Anda di halaman 1dari 5

Proses TerbentuknyaPulau-PulauBesar Di Indonesia

(Pulau Sulawesi,Pulau Kalimantan, Pulau Sumatra,danPulauJawa)

Oleh:

SUCITA ADIANINGSIH

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MADRASAH ALIYAH NEGERI SELONG
Jln. Hasanudin No. 2 Selong
TP 2016/2017
Proses Terbentuknya Pulau-PulauBesar Di Indonesia
Dari teori geologi menyebutkan bahwa dunia ini hanya memiliki sebuah benua
yang bernama Pangea pada 250 juta tahun lalu. Pada kurun waktu 240 juta hingga
65 juta tahun yang lalu, benua Pangea pecah menjadi dua dengan membentuk
benua Laurasia dan benua Eurasia, yang menjadi cikal bakal pembentukan benua
dan pegunungan yang saat ini ada di seluruh dunia. Pada kurun waktu itu juga,
benua Eurasia yang berada di belahan bumi bagian selatan pecah kembali menjadi
benua Gonwana yang di kemudian hari akan menjadi daratan Amerika Selatan,
Afrika, India, Australia. dan juga Indonesia.

1.      Pulau Sulawesi


Secara umum Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia,
Pasifik,dan Indo-Australia serta sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng
Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks. Kumpulan
batuan dari busur kepulauan, batuan bancuh, ofiolit, dan bongkah dari
mikrokontinen terbawa bersama proses penunjaman, tubrukan, serta proses
tektonik lainnya (Van Leeuwen, 1994).

Secara geologic pulau Sulawesi sangat labil secara karena dilintasi patahan kerak
bumi lempeng Pasifik dan merupakan titik tumbu kana Antara Lempeng Asia,
Lempeng Australia dan LempengPasifik.
Secara geologis, Pulau Sulawesi dan sekitarny a merupakan daerah kompleks.
Kompleks itasini disebabkan oleh konvergensi antara tiga lempeng litosfer:
lempeng Australia yang bergerak keutara, lempengPasifik kearah barat-bergerak,
dan lempeng Eurasia selatan tenggara bergerak.
Berdasarkan keadaan litotektonik Pulau Sulawesi dibagi 4 yaitu:
1.Mandala barat (West & North Sulawesi Volcano-Plutonic Arc) sebagai jalur
magmatik(Cenozoic Volcanics and Plutonic Rocks) yang merupakan bagian ujung
timur Paparan Sunda;
2.Mandala tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt) berupa batuan malihan
yang ditumpangi batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia
3.   Mandala timur (East Sulawesi Ophiolite Belt) berupa ofiolit yang merupakan
segmen dari kerak samudera berimbrikasi dan batuan sedimen berumurTrias-
Miosen
4.Banggai–Sula and TukangBesi Continental fragments kepulauan paling
timurBanggai-Sula dan Buton merupakan pecahan benua yang berpindah kearah
barat karena strike-slip faults dari New Guinea.

2.      Pulau Kalimantan


Pulau Kalimantan terbentuk dari pecahan super benua pada awal terbentuknya
permukaan bumi, sesuai teori Plate Tectonic yang menyebutkan bahwa dahulu
seluruh daratan di muka bumi ini adalah satu daratan yang maha luas
bernama Pangea lalu terpecah menjadi dua yaitu Godwana(di Selatan) dan
Laurasia(di Utara). Seiring waktu berjalan kedua lempeng besar tersebut terpecah-
pecah kembali menjadi pecahan benua-benua seperti sekarang ini, Asia, Afrika,
Amerika, Australia, dulunya adalah satu pualu besar.

