BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di bumi ini terdapat batuan sediemen yang jumlahnya paling banyak
mencapai 75% dari permukaaan bumi yang diperkirakan mencapai 8%
dari total volume kerak bumi . batuan sedimen terjadi akibat pengendapat
hasil erosi, material erosi ini terdiri dari berbagai jenis partikel yaitu ada
yang sangat halus hingga yang sangat besar. Tingkat pengendapat
sedimen sedimen berbeda tergantung pada lokasi dimana batuan itu
berada. Selain itu ada pula yang disebabkan oleh pergerakan masa tanah
,proses bencana juga dapat menyebabkan proses pengendapan secara
tiba tiba dari jumlah yang sangat besar.
Dalam banyak kasus, sedimentasi terjadi secara perlahan. Di padang
pasir, misalnya, angin mengendapkan material silisiklastik (pasir atau
lanau) di beberapa tempat, atau banjir katastropik di lembah mungkin
menyebabkan pengendapan mendadak sejumlah besar material detrital,
tetapi di sebagian besar tempat ,erosi eolian yang mendominasi. Jumlah
batuan sedimen yang terbentuk tidak hanya bergantung pada jumlah
material yang tersedia, tetapi juga pada seberapa baik materi
terkonsolidasi. Erosi menghilangkan sedimen yang terendapkan segera
setelah pengendapan. Maka sangat penting untuk kita dalam mempelajari
ilmu geologi untuk memahami proses terjadinya batuan sedimen.
2.2 Tujuan dan Manfaat
a. Untuk mengetahui pembagian ukuran butir sedimen
b. Untuk mengetahui proses transportasi batuan sedimen
c. Untuk memahami persebaran batuan sedimen secara matematis
d. Untuk lebih mendalami tentang sedimen
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 1
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 2
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 UKURAN BUTIR SEDIMEN
2.1.1 PEMISAHAN UKURANBUTIR
1. Alat
Palu geologi
Mortar dan Pestle Marmer (Penumbuk obat)
Gelas plastik
Timbangan Dapur Mini Digital Platform Scale 1kg 0.1g -
i2000 - Silver
2. Bahan
Batuan sedimen
Air bersih
Detergen
2.1.2 PENGUKURAN LANGSUNG
1. Alat
Penggaris / Jangka sorong
Kertas dan alat tulis
Pastik clip
2. Bahan
Sample sedimen nomer mesh 10
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 3
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
1. Alat
Plastic clip
Gelas ukur
Pipet
Alat tulis
Timbangan Dapur Mini Digital Platform Scale 1kg 0.1g -
i2000 - Silver
Timer / HP
Termometer alcohol 0-150C
2. Bahan
Sample sedimen nomer mesh 325
Air Bersih
2.2 MORFOLOGI BUTIR
1. Alat
Penggaris / Jangka sorong
Kertas dan alat tulis
Pastik clip
2. Bahan
Sample sedimen nomer mesh 10
2.3 BATUAN SEDIMEN
1. Alat
Seperangkat alat tulis
Mikroskop polarisasi
Lampu/flash hp
2. Bahan
10 batuan sedimen klastik , 10 batuan sedimen nonklastik
dan 3 sayatan tipis batuan sedimen
Cairan HCL
2.4 ANALISA LOG
1. Alat
Lembar data log
Pensil warna
Penggaris
Pensil
Penghapus karet
Jakop
Meteran
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 4
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Palu geologi
GPS
Compas
kamera
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 5
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
BAB III
METODOLOGI
3.1 UKURAN BUTIR SEDIMEN
Material pembeentuk endapan sedimen pada prinsipnya dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu material yang tertransport secara
fisik dalam beentuk padatan sebelum terendapkan (partikel) dan material
yang berasal dari suatu larutan yang terpresipitasi in situ dan tidak
tertransport secara fisik sebagai objek padatan (Kristal). Ukuran diameter
sedimen kisaran yang sangat luas, mulai dari skala micron sampai
beberapa meter (Friedman & Sanders, 1978).
3.1.1 Pengukuran Langsung
Peralatan yang diperlukan adalah caliper atau penggaris.
Umumnya terdapat 3 parameter yang diukur untuk pengukuran besar
butir sedimen secara langsung yaitu diameter terpanjang/ longlest (dll),
menengah/intermediate (di) dan terpendek / shortest (ds).
