Anda di halaman 1dari 5

2.2.

3 Dasar penggolongan ukuran butir menurut wentworth & Dasar Klasifikasi


batuan sedimen menurut koesoemadinata

A. Pengolongan ukuran butir menurut wentworth


Dikenal umum dengan nama Skala Wentworth, skema ini digunakan untuk
klasifikasi materi partikel aggregate ( Udden 1914, Wentworth 1922). Pembagian
skala dibuat berdasarkan faktor 2 ; contoh butiran pasir sedang berdiameter 0,25
mm – 0,5 mm, pasir sangat kasar 1 mm – 2 mm, dan seterusnya. Skala ini dipilih
karena pembagian menampilkan pencerminan distribusi alami partikel sedimen;
sederhananya, blok besar hancur menjadi dua bagian, dan seterusnya.

Empat pembagian dasar yang dikenalkan:

a. lempung (< 4 μm)


b. lanau (4 μm – 63 μm)
c. pasir (63 μm – 2 mm)
d. kerikil /aggregate (> 2 mm).
Skala phi adalah angka perwakilan pada skala Wentworth. Huruf Yunani ‘Ф’
(phi) sering digunakan sebagai satuan skala ini. Dengan menggunakan logaritma 2
ukuran butir dapat ditunjukkan pada skala phi sebagai berikut : Ф = - log 2 (diameter
butir dalam mm). Tanda negatif digunakan karena biasa digunakan untuk mewakili
ukuran butir pada grafik, bahwa ukuran butir semakin menurun dari kanan ke kiri.
Dengan menggunakan rumus ini, butir yang berdiameter 1 mm adalah 0Ф; 2mm
adalah -1Ф, 4 mm adalah -2Ф, dan seterusnya; ukuran butir yang semakin menurun,
0,5 mm adalah +1Ф, 0,25 mm adalah 2Ф, dan seterusnya.

Berikut adalah ukuran yang terdapat dalam skala Wenworth :

Gravel, terbagi atas 4 bagian yakni : Bolders/Bongkah (>256mm),


Cobble/Berangkal (64-256mm), Pebble/Kerakal (4-64mm), dan
Grit/Granule/Butiran (2-4mm).

1. Sand, Pasir Sangat Kasar (1-2mm), Pasir Kasar (1/2-1mm), Pasir Sedang (1/4-
1/2mm), Pasir Halus (1/8-1/4mm), dan Pasir Sangat Halus(1/16-1/8mm)
2. Mud, terbagi atas 2 : Silt/Lanau (1/256-1/6mm) dan Clay/Lempung (<1/256mm)
B. Klasifikasi Batuan Sedimen Menurut Koesoemadinata

Berbagai penggolongan dan penamaan batuan sedimen telah dikemukakan


oleh para ahli, baik berdasarkan genetis maupun deskriptif. Secara genetik terdapat
dua golongan, yaitu:

1. Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan
batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu
sendiri.

2. Batuan Sedimen Non Klastik


Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau dari kegiatan
organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi
organik.

Pada batuan sedimen non klastik dapat digolongkan menjadi enam golongan
menurut R.P. Koesoemadinata. Menurut R.P. Koesoemadinata pada tahun 1981
batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :

1. Golongan Detritus Kasar


Batuan sedimen ini diendapkan dengan proses mekanis. Lingkungan tempat
pengendapan batuan ini di lingkungan sungai, danau atau laut. Batuan sedimen
yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan
batupasir.

2. Golongan Detritus Halus

Batuan yang termasuk ke dalam golongan ini mempunyai daerah pengendapkan di


lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ke dalam golongan ini
adalah batulanau, serpih, batulempung dan Nepal.
3. Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan
foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan
yang terbentuk lebih dahulu dan di endapkan disuatu tempat. Proses pertama biasa
terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua
diendapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini
banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.

4. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi
untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian
dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas
sekali.

5. Golongan Evaporit

Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia
yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau
laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur-unsur
tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan
terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk
kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batugaram.

6. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-
tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh
suatu lapisan yang tebal di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya
pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus
memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk
menjadi satu di tempat tersebut.
Gambar klasifikasi batuan menurut R.P. Koesoemadinata (1981)

Anda mungkin juga menyukai