Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hidayatun Nikmah

NPM : 12. 2017.1.00302

TATANAN TEKTONIK PULAU PAPUA

1. FISIOGRAFI PULAU PAPUA

Pulau Papua secara administratif terletak pada posisi 130 derajat 19’ BT – 150
derajat 48’ BT dan 0 derajat LS –10 derajat 43’ LS. Pulau ini terletak di bagian paling
timur Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbatasan langsung dengan Papua
Nugini. Irian Jaya (sekarang Papua) merupakan ekspresi permukaan dari batas utara
deformasi blok kontinen Australia dan Lempeng Pasifik. Secara fisiografi, van
Bemmelen (1949) telah membagi Papua menjadi 3 bagian utama.
a. Bagian Kepala Burung, yaitu bagian semenanjung di sebelah utara yang terhubung
dengan bagian badan utama oleh bagian leher yang menyempit. Bagian ini terletak
pada koordinat 130 derajat BT–135 derajat BT.
b. Bagian Tubuh Burung, merupakan bagian daratan utama Pulau Papua yang
didominasi oleh struktur berarah barat - baratlaut pada daerah Central
Range.Bagian ini terletak pada koordinat 135 derajat BT–143,5 derajat BT.
c. Bagian Ekor Burung, terletak pada bagian timur New Guinea Island. Bagian ini
terletak pada koordinat 143,5 derajat BT–151 derajat BT.
2. TATANAN TEKTONIK PULAU PAPUA
Geologi Papua dipengaruhi dua elemen tektonik besar yang saling bertumbukan
dan serentak aktif. Pada saat ini, Lempeng Samudera Pasifik - Caroline bergerak ke
barat - baratdaya dengan kecepatan 7,5 cm/th, sedangkan Lempeng Benua Indo -
Australia bergerak ke utara dengan kecepatan 10,5 cm/th Tumbukan yang sudah aktif sejak
Eosen ini membentuk suatu tatanan struktur kompleks terhadap Papua Barat (Papua), yang sebagian
besar dilandasi kerak Benua Indo-Australia.Kompresi ini hasil dari interaksi yang bersifat
konvergen miring (oblique convergence) antara Lempeng Benua Indo - Australia dan Lempeng
Samudera Pasifik- Caroline (Dow dan Sukamto, 1984). Konvergensi tersebut diikuti oleh peristiwa
tumbukan yang bersifat kolisi akibat interaksi pergerakan antara busur kepulauan dengan lempeng
benua yang terjadi selama Zaman Kenozoikum (Dewey & Bird, 1970; Abers & McCafferey, 1988
dalam Sapiie, 1998). Interaksi kolisi ini pergerakannya hampir membentuk sudut 246° terhadap
Lempeng Australia (Quarles van Ufford, 1996 dalam Sapiie, 1998).
Visser dan Hermes (1966; Dalam Darman dan Sidi, 2000) berpendapat bahwa kejadian kolisi

TEKTONIK PULAU PAPUA 1


terjadi pada Oligosen setelah pengendapan sedimen karbonat yang berubah menjadi pengendapan
sedimen klastik akibat proses pengangkatan. Batuan metamorf yang hadir di kawasan ini
memberikan umur proses kolisi terjadi pada Miosen (Pigram dkk., 1989 dalam Darman dan Sidi,
2000). Dow dkk. (1998; dalam Darman dan Sidi, 2000) menyimpulkan bahwa Papua merupakan
produk dari dua kolisi yang terjadi pada Kala Oligosen (Orogenesa Peninsula) dan dikuti kolisi
yang terjadi pada Miosen (Orogenesa Melanesia).
Orogenesa Peninsula bersifat lokal dan terjadi pada bagian timur Pulau New Guinea, sedangkan
Orogenesa Melanesia bersifat regional dan berpengaruh terhadap seluruh Pulau new Guinea serta
menyebabkan penyebaran sedimentasi klastik secara luas. Van Ufford (1996) dalam Sapiie (1998)
membagi orogenesa ini menjadi 2 tahap, yaitu tahap pra-kolisi dan tahap kolisi
Tahap pra-kolisi diawali oleh penunjaman Lempeng Benua Australia ke bawah Lempeng
Samudera pasihik sehingga terjadi pengangkatan endapan passive margin Lempeng benua Australia
dan terjadi proses malihan regional akibat aktivitas penunjaman ini. Setelah itu, terjadi tahap kolisi
yang diawali dengan berhentinya proses penunjaman lempeng ketika menumbuk batuan alas.
Perbedaan daya apung lempeng menyebabkan pengangkatan secara vertikal batuan sedimen
Lempeng Australia dan juga penipisan lempeng.
Penipisan lempeng mengakibatkan magma astenosfer dapat menerobos hingga puncak
Kompleks Pegunungan Tengah Papua (Central Range). Menurut Cloos dkk. (1994; dalam Sapiie,
1998), proses inilah yang menyebabkan adanya proses magmatisme dan aktifitas volkanisme yang
menunjukkan adanya produk berupa batuan beku dengan ciri khas afinitas magmatik yang berbeda.
3. EVOLUSI TEKTONIK DAN SEJARAH GEOLOGI PULAU PAPUA