Prosedur pengukuran :
a. Butir sedimen diletakkan atau diproyeksikan pada suatu
bidang datar sedemikian rupa sehingga diperoleh luas
proyeksi maksimum.
b. Panjang butir maksimum yang tegak lurus bidang datar
tersebut adalah diameter terpendek (ds).
c. Pada proyeksi butir sedimen tersebut dibuat sebuah
segiempat tangen (tangent rectangle).
d. Sisi panjang segiempat adalah diameter terpanjang butir (dl)
dan sisi pendeknya adalah diameter menengah (dl).
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 6
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 7
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 9
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
BAB IV
METODOLOGI
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 10
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Ukuran Metode
Butir
Gravel pengukuran langsung (kaliper), ayakan
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 11
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
d. Sortasi
Merupakan nilai standar deviasi yang menunjukkan
tingkat keseragaman butir.
Klasifikasi sortasi (σ1):
Tabel 3.3 Klasifikasi sortasi
Nilai Kategori
< 0.35ø Very well sorted
0.35 ø – Well sorted
0.50 ø
0.50 ø – Moderately well sorted
0.71 ø
0.71 ø – Moderately sorted
1.00 ø
1.00 ø – Poorly sorted
2.00 ø
2.00 ø – Very poorly sorted
4.00 ø
> 4.00 ø Extremely poorly sorted
e. Skewness
Merupakan nilai kesimetrisan kurva frekuensi
Klasifikasi skewness (Sk1):
Tabel 3.4 Klasifikasi skewness (Sk1)
Nilai Kategori
> +0.3 Very fine-skewed
+0.3 - Fine-skewed
+0.1
+0.1 - -0.1 Near-symmetrical
-0.1 - -0.3 Coarse-skewed
< -0.3 Very coarse-skewed
f. Kurtosis
Merupakan nilai yang menunjukkan kepuncakan kurva
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 12
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Nilai Kategori
< 0.67 Very platykurtic
0.67 – 0.90 Platykurtic
0.90 – 1.11 Mesokurtic
1.11 – 1.50 Leptokurtic
1.50 – 3.00 Very leptokurtic
> 3.00 Extremely leptokurtic
Cara Matematis
Perhitungan secara matematis pada prinsipnya menggunakan
konsep moments. Pada perhitungan cara ini dibutuhkan data
distribusi frekuensi yang lengkap, dimana tidak boleh adanya data
pan fraction yang tidak terukur, sehingga datanya harus
diekstrapolasikan sampai 100%. Perhitungan ini menggunakan
asumsi bahwa kurva distribusi frekuensinya bersifat distribusi normal
(Gaussian).
Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah:
a. Mean (xø)
b. Sortasi (σ ø)
c. Skewness (Sk ø )
d. Kurtosis (Kø)
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 13
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
empat bentuk yaitu oblate, prolate, bladed, dan equant . Dalam hal ini, a :
panjang (sumbu terpanjang), b : lebar (sumbu menengah), dan c :
tebal/tinggi (sumbu terpendek). Sejauh ini penamaan butir dalam bahasa
Indonesia belum dibakukan sehingga seringkali penggunaan istilah asal
tersebut masih dikekalkan. Pengkelasan bentuk butir ini biasanya
diperuntukkan pada butiran yang berukuran kerakal sampai berangkal
(pebble) karena kisaran ukuran tersebut memungkinkan untuk dilakukan
pengukuran secara tiga dimensi. Pengukuran bentuk butir pada bongkah
jarang dilakukan karena keterbatasan alat dan cara yang harus
dilakukan, terutama pada bongkah dengan diameter yang mencapai
puluhan sampai ratusan centimeter. Pada butir pasir yang bisa diamati
secara tiga dimensi, pendekatan secara kualitatif bisa juga dilakukan
untuk mendefinisikan bentuk butir meskipun tingkat akurasinya rendah.
