Anda di halaman 1dari 40

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
LABORATORIUM SEDIMENTOGRAFI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

ACARA: UKURAN BUTIR SEDIMEN

NAOMI AGNES CLARISSA


(19/439677/TK/48407)

Kelompok : 8
Rombongan: Rabu, 14.00-15.00

ASISTEN KELOMPOK:
M. Fahmi Firmansah

YOGYAKARTA

MARET

2020

DAFTAR ISI

1
Maksud dan Tujuan ................................................................................................................. 3
Dasar Teori ................................................................................................................................ 3
Metode Grafis ......................................................................................................................... 5
Metode Matematis .................................................................................................................. 7
Alat dan Bahan ......................................................................................................................... 9
Langkah Kerja .......................................................................................................................... 9
Data .......................................................................................................................................... 11
Data Grafis ............................................................................................................................ 11
Data Matematis ..................................................................................................................... 13
Grafik dan Kurva .................................................................................................................. 14
Pembahasan dan Interpretasi................................................................................................ 17
Data Grafis ............................................................................................................................ 17
Data Matematis ..................................................................................................................... 19
Perbandingan Data Grafis dan Matematis ............................................................................ 20
Interpretasi ............................................................................................................................ 21
Kesimpulan ............................................................................................................................. 22
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 23
Lampiran ................................................................................................................................. 24

2
1. Maksud dan Tujuan
Maksud dari acara praktikum ini adalah untuk melakukan analisis parameter-
parameter distribusi ukuran butir sedimen.
Tujuan dari acara praktikum ini adalah menganalisis variasi ukuran butir agar
mengetahui berbagai proses geologi yang berperan untuk melakukan transportasi, erosi dan
deposisi material sedimen tersebut.

2. Dasar Teori
Dalam analisis butiran ukuran sedimen, skala ukuran butir yang digunakan adalah
skala Udden-Wentworth. Skala ini pertama kali diusulkan oleh Udden di tahun 1898
dan Wentworth memodifikasinya pada tahun 1922 (Friedman & Sanders, 1978; Blatt
et al., 1980). Nilai 1 mm merupakan standar batas ukuran butir pada skala ini, dan
digunakan pula faktor pembagi atau pengali 2. Untuk menghilangkan angka dalam
bentuk pecahan agar analisis granulometri dapat dilakukan dengan lebih mudah, maka
Krumbein (1934)
dalam Blatt et al., (1980) membuat suatu skala yang dikenal dengan skala phi (ø)
dengan rumus:
ø = −2 log 𝑑

dimana d adalah diameter partikel dalam mm. Rumus ini diperbaiki oleh McManus
(1963, dalam Blatt et al., 1980) menjadi:

𝑑
ø = −2 log
𝑑0
dimana d adalah diameter partikel dalam mm dan 𝑑0 merupakan ukuran butir standar
(1 mm).

3
Tabel 1. Klasifikasi ukuran butir sedimen menurut US Standard (Pettijohn et al., 1972)

Ada beberapa metode untuk mengukur ukuran butiran sedimen tergantung pada ukuran
butir sedimennya. Metode-metode tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

4
Ukuran Butir Metode

Gravel Pengukuran langsung (caliper),


ayakan

Pasir Ayakan, tabung sedimentasi

Lanau Ayakan (untuk butir kasar), tabung


sedimentasi, pipet

Lempung Pipet, mikroskop elektron

Tabel 2. Metode pengukuran butir sedimen

Distribusi frekuensi ukuran butir diolah menggunakan parameter statistika baik secara
grafis maupun matematis. Analisis ukuran butir atau yang lebih sering disebut dengan
analisis granulometri dengan menggunakan cara grafis maupun matematis digunakan
untuk mengetahui median, mean, modus, sortasi, skewness dan kurtosis.

I. Metode Grafis

Metode grafis dilakukan dengan melakukan plotting data sebagai kurva distribusi
frekuensi sehingga didapatkan gambaran data, lalu melakukan perhitungan parameter
berupa median, mean, modus, sortasi, skewness dan kurtosis.

