Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TERBENTUKNYA PEGUNUNGAN JAYA WIJAYA,

SESAR YAPEN SORONG, DAN DATARAN

RENDAH MARAUKE DI SELATAN PAPUA

OLEH

NAMA : Joannes Roberto Nahak

NIM : 2206100077

JURUSAN : TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS NUSA

CENDANA 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tepat waktu.
Adapun judul dari makalah ini adalah “Terbentuknya Pegunungan Jaya
Wijaya, Sesar Yapen Sorong, dan Dataran Rendah Merauke Di Selatan
Papua”.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Individu diharapkan dapat
menambah wawasan penulis serta pembaca. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga makalah
ini dapat terselesaikan. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih
memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Oleh karena itu, kami
menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan.
Akhir kata, semoga makalah Geologi Fisik ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Penulis

Joannes Roberto Nahak


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan dan menjadi titik


pertemuan beberapa lempeng besar di dunia, diantaranya lempeng India-
Australia, lempeng Eurasia, lempeng Philipina, dan lempeng Pasifik.
Akibat adanya arus konfeksi lempeng - lempeng tersebut, mengakibatkan
pergerakaan divergent, konvergent, dan transfrom. Di Indonesia sendiri
terjadi pergerakan konvergen, contohnya kita bisa jumpai di Papua.
Pualu Papua terbentuk karena adanya kegiatan interaksi konvergen
Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik serta proses pengendapan di masa
lalu yang mengalami perkembangan dan pengangkatan. Pulau Papua pada
saat ini berada pada bagian tepi utara Lempeng Indo-Australia, yang
berkembang akibat adanya pertemuan antara Lempeng Australia yang
bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat.
Papua memiliki kekhasannya tersendiri secara geologi. Di wilayah
utara merupakan daerah yang terdapat sesar-sesar, sepertisesar Yapen dan
sesar Sorong. Sedangkan di bagian selatan tepatnya di Merauke
merupakan daerah dataran rendah yang relatif aman dari bahaya gempa.
Selain itu di Papua terdapat pegunungan teringgi di Indonesia yaitu
pegunungan Jaya Wijaya. Melihat banyaknya jenis kenampakan alam yang
terdapat di Papua mendorong kami untuk menyusun makalah ini agar
dapat mengetahui lebih jauh mengenai “TERBENTUKNYA
PEGUNUNGAN JAYAWIJAYA, SESAR YAPEN-SORONG dan
DATARAN RENDAH MERAUKE di SELATAN PAPUA”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana proses terbentuknya Pengunungan Jaya Wijaya?


2. Bagaimana proses terbentuknya Sesar Yapen-Sorong?
3. Bagaimana terjadinya dataran rendah Merauke diselatan Papua?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui dan memahami proses terbentuknya Pengunungan Jaya


Wijaya.
2. Mengetahui dan memahami proses terbentuknya Sesar Yapen-Sorong.
3. Mengetahui dan memahami terjadinya dataran rendah Merauke
diselatan Papua.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PEGUNUNGAN JAYA WIJAYA


Pegunungan Jaya Wijaya adalah nama untuk
deretan pegunungan yang terbentang memanjang di tengah provinsi Papua
Barat dan Papua (Indonesia) hingga Papua Newguinea di Pulau Irian.
Sebelum penyatuan Papua Barat ke Indonesia, pegunungan ini dikenal
dengan nama Pengunungan Orange. Deretan Pegunungan yang
mempunyai beberapa puncak tertinggi di Indonesia ini terbentuk karena
pengangkatan dasar laut ribuan tahun silam. Meski berada di ketinggian
4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat pada batuan
gamping dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jaya Wijaya. Karena itu,
selain menjadi surganya para pendaki, Pegunungan Jaya Wijaya juga
menjadi surganya para peneliti geologi dunia.

Pegunungan Jaya Wijaya juga merupakan satu-satunya


pegunungan dan gunung di Indonesia yang memiliki puncak yang
tertutup oleh salju abadi. Meskipun tidak seluruh puncak dari gugusan
Pegunungan Jaya Wijaya yang memiliki salju. Salju yang dimiliki oleh
beberapa puncak bahkan saat ini sudah hilang karena perubahan cuaca
secara global.

