Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PEMBAHASAN

I.1 PENGERTIAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN


Lingkungan pengendapan adalah bagian dari permukaan bumi dimana proses
fisik, kimia dan biologi berbeda dengan daerah yang berbatasan dengannya (Selley,
1988). Sedangkan menurut Boggs (1995) lingkungan pengendapan adalah karakteristik
dari suatu tatanan geomorfik dimana proses fisik, kimia dan biologi berlangsung yang
menghasilkan suatu jenis endapan sedimen tertentu. Nichols (1999) menambahkan
yang dimaksud dengan proses tersebut adalah proses yang berlangsung selama proses
pembentukan, transportasi dan pengendapan sedimen. Perbedaan fisik dapat berupa
elemen statis ataupun dinamis. Elemen statis antara lain geometri cekungan, material
endapan, kedalaman air dan suhu, sedangkan elemen dinamis adalah energi, kecepatan
dan arah pengendapan serta variasi angin, ombak dan air. Termasuk dalam perbedaan
kimia adalah komposisi dari cairan pembawa sedimen, geokimia dari batuan asal di
daerah tangkapan air (oksidasi dan reduksi (Eh), keasaman (Ph), salinitas, kandungan
karbon dioksida dan oksigen dari air, presipitasi dan solusi mineral). Sedangkan
perbedaan biologi tentu saja perbedaan pada fauna dan flora di tempat sedimen
diendapkan maupun daerah sepanjang perjalanannya sebelum diendapkan

1
Permukaan bumi mempunyai morfologi yang sangat beragam, mulai dari
pegunungan, lembah sungai, pedataran, padang pasir (desert), delta sampai ke laut.
Dengan analogi pembagian ini, lingkungan pengendapan secara garis besar dapat
dibagi menjadi tiga kelompok, yakni darat (misalnya sungai, danau dan gurun),
peralihan (atau daerah transisi antara darat dan laut; seperti delta, lagun dan daerah
pasang surut) dan laut. Banyak penulis membagi lingkungan pengendapan berdasarkan
versi masing-masing. Selley (1988) misalnya, membagi lingkungan pengendapan
menjadi 3 bagian besar: darat, peralihan dan laut . Namun beberapa penulis lain
membagi lingkungan pengendapan ini langsung menjadi lebih rinci lagi. Lingkungan
pengendapan tidak akan dapat ditafsirkan secara akurat hanya berdasarkan suatu aspek
fisik dari batuan saja. Maka dari itu untuk menganalisis lingkungan pengendapan harus
ditinjau mengenai struktur sedimen, ukuran butir (grain size), kandungan fosil (bentuk
dan jejaknya), kandungan mineral, runtunan tegak dan hubungan lateralnya, geometri
serta distribusi batuannya.
Fasies merupakan bagian yang sangat penting dalam mempelajari ilmu
sedimentologi. Boggs (1995) mengatakan bahwa dalam mempelajari lingkungan
pengendapan sangat penting untuk memahami dan membedakan dengan jelas antara
lingkungan sedimentasi (sedimentary environment) dengan lingkungan facies (facies
environment). Lingkungan sedimentasi dicirikan oleh sifat fisik, kimia dan biologi
yang khusus yang beroperasi menghasilkan tubuh batuan yang dicirikan oleh tekstur,
struktur dan komposisi yang spesifik. Sedangkan facies menunjuk kepada unit
stratigrafi yang dibedakan oleh litologi, struktur dan karakteristik organik yang
terdeteksi di lapangan. Kata fasies didefinisikan yang berbeda-beda oleh banyak
penulis. Namun demikian umumnya mereka sepakat bahwa fasies merupakan ciri dari
suatu satuan batuan sedimen. Ciri-ciri ini dapat berupa ciri fisik, kimia dan biologi,
seperti ukuran tubuh sedimen, struktur sedimen, besar dan bentuk butir, warna serta
kandungan biologi dari batuan sedimen tersebut. Sebagai contoh, fasies batupasir
sedang bersilangsiur (cross-bed medium sandstone facies). Beberapa contoh istilah
fasies yang dititikberatkan pada kepentingannya:

2
Litofasies: didasarkan pada ciri fisik dan kimia pada suatu batuan Biofasies: didasarkan
pada kandungan fauna dan flora pada batuan Iknofasies: difokuskan pada fosil jejak
dalam batuan. Berbekal pada ciri-ciri fisik, kimia dan biologi dapat dikonstruksi
lingkungan dimana suatu runtunan batuan sedimen diendapkan. Proses rekonstruksi
tersebut disebut analisa fasies.

I.2 PENGERTIAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN SEDIMEN DARAT


Lingkungan pengendapan darat atau continental merupakan proses
pengendapan yang terjadi di daratan yaitu padang pasir (desert), glasial, sungai, rawa,
lacustrine (danau).

I.2.A. Lacustrin
Lacustrin atau danau adalah suatu lingkungan tempat berkumpulnya air yang
tidak berhubungan dengan laut. Lingkungan ini bervariasi dalam kedalaman, lebar dan
salinitas yang berkisar dari air tawar hingga hipersaline. Pada lingkungan ini juga
dijumpai adanya delta, barried island hingga kipas bawah air yang diendapkan dengan
arus turbidit. Danau juga mengendapkan klastika dan endapan karbonat termasuk oolit
dan terumbu dari alga. Pada daerah beriklim kering dapat terbentuk endapan evaporit.
Endapan danau ini dibedakan dari endapan laut dari kandungan fosil dan aspek
geokimianya.
Danau dapat terbentuk melalui beberapa mekanisme, yaitu berupa pergerakan
tektonik sebagai pensesaran dan pemekaran; proses glasiasi seperti ice scouring, ice
damming dan moraine damming (penyumbatan oleh batu); pergerakan tanah atau hasil
dari aktifitas volkanik sebagai penyumbatan lava atau danau kawah hasil peledakan.
Visher (1965) dan Kukal (1971) dalam selley (1988) membagi lingkungan
lacustrin menjadi dua yaitu danau permanen dan danau ephemeral . Danau permanen
mempunyai 4 model dan danau ephemeral mempunyai 2 model seperti yang terlihat
pada gambar.