Prinsip utama dari metode grafis adalah penggunaan kurva frekuensi kumulatif untuk
menentukan nilai phi pada persentil tertentu. Rumus perhitungan yang biasanya dipakai
adalah rumus yang diusulkan oleh Folk & Ward (1957, lihat Friedman & Sanders, 1978;
Lewis & McConchie, 1994) yaitu:

a. Median
Median adalah nilai tengah dari seluruh populasi, dapat dilihat dari kurva frekuensi
kumulatif, yaitu nilai phi pada titik saat kurva kumulatif memotong nilai 50%.

b. Mode/Modus
Merupakan ukuran butir sedimen dengan frekuensi kemunculan tertinggi.
c. Mean
Adalah nilai rata-rata ukuran butir. Dinyatakan dengan Mz.
5
ø 16+ ø50+ ø84
𝑀𝑧 =
3

d. Sortasi
Adalah nilai yang menunjukkan tingkat keseragaman butir, merupakan nilai standar
deviasi.
ø84 − ø16 ø95 − ø5
𝜎= +
4 6,6
Klasifikasi sortasi (𝜎1)
Nilai Kategori

<0,35 Very well sorted

0,35-0,50 Well sorted

0,50-0,71 Moderately well


sorted

0,71-1,00 Moderately Sorted

1,00-2,00 Poorly sorted

2,00-4,00 Very poorly sorted

>4,00 Extremely

e. Skewness
Adalah nilai kesimetrisan dari kurva frekuensi.
ø84 + ø16 − 2 ø50 ø95 + ø5 − 2 ø50
𝑆𝑘 = +
2 (ø84 − ø16) 2 (ø95 − ø5)
Klasifikasi skewness untuk metode grafis:
Nilai Kategori

Very fine-skewed
>+0.3
+0.3 - +0.1 Fine-skewed

+0.1 - -0.1 Near-symmetrical

6
-0.1 - -0.3 Coarse-skewed

<-0.3 Very coarse-skewed

f. Kurtosis
Adalah nilai untuk menunjukkan kepuncakan kurva.
Nilai Kategori

< 0.67 Very platykurtic

0.67 – 0.90 Platykurtic

0.90 – 1.11 Mesokurtic

1.11 – 1.50 Leptokurtic

1.50 – 3.00 Very leptokurtic

>3.00 Extremely
leptokurtic

II. Metode Matematis


Prinsip utama dari metode matematis adalah menggunakan konsep moments. Pada
perhitungan ini dibutuhkan data distribusi frekuensi yang lengkap, dimana semua
fraksi harus terukur dan data harus diekstrapolasikan sampai 100%. Perhitungan
dengan metode ini mengasumsikan data terdistribusi normal.

Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah:


a. Mean
Σ𝑓 . 𝑀
𝑥ø =
𝑁
b. Sortasi

Σ𝑓 . ( 𝑚 − 𝑥ø )2
𝜎ø = √
100

7
c. Skewness
Σ𝑓 . ( 𝑚 − 𝑥 )3
𝑆𝑘ø =
100 . 𝜎ø3
Klasifikasi skewness untuk metode matematis:
Nilai Kategori

Very fine-skewed
>1.3
+0.43 - +1.30 Fine-skewed

-0.43 - +0.43 Near-symmetrical

-1.30 - -0.43 Coarse-skewed

<-1.3 Very coarse-skewed

d. Kurtosis
Σ𝑓 . ( 𝑚 − 𝑥 )4
𝐾ø =
100 . 𝜎 4

Klasifikasi kurtosis untuk metode matematis:


