Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

DASAR TEORI

4.1 Analisa Granulometri

Ukuran butir pada partikel sedimen penting dala beberapa hal.


Ukuran butir mencerminkan :

 Resistensi partikel terhadap pelapukan, erosi dan abrasi. Partikel-


partikel yang lunak seperti batu gamping dan frgamen-fragmen
batuan makin lam makin mengecil, bahkan partikel kuarsa yang
besar dan resisten akan terabrasi dan berubah ukurannya.
 Proses transportasi dan deposisi seperti kemampuan air dingin
untuk menggerakan dan mengendapkan partikel.
Material-material yang diangkut oleh media pengangkut (air,angina) akan
terdistribusi menjadi berbagai macam ukuran butir seperti gravel (boulder,
couble, pebble), pasir dan mud (lanau, lempung). Distribusi ukuran butir ini
menunjukan:

 Terdapatnya bermcam-macam ukuran butir dari batuan asalnya.


 Proses yang terjadi selama sedimentasi terutama kompetensi aliran
(kemampuan arus untuk membawa suatu beban sesuai ukurannya.
Jika ada beban yang lebih berat dari kemampuan arus membawa
maka beban tersebut akan diendapkan).

Dengan banyaknya variasi ukuran butir tersebut maka perlu diadakan


klasifikasi ukuran butir. Dikenal beberapa klasifikasi ukuran butir yang
dibuat oleh beberapa ahli. Diantara beberapa klasifikasi ukuran butir yang
ada, skala penentuan ukuran butir yang diajukan oleh J.A Udden dan C.K
Wentworth yang sering digunakan, selanjutnya disebut skala Udden-
Wentworth sebagai skala geometri (1,2,4,8….) sebagai unit phi oleh W.C
Krumbein, dimana phi merupakan transformasi logaritma dari skala
Udden-Wentworth, yaitu phi=-log2 d, dengan d adalh ukuran butir dalam
mm. (Tabel 1.1)
Tabel 1.1 Skala dan Konversi Ukuran Butir (modifikasi Wentworth, 1922
dalam Boggs, 2006)

Dalam acara ini dilakukan pemisahan ukuran butir dari suatu contoh pasir
lepas. Seperti diketahui analisis ini untuk mengetahui koefisiensi sortasi,
skewness dan kurtosis. Untuk mengetahui harga-harga tersebut dapat
dilakukan secara grafis dan matematis. Pada praktikum ini yang di
pergunakan adalah cara grafis.

1. Cara Grafis
Untuk melakukan perhitungan secara grafis, maka
yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan
plotting data, sebagai histogram dan kurva distribusi
frekuensi sehingga didapat gambaran visual data.
Kemudian melakukan perhitungan parameter statistik yang
berupa rata-rata, standar deviasi, kurtosis, sortasi,
skewness, dll, secara deskriptif dari grafik.
Perhitungan parameter secara grafis pada prinsipnya
adalah menggunakan kurva frekuensi atau frekuensi
kumulatif untuk menentukan nilai phi pada presentil tertentu.
Rumu perhitungan yang sering dipakai adalah yang
diusulkan oleh Folk & Ward (1957, lihat Friedman &
Sanders, 1978; Lewis & McConchie, 1994), yaitu:
a. Median

Merupakan nilai tengah dari populasi total. Dapat


dilihat langsung dari kurva kumulatif, yaitu nilai phi
pada titik dimana kurva kumulatif memotong nilai
50%.
b. Mode

Merupakan ukuran butir sedimen yang frekuensi


kemunculannya paling tinggi.
c. Mean

Mz =

Merupakan nilai rata-rata ukuran butir.


d. Sortasi
Merupakan nilai standar deviasi yang menunjukkan
tingkat keseragaman butir.

σ1 = +

Klasifikasi sortasi (σ1):

Nilai Kategori
< 0.35ø Very well sorted
0.35 ø – Well sorted
0.50
0.50 ø ø – Moderately well
0.71
0.71 ø ø – sorted
Moderately sorted
1.00
1.00 ø ø – Poorly sorted
2.00 ø
2.00 ø – Very poorly sorted
4.00 øø
> 4.00 Extremely poorly
sorted
e. Skewness

Merupakan nilai kesimetrisan kurva


frekuensi

Sk 1= +

Klasifikasi skewness (Sk1):

Nilai Kategori
> +0.3 Very fine-skewed
+0.3 - +0.1 Fine-skewed
+0.1 - -0.1 Near-symmetrical
-0.1 - -0.3 Coarse-skewed
< -0.3 Very coarse-
skewed

f. Kurtosis

Merupakan nilai yang menunjukkan


kepuncakan kurva

Klasifikasi kurtosis (KG):

Nilai Kategori
< 0.67 Very platykurtic
0.67 – 0.90 Platykurtic
0.90 – 1.11 Mesokurtic
1.11 – 1.50 Leptokurtic
1.50 – 3.00 Very leptokurtic
> 3.00 Extremely
leptokurtic
BAB V

HASIL

5.1 Metode Pengukuran Langsung

Metode Pengukuran Langsung (mm)


No
Horizontal Vertikal Diagonal Rata - Rata Phi
1 7 6 7 6,666666667 -2
2 7 5 6 6 -2
3 7 8 7,5 7,5 -3
4 5 6 7 6 -3
5 9 5 7 7 -3
6 6 8 6 6,666666667 -3
7 6 7 6,5 6,5 -2
8 5 5 6 5,333333333 -2
9 6 7 6 6,333333333 -3
10 6 7 6 6,333333333 -2
11 5 6 5 5,333333333 -2
12 4,5 4 4 4,166666667 -2
13 5 6 4 5 -2
14 4 6 6 5,333333333 -2
15 4 6,5 6 5,5 -2

5.2 Metode Pipet dan Pengayakan

Metode Pipet
Selang Waktu Pengambilan Ukuran Butir Phi Berat (gr)
20 Detik 0.0227 6 1.1
2 Menit 0.0084 7 2.2
4 Menit 0,0049 8 2.6
8 Menit 0,0029 8 2.5
15 Menit 0.0013 10 2.5

Metode Pengayakan
Mesh Ukuran Butir Phi Berat (gr)
30 0,59 0,75 33,6
60 0,25 2 34,4
80 0,177 2,5 12,8
120 0,125 3 3,5
200 0,074 3,75 3,3

5.3 Mode

Mode
Kelas (Ukuran Butir) Berat Fraksi (gr) Frekuensi (%Berat) Frekuensi Kumulatif
100
10 - 9 2,5 2,5 97,5
9-8 2,55 2,6 94,9
8-7 2,6 2,6 92,3
7-6 2,2 2,2 90,1
6-5 1,1 1.1 89
5-4 0 0 89
4-3 3,3 3,3 85,7
3-2 16,3 16,5 69,2
2-1 34,4 35,1 34,1
1-0 33,6 34,1 0

120

100

80

60 Series1
Series2
40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
40
35
30
25
20
15 Frekuensi (%Berat)
10
5
0
10 - 9 - 8 8 - 7 7 - 6 6 - 5 5 - 4 4 - 3 3 - 2 2 - 1 1 - 0
9

Anda mungkin juga menyukai