3
Gambar Profil Lacustrine

I.2.B. Danau Permanen


Danau permanen model pertama adalah danau yang terisi oleh endapan klastika
yang terletak di daerah pegunungan. Danau ini mempunyai hubungan dengan
lingkungan delta sungai yang berkembang ke arah danau dengan mengendapkan pasir
dan sedimen suspensi berukuran halus. Ciri dari endapan danau ini dan juga endapan
model lainnya adalah berupa varve yaitu laminasi lempung yang reguler. Pada endapan
danau periglasial, varves berbentuk perselingan antara lempung dan lanau. Lanau
diendapkan pada saat mencairnya es, sedangkan lempung diendapkan pada musim
dingin dimana tidak ada air sungai yang mengallir ke danau. Contoh danau ini adalah
Danau Costance dan Danau Zug di Pegunungan Alpen.
Danau permanen model kedua adalah danau yang terletak di dataran rendah
dengan iklim yang hangat. Material yang dibawa oleh sungai dalam jumlah yang
sedikit. Endapan karbonat terbentuk pada daerah yang jauh dari mulut sungai disekitar
pantai. Cangkang-cangkang molluska dijumpai pada endapan pantai, yang dapat
membentuk kalkarenit jika energi gelombang cukup besar. Kearah dalam dijumpai
adanya ganggang merah berkomposisi gampingan. Contoh danau ini adalah Danau
Schonau di Jerman dan Danau Great Ploner di Kanada Selatan.

4
Danau permanen model ketiga adalah danau dengan endapan sapropelite (lempung
kaya akan organik) pada bagian dalam yang dikelilingi oleh karbonat di daerah
dangkal. Endapan pantai berupa ganggang dan molluska. Danau permanen model ke
empat dicirikan oleh adanya marsh pada daerah dangkal yang kearah dalam menjadi
sapropelite. Contoh dari danau ini adalah Danau Gytta di Utara Kanada.

I.2.C Danau Ephermal


Danau ephemeral adalah danau yang terbentuk dalam jangka waktu yang
pendek di daerah gurun dengan iklim yang panas. Hujan hanya terjadi sesekali dalam
setahun. Danau playa antar-gunung pada bagian dekat pegunungan berupa fan alluvial
piedmont yang kearah luar berubah menjadi pasir dan lempung. Ciri dari danau playa
ini adalah lempung berwarna merah-coklat yang setempat disisipi oleh lanau dan
gamping. Contoh danau ini adalah Danau Qa Saleb dan Qa Disi di Jordania.
Karena adanya pengaruh evaporasi, danau ephemeral ini dapat membentuk
endapan evaporite pada lingkungan sabkha. Contoh dari danau ini adalah Danau Soda
di Amerika Utara dan di Gurun Sahara dan Arab.

I.2.D Lingkungan Sungai


Berdasarkan morfologinya sistem sungai dikelompokan menjadi 4 tipe sungai,
sungai lurus (straight), sungai teranyam (braided), sungai anastomasing, dan sungai
kekelok (meandering).
1. Sungai Lurus (Straight)
Sungai lurus umumnya berada pada daerah bertopografi terjal mempunyai
energi aliran kuat atau deras. Energi yang kuat ini berdampak pada intensitas erosi
vertikal yang tinggi, jauh lebih besar dibandingkan erosi mendatarnya. Kondisi seperti
itu membuat sungai jenis ini mempunyai pengendapan sedimen yang lemah, sehingga
alirannya lurus tidak berbelok-belok (low sinuosity). Karena kemampuan sedimentasi
yang kecil inilah maka sungai tipe ini jarang yang meninggalakan endapan tebal.
Sungai tipe ini biasanya dijumpai pada daerah pegunungan, yang mempunyai topografi

5
tajam. Sungai lurus ini sangat jarang dijumpai dan biasanya dijumpai pada jarak yang
sangat pendek.

2. Sungai Kekelok (Meandering)


Sungai kekelok adalah sungai yang alirannya berkelok-kelok atau berbelok-
belok . Leopold dan Wolman (1957) dalam Reineck dan Singh (1980) menyebut sungai
meandering jika sinuosity-nya lebih dari 1.5. Pada sungai tipe ini erosi secara umum
lemah sehingga pengendapan sedimen kuat. Erosi horisontalnya lebih besar
dibandingkan erosi vertikal, perbedaan ini semakin besar pada waktu banjir. Hal ini
menyebabkan aliran sungai sering berpindah tempat secara mendatar. Ini terjadi karena
adanya pengikisan tepi sungai oleh aliran air utama yang pada daerah kelokan sungai
pinggir luar dan pengendapan pada kelokan tepi dalam. Kalau proses ini berlangsung
lama akan mengakibatkan aliran sungai semakin bengkok. Pada kondisi tertentu
bengkokan ini terputus, sehingga terjadinya danau bekas aliran sungai yang berbentuk
tapal kuda atau oxbow lake.

3. Sungai Teranyam (Braided)


Sungai teranyam umumnya terdapat pada daerah datar dengan energi arus
alirannya lemah dan batuan di sekitarnya lunak. Sungai tipe ini bercirikan debit air dan
pengendapan sedimen tinggi. Daerah yang rata menyebabkan aliran dengan mudah
belok karena adanya benda yang merintangi aliran sungai utama. Tipe sungai teranyam
dapat dibedakan dari sungai kekelok dengan sedikitnya jumlah lengkungan sungai, dan
banyaknya pulau-pulau kecil di tengah sungai yang disebut gosong. Sungai teranyam
akan terbentuk dalam kondisi dimana sungai mempunyai fluktuasi dischard besar dan
cepat, kecepatan pasokan sedimen yang tinggi yang umumnya berbutir kasar, tebing
mudah tererosi dan tidak kohesif (Cant, 1982). Biasanya tipe sungai teranyam ini diapit
oleh bukit di kiri dan kanannya. Endapannya selain berasal dari material sungai juga
berasal dari hasil erosi pada bukit-bukit yang mengapitnya yang kemudian terbawa
masuk ke dalam sungai. Runtunan endapan sungai teranyam ini biasanya dengan
pemilahan dan kelulusan yang baik, sehingga bagus sekali untuk batuan waduk
(reservoir).