Proses terbentuknya pegunungan Jaya Wijaya tak terlepas dari


proses terbentukyna pulau Papua itu sendiri. Pulau Papua terbentuk
berdasarkan pertumbukan yang dihasilkan dari interaksi konvergen kedua
lempeng yaitu Lempeng Pasifik dan Lempeng Australia, dijelaskan bahwa
Lempeng Pasifik mengalami subduksi sehingga lempeng ini berada di
bawah Lempeng Australia. Pada saat dimulainya gerakan ke utara dan
rotasi dari benua super ini, seluruh Papua dan Australia bagian utara
berada di bawah permukaan laut. Bagian daratan paling Utara pada
Lempeng India- Australia antara 90-100 juta tahun lalu berada pada 48o
Lintang Selatan yang merupakan titik pertemuan Lempeng India-Australia
dan Pasifik. Ketika Lempeng India-Australia dan Lempeng Pasifik bertemu
di sekitar 40 juta tahun lalu, Pulau Papua mulai muncul di permukaan laut
pada sekitar 35o Lintang Selatan, dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa
subduksi antara ke-2 lempeng tersebut telah menyebabkan endapan Benua
Australia terangkat sehingga memunculkan Pulau Papua. Proses ini
berlanjut selama masa Pleistosen hingga Pulau Papua terbentuk seperti
sekarang ini. Proses pengangkatan ini berdasarkan skala waktu geologi,
kecepatannya adalah 2,5km per juta tahun.
Pegunungan Jaya Wijaya terbentuk melalui Proses konvergen antar
lempeng Pasifk dan lempeng India-Australia. Pengendapan yang sangat
intensif terjadi di benua Australia, ditambah terjadinya tumbukan lempeng
antara lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-Australia di dasar laut. Akibat
proses pengangkatan yang terus-menerus, sedimentasi dan disertai
kejadian tektonik bawah laut, dalam kurun waktu jutaan tahun
menghasilkan pegunungan tinggi seperti yang bisa dilihat saat ini. Bukti
bahwa dahulu pulau Papua beserta pegunungan Jaya Wijaya berada di
dasar laut yaitu pada pegunungan ini ditemukan fosil hewan laut yang
sekaligus merupakan bukti bahwa Papua dahulu merupakan dasar lautan
yang mengalami pengangkatan.
2.2 SESAR YAPEN-SORONG

Tektonik Papua saat ini dipengaruhi oleh pergerakan 2 lempeng


besar, yaitu lempeng Pasifik kearah barat dan lempeng Indo-Australia
yang ke arah utara dengan jalur subduksi terdapat di perairan utara Papua
sampai perairan utara Biak dan perairan barat Fakfak sampai perairan
selatan Kaimana.

Dari peta tektonik Papua, terlihat bahwa konvergensi busur


Melanesia dan lempeng Indo-Australia menghasilkan banyak sesar lokal,
jalur sesar pegunungan tengah yang memanjang dari barat ke timur di
bagian tengah pulau Papua, cekungan utara Papua dan pengangkatan di
pesisir utara Papua dan di pegunungan Jayawijaya (2mm/tahun).

Sedangkan batas lempeng tektonik di utara Papua membentuk sesar


geser yang terjadi di bagian utara yaitu Sesar Sorong-Yapen. Sesar ini
merupakan sesar geser mengiri, sebelah utara relatif bergeser ke barat dan
bagian selatan relatif bergerak ke timur. Sudut lereng di sebelah utara lebih
curam dibandingkan sebelah selatan. Lereng curam ini berpotensi longsor
dan dapat membangkitkan tsunami ketika ada getaran gempa. Kondisi
tektonik seperti yang dimiliki Papua menyebabkan wilayah ini rawan akan
gempa tektonik, terutama gempa dangkal yang sering merusak dan
menimbulkan tsunami. Gempa yang sering terjadi dengan kedalaman
dangkal, di sekitar sesar dan di sekitar leher burung.
2.1.1 Sesar Sorong
Sesar Sorong merupakan retakan besar dalam kerak bumi
dan selama 40 juta tahun telah melepaskan potongan daratan yang
luas dari Papua sebelah utara dan pulau-pulau yang terbentuk
karena adanya sesar ini bergeser ke arah barat melintasi lautan ke
arah Sulawesi.
Sesar Sorong ini muncul 20 juta tahun yang lalu dan masih
aktif berkembang sampai sekarang. Terlihat dari gambar diatas
bahwa sesar ini bukan sesar tunggal melainkan 2 sesar yang
bergabung di daerah sorong dan kemudian terpisah bercabang di
wilayah kepala burung.
2.1.2 Sesar Yapen
Sesar Yapen merupakan retakan dalam kerak bumi yang
melepaskan potongan daratan di pulau Papua. Sesar Yapen
merupakan lanjutan dari sesar Sorong yang dimulai dari timur
kepala burung sampai ke pulau Yapen. Sesar ini melawati lautan di
teluk Cendrawasih.

