OLEH:
HERY MULYONO S
D061231051
GOWA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
segala proses yang terjadi baik di dalam bumi (bawah permukaan) maupun yang
terjadi di atas permukaan bumi. Gaya yang bekerja di dalam bumi (endogen)
alam. Semua proses itu menyebabkan batuan memiliki ciri yang khusus.
Karakteristik dan ciri khusus dari batuan itulah yang dipelajari oleh geologi.
Sehingga dapat dilakukan interpretasi proses geologi apa saja yang berkontribusi
Di bumi ini terdapat macam macam jenis batuan, dan hampir kebanyakan
lempeng bumi terdiri dari batuan. Yang dimana batuan merupakan hasil dari
beku memiliki mineral mineral sebagai penyusunnya, nama batuan sendiri dapat
diambil dari mineral major yang menyusunnya (Cahya Dicky Pratama 2020 )
daripadamagma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari
bagian atasselubung bumi atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900-
1300°C) serta mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan
memahai apa itu batuan beku. Adapun tujuan dari dilakukannya pratikum ini:
2. Pensil
3. Pensil Warna
6. Lup
7. Penggaris
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair
ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya,
700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di
bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah.
bersifat volatil (air, karbon dioksida, klorin, fluorin, besi, belerang, dan lain-lain)
(Verhoogen, 1960).
Saat magma mengalami penurunan suhu dalam perjalanan naik
(magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan seri reaksi
karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan
beku.
2.2.1 Intrunsif
Batuan beku intrusif adalah batuan beku yang membeku dan membatu di
bawah permukaan atau di dalam kerak bumi, dikelilingi oleh batuan asal (biasa
disebut country rock). Magma mendingin secara perlahan, dan sebagai hasilnya,
batuan beku ini berbutir kasar. Butiran mineral di batuan ini dapat dengan mudah
sesuai dengan bentuk dan ukuran tubuh intrusi dan hubungannya dengan formasi
adalah batolit, stok, lakolit, sill dan dike. Ketika magma membeku di dalam kerak
2.2.2 Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif, juga dikenal sebagai batuan vulkanik, terbentuk di
permukaan kerak sebagai akibat dari pencairan sebagian batuan dalam mantel dan
kerak. Batuan beku ekstrusif dingin dan mengeras lebih cepat daripada batuan
beku intrusif. Mereka dibentuk oleh pendinginan magma cair di permukaan bumi.
Magma, yang dibawa ke permukaan melalui celah atau letusan gunung berapi,
membeku pada tingkat yang lebih cepat. Oleh karena batu batuan jenis ini halus,
kristalin dan berbutir halus. Basalt adalah batuan beku ekstrusif umum dan
membentuk aliran lava (lava flow), lembar lava (sheeting lava) dan dataran tinggi
poligonal lama. Giant's Causeway di Antrim, Irlandia Utara adalah salah satu
contohnya. Batuan cair, dengan atau tanpa kristal ditangguhkan dan gelembung
gas, disebut magma. magma naik keatas karena densitas yang lebih rendah
dibanding batuan yang mereka ciptakan. Ketika magma mencapai permukaan dari
bawah air atau udara, magma disebut lava. Letusan gunung berapi ke udara yang
contoh dari aktivitas gunung berapi bawah laut, lava mendingin dan mengkristal
dengan cepat, batuan ini berbutir halus. Jika pendinginan begitu cepat sehingga
2.2.3 Hipabisal
Tekstur batuan beku umunya ditentukan oleh tiga hal utama, yaitu
2.3.1 Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk
akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya
berbentuk amorf.
c. Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas.
Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill,
2.3.2 Granularitas
A. Fanerik
Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain
secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat
dibedakan menjadi:
d. Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari
30 mm.
B. Afenitik
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata
dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dapat
dibedakan:
a. Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati
dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat
batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga
a. Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang
kristal.
lagi.
kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar,
A. Equigranular
Yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan
B. Inequigranular
Yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama
besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain (yang lebih kecil) disebut
massa dasar yang bisa berupa kristal atau gelas. Inequigranular dibagi menjadi
tiga, yaitu:
2.5 Struktur
kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku
tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat
a. Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas
c. Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-
struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan
(fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan
mendingin, magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini
bahwa mineral-mineral terbentuk dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan
laju pendinginan menentukan ciri dan sifat mineral yang terbentuk (tekstur, dll).