6
Umumnya tipe sungai teranyam didominasi oleh pulau-pulau kecil (gosong)
berbagai ukuran yang dibentuk oleh pasir dan krikil. Pola aliran sungai teranyam
terkonsentrasi pada zona aliran utama. Jika sedang banjir sungai ini banyak material
yang terbawa terhambat pada tengah sungai baik berupa batang pepohonan ataupun
ranting-ranting pepohonan. Akibat sering terjadinya banjir maka di sepanjang bantaran
sungai terdapat lumpur yang mendominasi hampir di sepanjang bantaran sungai.

4. Sungai Anastomasing
Sungai anastomasing terjadi karena adanya dua aliran sungai yang bercabang-
cabang, dimana cabang yang satu dengan cabang yang lain bertemu kembali pada titik
dan kemudian bersatu kembali pada titik yang lain membentuk satu aliran. Energi alir
sungai tipe ini rendah. Ada perbedaan yang jelas antara sungai teranyam dan sungai
anastomosing. Pada sungai teranyam (braided), aliran sungai menyebar dan kemudian
bersatu kembali menyatu masih dalam lembah sungai tersebut yang lebar. Sedangkan
untuk sungai anastomasing adalah beberapa sungai yang terbagi menjadi beberapa
cabang sungai kecil dan bertemu kembali pada induk sungai pada jarak tertentu . Pada
daerah onggokan sungai sering diendapkan material halus dan biasanya ditutupi oleh
vegetasi.

I.2.E Lingkungan Pengendapan Angin


Di samping air, angin merupakan salah satu energi yang dapat mengikis dan
mengangkut bahan-bahan untuk diendapkan, khususnya pada daerah yang mempunyai
iklim kering dan semi kering. Angin terjadi karena perbedaan temperatur antara dua
daerah yang berbeda di muka bumi akibat ketidakseragaman pemanasan kedua tempat
oleh sinar matahari yang menimbulkan beda tekanan. Kekuatan angin ditentukan oleh
besarnya beda tekanan pada kedua tempat dan jarak antara kedua tempat tersebut
(Sukendar Asikin, 1978). Kekuatan angin akan bertambah dengan bertambahnya jarak.
Gerakannya akan laminer jika perlahan dan turbulen bila cepat. Endapan sedimen yang
berasal dari proses pengendapan oleh angin disebut endapan eolian.

7
Menurut Allen (1970), endapan oleh angin (eolian) dapat terjadi pada :
a. Daerah gurun, dimana iklimnya tropis, subtropis dan lintang tengah.
b. Daerah disekitar, outwash plain pada endapan glasial dan tudung es pada
daerah lintang tinggi.
c. Di daerah pantai, di puncak pulau penghalang (barrier island) atau di muka
pantai terbuka dalam berbagai iklim.
Gurun terjadi pada lintang tengah dan rendah yang berhubungan dengan daerah
yang tertutup dengan curah hujan dari 30 cm. Daerahnya kira-kira 20 % - 25% dari
total daratan sekarang (Boggs, 1995). Gurun modern yang terbesar dengan panjang
12.000 km dan lebar 3.000 km terletak antara Afrika Utara dan Asia Tengah. Dengan
gurun lain yang luas adalah Australia Tengah, berukuran 1500 - 3000 km. Gurun yang
berukuran kecil berada di Afrika baratdaya, Chili - Peru dan Patagonia, dan di baratnya
Afrika Utara.
Pelapukan di gurun terjadi secara mekanis dan kimiawi. Pelapukan mekanis
tergantung pada perubahan gradien temperatur oleh pemanasan pada siang hari dan
pendinginan pada malam hari. Perbedaan temperatur permukaan batuan pada waktu
siang dan malam dapat mencapai 50 C. Pada kondisi seperti ini batuan secara perlahan
akan rekah dan pecah. Butiran tersebut akan terbawa oleh angin dan diendapkan
sebagai bukit pasir.
Bukit pasir dapat pula terbentuk di muka pantai. Meskipun demikian hanya
terjadi pada pantai pada daerah kering dimana vegetasi (tumbuhan) tidak ada. Angin
kering yang kuat dengan arah tegak lurus pantai secara aktif memindahkan pasir
menjadi gundukan pasir. Hanya sedikit gugusan bukit pasir di muka pantai yang terjadi
pada daerah curah hujan rendah. Selain itu, endapan angin dapat pula terjadi pada
outwash plain dari arus air es glasial yang ditemukan pada daerah lintang tinggi. Allen
(1970) menggambarkan bahwa angin mengangkut sedimen secara suspensi dan saltasi
atau merayap dipermukaan (surface creep).
Butiran yang halus (0 - 0,2 mm ) akan diangkat secara suspensi, yaitu sedimen
dibawa oleh angin tanpa terjadi kontak dengan lapisan. Angin bertiup melalui alluvium
yang mengering dan membawa butiran terbang di udara Lanau lempung adalah contoh