Nilai Kategori

< 1.70 Very platykurtic

1.70 – 2.55 Platykurtic

2.55 – 3.70 Mesokurtic

3.70 – 7.40 Leptokurtic

>7.40 Very leptokurtic

Dengan memperoleh data menggunakan metode grafis maupun matematis, maka


kita dapat:
- Mengetahui karakteristik sedimen terutama tekstur sedimen dengan tinjauan
statistik
- Mengetahui ketersediaan partikel dengan ukuran butir tertentu
- Agen transportasi dan deposisinya
- Proses deposisi akhir seperti suspensi, traksi, saltasi, dll
8
3. Alat dan Bahan
Alat:
- Plastik sampel
- Splitter
- Saringan ayakan (18,35,50,100,270, >270 mesh)
- Timbangan digital
- Corong
- Kuas Cat
- Alat Tulis
- Kertas HVS

Bahan:

- Sampel sedimen (berukuran butir pasir) dari 3 lokasi pengamatan

4. Langkah Kerja
Praktikum kali ini menggunakan metode ayakan kering untuk partikel berukuran butir
pasir. Terdapat dua prosedur, yaitu prosedur persiapan dan pengayakan.

PROSEDUR PERSIAPAN
Melakukan splitting
Mengeringkan Menumbuk sampel
dengan metode
Menyiapkan sampel sampel dengan agar gumpalan-
quartering hingga
dari lapangan menyangrai hingga gumpalan sampel
berat sedimen
kering terpisah
mencapai 100 gram

Sampel siap diayak!

9
PROSEDUR PENGAYAKAN

Menyiapkan Mengurutkan saringan ayakan dengan


sampel yang Membersihkan
urutan mesh dari atas:
akan diayak (100 mesh dengan
18,35,50,100,270, >270 dan bottom
gram) kuas cat
pan

Menimbang
Memindahkan butiran sedimen partikel sedimen
Memasukkan sampel ke dalam
tiap mesh saringan ayakan ke tiap mesh, berat
ayakan, menutup ayakan dan
dalam plastik sampel yang tidak boleh
mesin dijalankan selama 10 menit.
berlabel hilang melebihi
5%

Sampel siap
dianalisa!

GAMBAR-GAMBAR PERSIAPAN SAMPEL

Gambar 1 : Quartering menggunakan Gambar 2 : Memasukkan sedimen ke


splitter dan corong. dalam mesh

Gambar 3: Mengeluarkan sedimen dari Gambar 4: Memasukkan sedimen ke


mesh dalam plastik sampel berdasarkan ukuran
mesh

10
Setelah mendapatkan data sampel, maka yang dilakukan adalah mengolah data
distribusi frekuensi ukuran butir berupa:

Plotting data sebagai histogram, Perhitungan parameter statistik Perhitungan moment statistik
kurva frekuensi, kurva frekuensi (median, mean,sortasi, secara matematis dari data
kumulatif skewness,kurtosis) dari grafik persentasi berat fraksi ukuran butir

5. Data
Menurut pengolahan data ukuran butir menggunakan parameter statistik secara grafis
dan matematis, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

a. Metode Grafis

PERHITUNGAN PADA LP 1

Frekuensi
frekuensi (% kumulatif
Mesh Phi Berat fraksi (gram) berat) (%)
10-18 -1-0 0,4 0,414 0,54
18-35 0-1 6,8 7,032 7,57
35-60 1-2 26,3 27,198 34,77
60-120 2-3 44,9 46,432 81,20
120-230 3-4 18,3 18,925 100,13
>4 5,4
96,7
NILAI PHI LP 1

ø5 0
ø16 0,8
ø25 1,15
ø50 1,8
ø75 2,4
ø84 2,7
ø95 3,3
PERHITUNGAN PADA LP 2

Berat Frekuensi
fraksi Frekuensi kumulatif
Mesh Phi (gram) (% berat) (%)
10-18 -1-0 0,01 0,01 0,01
18-35 0-1 0,8 0,83 0,84
35-60 1-2 15,4 16,07 16,92
60-120 2-3 57 59,49 76,41
120-230 3-4 22,6 23,59 100,00
>4 5,4
95,81
11
NILAI PHI LP 2

