Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulisan makalah yang berjudul Terbentuknya Pegunungan Jayawijaya, Sesar Yapen-
Sorong dan Dataran Rendah Merauke di Selatan Papua dapat diselesaikan.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Geologi
Fisik semester I Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Nusa Cendana Kupang. Agar dapat
memahami isi daripada makalah ini, kami telah berusaha menyajikan dalam bentuk yang
sederhana dengan mengambil materi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul daripada
makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan sumbangan pikiran serta masukan dari berbagai pihak, untuk
menyempurnakan penulisan makalah ini di masa yang akan datang.

Akhir kata, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan dapat mencapai kriteria yang diharapkan dari dosen pengasuh mata kuliah
ini.

Sekian dan terima kasih

Kupang, Januari 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan dan menjadi titik pertemuan beberapa


lempeng besar di dunia, diantaranya lempeng India-Australia, lempeng Eurasia, lempeng
Philipina, dan lempeng Pasifik. Akibat adanya arus konfeksi lempeng - lempeng tersebut,
mengakibatkan pergerakaan divergent, konvergent, dan transfrom. Di Indonesia sendiri
terjadi pergerakan konvergen, contohnya kita bisa jumpai di Papua.
Pualu Papua terbentuk karena adanya kegiatan interaksi konvergen Lempeng
Australia dan Lempeng Pasifik serta proses pengendapan di masa lalu yang mengalami
perkembangan dan pengangkatan. Pulau Papua pada saat ini berada pada bagian tepi
utara Lempeng Indo-Australia, yang berkembang akibat adanya pertemuan antara
Lempeng Australia yang bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke
barat.
Papua memiliki kekhasannya tersendiri secara geologi. Di wilayah utara
merupakan daerah yang terdapat sesar-sesar, sepertisesar Yapen dan sesar Sorong.
Sedangkan di bagian selatan tepatnya di Merauke merupakan daerah dataran rendah yang
relatif aman dari bahaya gempa. Selain itu di Papua terdapat pegunungan teringgi di
Indonesia yaitu pegunungan Jaya Wijaya. Melihat banyaknya jenis kenampakan alam
yang terdapat di Papua mendorong kami untuk menyusun makalah ini agar dapat
mengetahui lebih jauh mengenai TERBENTUKNYA PEGUNUNGAN JAYAWIJAYA,
SESAR YAPEN-SORONG dan DATARAN RENDAH MERAUKE di SELATAN
PAPUA.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana proses terbentuknya Pengunungan Jaya Wijaya?


2. Bagaimana proses terbentuknya Sesar Yapen-Sorong?
3. Bagaimana proses terbentuknya dataran rendah Merauke diselatan Papua?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui dan memahami proses terbentuknya Pengunungan Jaya Wijaya.


2. Mengetahui dan memahami proses terbentuknya Sesar Yapen-Sorong.
3. Mengetahui dan memahami proses terbentuknya dataran rendah Merauke diselatan
Papua.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II ISI
2.1 PEGUNUNGAN JAYA WIJAYA
2.2 SESAR YAPEN-SORONG
2.3 DATARAN RENDAH MERAUKE
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II

ISI

2.1 PEGUNUNGAN JAYA WIJAYA

2.1.1 Fisiografi

Fisiografi Papua secara umum dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian Kepala
Burung, Leher dan Badan. Bagian utara Kepala Burung merupakan pegunungan dengan relief
kasar, terjal, sampai sangat terjal. Batuan yang tersusun berupa batuan gunung api, batuan
ubahan, dan batuan intrusif asam sampai menengah. Morfologi ini berangsur berubah ke arah
barat sampai selatan berupa dataran rendah aluvial, rawa dan plateau batugamping.

Bagian Badan didominasi oleh Pegunungan Tengah, dataran pegunungan tinggi dengan lereng di
utara dan di selatan berupa dataran dan rawa pada permukaan dekat laut. Dataran di utara terdiri
dari cekungan luar antar bukit dikenal sebagai dataran danau yang dibatasi di bagian utaranya
oleh medan kasar dengan relief rendah sampai sedang.

Pulau New Guinea telah diakui sebagai hasil dari tumbukan Lempeng Australia dengan
Lempeng Pasifik. Menurut Pigram dan Davies (1987), Konvergensi dan deformasi bagian tepi
utara lempeng Australia yang berada di bagian timur Papua New Guinea dimulai sejak Eosen
hingga sekarang.