8
batuan yang dapat diangkut dengan cara suspensi. Bahan ini umumnya akan diangkut
melalui jarak yang lebih jauh.
Cara kedua adalah saltasi dimana butiran dengan ukuran yang lebih besar (0,2
- 2 mm) akan diangkut dengan cara menggelinding, bergeser dan bertumbukan. Bila
angin bertiup di atas permukaan pasri, maka kalau cukup kuat butiran pasir akan melaju
melalui seretan lompatan yang panjang. Jika mendarat mereka akan terpantul dan
meloncat kembali ke udara dan akan melontarkan butiran pasir lainnya. Batupasir
sangat halus adalah yang pertama dapat dipindahkan dengan saltasi.
Pengangkutan bahan yang berukuran pasir ini disebut sand storm. Pasir umumnya
terdiri dari mineral kwarsa yang membulat. Butiran demikian akan mampu melompat
dengan mudah bila terbentur dengan bahan yang keras seperti butiran pasir lainnya atau
kerakal . Gambar 2 menunjukkan trajektori saltasi dari butiran batupasir, dimana
butiran yang lebih kecil akan mempunyai trajektori yang lebih panjang dari pada
butiran yang benar.
Studi tentang kecepatan ambang yang dibutuhkan untuk memulai pergerakan
butir menunjukkan bahwa kecepatan ambang bertambah dengan bertambahnya ukuran
butir. Butiran yang lebih kecil akan mempunyai kecepatan awal yang lebih kecil dari
pada butiran yang besar.
Proses pemindahan bahan-bahan oleh angin dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu
deflasi dan abrasi (Sukendar Asikin, 1978). Deflasi adalah proses pemindahan bahan
dengan cara menyapu bahan- bahan Yang ringan. Proses ini menghasilkan relief di
gurun-gurun pasir. Deflasi dapat pula menyebabkan lekukan yang dalam hingga
beberapa ratus meter di bawah permukaan laut. Kalau mencapai batas permukaan air
tanah, maka akan membentuk oase (mata air di gurun)rasi adalah pengikisan oleh angin
yang menggunakan bahan yang diangkutnya sebagai senjata. Daerahnya tidak luas.
Contohnya adalah batuan bentuk jamur yang terjadi karena bahan yang diangkut tidak
merata. Dibagian bawah lebih banyak dan lebih kasar dibandingkan dengan diatasnya.

9
Macam Endapan Oleh Angin
Bahan yang diangkut oleh angin akan menimbulkan tiga macam endapan yang
sangat berbeda (Boggs, 1995) yaitu :
- Endapan lanau (silt), kadang-kadang disebut loess yang berasal dari sumber
yang cukup jauh.
- Endapan pasir yang terpilah sangat baik.
- Endapan lag (lag deposit), terdiri dari partikel berukuran gravel yang diangkut
oleh angin dengan kecepatan yang cukup besar.
Endapan gurun dapat dikelompokkan ke dalam 3 sublingkungan pengendapan
utama yaitu bukti pasir (sand dune), interdune dan sand sheet.
1. Bukit pasir (sand dune)
Lingkungan bukit pasir pada umumnya yang diangkut dan diendapkan adalah
pasir yang diakumulasi dalam berbagai bentuk dune . Sand dune (bukit pasir) dapat
dibagi menjadi 4 tipe morfologi utama (Selley, 1988), yaitu :
a. Barchan atau lunate dune, adalah bukit pasir yang paling indah. Bentuknya
cembung terhadap arah angin umum (utama dengan kedua titik ujungnya
seperti tanduk, dimana pada kedua arah tersebut kekuatan angin berkurang.
Barchan mempunyai 1 muka gelincir yang curam pada sisi cekung. Barchan
terjadi pada daerah yang terisola 2. (tertutup) atau disekitar sudut pantai. Pada
permukaan yang turun biasanya ditutupi oleh lumpur (mud) atau granula. Hal
ini menunjukkan bahwa barchan/lunate dunate terbentuk terbentuk dimana
pengangkutan pasir lebih sedikit.
b. Tipe stellate, piramida atau Matterhorn. Terdiri dari rangkaian sinus, tajam,
punggung pasir yang tinggi, yang bergabung bersama-sama dalam satu puncak
yang tinggi. Angin selalu meniup bulu-bulu pasir di puncak peramida, membuat
dune tampak seperti berasap. Stellate dune kadang-kadang ratusan meter
tingginya, terbentuk pada batas pasir laut dan jebel, menandakan titik
interferensi dari arus angin dengan topografi yang resistan.
c. Longitudinal atau Seif dune. Bentuknya panjang, tipis dengan batas punggung
yang jelas. Dune secara individu dapat mencapai 200 km panjangnya, kadang-

10
kadang dapat konvergen pada perbatasan seif dimana arah angin berkurang.
Tingginya dapat mencapai 100 km dan batas dune lebarnya sampai 1 atau 2 km,
dengan daerah interdune yang datar, terdiri dari pasir atau gravel.
d. Tranversal dune, bentuknya kursus atau sinusoidal ramping dengan puncak
tegak lurus arah angin rata - rata. Muka gelincir yang curam terdapat pada arah
angin yang berkurang. Transversal dune jarang terjadi pada permukaan deflasi.
Tranversal dune adalah tipe berkelompok, naik pada bagian belakang dari dune
berikutnya.

2. Interdune
Interdune adalah antara dua dune, dibatasi oleh bukit pasir atau sand sheet.
Interdune dapat terdeflasi (erosi) atau pengendapan. Sedikit sekali sedimen yang
terakulasi pada interdune yang terdeflasi. Daerah interdune dapat meliputi dua arah
endapan angin dan sedimen diangkut dan diendapkan oleh arus di daerah paparan.

3. Sand Sheet
Sand sheet adalah badan pasir yang berundulasi dari datar sampai tegas yang
terdapat di sekitar lapangan bukit pasir. Dicirikan oleh kemiringan yang rendah (00-
200). Lingkungan sand sheet berada di pinggiran bukit pasir.

