DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3:
1.Gopal Putra
2.Defra
3.Pelsa
Kelas: A
2023/2024
KATA PENGANTAR
Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua
hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Kami
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di
mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan. Dengan menyelesaikan
makalah ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil
dari makalah ini.
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................................................12
Salah satu karakteristik industri pedesaan ialah perkembangan unit usaha yang
banyak dan tersebar. Industri tersebut beragam dalam tingkat perkembangan,
selain permasalahan yang dihadapi banyak industri pedesaan mempunyai
potensi yang lebih baik untuk berkembang sehingga menarik untuk diteliti.
Perkembangan industri harus diperhatikan karena untuk kemajuan industri di
Indonesia khususnya di daerah penelitian ini.Sehingga penulis berminat untuk
melakukan penelitian karena industri batu bata pada daerah ini masih aktif
berproduksi dan ingin mengetahui bagaimana perkembangan industri batu bata
sejauh ini. Industri batu bata termasuk industri rumah tangga karena tidak
banyak melibatkan tenaga kerja. Batu bata merupakan salah satu bahan material
yang digunakan dalam pembuatan dinding. Bahan baku pembuatan industri batu
bata ini sendiri adalah tanah liat yang dibakar sampai warna kemerah-merahan.
Bahan dasar batu bata sangat mempengaruhi kualitas batu bata, namun
untungnya sampai saat ini tidak ada kendala untuk mendapatkan bahan baku
batu bata. namun karena kualitas yang dihasilkan kurang bagus maka kini
kebanyakan seluruh proses pembuatannya kembali dengan cara tradisional.
Industri rumah tangga adalah suatu bentuk perekonomian rakyat di Indonesia,
apabila dikembangkan akan mampu memecahkan masalah dasar pembangunan
di Indonesia dan mampu membantu tercapainya pertumbuhan ekonomi
nasional.
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan diatas maka tujuan yang hendak
dicapai adalah sebagai berikut :
A. Batu Bata
1. Pengertian Batu
Bata Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat
dinding. Batu bata terbuat dari tanah lempung yang dibakar sampai berwarna
kemerah-merahan. (Wikipedia, 2013) Batu bata merah adalah salah satu unsur
bangunan dalam pembuatan konstruksi bangunan yang terbuat dari tanah lempung
ditambah air dengan atau tanpa bahan campuran lain melalui beberapa tahap
pengerjaan, seperti menggali, mengolah, mencetak, mengeringkan, membakar
pada temperatur tinggi hingga matang dan berubah warna, serta akan mengeras
seperti batu setelah didinginkan hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam
dalam air. (Ramli, 2007) Definisi batu bata merupakan suatu unsur bangunan
yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan yang dibuat dari tanah
dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain, dibakar cukup tinggi, hingga tidak
dapat hancur lagi bila direndam dalam air. (SNI 15-2094-2000) 6 Batu bata merah
adalah batu buatan yang terbuat dari suatu bahan yang dibuat oleh manusia supaya
mempunyai sifat-sifat seperti batu. Hal tersebut hanya dapat dicapai dengan
memanasi (membakar) atau dengan pengerjaan-pengerjaan kimia. (Nuraisyah
Siregar, 2010).
Standardisasi merupakan syarat mutlak dan menjadi suatu acuan penting dari
sebuah industri di suatu negara. Salah satu contoh penting standardisasi dari
sebuah industri adalah standardisasi dalam pembuatan batu bata. Standardisasi
menurut Organisasi Internasional (ISO) merupakan proses penyusunan dan
pemakaian aturan-aturan untuk melaksanakan suatu kegiatan secara teratur demi
keuntungan dan kerjasama semua pihak yang berkepentingan, khususnya untuk
meningkatkan ekonomi keseluruhan secara optimum dengan memperhatikan
kondisi-kondisi fungsional dan persyaratan keamanan. (Suwardono, 2002)
Adapun syarat-syarat batu bata dalam SNI 15-2094-2000 meliputi beberapa aspek
seperti :
a. Pandangan Luar
Batu bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang
sisi harus datar, tidak menunjukkan retak-retak dan perubahan bentuk yang
berlebihan, tidak mudah hancur atau patah, warna seragam, dan berbunyi
nyaring bila dipukul.
b. Ukuran Standar Bata Merah di Indonesia oleh Y.D.N.I (Yayasan Dana
Normalisasi Indonesia) nomor 15-2094-2000 menetapkan suatu ukuran standar
untuk bata merah sebagai berikut :
c. Kuat Tekan
Kgf/cm2 N/mm2
Untuk mengetahui sifat dan kemampuan suatu material maka perlu dilakukan
pengujian dan analisis. Beberapa jenis pengujian dan analisis yang dibahas untuk
keperluan penelitian ini antara lain : pengujian porositas, dan pengujian kuat
tekan
q = F/A
= Tekanan (Pa)
F = Beban Maksimum (N)
A = Luas Bidang Permukaan (m2 )
b. Porositas atau Daya Serap Air Porositas dapat didefenisikan sebagai
perbandingan antara jumlah volume lubang-lubang kosong yang dimiliki oleh zat
padat (volume kosong) dengan jumlah dari volume zat padat yang ditempati oleh
zat padat. Porositas pada suatu material dinyatakan dalam persen (%) rongga
fraksi volume dari suatu rongga yang ada dalam material tersebut. Besarnya
porositas pada suatu material bervariasi mulai dari 0 % sampai dengan 90 %
tergantung dari jenis dan aplikasi material tersebut. Semakin banyak porositas
yang terdapat pada benda uji maka semakin rendah kekuatannya, begitu pula
sebaliknya. Berdasarkan standar ASTM C 373 – 88, porositas sampel dapat
dihitung menggunakan persamaan berikut (Van Flack, 1992) :
Porositas (%) = Mb x Mk
Vb