2.3 DATARAN RENDAH MERAUKE


Merauke adalah sebuah distrik yang juga merupakan ibu
kota kabupaten Merauke, Papua, Indonesia. Keadaan topografi kabupaten
Merauke umumnya datar dan berawa disepanjang pantai dengan
kemiringan 0-3% dan kearah utara yakni mulai dari Distrik Tanah Miring,
Jagebob, Elikobel, Muting dan Ulilin keadaan Topografinya bergelombang
dengan kemiringan 0 – 8%. Kemudian berdasarkan peta dasar Kabupaten
Merauke terlihat sebagian besar daerah merupakan areal dataran yang
berada pada ketinggian antara 0 – 60 m diatas permukaan laut. Wilayah
yang benar – benar datar tersebut berada sebagian besar pada daerah
selatan dan tengah. Daerah tersebut merupakan sentra penduduk yang
memulai usaha pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya dan
konsentrasi pemukiman penduduk.
Merauke yang berada di selatan Papua ini merupakan daerah
dataran rendah. Ini terlihat gambar di atas. Wilayah Merauke ditandai
dengan warna hijau yang daerah dataran rendah. Ini dikarenakan pulau
Papua sebenarnya merupakan bagian dari lempeng India-Australia. Di
wilayah utara Papua terjadi tabrakan dengan lempeng Pasifik sehingga
terbentuknya pegunungan yang tinggi yaitu pegunungan Jaya Wijaya.
Sedangkan di daerah selatan Papua relatif aman karena tidak terjadi
aktifitas tektonik di wilayah tersebut.

Dari gambar di atas pula, menunjukan lautan di selatan Papua


berwarna biru muda yang berarti lautan dangkal. Hal itu karena lautan
tersebut juga merupakan bagian dari lempeng India-Australia. Sehingga
fenomena alam yang biasa terjadi di Merauke adalah terjadinya laut surut
yang sangat jauh, seperti pada gambar di bawah ini.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pergerakan tektonik yang terjadi di Papua ialah konvergen antara


lempeng India-Australia dengan lempeng pasifik. Pergerakan lempeng
tersebut diakibatkan adanya arus konfeksi di bawah lempeng-lempeng
tersebut. Lempeng India-Australia relatif bergerak ke arah utara sementara
lempen pasifik bergerak ke arah barat. Pergerakan kedua lempen tersebut
meyebabkan terjadinya tubrukan dan membuat Papua yang semula berada
di dasar laut terangkat ke atas secara terus-menerus. Selain itu tubrukan
kedua lempeng tersebut menimbulkan adanya pegunungan tinggi di Papua
yaitu pegunungan Jaya Wijaya dan juga di Papua muncul sesar-sesar
seperti sesar Sorong dan sesar Yapen yang menyebabkan daerah ini rawan
gempa dan beresiko tinggi terjadi tsunami. Namun di daerah selatan Papua
tepatnya Merauke merupakan wilayah yang relatif aman karena tidak
terjadi aktifitas tektonik di daerah tersebut. Daerah ini merupakan daerah
dataran rendah karena Pulau Papua sebenarnya merupakan bagian dari
lempeng India- Australia.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.papua.go.id/view-detail-page-121/gambaran-umum.html

http://tulisandw.blogspot.co.id/2013/07/geologi-dan-geomorfologi-pulau-
papua.html

https://alamilimiah.wordpress.com/2012/04/25/jayawijaya/

http://bayixs.pun.bz/pegunungan-jaya-wijaya-papua-indonesia.xhtml

http://tabunginfo.blogspot.co.id/2011/05/puncak-gunung-jaya-wijaya.html

https://demimaki.wordpress.com/biokisah/tektonik-geologi-papua/

Anda mungkin juga menyukai