4. Bentuk Perlapisan
Wilson (1991, 1992) dalam Walker (1992) menyatakan ada tiga skala utama
bentuk perlapisan pada endapan eolin yaitu ripple, dune dan draa. Ripple yang
disebabkan oleh angin lebih datar dari pada yang disebabkan oleh air dan biasanya
mempunyai garis puncak yang lebih regular. Bentuk perlapisan dune lebih besar dari
pada ripple dan ketinggiannya bervariasi dari 0,1 sampai 100 meter. Bentuk perlapisan
draa adalah perlapisan pasir yang besar antara 20 sampai 450 meter tingginya dan
dicirikan oleh melampiskan keatas (superimpose) dari dune yang lebih kecil. Tabel- 1
adalah klasifikasi perlapisan endapan eolian.

11
5. Tekstur
Tekstur meliputi bentuk, ukuran dan susunan butir. Batupasir eolian
mempunyai 3 sublingkungan pengendapan (Walker, 1992) yang membedakan 3
macam tekstur pada endapan eolian, yaitu :
terpilah baik sampai dengan sangat baik pada batupasr halus yang terjadi pada
sublingkungan pantai.
terpilah sedang sampai baik pada batupasir dune di darat yang berbutir baik.
terpilah jelek pada batupasir interdune dan serir.
Bukit pasir bervariasi dalam ukuran butir dari 1,6 - 0,1 mm. Endapan bukit pasir
umumnya terdiri dari tekstur pasir yang terpilah baik dan kebundaran baik juga ;kaya
akan kwarsa. Endapan bukit pasir di pantai mungkin kaya akan mineral berat dan
fragmen batuan yang tidak stabil. Bukit pasir di pantai yang terjadi didaerah tropis
banyak mengandung ooid, fragmen cangkang, atau butiran karbonat lainnya. Bukit
pasir yang terdapat di daerah gurun dapat mengandung gypsum seperti White Sand,
New Mexico.

I.2.F Glasial
Pengertian tentang sistem pengendapan glasial dan macam - macam bentuknya
penting dalam aplikasi. Pertama, data kandungan endapan glasial dapat digunakan
menyelesaikan masalah tentang proses - proses geologi yang terjadi. Kedua, endapan
glasial merupakan dasar untuk mempelajari lingkungan geologi. Dengan adanya
investigasi karakteristik teknik geologi, pedoman hydrogeological, dan arus
transportasi dalam sistem pengendapan glasial. Sistem pengendapan glasial merupakan
suatu pendorong dalam penyelidikan tentang sistem pengendapan glasial ini juga
merupakan pendorong untuk mempelajari / mengetahui tentang letak dari pengendapan
klastik dan karbonat dari suatu reservoar hidrokarbon pada tahun 1950 an.
Setelah mempelajari aspek - aspek dari glasial dan hubungannya satu sama lain,
kemudian diaplikasikan kedalam ilmu geologi ekonomi atau hasil penyelidikan geologi
yang bernilai ekonomi. Selain itu diketahui pula bahwa dalam sistem pengendapan
glasial juga membawa serta endapan -endapan mineral dan bermacam - macam batuan

12
yang dibungkus oleh es. (Placer ; Eyles, 1990), dan sistem pengendapan glasial
digunakan juga dalam penyelidikan untuk endapan mineral yang terdapat pada
pelindung / pembungkusnya sendiri. (drift prospecting ; Dilabio and Coker, 1989).
Dimana diketahui pula bahwa lapisan batu dari glasial mempunyai kebiasaan
digunakan dalam geologi minyak, tetapi kandungan dari Paleozoic glasial lebih penting
/ berarti digunakan dalam penyelidikan minyak dan gas, seperti : Australia, Argentina,
Brasil, Bolivia, Saudi Arabia, Yordan dan Oman. (Levll et al, 1988; Franca and Potter,
1991). Banyak orang berpikiran bahwa fasies dari pengendapan glasial masih
karakteristik yang unik. Ini disebabkan oleh campuran yang tidak tersotir dengan baik,
semua ukuran ada, mulai dari bongkah - bongkah / batu - batu besar sampai kelempung,
Kadang - kadang endapannya tepat pada glasier dan lapisan - lapisan esnya. Bagaimana
sedimen yang mempunyai penampilan singkapan sama dapat memberikan sebuah
endapan luas baik itu lingkungan glasial dan nonglasial Term diamitct akan
digunakan untuk sebuah deskripsi, masa nongenetic betul - betul dari fasies yang
sortirannya kurang baik tanpa memperhatikan asal mulanya. Hanya dengan diamict
dapat diketahui endapan yang langsung pada ice glasier dapat diidentifikasi dengan
baik. Suatu permasalahan pokok dalam mempelajari stratigrafinya adalah untuk
menentukan apakah fasies diamict spesifik sumbernya dari glasial atau nonglasial.
Banyak contoh dalam literatur dimana sedimen itu mula - mula terjadi dan dapat
ditunjukkan berasal dari sumber nonglasial. Diamict hanya tipe fasies dalam keadaan
biasa dan produksinya dari lingkungan pengendapan dalam sebuah luas daerah tertentu
dan juga pengaruh iklim. Dalam keadaan biasa tidak mungkin kita berkesimpulan
bahwa sumber sebuah diamict berasal dari sebuah singkapan tunggal dan kecil. Yang
penting selalu diperhatikan adalah hubungan antara facies dalam stratigrafi.
Agar dapat memperkirakan tanda - tanda untuk lingkungan pengendapan
digunakan refensi asosiasi fasies. Dengan pendekatan yang dasar dapat ditarik
kesimpulan bahwa itu adalah produksi facies diamict, sebagai contoh, aliran sedimen
oleh gaya berat, yang cenderung faciesnya dipengaruhi oleh arus turbidit. Dimana
asosiasi fasies ini berubah - rubah pada lingkungan pengendapan yang berbeda, dalam
model 3 dimensi dapat memperlihatkan endapan dengan jelas. Untuk interprestasi yang