ø5 0,7
ø16 1,4
ø25 1,7
ø50 2,1
ø75 2,4
ø84 2,8
ø95 3,3

PERHITUNGAN PADA LP 3

frekuensi Frekuensi
berat fraksi (% kumulatif
mesh phi (gram) berat) (%)
10-18 -1-0 0,1 0,11 0,11
18-35 0-1 0,8 0,88 0,99
35-60 1-2 8,1 8,96 9,96
60-120 2-3 45 49,78 59,73
120-230 3-4 36,4 40,27 100,00
>4 12,2
90,4

NILAI PHI LP 3

ø5 1
ø16 1,4
ø25 1,8
ø50 2,3
ø75 2,8
ø84 3,2
ø95 3,4

12
HASIL METODE GRAFIS
Grafis

Lokasi Mean Sortasi Skewness Kurtosis


Y2 Y3
Mz Ket. 𝜎1 Kategori Sk1 Kateg KG Kategori
ori
LP 1 1,76 Medi 0,975 Moderatel -0,071 Near 1,08 Mesokurt 108,806 -7,42066
um y sorted symm ic
sand etrical
LP 2 2,1 Fine 0,743 Moderatel -0,038 Near 1,52 Very l 96,6 -3,98
sand y sorted symm eptokurti
etrical c
LP 3 2,3 Fine 0,813 Moderatel -0,04 Near 0,98 Mesokurt 96,90438 -4,89
sand y sorted symm ic 404
etrical

b. Metode Matematis

CONTOH PERHITUNGAN (LP 1)

- Menghitung nilai mean


226,43
𝑥ø = = 2,643
100

- Menghitung nilai sortasi


72,411
𝜎ø = √ = 0,851
100

- Menghitung nilai skewness


−23,167
𝑆𝑘ø = = −0,376
100 . 0,8513

- Menghitung nilai kurtosis


145,834
𝐾ø = = 2,781
100 . 0,8513

13
Berat (f) f(m- f(m- f(m-
Mesh phi m % fm (m-x) (m-x)^2 x)^2 (m-x)^3 x)^3 (m-x)^4 4)^4 fk
10-18 0-1 -0,5 0,414 -0,207 -2,764 7,641 3,163 -21,122 -8,744 58,386 24,172 0,413
18-35 1-2 0,5 7,030 3,515 -1,764 3,113 21,881 -5,491 -38,604 9,688 68,107 7,44
35-60 2-3 1,5 27,198 40,797 -0,764 0,584 15,886 -0,446 -12,141 0,341 9,278 34,64
60-120 3-4 2,5 46,432 116,080 0,236 0,056 2,581 0,013 0,608 0,003 0,143 81,07
120-
230 >4 3,5 18,925 66,238 1,236 1,527 28,900 1,887 35,713 2,332 44,133 100,00
TOTAL 7,500 99,999 226,423 -3,821 12,920 72,411 -23,167 70,750 145,834

Matematis

Lokasi Mean Sortasi Skewness Kurtosis


Y2 Y3
Mz Ket. 𝜎1 Kategori Sk1 Katego KG Kategori
ri
LP 1 2,26 Fine 0,851 Moderately -0,376 Near 2,781 Mesokurti 127,67 -3,7246
sand sorted symem c
etrical
LP 2 2,558 Fine 0,654 Moderately -0,246 Near 2,984 Mesokurti 118,85 -1,669
sand well sorted symme c
trical
LP 3 2,792 Fine 0,672 Moderately -0,685 Coarse 3,557 Mesokurti 126,73 0,36351
sand well sorted skewed c
Grafis dan Kurva

i. Kurva Frekuensi

Kurva Frekuensi % vs phi


100
90
80
Frekuensi %

70
60
50 LP1
40
30 LP2
20
10 LP3
0
-1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4
phi

ii. Kurva Frekuensi Kumulatif

Kurva Frekuensi Kumulatif vs phi


100
Frekuensi Kumulatif

80

60
LP1
40
LP2
20 LP3

0 14
-1 0 1 2 3 4
phi
iii. Mean Size vs Sortasi

Mean Size (phi) vs Sortation (phi)


4

3 LP1 (Grafis)

Sortation (phi)
2 LP1 (Matematis)