Dan laju pendinginan yang lambat memungkinkan mineral yang lebih besar dapat
terbentuk.
bagian atas mewakili dua jalur/deret pembentukan yang berbeda. Lengan kanan
dan perilaku yang diamati. Sementara itu,penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
sistematis, faktual, danakurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah
proses terbentuk dan faktor faktor penyebab serta klasifikasi batuan beku.
lebih jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi praktikan untuk
ini dilakukan pada hari selasa tanggal 18 Sseptember 2023 pada pukul 15.15 –
17.00 WITA.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Sampel 1
Pada sampel pertama dengan nomor peraga 9 merupakan jenis batuan beku
dengan warna lapuk berwarna kuning dan warna segar berwarna putih. Tekstur
sampel nomor 9 ini dari segi kristalinitas nya adalah hipokristalin yaitu apabila
sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal
dan dari segi granularitasnya sampel ini digolongkan dalam porfiroafanitik yaitu
penyusunnya tidak dapat diamati secara mata telanjang atau dengan lup. Bentuk
dari sampel ini adalah subhedral-anhedral yaitu bentuk kristal yang kurang
tidak sama. Adapun struktur yang ada pada batuan ini adalah masif yaitu apabila
tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya.
Dalam batuan beku ini terdapat mineral dengan komposisinya. Adapun mineral
yang terdapat dalam batuan ini adalah kuarsa yang tanpa warna, biotit yang
berwarna hitam dan plagioklas yang berwarna putih yang mana keduanya
memiliki bentuk prismatik pendek dengan masing masing komposisi kimia
sebagai berikut: komposisi kimia dari kuarsa SiO2, komposisi kimia dari biotit
batuan ini yaitu Kuarsa 10%, Plagioklas 30% dan massa dasar 60% dalam batuan.
Dengan menggunakan tabel klasifikasi Fenton 1940, maka dapat ditemukan nama
4.1.2 Sampel 2
Pada sampel ketiga dengan nomor peraga 11 merupakan jenis batuan beku
dengan warna lapuk berwarna cokelatan dan warna segar berwarna abu-abu.
Tekstur sampel nomor 11 ini dari segi kristalinitas nya adalah holokristalin yaitu
batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal dan dari segi
granularitasnya sampel ini digolongkan dalam fanerik yaitu batuan beku yang
hampir seluruhmya tersusun oleh mineral mineral yang berukuran kasar. Bentuk
dari sampel ini adalah euhedral-subhedral yaitu bentuk kristal yang kurang
hampir sama. Adapun struktur yang ada pada batuan ini adalah masif yaitu apabila
tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya.
Dalam batuan beku ini terdapat mineral dengan komposisinya. Adapun mineral
yang terdapat dalam batuan ini adalah kuarsa yang berwarna bening ,piroksen
yang berwarna hitam dan plagioklas yang berwarna putih yang mana ketiganya
sebagai berikut: komposisi kimia dari kuarsa adalah SiO2., komposis kimia
piroksen adalah (Mg, Fe) 2SiO4, komposisi kimia biotit K(Mg,Fe)3 (AlSi3O10)
dan komposisi kimia dari plagioklas adalah (Ca, Na) (Mg,Fe,AI) (Si,AI)2O6.
Masing-masing presentase kandungan mineral dari batuan ini yaitu terdapat 30%
tabel klasifikasi Fenton 1940, maka dapat ditemukan bahwa nama dari batuan ini
4.1.3 Sampel 3
Pada sampel ketiga dengan nomor peraga 13 merupakan jenis batuan beku
dengan warna lapuk berwarna kuning dan warna segar berwarna merah. Tekstur
sampel nomor 13 ini dari segi kristalinitas nya adalah hipokristalin yaitu batuan
beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal dan dari segi granularitasnya
sampel ini digolongkan dalam faneroporphyritik yaitu batuan beku yang hampir
seluruhmya tersusun oleh mineral mineral yang berukuran kasar. Bentuk dari
sampel ini adalah euhedral-subhedral yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
dengan relasi equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama.