13
baik memerlukan profil defosit vertikal secara terinci, bersama - sama dengan
informasi variasi lateral dan geometri deposit diluar singkapan lokal. Umumnya.
Asosiasi glasial fasies beserta lingkungan pengendapannya terjadi khususnya pada
sungai, danau, darat yang berbatu dan pada kemiringan. Dalam kebanyakan kasus
glasier yang mempunyai volume besar diberikan oleh lingkungan pengendapan dilaut
atau lacustrine basin, dimana sedimen glasial primer lebih banyak bekerja
dibandingkan proses sedimen nonglasial yang berbeda dan pengaruh lingkungan
glasial dapat diidentifikasi dan juga asosiasi - asosiasi fasiesnya. Sistem pengendapan
glasial dapat terlihat dengan jelas pada geometri 3 dimensi, dimana proses hubungan
fasiesnya mencatat bahwa elemen paleogemorphic basin yang terbesar. Berdasarkan
pemisahan dan krnologis lingkage, sistem pengendapan ini diidentifikasi menjadi dua
bagian yaitu glacioterrestrial dan glaciomarine

Sistem Glacioterestrial Tract.


Lingkungan pengendapan glacioterestrial dapat dibedakan atas 4 jenis yaitu :
- Subglacial
- Supraglacial
- Glaciolacustrine
- Glaciofluvial
Substrate relief dan lingkungan tektonik adalah berperan sebagai dasar dalam
pengendapan glacialteretrial ini. Menurut hasil penyelidikan bahwa pertumbuhan
lembar - lembar es dibumi ini dalam jumlah yang besar, tetapi kurang yang
mengandung endapan - endapan. Glacial itu aktif pada basin akibat tektonik. Dalam
jumlah yang besar ternyata glacial besar dari sedimen ocean basin. Iklim juga
mempengaruhi endapan glacial terrestrial ditepi es.
Posisi Glacioteretrial Pada Low - Relief.
1. Sistem Pengendapan Subglacial
Kondisi / keadaan didasar lembaran - lembaran es yang besar akanberubah
luasnya yang diakibatkan oleh perbedaan temperatur es dan kecepatannya. Untuk es
yang dasarnya basah dimana kondisi tertutup oleh tekanan titik lebur es, es tersebut

14
meluncur serta berakhir pada substrate. (gambar 4a,b). Sedangkan dalam kondisi dasar
yang kering es tetap pada lapisan Frozen dan kebanyakan berpindah / bergeraknya juga
menyebabkan perubahan bentuk pada bagian dalamnya. Sedangkan deposit fasies
subglasial diamict pada prinsipnya terjadi/terdapat dibawah bagian dasar es yang
basah. (gambar 4c,d). Runtuhan Englacial didalam transportasi sebuah lapisan basal
tipis (1m) itu terdiri dari lapisan - lapisan es yang tidak rata. Abrasi yang kuat itu terjadi
diantara kedua partikel dalam lapisan dasar, dan diantara partikel dengan substrate.
Runtuhan itu saling bertubrukan dengan lapisan, dapat membentuk subtratelagi sebagai
akibat dari tekanan cairan dan yang dikeluarkan dari es. Sedangkan ciri dari Glacially
- shaped Clasts dapat dilihat pada gambar 5. Kelanjutan dari produksi lodgement
membuat lapisan lentircular menjadi tebal. (gambar 6,7,8). Pada yang poros yang
panjang Clast mempunyai penjajaran pararel yang lebih kuatyang ditimbulkan oleh
aliran es. Pengukuran poros yang panjang berorientasi dengan sedikit clasts
memberikan sebuah indikasi aliran es lansung yang cepat. Letak dari lodgement till
ditentukan oleh lokal dan regional unconformity dan cenderung mempunyai geometri
regional sheet - like (gambar 6,7). Dimana ketebalan totalnya tidak melebihi dari 50
meter Unit lentircular till yang kuat terjadi didalam bentuk sheet - like.
Hubunganya merupakan potongan menyilang dan tumpang tindih sebagi akibat dari
erosi pada substrate dalam merespon perubahan kecepatan gerak dari es. Perubahan
aliran lengsung dari es dan runtuhan dari litologi yang berbeda hasilnya dapat dilihat
sebagai suatu tumpukan dari beberapa lodgement till yang berlapis keatas selama
sebuah glaciation tunggal. (gambar 6). Setiap unit till mengandung clasts dan matrix
dari perbedaan sumber lapisan batuan (bedrock). Penekanan ini dibutuhkan untuk
ketelitian dalam interprestasi maju/ mundurnya siklus dari multiple - till stratigrafi.
Adanya tanah bercampur batu kerikil pada chanel sebagai hasil dari sungai - sungai
kecil yang kering, juga kumpulan dari komponen-komponen dari stratigrafi subglasial
(gambar 6) Chanel mempunyai sebuah planah pada permukaan bagian atas yang
memotong diamict, dimana berorientasi pada aliran es langsung yang

15
subparalel dan hubungan genetik dengan ekers ridges (gambar 6). Oleh karena itu
kehadiran fasies glaciofluvial didalam lingkungan lodgement - till tidak terlalu
penting sebagai petunjuk mundurnya glacier.