Equant
II > 2/3 > 2/3
(Equiaxial/spherical)
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 15
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
4.2.2 Sphericity
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 16
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 17
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 18
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
0.60-0.63 Elongate
0.63-0.66 Subelongate
0.69-0.72 Subequent
0.72-0.75 Equent
Bentuk butir ukuran kerakal atau yang lebih besar dipengaruhi oleh
bentuk asalnya dari batuan sumber, namun demikian butiran dengan
ukuran ini akan lebih banyak mengalami perubahan bentuk karena abrasi
dan pemecahan selama transportasi dibandingkan dengan butiran yang
berukuran pasir. Untuk butiran sedimen yang berukuran pasir atau lebih
kecil, bentuk butir juga lebih banyak dipengaruhi oleh bentuk asal
mineralnya. Pada prakteknya, analisis bentuk butir pada sedimen yang
berukuran pasir biasanya dilakukan pada mineral kuarsa. Hal ini
disebabkan sifat mineral kuarsa yang keras, tahan terhadap pelapukan,
clan jumlahnya yang melimpah pada batuan sedimen. Namun demikian,
untuk membuat perbandingan bentuk butiran setelah mengalami
transportasi, pengamatan bentuk butir pada mineral lain maupun fragmen
batuan (lithic) boleh juga dilakukan.
Bentuk butir akan berpengaruh pada kecepatan pengendapan
(settling velocity). Secara umum batuan yang bentuknya tidak spheris
(tidak menyerupai bola) mempunyai kecepatan pengendapan yang lebih
rendah. Dengan demikian bentuk butir akan mempengaruhi tingkat
transportasinya pads sistem suspensi (Boggs, 1987). Butiran yang tidak
spheris cenderung tertahan lebih lama pada media suspensi dibandingkan
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 19
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 20
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Rumusannya :
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 21
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 22
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
dan erosi, merupakan material yang sifatnya urai. Terdiri dari fragmen
batuan, mineral dan berbagai material lainnya yang berasal dari atas
permukaan bumi
Material urai ini tertransport oleh air, angin dan gaya gravitasi
ketempat yang lebih rendah, cekungan, dan diendapkan sebagai endapan
atau sedimen dibawah permukaan air. Sedimen yang terakumulasi
tersebut mengalami proses litifikasi atau proses pembentukan batuan.
Proses yang berlangsung adalah kompaksi dan sementasi, mengubah
sedimen menjadi batuan sedimen. Setelah menjadi batuan sifatnya
berubah menjadi keras dan kompak.
Proses kompaksi pada umumnya akibat beban sedimen yang ada
diatasnya, menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan
juga air yang dikandung dalam pori terperas keluar. Sementasi adalah
proses dimana butiran-butiran sedimen direkat dengan material lain yang
terbentuk kemudian, dapat berasal dari air tanah atau pelarutan mineral-
mineral dalam sedimen itu sendiri. Material semennya dapat merupakan
silika, karbonat, atau oksida (besi).
Material sedimen dapat berupa :
a. Fragmen dari batuan lain dan mineral-mineral, seperti kerikil di
sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut
b. Hasil penguapan dan proses kimia, garam di danau payau dan
kalsium karbonat di laut dangkal
c. Material organik, seperti koral di laut, vegetasi di rawa-rawa.
Sifat – sifat utama batuan sedimen :
a. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang
menandakan adanya proses sedimentasi.
b. Sifat klastik yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas,
terutama pada golongan detritus.
c. Sifat jejak adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
d. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum,
kalsit, dolomite dan rijing
Klasifikasi batuan
Oleh karena keragaman pembentukan (genesa), tekstur,
komposisi dan penampilan batuan sedimen, maka dasar klasifikasinyapun
ada bermacam-macam. Pengelompokan batuan sedimen yang ideal
berdasarkan ukuran butir, bentuk dan material pembentuknya.
Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen
dapat dibedakan menjadi 2 macam :
1. Batuan Sedimen Klastik; Yaitu batuan sedimen yang terbentuk
berasal dari hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan
terdeposisi yang selanjutnya mengalami diagenesa.