1 LP2 (Grafis)

0 LP2 (Matematis)
LP3 (Grafis)
-1
-1 0 1 2 3 4 LP3 (Matematis)
Mean Size (phi)

iv. Skewnesss vs Sortasi

Skewness vs Sortasi (Grafis)


4

3
Sortation (phi)

2
LP1
1
LP2
0 LP3

-1
-1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
Skewness

Skewness vs Sortasi (Matematis)


4

3
Sortation (phi)

2
LP1
1
LP2

0 LP3

-1
-2 -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2
Skewness

15
v. Skewness vs Kurtosis

Skewness vs Kurtosis (Grafis)


3,5
3
2,5
Kurtosis 2
LP1
1,5
LP2
1
LP3
0,5
0
-1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
Skewness

Skewness vs Kurtosis (Matematis)


8
7
6
5
Kurtosis

4 LP1
3 LP2
2 LP3
1
0
-1,6 -1,4 -1,2 -1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
Skewness

vi. Diagram Sahu

Diagram Sahu
140

120

100 LP1 (Grafis)


80 LP1 (Matematis)
Y2

60 LP2 (Grafis)

40 LP2 (Matematis)
LP3 (Grafis)
20
LP3 (Matematis)
0
-8 -6 -4 -2 0 2
Y3

16
vii. Diagram Visher

Diagram Visher
100

Frekuensi %
10 LP1
LP2
LP3

1
-1 0 1 2 3 4
Mean Size (phi)

viii. Diagram Hjulstorm

6. Pembahasan dan Interpretasi

A. Data Grafis

i. Lokasi Pengamatan 1

- Bivariate Scatter Plots


Data pada STA 11 LP 1 memiliki nilai mean yaitu 1,65 yaitu didominasi
medium sand, dengan sortasi 0,975 atau moderately sorted, skewness -0,071
atau near symmetrical, dengan kurtosis yang mendekati distribusi normal
yaitu 1,0819 atau mesokurtic.

- Linear Discriminant Function


Nilai Y2 pada STA 11 LP 1 memiliki nilai lebih dari 65,3650 maka proses
yang dominan pada tempat ini adalah proses subtidal. Nilai Y3 lebih kecil
dari -7,4190 menandakan proses fluvial dominan di tempat ini.
17
- Log Probability Curves
Sedimen yang tertranspor dengan metode rolling & sliding sebanyak 7,57%,
saltation sebanyak 73,53%, dan suspensi sebanyak 18,9%. Terdapat material
berukuran lanau hingga lempung yang tersuspensi, dikarenakan pengamatan
dilakukan pada saat banjir di hilir sungai. Dominansi material yang tersaltasi
menunjukkan transport dilakukan dengan arus yang cukup kuat, dimana
energi transportasi cukup besar.

ii. Lokasi Pengamatan 2

- Bivariate Scatter Plots


Data pada STA 11 LP 2 memiliki nilai mean yaitu 2,1 yaitu didominasi fine
sand, dengan sortasi 0,743 atau moderately sorted, skewness -0,038 atau
near symmetrical, dengan kurtosis 1,52 atau very leptokurtic.

STA 11 LP 2 terletak pada utara STA 11 LP 1. Terdapat anomali yaitu nilai


mean pada daerah ini lebih didominasi oleh fine sand. Hal ini dikarenakan
pada daerah ini terdapat pada point bar dengan arus sedang dimana partikel-
partikel yang cenderung kasar akan terendapkan di bagian bawah endapan
dan partikel yang cenderung halus akan tertransportasikan dan terdeposisi
pada bagian atas endapan. Kurtosis yang cenderung leptokurtic
menunjukkan distribusi sedimen lebih terpusat pada bagian tengah-tengah
distribusi, yaitu pada bagian medium sand hingga fine sand.

- Linear Discriminant Function


Nilai Y2 pada STA 11 LP 2 memiliki nilai lebih dari 65,3650 maka proses
yang dominan pada tempat ini adalah proses subtidal. Nilai Y3 lebih besar
dari -7,4190 menandakan proses shallow marine agitated dominan di tempat
ini.