Hal itu mengakibatkan kenampakan geologi dan fisiografi Pulau New Guinea dapat dibagi ke
dalam 3 provinsi tektonik yaitu :

1. Dataran Bagian Selatan (Sauthern Plains)

2. New Guinea Mobile Belt (NGMB)

3. Bagian Tepi Lempeng Pasifik (Sabuk Ophiolite Papua )


Pegunungan Jayawijaya adalah nama untuk deretan pegunungan yang terbentang memanjang di
tengah provinsi Papua Barat dan Papua (Indonesia) hingga Papua Newguinea di Pulau Irian.
Sebelum penyatuan Papua Barat ke Indonesia, pegunungan ini dikenal dengan
nama Pengunungan Orange. Deretan Pegunungan yang mempunyai beberapa puncak tertinggi di
Indonesia ini terbentuk karena pengangkatan dasar laut ribuan tahun silam. Meski berada di
ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat pada batuan gamping
dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jayawijaya. Karena itu, selain menjadi surganya para
pendaki, Pegunungan Jayawijaya juga menjadi surganya para peneliti geologi dunia.

Pegunungan Jayawijaya juga merupakan satu-satunya pegunungan dan gunung di Indonesia yang
memiliki puncak yang tertutup oleh salju abadi. Meskipun tidak seluruh puncak dari gugusan
Pegunungan Jayawijaya yang memiliki salju. Salju yang dimiliki oleh beberapa puncak bahkan
saat ini sudah hilang karena perubahan cuaca secara global.

2.2.PROSES TERBENTUKNYA

A. SESAR YAPEN-SORONG

1. FISIOGRAFI
Tektonik Papua saat ini dipengaruhi oleh pergerakan 2 lempeng besar, yaitu
lempeng Pasifik kearah barat dan lempeng Indo-Australia yang ke arah utara dengan
jalur subduksi terdapat di perairan utara Papua sampai perairan utara Biak dan
perairan barat Fakfak sampai perairan selatan Kaimana.
Dari peta tektonik Papua, terlihat bahwa konvergensi busur Melanesia dan
lempeng Indo-Australia menghasilkan banyak sesar lokal, jalur sesar pegunungan
tengah yang memanjang dari barat ke timur di bagian tengah pulau Papua, cekungan
utara Papua dan pengangkatan di pesisir utara Papua dan di pegunungan Jayawijaya
(2mm/tahun).
Sedangkan batas lempeng tektonik di utara Papua membentuk sesar geser yang
terjadi di bagian utara yaitu Sesar Sorong-Yapen. Sesar ini merupakan sesar geser
mengiri, sebelah utara relatif bergeser ke barat dan bagian selatan relatif bergerak ke
timur. Sudut lereng di sebelah utara lebih curam dibandingkan sebelah selatan.
Lereng curam ini berpotensi longsor dan dapat membangkitkan tsunami ketika ada
getaran gempa. Gempa yang sering terjadi dengan kedalaman dangkal, di sekitar
sesar dan di sekitar leher burung.

Sesar Sorong merupakan retakan besar dalam kerak bumi dan selama 40
juta tahun telah melepaskan potongan daratan yang luas dari Papua sebelah utara
dan pulau-pulau yang terbentuk karena adanya sesar ini bergeser ke arah barat
melintasi lautan ke arah Sulawesi.
Sesar Sorong ini muncul 20 juta tahun yang lalu dan masih aktif
berkembang sampai sekarang. Terlihat dari gambar diatas bahwa sesar ini bukan
sesar tunggal melainkan 2 sesar yang bergabung di daerah sorong dan kemudian
terpisah bercabang di wilayah kepala burung.
Selain Sesar Sorong masih banyak terdapat sesar aktif lain yang berpotensi
menimbulkan gempa merusak di pulau Papua, seperti Sesar Koor yang
membentang dari Raja Ampat sampai Sorong, Sesar Ransiki yang berawal dari
Manokwari sampai Ransiki, sesar Wandamen di sepanjang Teluk Wondama,
Sesar Yapen yang membentang dari barat laut Serui sampai Waropen, Sesar
Anjak Argun dan Lipatan Lengguru yang membentang dari timur laut sampai
tenggara Fak-fak.
Di bagian leher burung terdapat Sesar Tarera Aiduna dan Sesar Weyland
yang membentang dari barat daya sampai selatan kota Nabire, Sesar Waipona
yang membentang dari timur laut sampai tenggara Nabire, dan Sesar Direwo yang
membentang di utara Enarotali.
Kondisi tektonik seperti yang dimiliki Papua menyebabkan wilayah ini
rawan akan gempa tektonik, terutama gempa dangkal yang sering merusak dan
menimbulkan tsunami.
2.3.DATARAN RENDAH MERAUKE DI SELATAN PAPUA