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 23
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Cobble 64 – 256 mm
Pebble 4 – 64 mm
Granule 2 – 4 mm
Sand 1/16 – 2 mm
Clay ≤ 1/256 mm
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 24
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 25
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
BAB V
HASIL
5.1 Ukuran Butir
5.1.1 Pengukuran Langsung
Hasil Pengukuran
Nomor
Longest Intermediate shortest
Butir
(DL) (DI) (DS)
1 7,11 6,35 3,55
2 4,06 3,81 4,82
3 6,09 5,33 2,54
4 5,58 4,06 3,55
5 4,31 4,31 3,55
6 10 4,06 2,03
7 4,57 4,57 3,81
8 4,82 4,31 2,54
9 3,81 4,31 1,77
10 4,31 4,82 2,28
11 4,57 2,28 2,28
12 6,35 6,09 3,55
13 5,84 4,57 3,81
14 4,31 3,55 2,03
15 5,33 4,06 1,77
16 7 5 4
17 10 8 6
18 7 7 6
19 7 6 5
20 6 5 4
21 5 5 5
22 7 5 5
23 7 6 4
24 7 6 4
25 6 5 3
26 6 5 4
27 7 5 5
28 7 6 4
29 8 6 5
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 26
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
30 7 5 5
Tabel 5.1.1.1 Tabel Pengukuran langsung
5.1.2 Pengayakan Kering
Berikut adalah tabel hasil pengukuran dengan menggunakan
metode pengayakan kering terhadap besar butiran batuan sedimen:
Tabel 5.1 Tabel hasil pengukuran metode ayakan kering
Berat Mesh Ukuran
Mesh Berat (g) Butir Phi
30 9,9 0,59 0,75
60 172,1 0,25 2
80 78,9 0,177 2,5
120 24,1 0,125 3
200 12,8 0,074 3,75
325 10,5 0,044 4,5
5.1.2 Metode Pipet
Berikut adalah tabel hasil pengukuran dengan menggunakan
metode pipet terhadap besar butiran batuan sedimen:
Tabel 5.2 tabel hasil Pengukuran metode pipet
Ukuran Butir
Waktu Berat (mm) Phi
20 Detik 6,1 0,8 mm 0,5
2 Menit 2,6 0,81 mm 0,5
4 Menit 2,1 0,045 mm 4,5
30 Menit 0,6 0,041 4,5
5.1.3 Median
Berikut hasil median dari metode pipet dan metode pengayakan kering
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 27
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
40%
Frekuensi berat
20% (%)
0%
1 2 3 4 5 6 7 8
120%
100%
80%
60%
Series1
40%
20%
0%
1 2 3 4 5 6
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 28
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
3,75+3+2,25
= 3
9
=3
84 16 95 5
Inclusivegraphic standart deviation : +
4 6. 6
2,25−3,75 1,2−4
= +
4 6,
= - 1,31 + 1,1
= - 2,4 (very well sorted)
5.1.7 Skewness
Nilai kesimetrian kurva frekuensi. :
16 84 2 50 5 95 2 50
Inclusive graphic skewness = +
2( 84 16) ( 95 5)
3,75+2,25−6 4+1,1−6
= +
2(2,25−3,75) (1,2−5)
3,75+2,25−6 4+1,1−6
= +
−3 −3,8
0 −0,9
= +
−3 − 3,8
0−2,7
= 11,4
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 29
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
−2,8
= − 2,44 = 5,24
(extremely leptokurtic)
Ukuran
Butir 5 16 25 50 75 84 95
Phi 4 3,75 3,5 3 2.5 2.25 1,2
4.5
4 Grafik phi
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
5 16 25 50 75 84 95
Series1
3 Grafik Skewness
2.5
Mode
2
1.5
0.5
Mean
0
0 1 2 3 4 5 6
-0.5
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 30
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
6 Grafik Kuortosis
5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Hasil Pengukuran
Nomer
Butir Longest Intermediate shortest
(A) (B) (C)
1 6,35 mm 3,55 mm 7,11 mm
2 4,06 mm 3,81 mm 4,82 mm
3 6,09 mm 2,54 mm 5,33 mm
4 5,58 mm 3,55 mm 4,06 mm
5 4,31 mm 3,55 mm 4,31 mm
6 4,06 mm 2,03 mm 10 mm
7 4,57 mm 3,81 mm 4,57 mm
8 4,31 mm 4,82 mm 2,54 mm
9 3,81 mm 1,77 mm 4,31 mm
10 4,31 mm 2,28 mm 4,82 mm
11 4,57 mm 2,28 mm 2,28 mm
12 6,35 mm 3,55 mm 6,09 mm
13 3,81 mm 4,57 mm 5,84 mm
14 3,55 mm 2,03 mm 4,31 mm
15 5,33 mm 4,06 mm 1,77 mm