- Log Probability Curves


Sedimen yang tertranspor dengan metode rolling & sliding sebanyak 0,83%,
saltation sebanyak 75,58%, dan suspensi sebanyak 23,59%.

iii. Lokasi Pengamatan 3

- Bivariate Scatter Plots


Data pada STA 11 LP 3 memiliki nilai mean yaitu 2,1 yaitu didominasi fine
sand, dengan sortasi 0,85 atau moderately sorted, skewness -0,13 atau
coarse skewed, dengan kurtosis 1,52 atau very leptokurtic. STA 11 LP 3
terletak pada selatan STA 11 LP 1, pada sungai dengan aliran yang cukup
deras dan telah terjadi pengerukan sehingga memiliki kedalaman sedalam
0,6 m.
18
- Linear Discriminant Function
Nilai Y2 pada STA 11 LP 3 memiliki nilai lebih dari 65,3650 maka proses
yang dominan pada tempat ini adalah proses subtidal. Nilai Y3 lebih besar
dari -7,4190 menandakan proses shallow marine agitated dominan di tempat
ini.

- Log Probability Curves


Sedimen yang tertranspor dengan metode rolling & sliding sebanyak 0,99 %,
saltation sebanyak 58,74% , dan suspensi sebanyak 40,27%. Banyaknya
material yang tersuspensi dapat dijelaskan dengan fenomena banjir yang
terjadi saat pengambilan sedimen.

B. Data Matematis

i. Lokasi Pengamatan 1

- Bivariate Scatter Plots


Data pada STA 11 LP 1 memiliki nilai mean yaitu 2,26 yaitu didominasi fine
sand, dengan sortasi 0,851 atau moderately sorted, skewness -0,376 atau
near symmetrical, dengan kurtosis yang mendekati distribusi normal yaitu
2,781 atau mesokurtic.

- Linear Discriminant Function


Nilai Y2 pada STA 11 LP 1 memiliki nilai lebih dari 65,3650 maka proses
yang dominan pada tempat ini adalah proses subtidal. Nilai Y2 lebih besar
dari -7,4190 menandakan proses shallow marine agitated dominan di tempat
ini.

ii. Lokasi Pengamatan 2

- Bivariate Scatter Plots


Data pada STA 11 LP 2 memiliki nilai mean yaitu 2,558 yaitu didominasi
fine sand, dengan sortasi 0,654 atau moderately well sorted, skewness -0,246
atau near symmetrical, dengan kurtosis 2,984 atau mesokurtic.

- Linear Discriminant Function


Nilai Y2 pada STA 11 LP 2 memiliki nilai lebih dari 65,3650 maka proses
yang dominan pada tempat ini adalah proses subtidal. Nilai Y3 lebih besar
dari -7,4190 menandakan proses shallow marine agitated dominan di tempat
ini.

19
iii. Lokasi Pengamatan 3

- Bivariate Scatter Plots


Data pada STA 11 LP 3 memiliki nilai mean yaitu 2,3 yaitu didominasi fine
sand, dengan sortasi 0,13 atau moderately sorted, skewness -0,04 atau near
symmetrical, dengan kurtosis 0,98 atau mesokurtic.

STA 11 LP 2 terletak pada selatan STA 11 LP 1, pada sungai dengan aliran


yang cukup deras dan telah terjadi pengerukan sehingga memiliki kedalaman
sedalam 0,6 m.

- Linear Discriminant Function


Nilai Y2 pada STA 11 LP 3 memiliki nilai lebih dari 65,3650 maka proses
yang dominan pada tempat ini adalah proses subtidal. Nilai Y3 lebih besar
dari -7,4190 menandakan proses shallow marine agitated dominan di tempat
ini.