TEKTONIK PULAU PAPUA 2


Pembentukan Pulau Papua telah banyak didiskusikan oleh para ahli geologi dan
mendapat perhatian yang cukup besar karena geologinya yang kompleks tersebut. Pada
mulanya pulau Papua merupakan dasar lautan Pasifik yang paling dalam. Awal terpisahnya
benua yang mencakup Papua di dalamnya (Benua Australia) terjadi pada masa Kapur
Tengah (kurang lebih 100 juta tahun yang lalu). Lempeng Benua India-Australia (atau
biasa disebut Lempeng Australia) bergerak ke arah Utara keluar dari posisi kutubnya dan
bertubrukkan dengan Lempeng Samudra Pasifik yang bergerak ke arah Barat.
Pulau Papua merupakan pulau yang terbentuk dari sedimentasi dengan masa yang
panjang pada tepi utara kraton Australia yang pasif dimulai pada Zaman Karbon sampai
Tersier Akhir. Lingkungan pengendapan berfluktuasi dari lingkungan air tawar, laut
dangkal, sampai laut dalam dan mengendapkan batuan klastik kuarsa, termasuk lapisan
batuan klastik karbonat, dan berbagai batuan karbonat yang ditutupi oleh Kelompok
Batugamping New Guinea berumur Miosen. Ketebalan urutan sedimentasi ini mencapai
lebih dari 12.000 meter.
Selain itu, Papua juga terbentuk berdasarkan pertumbukan yang dihasilkan dari
interaksi konvergen kedua lempeng yaitu Lempeng Pasifik dan Lempeng Australia,
dijelaskan bahwa Lempeng Pasifik mengalami subduksi sehingga lempeng ini berada di
bawah Lempeng Australia. Pada saat dimulainya gerakan ke utara dan rotasi dari benua
super ini, seluruh Papua dan Australia bagian utara berada di bawah permukaan laut.
Bagian daratan paling Utara pada Lempeng India - Australia antara 90 – 100 juta tahun
lalu berada pada 48⁰ Lintang Selatan yang merupakan titik pertemuan Lempeng India -
Australia dan Pasifik. Ketika Lempeng India - Australia dan Lempeng Pasifik bertemu di
sekitar 40 juta tahun lalu, Pulau Papua mulai muncul di permukaan laut pada sekitar 35⁰
Lintang Selatan, dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa subduksi antara ke- 2 lempeng

TEKTONIK PULAU PAPUA 3


tersebut telah menyebabkan endapan Benua Australia terangkat sehingga memunculkan
Pulau Papua.

Proses ini berlanjut selama masa Pleistosen hingga Pulau Papua terbentuk seperti
sekarang ini. Proses pengangkatan ini berdasarkan skala waktu geologi, kecepatannya
adalah 2,5 km per juta tahun.

TEKTONIK PULAU PAPUA 4


DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/46296040-Geologi-stratigrafi-dan-evolusi-tektonik-daerah-papua-
indonesia-potensi-sumber-daya-dan-kebencanaan.html

TEKTONIK PULAU PAPUA 5

Anda mungkin juga menyukai