16 7 mm 5 mm 4 mm
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 31
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
17 10 mm 8 mm 6 mm
18 7 mm 7 mm 6 mm
19 7 mm 6 mm 5 mm
20 6 mm 5 mm 4 mm
21 5 mm 5 mm 5 mm
22 7 mm 5 mm 5 mm
23 7 mm 6 mm 4 mm
24 7 mm 6 mm 4 mm
25 6 mm 5 mm 3 mm
26 6 mm 5 mm 4 mm
27 7 mm 5 mm 5 mm
28 7 mm 6 mm 4 mm
29 8 mm 6 mm 5 mm
30 7 mm 5 mm 5 mm
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 32
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
5.2.5 SPHERICITY
Dari data hasil pengukuran langsung dapat dihitung ukuran suatu
butir mendekati bentuk bola yang hasilnya sebagai berikut :
Table 5.2.5.1 sphericity
Hasil Pengukuran
Nomor
Longest Intermed shortest ᵠp Ds/DI Di/DI
Butir
(DL) iate (DI) (DS)
1 7,11 6,35 3,55 0,80 6,35 7,11
2 4,06 3,81 4,82 0,84 1,91 2,03
3 6,09 5,33 2,54 0,52 1,78 2,03
4 5,58 4,06 3,55 0,55 1,02 1,40
5 4,31 4,31 3,55 0,55 0,86 0,86
6 10 4,06 2,03 0,33 0,68 1,67
7 4,57 4,57 3,81 0,50 0,65 0,65
8 4,82 4,31 2,54 0,41 0,54 0,60
9 3,81 4,31 1,77 0,38 0,48 0,42
10 4,31 4,82 2,28 0,38 0,48 0,43
11 4,57 2,28 2,28 0,36 0,21 0,42
12 6,35 6,09 3,55 0,36 0,51 0,53
13 5,84 4,57 3,81 0,37 0,35 0,45
14 4,31 3,55 2,03 0,33 0,25 0,31
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 33
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 34
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Kebundaran : Rounded
Kemas : Tertutup
Porositas : Baik
Permeabilitas : Baik
Kekompakan : Kompak
Komposisi Mineral : Kuarsa
Fragmen : Fosil
Matriks : Pasir Kasar
Semen : Karbonat
Nama Batuan : Batupasir Fosilan
Jenis Batuan : Sedimen Klastik
Genesa : Terbentuk di daerah pesisir pantai karna
pengaruh angin dan mungkin bawaan dari
ombak sehingga gosil pun juga mengendap
juga Bersama pasir dan tersedimentasi secara
Bersama, terdapat quarsz sebagai mineral
dominan dan fosil sebagai fragment.
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 35
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 36
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
3. Warna : Oranye
Struktur : Masif
Sortasi : Baik
Ukuran Butir : Kerikil
Kebundaran : Angular - Rounded
Kemas : Terbuka
Porositas : Baik
Permeabilitas : Baik
Kekompakan : Kompak
Komposisi Mineral : Tidak Ada
Fragmen : Kerikil
Matriks : Pasir Halus
Semen : Karbonat
Nama Batuan : Konglomerat
Jenis Batuan : Sedimen Klastik
Genesa : Terbentuk dan tersedimentasi di cekungan
yang sangat jauh dari tempat terpecahnya
batuan/batuan induk karna arus sungai yang
desar membuat batuan ini terteransportasi
sangat jauh hingga bentuk permukaan fragmen
nya membundar/menumpul,batuan ini
berwarna oranye kemungkinan di saat
terendap aliran sungai membawa mineral
oksida besi hingga kemungkinan oksida besi ini
terendap juga dengan batuan di samping atau
terperangkap dan terendap di batuan samping.
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 37
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
4. Warna : Putih
Struktur : Masif
Sortasi : Baik
Ukuran Butir : Lanau
Kebundaran : Membundar Baik
Kemas : Tertutup
Porositas : Baik
Permeabilitas : Baik
Kekompakan : Kompak
Komposisi Mineral : Tidak Ada
Fragmen : Tidak Ada
Matriks : Lanau
Semen : Karbonatan
Nama Batuan : Napal
Jenis Batuan : Sedimen Klastik
Genesa : Batu lempung gampingan terbentuk di daerah
perairan yang tenang biasannya di daerah
delta,material sisa makhluk hidup yang
terteransportasi dan terendap secara
tenang,batuan ini secara garis besar seperti
lempung dan batuan ini mengandung lanau
dan lempung.