Adapun struktur yang ada pada batuan ini adalah masif yaitu apabila tidak
menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya. Dalam
batuan beku ini terdapat mineral dengan komposisinya. Adapun mineral yang
terdapat dalam batuan ini adalah kuarsa yang berwarna bening , dan plagioklas
yang berwarna putih yang mana ketiganya memiliki bentuk prismatik pendek
dengan masing masing komposisi kimia sebagai berikut: komposisi kimia dari
kuarsa adalah SiO2, dan komposisi kimia dari plagiokclas adalah (Ca, Na)
batuan ini yaitu terdapat 15% kuarsa, dan 30% plagioclas dan 55% massa dasar.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Ganesa Pembentukan Dasite
Dasit adalah batuan beku berbutir halus yang biasanya berwarna terang.
Seringkali hadir dalam tekstur porfiritik. Dasit ditemukan dalam aliran lava,
kubah lava, dike, sill, dan pecahan-pecahan piroklastik. Batuan ini biasanya
ditemukan di kerak benua di atas zona subduksi, dimana lempeng samudera yang
relatif muda telahm engalami melting dibawahnya. Dasit merupakan batuan felsik
yang terdiri dari atas mineral kuarsa lebih dari 20% dan alkali feldspar / plagioklas
lebih dari 0,5%. Komposisi batuan ini umumnya mirip dengan andesit, tetapi dasit
memiliki plagioklas yang lebih sodik dan lebih banyak K-feldspar serta kuarsa.
samudera yang relatif muda yang menunjam di bawah lempeng benua. Saat
dasit. Mineral lain yang sering ditemukan dalam dasit adalah kuarsa, biotit,
hornblende, dan piroksen. Dasit yang sebagian besar tersusun atas plagioklas dan
kuarsa biasanya mempunyai ciri berwarna lebih terang, putih hingga abu-abu
terang. Sedangkan yang dominan disusun atas hornblende dan biotit memiliki ciri
berwarna abu-abu muda sampai coklat muda. Dasit yang paling gelap biasanya
permukaan bumi. Proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama, yang
besar.
bumi, dan dapat ditemukan di banyak tempat di seluruh dunia. Diorit adalah jenis
batuan beku dalam, yang terbentuk dari magma atau lava yang mendingin dan
mengeras di dalam atau di atas permukaan bumi. Secara geologis, batuan diorit
biasanya ditemukan di sekitar perbatasan antara dua lempeng benua atau di zona
bumi.
Diorit kuarsa adalah jenis batuan diorit yang mengandung kuarsa sebagai salah
satu mineralnya. Kandungan kuarsa dalam batuan ini membuatnya memiliki sifat-
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak
ditemukan. Sebagian besar granit bertekstur keras dan kuat serta memiliki
ketahanan yang lama, oleh karena itu granit banyak digunakan sebagai batuan
untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan
antara 1,74 dan 2,80. Granit terbentuk ketika magma kental (tebal atau lengket)
bumi dan tergolong dalam batuan plutonik. Granit merupakan batuan beku yang
sebagian besar terdiri dari kuarsa, feldspar, mikas, amfibol, serta campuran
mineral tambahan, yang terdiri dari 10% - 50% kuarsa dan 65% - 90% feldspar.
5.1 Kesimpulan
1. Pengertian batuan beku yaitu, jenis batuan yang terbentuk melalui proses
pembekuan magma atau lava yang mendingin dan mengeras. Magma atau lava
terorganisir dalam struktur kristal yang padat. Batuan beku dapat terbentuk
baik di dalam kerak bumi (batuan beku intrusif atau plutonik) maupun di
1940, maka dapat ditemukan nama dari batuan ini adalah Dasite.
ukuran yang cukup besar. Diorit kuarsa adalah jenis batuan diorit yang
batuan ini membuatnya memiliki sifat-sifat fisik yang berbeda dengan jenis
diorit lainnya.
c. Genesa Granite Porphyri, Granit terbentuk ketika magma kental (tebal atau
batuan beku yang sebagian besar terdiri dari kuarsa, feldspar, mikas, amfibol,
serta campuran mineral tambahan, yang terdiri dari 10% - 50% kuarsa dan
banyak variasi warna dan tekstur seperti yang ada saat ini
5.2 Saran
2. Saya berharap agar asisten lab selalu ramah terhadap praktikan agar suasana lab
York: Freeman. P