C. Perbandingan Data Grafis dan Matematis

Di LP 1, terlihat perbedaan mean yang cukup signifikan, dimana bila metode


grafis digunakan maka akan mendapatkan nilai rata-rata berupa medium sand,
sedangkan bila menggunakan metode matematis maka akan didapatkan nilai rata-
rata berupa fine sand. Nilai skewness kedua metode relatif jatuh di klasifikasi yang
sama, yaitu near symmetrical yang berarti data distribusi sedimen mendekati
distribusi normal. Bila dihubungkan dengan sortasi yang moderately sorted, nilai
kurtosis menunjukkan nilai mesokurtic dimana nilai kepuncakan bersesuaian
dengan nilai sortasi. Nilai sortasi sedang berarti tidak ada nilai dominansi butiran
berukuran kasar maupun halus.
Di LP 2, terlihat juga perbedaan nilai mean namun semuanya masih tergolong
dalam fine sand. Perbedaan yang signifikan terlihat dari nilai kurtosis antara data
grafis dan matematis, dimana secara grafis termasuk very leptokurtic, sedangkan
secara matematis termasuk dalam mesokurtic. Adanya perbedaan ini disebabkan
oleh dekatnya range nilai kurtosis pada klasifikasi secara grafis. Dengan sortasi
berupa moderately well sorted, dimana ukuran partikel terkonsentrasi di ukuran
yang halus, distribusi data pun menjadi lebih terpusat dan puncak kurva menjadi
lebih tinggi, yaitu menjadi very leptokurtic.
Di LP 3, baik secara grafis maupun matematis menunjukkan bahwa rata-rata
ukuran butir pada LP 3 didominasi oleh fine sand, dengan ukuran partikel lebih
halus dibandingkan LP 1 dan LP 2. Namun nilai sortasi menunjukkan moderately
well sorted untuk metode matematis dan moderately sorted untuk metode grafis.
Untuk skewness, dengan menggunakan metode grafis didapati nilai symmetrical,
sedangkan bila menggunakan metode matematis didapati nilai coarse skewed.
Untuk LP 3, nilai skewness dari metode grafis cenderung lebih masuk akal untuk
sortasi yang moderately well sorted. Nilai kurtosis dari kedua metode cenderung
mesokurtic yang menggambarkan distribusi ukuran sedimen yang normal.
20
Ada beberapa faktor penyebab error dari hasil analisis granulometri, diantaranya:
1. Pengambilan sampel dilakukan pada saat keadaan sungai agak banjir
dikarenakan hujan yang terus menerus, sehingga aliran menjadi sangat
turbulen dengan membawa partikel-partikel berukuran halus sebagai suspensi.
2. Pengaruh perilaku manusia seperti adanya penambangan pasir sehingga
sedimen berukuran pasir yang tersisa hanyalah sedikit, keberadaan bendungan
dan ground sill.
3. Kesalahan teknis berupa pengambilan sampel sedimen yang cenderung tidak
seragam (sedimen diambil pada gosong sungai, tidak pada dasar aliran sungai),
kesalahan pembulatan angka, timbangan yang tidak terkalibrasi dengan baik,
dan kesalahan pengolahan data.