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 38
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
5. Warna : Merah
Struktur : Masif
Sortasi : Baik
Ukuran Butir : Tidak Ada
Kebundaran : Tidak Ada
Kemas : Terbuka
Porositas : Buruk
Permeabilitas : Buruk
Kekompakan : Kompak
Komposisi Mineral : Tidak Ada
Fragmen : Tidak Ada
Matriks : Tidak Ada
Semen : Silika
Nama Batuan : Rijang
Jenis Batuan : Sedimen Klastik
Genesa : Rijang terbentuk di daerah zona subdubsi di
daerah laut dalam yang di sebut plung,material material organik
yang terbawa arus hingga ke dasar plung terendap dan
terkompak/tersedimentasi,rijang ini tidak berkarbonat karena di saat
mengalami fase pengendapan karbonat yang terkandung dalam
materal-material organik ini terlarut karna tekanan plung yang
sangat besar/tinggi.
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 39
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 40
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
7. Warna : Putih
Struktur : Laminasi
Sortasi : Baik
Ukuran Butir : Pasir Halus
Kebundaran : Rounded
Kemas : Tertutup
Porositas : Baik
Permeabilitas : Baik
Kekompakan : Kompak
Komposisi Mineral : Kuarsa
Fragmen : Tidak Ada
Matriks : Pasir Halus
Semen : Silika
Nama Batuan : Batupasir Kuarsa
Jenis Batuan : Sedimen Klastik
Genesa : Terdeposisi dan terendap di daerah dataran
rendah/cekungan dan membawa mineral quarz,
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 41
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
8. Warna : Hitam
Struktur : Laminasi
Sortasi : Baik
Ukuran Butir : Lempung
Kebundaran : Well Rounded
Kemas : Tertutup
Porositas : Buruk
Permeabilitas : Buruk
Kekompakan : Kompak
Komposisi Mineral : Kuarsa
Fragmen : Tidak Ada
Matriks : Tidak Ada
Semen : Silika
Nama Batuan : Lempung
Jenis Batuan : Sedimen Klastik
Genesa :Lapukan dari batuan alterasi yang mengalami
diagenesa
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 42
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 43
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
1. Warna : Putih
Struktur : Kristalin
Komposisi Mineral : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batuan : Gamping Kristalin
Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik
Genesa : terbentuk dari gamping klastik yang
mengalami rekristalin
2. Warna : Putih
Struktur : Bioherm
Komposisi Mineral : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batuan : Gamping Terumbu
Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik
Genesa : Terbentuk dari terumbu karang yang sudah
mati
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 44
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
3. Warna : Hitam
Struktur : Masif
Komposisi Mineral : -
Semen :-
Nama Batuan : Batubara
Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik
Genesa : Batu bara terbentuk dari sisa makhluk hidup
yang terendap di bagian rawa biasannya,di bantu oleh fosil
laduolaria hingga menjadi gambut,stelah menjadi gambut,gambut
ini akan terkompak lagi atau tertimbun oleh material lain hingga
terkompak lagi hingga menjadi batu bara
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 45
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 46
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
6. Warna : Putih
Struktur : Kristalin
Komposisi Mineral : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batuan : Gamping Merah
Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik
Genesa : terbentuk di laut dangkal dari fosil plankton
dan unsur liminstone kalsite halus berwarna merah
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 47
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
7. Warna : Putih
Struktur : Kristalin
Komposisi Mineral : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batuan : Gamping Kristalin
Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik
Genesa : terbentuk dari rekahan gamping karna proses
fluida
8. Warna : Putih
Struktur : Kristalin
Komposisi Mineral : Kalsit
Semen : Karbonat
Nama Batuan : Gamping Kristalin
Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik
Genesa : terbentuk dari batu gamping yang mengalami
rekristalisasi batu gamping klastik
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 48
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
9. Warna : Putih
Struktur : Masif
Komposisi Mineral :-
Semen : Karbonat
Nama Batuan : Gamping Fosilan
Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik
Genesa :
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 49
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 50
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Koordinat :
X : 06894488
Y : 9083020
Lokasi Adm :
DESA PELABUHAN KEC.PLANDAAN,KAB JOMBANG
Dilihat dari Peta Geologi skala 1:100.000 Lembar Mojokerto,daerah
penelitian masuk kedalam formasi Pucangan.Formasi ini terbentuk pada
masa Pliosen akhir – Plistosen,formasi pucangan berkembang sebagai
fasies vulkanik dan fasies lempung hitam.Di Lp 1 ini di jumpai singkapan
Breksi.Secara megaskopis di lapangan, batuan Breksi tersebut berwarna
abu-abu,berfragmen batuan beku,mempunyai matriks pasir kasar,memiliki
semen silica,mempunyai ukuran bongkah bentuk butir very
angular,permeabilitas buruk,porositas buruk dan sortasi buruk.Dimana
breksi ini ialah hasil transportasi dari aliran sungai dengan debit yang
sangat rendah sehingga masih dekat dengan sumber batuan breksi
tersebut.Di daerah penelitian ini juga di jumpai vegetasi berupa lahan
perkebunan.
