Pulau Papua secara administratif terletak pada posisi 130 derajat 19’ BT – 150
derajat 48’ BT dan 0 derajat LS –10 derajat 43’ LS. Pulau ini terletak di bagian paling
timur Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbatasan langsung dengan Papua
Nugini. Irian Jaya (sekarang Papua) merupakan ekspresi permukaan dari batas utara
deformasi blok kontinen Australia dan Lempeng Pasifik. Secara fisiografi, van
Bemmelen (1949) telah membagi Papua menjadi 3 bagian utama.
a. Bagian Kepala Burung, yaitu bagian semenanjung di sebelah utara yang terhubung
dengan bagian badan utama oleh bagian leher yang menyempit. Bagian ini terletak
pada koordinat 130 derajat BT–135 derajat BT.
b. Bagian Tubuh Burung, merupakan bagian daratan utama Pulau Papua yang
didominasi oleh struktur berarah barat - baratlaut pada daerah Central
Range.Bagian ini terletak pada koordinat 135 derajat BT–143,5 derajat BT.
c. Bagian Ekor Burung, terletak pada bagian timur New Guinea Island. Bagian ini
terletak pada koordinat 143,5 derajat BT–151 derajat BT.
2. TATANAN TEKTONIK PULAU PAPUA
Geologi Papua dipengaruhi dua elemen tektonik besar yang saling bertumbukan
dan serentak aktif. Pada saat ini, Lempeng Samudera Pasifik - Caroline bergerak ke
barat - baratdaya dengan kecepatan 7,5 cm/th, sedangkan Lempeng Benua Indo -
Australia bergerak ke utara dengan kecepatan 10,5 cm/th Tumbukan yang sudah aktif sejak
Eosen ini membentuk suatu tatanan struktur kompleks terhadap Papua Barat (Papua), yang sebagian
besar dilandasi kerak Benua Indo-Australia.Kompresi ini hasil dari interaksi yang bersifat
konvergen miring (oblique convergence) antara Lempeng Benua Indo - Australia dan Lempeng
Samudera Pasifik- Caroline (Dow dan Sukamto, 1984). Konvergensi tersebut diikuti oleh peristiwa
tumbukan yang bersifat kolisi akibat interaksi pergerakan antara busur kepulauan dengan lempeng
benua yang terjadi selama Zaman Kenozoikum (Dewey & Bird, 1970; Abers & McCafferey, 1988
dalam Sapiie, 1998). Interaksi kolisi ini pergerakannya hampir membentuk sudut 246° terhadap
Lempeng Australia (Quarles van Ufford, 1996 dalam Sapiie, 1998).
Visser dan Hermes (1966; Dalam Darman dan Sidi, 2000) berpendapat bahwa kejadian kolisi
Proses ini berlanjut selama masa Pleistosen hingga Pulau Papua terbentuk seperti
sekarang ini. Proses pengangkatan ini berdasarkan skala waktu geologi, kecepatannya
adalah 2,5 km per juta tahun.
https://docplayer.info/46296040-Geologi-stratigrafi-dan-evolusi-tektonik-daerah-papua-
indonesia-potensi-sumber-daya-dan-kebencanaan.html