Merauke adalah sebuah distrik yang juga merupakan ibu kota Kabupaten
Merauke, Papua, Indonesia. Keadaan Topografi Kabupaten Merauke umumnya datar
dan berawa disepanjang pantai dengan kemiringan 0-3% dan kearah utara yakni
mulai dari Distrik Tanah Miring, Jagebob, Elikobel, Muting dan Ulilin keadaan
Topografinya bergelombang dengan kemiringan 0 8%. Kemudian berdasarkan peta
dasar Kabupaten Merauke terlihat sebagian besar daerah merupakan areal dataran
yang berada pada ketinggian antara 0 60 m diatas permukaan laut. Wilayah yang
benar benar datar tersebut berada sebagian besar pada daerah selatan dan tengah.
Daerah tersebut merupakan sentra penduduk yang memulai usaha pemanfaatan lahan
untuk kegiatan budidaya dan konsentrasi pemukiman penduduk.
BAB III

Penutup

Dalam pembahasan mengenai geologi dan geomofologi papua maka dapat disimpulkan bahwa

1. Papua merupakan sebuah pulau yang berasal dari pengendapan materi banua ausrtalia selama
berjuta-juta tahun, pengendapan ini menghasilan tumpukan material yang tebal sehingga mampu
membentuk sebuah pulau seperti sekarang.lempeng ausrtalia dengan lempeng pasifik yang
menyebabkan pengendapan yang terjadi sebelumnya terangkat kepermukaan dari dasar
lautpasifik yang ditemukan di Papua yang mengindikasikan terjadinya pengangkatan dari dasar
laut oleh tenaga endogen, dikenal sebagai Orogenesa Melanesia. Pembagian geologi regional
Papua berdasarkan pada tektonik, magmatic, dan stratigrafinya, maka Papua dibagi menjadi 3
kawasan atau provinsi, yaitu:
a. Kawasan Samudra Utara yang dicirikan oleh adanya batuan ofiolit dan busur vulkanik
kepulauan sebagai bagian dari Lempeng Pasifik.
b. Kawasan Benua yang dicirikan atas batuan sedimen yang menutupi batuan dasar kontinen.
c. Lajur Peralihan yang terdiri atas batuan yang termalihkan dan terdeformasi sangat kuat. Lajur ini
memisahkan Kawasan Benua dan Kawasan Samudra Utara.

2. Seting tektonik Papua terdiri dari patahan, lipatan, maupun sesar-sesar sehingga di wilayah
Papua rentan akan terjadinya gempa bumi yang diikuti enggan tsunami. Akibat dari tektonik
yang katif, wilayah Papua kaya akan barang tambah seperti timah, emas, bijih besi, dan lain-
lain yang dapat dimanfaatkan sebagai devisa negara.
3. Stratifigasi wilaya papua terdiri atas:
a. Paleozoic Basement (Pre-Kambium Paleozoicum)
b. Sedimentasi Mesozoikum hingga Senosoik
c. Sedimentasi Senosoik Akhir
d. Kenozoikum
e. Miosen sampai sekarang
f. Srtigigasi lempeng pasif
g. Stratigrafi zona transisi
4. Dari Peta Geologi Papua yang disederhanakan, diketahui bahwa batuan yang terdapat di
Papua terdiri dari batuan beku, sedimen, dan metamorf yang penyebarannya dapat diketahui
melalui peta.
Daftar Pustaka

http://tulisandw.blogspot.co.id/2013/07/geologi-dan-geomorfologi-pulau-papua.html

https://demimaki.wordpress.com/biokisah/tektonik-geologi-papua/

Anda mungkin juga menyukai