LP2
Koordinat:
X : 0626754
Y :9175765
Lokasi Adm:
Di daerah Lp 2 ini masih termasuk formasi pucangan seperti di lp 1
hanya saja lithology batuan nya berbeda.Bila di lp 1 di jumpai nya breksi
namun,di Lp 2 dijumpai konglomerat hasil ini menginterpretasikan bahwa
di daerah penelitian lp 2 ini Dimana konglomerat ini ialah hasil transportasi
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 51
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
dari aliran sungai dengan debit yang tinggi sehingga cukup jauh dari
sumber batuan konglomerat.Di daerah penelitian ini juga di jumpai
vegetasi berupa lahan perkebunan.Secara megaskopis di
lapangan,batuan konglomerat tersebut berwarna coklat kehitaman,ber
matrix pasir kasar,berfragmen krikil,memiliki semen silica,bentuk butirnya
rounded,bersetruktur massif,pororsitas baik,permeabilitas baik,bersortasi
baik.
LP 3
Koordinat :
X : 0626079
Y : 9176511
Dilihat dari Peta Geologi skala 1:100.000 Lembar Mojokerto,Lp3
termasuk kedalam formasi Sonde.Formasi ini terbentuk pada masa
pilosen yang merupakan suatu formasi yang terdiri dari beberapa anggota
dengan lingkungan marine yang berfariasi dari neritic sampai batial.sisa
moluska laut di temukan di formasi kalibeng pada masa pleiosen.Secara
megaskopis di daerah ini mempunyai lithology batuan napal sisipan tuff
gampingan dengan ciri-ciri ketika di teteskan cairan hcl batuan tersebut
berbuih.Napal mempunyai warna putih kecoklatan, porositas
baik,permeabilitas baik,drajat kebundaran rounded,sortasi baik,semen
karbonat.
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 52
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
LP 4
Koordinat :
X : 0625524
Y : 9177268
Didaerah penelitian Lp 4 masih termasuk formasi Sonde seperti
Lp3.Mempunyai lithology berupa kontak antara batu pasir dan tuff dimana
batuan pasir berada di bagian atas dari tuff.Didaerah peneletian ini selain
adannya kontak ada pula Struktur yang terjadi yaitu sesar naik dimana
sesar ini kelihatan jelas memotong garis kontak pada kontak batu pasir
dan tuff.
LP 5
Koordinat :
X : 0625171
Y : 9177837
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 53
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
LP 6
Koordinat :
X : 0625219
Y : 9177906
Didaerah penelitian Lp 6 masih termasuk formasi Kalibeng seperti
Lp5. Dimana di Lp 6 ini adannya Gamping kristalin dimana batu gamping
ini terbentuk dari hasil rekristalisasi batu gamping klastik,batu gamping
trumbu,atau batu gamping afanitik.Dan adanya sesargeser kanan di
daerah penelitian Lp 6
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 54
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 55
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI 2018/2019
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Log batuan sedimen merupakan salah satu bentuk penyajian data batuan
sedimen yang sangat bagus. Dengan log ini, batuan sedimen akan
diketahui ketebalannya, perkembangan vertical, variasi batuan dalam
suatu sekuen, kandungan fosil, struktur dan tekstur sedimen serta
hubungan stratigrafis antara satu lapisan dengan lapisan yang lain
6.2 Kritik dan Saran
praktikum sedimentology berjalan dengan semestinya hanya saja ada
beberapa kendala dalam pelaksanaan praktikum, diharapkan kedepannya
praktikum dilaksanakan lebih awal sehingga tidak memberatkan ketika
mendekati ujian akhir semester, kemudian kedepannya diharapkan untuk
asisten praktikum dalam menjelaskan materi lebih merata sehingga
pemahaman dari setiap praktikan akan sama dan ilmu yang sama tidak
hanya pada satu orang saja.
Hidayatun NIkmah
12.2017.1.00302 Page 56