2. Sistem Pengendapan Supraglasial


Bagian luar dari tepi lembaran - lembaran es biasanya merupakan batas dimana
sisa daerah yang luas dari tofografi bukit-bukit kecil terdiri dari sedimen-sedimen yang
bervariasi dengan geometri komplek. Selama proses glaciation yang terakhir, perluasan
dari es berhenti sekitar seperempat kilometer seperti yang terjadi di Amerika bagian
utara. Perbedaan tekanan yang kuat antara upglacier yang aktif dengan penghalang -
penghalang oleh bagian tepi es menghasilkan perlipatan yang kompleks dan perlapisan
runtuhan basal yang tebal. Dimana melt-out till bersama dengan perkembangan
fasies diamict pada permukaan es adalah asosiasi dengan topografi bukit-bukit kecil
yang khusus dimana itu merupakan data kompleks dari pemisahan tepi-tepi es. Jika
bagian luar dari tepi es yang tipis menjadi frozen pada substrate maka lempengan
dari bedrock yang besar juga glaciotectonized boleh tidak ikut dengan proses
tersebut. Ini adalah pergerakan dari es tidak melakukan luncuran pada basal, tetapi
terjadi deformasi dibawah substrate sedimen. Apabila proses ini tidak berjalan lagi,
maka bentuk ini menjadi menutup oleh runtuhan-runtuhan englasial pada permukaan
es. Penutupan ini tidak stabil dan pergerakan sedimen akibat aliran gravitasi untuk
kedalam basin yang berbentuk ketel, merupakan generasi penutupan oleh pencairan es
pada suatu tempat tertentu. Dimana pencairan kearah bawah lebih cepat oleh produksi
tofografi daerah rendah diamict supraglacial pada prosese sedimentasi ulang secara
umum diakibatkan oleh aliran dari reruntuhan - reruntuhan yang ada, serta mempunyai
lapisan berupa clast yang pararel dengan arah alirannya, dimana clast itu
merupakan rancangan dari lapisan-lapisan paling atas, bagian-bagian berbentuk rakit
dan fragmen-fragmen dari sedimen yang sudah lebih dulu, juga channelnya berbentuk
bagian yang menyilang, terdapat geometri lenticular yang mengalami penebalan pada
down-slope serta ketidak hadirin relief pada perlapisan atas dari permukaan dan
adanya suatu kecendrungan untuk mengisi tofografi yang rendah. Massive dan lapisan

16
kasar dari fasies diamict berpengaruh, dimana fasies lapisan - lapisan kasar sebagai
hasil dari aliran massive yang tipis pada lapisan diatasnya. Dimana fasies diamict
adalah merupakan interbedded dengan glaciofluvial dan fasies lacustrine. Ini
merupakan basal yang ada pada bagian atas sebagai hasil dari melt-out till, yang
boleh menutup lapisan batuan berbentuk rakit pada bagian atas yang sekarang
merupakan pembentuk dari dasar es. Kondisinya berada dibawah sehingga struktur
englasial berupa perlipatan dari rangkaian runtuhan basal yang merupakan kelanjutan
dari melt-out dalam bentuk perlapisan berhubungan serta berorientasi melintang
sebagai pembentuk aliran es langsung (Shaw, 1979).

3. Sistem Pengendapan Glaciolacustrine.


Kolam glaciolacustrine sebagai hasil dari erosi glacial, disrupsi glacial bekas
sistem drainase dan mengeluarkan / menghasilkan air akibat proses pencairan dalam
jumlah yang besar. Berubahnya basin dari daerah yang sempit/terbatas, menyerupai
tipe pegunungan dalam daerah high - relief, daratan yang luas dalam skala danau berada
dibagian dalam dari seaways. Danau yang luas dalam statical yang sama menekan
evaluasi bagian dalam dari daratan oleh lembaran es. Danau Agassiz adalah contoh
yang terkenal, yang luasnya kira - kira 1.000.000 km2 terdapat di Amerika bagian utara
(Teller and Clayton, 1983). Sebuah perbedaan yang sederhana antara kontak es dengan
badan danau dapat dilihat pada gambar dilihat pada gambar (11). Satu dari banyak
karakteristik dari fasies glaciolcustrine, yang setiap tahun produksinya berantai dimana
ukuran butirnya sangat kontras sebagai hasil dari kondisi sedimen yang berbeda dalam
musim dingin dan musim panas. Dimana diketahui jika musim panas lapisannya
kebanyakan terdiri dari sand dan silt, sedangkan pada musim dingin lapisannya terdiri
dari cly (lempung). Untuk model klasik formasi varve dalam non ice - contact danau-
danau glacial menegaskan pengaruh musim kuat sangat kuat, misalnya pada musim
panas tepi - tepi es pada supraglacial mencair sehingga endapan - endapannya dapat
berpindah. Mencairnya supraglacial sangat berarti dalam menahan musim dingin.
Dibawah pengaruh ini sedimentasinya didominasi oleh perkembangan delta yang
berbentuk kipas, bulat dan menonjol. Dalam musim panas, sedimen dibebani kerapatan

17
dibawah aliran. Tanda - tanda dari fasies lithologi suatu endapan itu menjadi jelas
dalam setiap musim panas yang merupakan musim mencairnya es, (gambar 12) dan
pencatatan mulai berawal dari penambahan dan menurunnya kerapatan aliran bawah
yang aktif (Ashley, 1975). Pada musim panas tanda dari lapisan tipis dikategorikan ke
dalam jenis silt dengan bungkus oleh ripple dan ripple - drift yang tipis dan mengalami
laminasi yang menyilang. Bagian dasar umumnya kasar, tajam dan perlapisannya boleh
meratakan tanah (gambar 12,13D). Kandungan / endapannya boleh dari multiple
lamination yang mewakili endapan sebuah getaran tunggal. Boleh juga kontribusi kecil
itu merupakan material pelagic dari interflow atau overflow yang menyerupai bulu atau
sedimen yang melayang-layang. Unit lempung (clay) hitam boleh juga memperlihatkan
indikasi tingkatan deposit normal yang merupakan sedimen melayang-layang dibawah
pembungkus es yang menutupi danau. Ketebalan dari perlapisan umumnya seragam
bersilangan dengan basin tetapi kandungan endapannya boleh massive ataucross-
stratified sand dan laminasi silt yang pada musim dingin menarik turun tingkatkan
danau dan delta foreslope merosot turun. (gambar 12). Liang dan jejak fosil umumnya
dijumpai pada perlapisan saat musim panas. Tetapi bukan pada musim dingin. Pada
kenyataannya sistem pengendapan yang ada. Banyaknya perlapisan menggambarkan
suatu perbangingan tunggal atau ganda dari unit kelas atau kualitas dari silt dan clay
dengan divisi-visi yang tertentu. Ini boleh mempunyai deposit dengan bagian-bagian
yang berlainan dan mempunyai ciri - ciri khusus berdasarkan arus turbiditnya dengan
kontrol musiman yang kurang jelas. Penarikan kesimpulan ini boleh boleh dikatakan
kurang tepat jika bagian perlapisan yang diakibatkan oleh turbidit pada daerah pusat
itu berlainan. Bagaimana thin-bedded yang turbidit boleh juga interbedded dengan
perlapisan yang dikontrol secara musiman dan memerlukan studi lapangan yang detail
(Ashely, 1975). Ciri-ciri untuk danau yang bukan ice-contact dalam basin low -
relief dimana sedimentasinya semata - mata ditentukan oleh musim dimana
mencairnya permukaan lembaran-lembaran es. Sedangkan didalam high-relief basin
dari danau itu berada pada zona pegunungan. Model sedimentasi dari danau glacial
ice-contact sangat mengecewakan karena mempersulit pekerjaan dari bagian logistik
pada danau proglacial yang modern dan basin danau modrn yang uikurannya kecil