D. Interpretasi dan Hubungan Ketiga LP


Lokasi pengambilan sampel berada pada Sungai Progo daerah Hilir di
Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, DIY. Sampel diambil pada tiga
lokasi pengamatan dengan jarak kurang lebih 1 km dari posisi STA 11 LP 1.
Lokasi pengamatan 2 berada di selatan LP 1 dan LP 3 berada di sebelah utara LP
1.
Morfologi berupa bentang alam fluvial yang mengalami banyak rekayasa
seperti pembuatan tanggul buatan, bendungan, aktivitas penambangan pasir dan
ground sill. Arah aliran sungai cenderung dari utara ke selatan dengan lebar sekitar
40-50 meter. Endapan gosong sungai berupa point bar dan channel bar ditemui
pula sepanjang sungai. Litologi sedimen berupa kerakal, pasir sedang, pasir halus
hingga lanau. Untuk menemui partikel berukuran pasir cukup sulit, dikarenakan
pasir telah hampir seluruhnya ditambang oleh rakyat sekitar.
Kecepatan aliran sungai pada tiga lokasi pengamatan cukup tinggi, yaitu 0,748
m/s di LP 1, 0,826 m/s di LP 2, dan 1,108 m/s di LP 3. STA terletak di daerah
yang rendah, sehingga energi aliran cukup rendah, namun dikarenakan
pengamatan dilakukan di musim hujan, terdapat kiriman banjir pada sungai
sehingga aliran menjadi sangat turbulen. Selain itu, slope cenderung semakin
curam kearah hilir.
Tekstur butiran berupa sortasi dan packing pada lokasi pengamatan pertama
sampai ketiga relatif seragam, dengan ukuran butir medium sand hingga fine sand
dan sortasi sedang hingga moderately well sorted. Secara umum semakin ke
selatan atau semakin ke arah hilir, ukuran butir menjadi semakin halus, dengan
pengecualian pada LP 2 dimana ukuran butirnya lebih halus dibandingkan LP 1
padahal lokasinya lebih utara dibandingkan LP 1, itu dikarenakan lokasi LP 2
terdapat hasil rekayasa antropogenik berupa DAM yang menyebabkan kecepatan
dan debit air lebih terkontrol, sehingga lebih banyak partikel berukuran halus yang
dapat tertranspor dan tidak tererosi terlebih dahulu. Saat pengamatan, terjadi
perbedaan situasi dimana saat pengamatan di STA 1 belum terjadi peristiwa hujan
dan banjir sedangkan pada LP 2 telah terjadi banjir. Semakin ke arah hilir, sortasi
juga cenderung semakin baik, skewness cenderung lebih mendekati fine skew

21
walaupun dalam perhitungan matematis pada LP 3 gagal meramalkan
kecenderungan ini.
Metode transportasi yang dominan di ketiga LP adalah saltasi, walaupun
semakin ke arah hilir suspensi semakin dominan, seiring dengan bertambah
halusnya partikel yang dapat ditransportasikan dan dideposisikan.

7. Kesimpulan
- Perhitungan parameter granulometri secara grafis memberikan hasil yang
lebih sesuai dengan keadaan pengamatan lapangan, jika perpotongan titik phi
dengan frekuensi kumulatif dilakukan dengan benar.
- Perhitungan parameter granulometri secara matematis memberikan hasil
berupa peramalan trend antara LP 1, LP 2 dan LP 3 sehingga hubungan antar
LP bisa didapatkan dari perhitungan matematis.
- Tekstur material sedimen yang disampel:
a. Memiliki sortasi sedang hingga moderately well sorted
b. Ukuran butir rata-rata adalah pasir sedang hingga halus
c. Memiliki skewness dengan kecenderungan near symmetrical
d. Memiliki kurtosis cenderung mesokurtic
- Kondisi geologi berdasarkan hasil interpretasi data statistik
a. Lingkungan pengendapan berada pada point bar
b. Sungai mengalami banyak modifikasi berupa DAM,
penambangan pasir dan ground sill.
c. Kecepatan arus semakin ke arah hilir semakin besar karena slope
cenderung semakin curam kearah hilir.
d. Transportasi material sedimen berupa rolling dan sliding, saltasi,
dan suspensi, dengan metode transportasi saltasi dominan.

22
Daftar Pustaka

Boggs Jr., Sam. 2006. Principles of Sedimentology and Stratigraphy, 4th ed. USA: Pearson
Prentice Hall

Sahu, B. K. (1964) Depositional mechanisms from the size analysis of clastic sediments,
Journal of Sedimentary Petrology, Vol. 34, No. 1, pp. 73-83.

Surjono, Sugeng S., Amijaya, D. Hendra. 2017. Sedimentologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Visher, G.S. (1969) Grain size distributions and depositional processes, Journal of
Sedimentary Research, Vol. 39, pp. 1074-1106.

Wentworth, C.K. (1922) A scale of grade and class term for clastic sediment. Journal
Geology, Vol. 30, pp. 337-392.

23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Anda mungkin juga menyukai