3.      Pulau Sumatra


Pulau Sumatra tersusun atas dua bagian utama, sebelah barat didominasi oleh
keberadaan lempeng samudera, sedang sebelah timur didominasi oleh keberadaan
lempeng benua. Berdasarkan gaya gravitasi, magnetisme dan seismik ketebalan
sekitar 20 kilometer, dan ketebalan lempeng benua sekitar 40 kilometer (Hamilton,
1979).
Sejarah tektoik Pulau Sumatra berhubungan erat dengan dimulainya peristiwa 
pertumbukan antara lempeng India-Australia dan Asia Tenggara, sekitar 45,6 juta
tahun yang lalu, yang mengakibatkan rangkaian perubahan sistematis dari
pergerakan relatif lempeng-lempeng disertai dengan perubahan kecepatan relatif
antar lempengnya berikut kegiatan ekstrusi yang terjadi padanya. Gerak lempeng
India-Australia yang semula mempunyai kecepatan 86 milimeter/tahun menurun
menjaedi 40 milimeter/tahun karena terjadi proses tumbukan tersebut. (Char-shin
Liu et al, 1983 dalam Natawidjaja, 1994). Setelah itu kecepatan mengalami
kenaikan sampai sekitar 76 milimeter/ tahun (Sieh, 1993 dalam Natawidjaja,
1994). Proses tumbukan ini pada akhirnya mengakibatkan terbentuknya banyak
sistem sesar sebelah timur India.

Keadaan Pulau Sumatra menunjukkan bahwa kemiringan penunjaman,


punggungan busur muka dan cekungan busur muka telah terfragmentasi akibat
proses yang terjadi. Kenyataan menunjukkan bahwa adanya transtensi (trans-
tension) Paleosoikum Tektonik Sumatra menjadikan tatanan Tektonik Sumatra
menunjukkan adanya tiga bagian pola (Sieh, 2000). Bagian selatan terdiri dari
lempeng mikro Sumatra, yang terbentuk sejak 2 juta tahun lalu dengan bentuk
geometri dan struktur sederhana, bagian tengah cenderung tidak beraturan dan
bagian utara yang tidak selaras dengan pola penunjaman.
4.      Pulau Jawa
Pada dasarnya perkembangan tektonik dari Pulau Jawa itu tidak jauh berbeda dari
Pulau Sumatra yang berada di sebelah barat lautnya. Hal ini dikarenakan pada awal
Paleogen, PulauJawa dan Sumatra masih berada dalam bagianbatas tepi lempeng
mikro Sunda dan juga masih berada dalam satu system palung busur yang sama,
yaitu hasil interaksi konvergen antara lempeng

Australia (Indo-Australia) dengan lempeng Eurasia (lempeng mikro Sunda).


KetikaEosen, pulauJawa bagian utara yang semula berupa daratan,menjadi
tergenang oleh air laut dan membentuk cekungang eosinklin. Ketika pertengahan
Eosen, terbentang sesarpurba dari Jawa hingga ke Meratus yang dikenal
denganLuk-UloMeratus. Sesar tersebut membentang ke utara timur membelah laut
Jawa sampai bagian tenggara Kalimantan.

Pada kala Oligosen, hampir seluruh pulau jawa mengalami pengangkatan, sehingga


menjadi geantklin yang disebut geantklin Jawa.Pada saat itu muncul beberapa
gunung api di Jawa bagian selatan. PulauJawa yang semula merupakan geantiklin
berangsur-angsur mengalami penurunan lagi sehingga pada Miosen bawah terja
digenang laut. Gunung api yang bermunculan di bagian selatan membentuk pulau-
pulau gunung api. Pada pulau-pulau tersebut terdapat endapan breaksi vulkanik
dan endapan-endapan laut. Semakin jauh dari pantai terbentuk endapan gamping
koral dan gamping foraminifera. Pada Miosentengah di sepanjang pulau Jawa
bagian selatan, pembentukan gamping koral terus berkembang dengan diselingi
batuan vulkanik. Kemudian pada Miosenatas terjadi pengangkatan pada seluruh
lengkung Sunda-Bali dan bagian selatanJawa. Keberadaan pegunungan
Jawa bagian selatan ini tetap bertahan sampai sekarang dengan batuan penyusun
yang didominasi oleh batuan kapur yang dibeberapa tempat diselingi oleh
munculnya vulkani katau bentuk intrusi yang lain.

Anda mungkin juga menyukai