18
dibandingkan dengan pleistocene contoh-contoh yang lebih tua. Perluasan dari deposit
glaciolacustrine pleistocene itu dapat dilihat disekitar danau-danau besar yang modern
di Amerika utara adalah sangat penting untuk studi sedimentasi dalam skala besar,
khusus danau ice-contact didalam posisi low-relief. Diamict adalah butiran yang
halus dan mempunyai geometri sebuah blanket-like, dimana mengalami penebalan
pada tofografi rendah dan penipisan pada daerah yang sangat tinggi. Dimana pada
bagian dalam, diamict mempunyai susunan komplek berupa massive dan fasies yang
berlapis-lapis. Fasies diamict massive sebagai hasil dari lapisan deras, sehingga
sedimennya melayang-layang dan rakit-rakit es runtuh diatas dasar basin. Stratifikasi
yang berikutnya boleh berkembang oleh proses pekerjaan ulang dari sedimen ini akibat
arus yang menarik atau perulangan sedimentasi pada down-slope. diamict
biasanya adalah overlain pada unit-unit chanel yang berupa laminasi lumpur-lumpur
lempung, kemungkinan asalmula turbidit, kandungan dari dropstone. ini adalah
perubahan :ovelain oleh pengkasaran bagian atas yang berjalan dengan baik pada
ripple-laminated, planar dan tembus dan tembus ke pasir cross-bedded yang
menurut catatan letaknya pada pada progadasi delta yang merupakan akumulasi
diamict

4. Sistem Pengendapan Glaciofluvial.


Sistem pengendapannya membuat kandungan yang diatas mempunyai berarti
bagi deposit dari sedimen-sedimen glacial sungai-sungai melt-water. (gambar 16)
Ditepi es proses agradasi biasanya cukup deras sehingga menutupi bagian-bagian dari
tepi es. Ini mengantarkan struktur deformasi dalam ukuran butir-butir kasar, lapisan
kasar atau lapisan massive pada saat menutupi cairan es yang berikutnya. Lubang dari
permukaan out - wash ditutupi oleh es yang mencair, dimana perluasannya dapat
mencapai seperempat kilometer. Ini merupakan sisi eskers atau kontak es yang
kompleks dari jajar diamict. Dimana sungai-sungai dari glacial out -wash ini
kebanyakan bertipe multiple-channel atau Teranyam. Depositnya umunya
didominasi bentuk dasar yang luas, dimana perluasannya itu merupakan sebuah aliran
tunggal serta dapat berfungsi sebagai transportasi sedimen sepanjang tahun. Pengaruh

19
angin dalam menghadirkan vegetasi, sebagai hasilnya adanya deposit akibat gerakan
angin yaitu silt dan pasir. Dimana akumulasi dari peat yang tebal dapat menghasilkan
batu bara. Proses glaciofluvial adalah penting karena boleh melengkapi pekerjaan
ulang/kembali dari deposit sedimen pada glacier (gambar 16). Data-data dari bentuk
endapan menunjukkan kehadiran dari es dapat menghancurkan/merusakkan. Ini adalah
sebuah masalah dalam interprestasi deposit-deposit pada jaman dahulu/kuno, karena
deposit-deposit sungai teranyam terjadi dalam posisi/kedudukan dari banyak deposit.
Sebuah hubungan glasial boleh menjadi sangat sulit, jika tidak mungkin diidentifikasi
bukti/tanda harus mencari dari kehadiran atau ketidak hadirin iklim dingin struktur
periglacial, atau dari kejadian glasial dari clast yang tajam-tajam, (gambar 5) dan kerut-
kerut. Ini adalah masalah terutama dalam kedudukan high-relief.

Sistem Glaciomarine Tract.


Sebuah bagian sederhana sistem pengendapan glacial marine yang
membedakan posisi continental self dari continental slope dan teluk yang sepit dan
panjang diantara karang yang tinggi. Dapat juga dipakai untuk menentukan tepi dari es
apakah lingkungannya didominasi oleh proses glasial atau proses marine, Iklim
regional adalah kontrol yang lain dan penting karena berhubungan dengan volume es
yang mencair dilingkungan marine. Lingkungan laut yang sederhana dicontohkan
dengan terdapatnya volume dalam jumlah yang besar dari cairan es dan lumpur yang
langsung mengisi paparan. Lingkungan sediment-nourished dapat bertentangan dengan
sediment-starved dalam hal hal posisi, itu adalah tipe frozen yang besar didaerah kutub
masukan melt-water adalah sama sekali terbatas sehingga deposition kimia dan
biogenic relatife menjadi penting, ini terdapat di Antarctica, Domack, 1988). Dengan
jelas, bahwa penebalan deposit glaciomarine sederhana/sedang pada daerah laut
adalah mungkin karena terlindungi oleh batu-batuan.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/173851412/LINGKUNGAN-PENGENDAPAN

21

Anda mungkin juga menyukai