 Februari 1990).

5. DAMPAK

Akibat material vulkanik Gunung Kelud menyebabkan sarana dan prasarana di Kecamatan Ngantang
mengalami kerusakan antara lain jaringan air bersih, jaringan jalan dan lahan pertanian [4]. Dampak dari
letusan tersebut tidak seperti letusan sebelumnya dikarenakan aliran lahar maupun material vulkanik
yang dikeluarkan mengarah pada Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang yang sebelumnya tidak
diperkirakan dan tidak sesuai dengan peta Kawasan Rawan Bencana yang dikeluarkan oleh Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). (SUMBER : Analisis Resiko Bencana Sebelum dan
Setelah Letusan Gunung Kelud Tahun 2014 (Studi kasus di Kecamatan Ngantang, Malang))

Berdasarkan kondisi dampak bencana letusan Gunung Kelud yang mengakibatkan kerusakan yang parah
bagi infrastruktur maupun lahan pertanian di Kecamatan Ngantang maka dalam penelitian dilakukan
pengkajian resiko bencana Gunung Kelud. (SUMBER Analisis Resiko Bencana Sebelum dan Setelah
Letusan Gunung Kelud Tahun 2014 (Studi kasus di Kecamatan Ngantang, Malang)

Berdasarkan kondisi geologi dan resiko yang terjadi saat letusan gunungapi, tipologi kawasan rawan
bencana gunungapi dibagi menjadi tiga sesuai dengan bahaya sekunder maupun primer. Kawasan
Rawan Bencana (KRB) Gunung Kelud yang terdampak di Kecamatan Ngantang ditetapkan dua tipologi
antara lain (Gambar 1):

• KRB II yaitu kawasan yang mempunyai resiko sedang terhadap letusan gunungapi. Kawasan
permukiman yang terlanda yaitu Desa Pandansari (Plumbang), Desa Pagersari (Celaket, Pagersari), Desa
Sidodadi (Salam, Sidomulyo, Sekar, Sumantoro), Desa Ngantru (Bayanan, Tepus) dan Desa Banturejo
(Banu, Sromo)
• KRB I yaitu kawasan tersebut mempunyai resiko rendah terhadap bencana. Kawasan permukiman
yang merupakan KRB I antara lain, Desa Pandansari (Bales, Sambirejo, Wonorejo, Munjung, Klangon),
Desa Pagersari (Gombong), Desa Sidodadi (Simo), Desa Ngantru (Kenteng), Desa Banturejo (Ngraban).
Letusan Gunung Kelud selalu mengarah ke selatan dan barat daya menuju Kali Putih dan Kali
Badak.Letusan pada tahun 2007 merubah kawah menjadi kubah.Perubahan kawah menjadi kubah
tersebut mengakibatkan letusan yang lebih besar pada tahun 2014.Pada Februari 2014, letusan Gunung
Kelud bersifat eksplosif dengan lontaran batu dan kerikil hingga radius 8 km serta mengarah ke
utara.Jumlah material yang dikeluarkan ± 150jt m³. Dampak letusan Gunung Kelud terlihat dari endapan
material vulkanik yang dari citra satelit yang diolah oleh LAPAN (Gambar 2

GAMBAR 1
SUMBER :

https://media.neliti.com/media/publications/64402-ID-klasifikasi-gunung-api-aktif-indonesia-s.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/251989-legenda-gunung-kelud-sebagai-ide-pencipt-
016bdb3f.pdf

DINAMIKA SPATIO-TEMPORAL DAMPAK ERUPSI GUNUNG KELUD DI KABUPATEN KEDIRI

Analisis Resiko Bencana Sebelum dan Setelah Letusan Gunung Kelud Tahun 2014 (Studi kasus di
Kecamatan Ngantang, Malang

Manfred J. van Bergen, et, al., 2000. Crater lakes of Java: Dieng, Kelud and Ijen. Bali: IAVCEI General
Assembly

Zaennudin, Akhmad.et all. 2013. Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu merupakan
letusan yang sangat dahsyat dan sangat berdampak pada Kerajaan Majapahit. Jurnal Lingkungan dan
Bencana Geologi, Vol. 4 No. 2 Agustus 2013: 117 – 133

Anda mungkin juga menyukai