Anda di halaman 1dari 9

Program Studi Keteknikan Pertanian

Departemen Teknologi Pertanian


Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

HYDRAULIC BENCH
Yuliana Mahmuddin1), A. Anggi Novergi2), dan Lilis Krisdayana Putri3)
1)
Praktikan Praktikum Mekanika Fluida Program Studi Keteknikan Pertanian Universitas Hasanuddin
2)
Asisten Praktikum Mekanika Fluida Program Studi Keteknikan Pertanian Universitas Hasanuddin
3)
Asisten Praktikum Mekanika Fluida Program Studi Keteknikan Pertanian Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Hydraulic bench berupa alat yang digunakan sebagai sumber air dan pengatur aliran agar
kita tahu debit aliran tersebut. Pengukuran debit sangat diperlukan karena pengukuran
kecepatan aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca
air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumber daya air didalam suatu permukaan
yang ada pada suatu aliran. Adapun tujuan dari praktikum Hydraulic Bench, yaitu
mahasiswa dapat mengukur debit aliran fluida dengan menggunakan prinsip kerja
hydraulic bench dan mengetahui faktor-faktor yang mempengarauhi debit air dengan
menggunakan hydraulic bench. Metode kerja dari Hydraulic bench, yaitu menggunakan
beban untuk mengukur debit yang dihasilkan ( debit aktual ) dan juga memperhitungkan
waktu yang di perlukan oleh debit dari awal aliran hingga tuas yang diberi beban
terangkat karena beban air dalam bak penampung. Berdasarkan grafik dari data yang
diperoleh, dapat dilihat bahwa hubungan antara debit air berbanding lurus dengan volume
yang berarti semakin besar debit air yang dihasilkan maka semakin besar volume yang
dibutuhkan. Sebaliknya ketika debit air yang dihasilkan kecil maka volume yang
dibutuhkan akan semakin kecil.

Kata Kunci: Aliran, Debit, Fluida

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air memiliki arti penting dalam kehidupan, salah satunya dalam usaha pertanian.
Aliran air pada sungai atau rawa berupa sumber air yang dapat digunakan untuk keperluan
Irigasi untuk memenuhi kebutuhan air pada persawahan. sering juga kita jumpai berbagai
macam penggunaan saluran air yang sangat membantu masyarakat dalam aktivitasnya
sehari-hari. Hydraulic bench sebuah alat yang digunakan untuk pengaturan aliran air agar
kita dapat mengetahui debit aliran tersebut. Dimana penggunaan hydraulic bench
dapat diterapkan pada proyek rekayasa air, irigasi, pengendalian banjir, darinase dan
pembangkit listrik tenaga surya.
Berdasarkan pertumbuhan permintaan pangan yang berkelanjutan dan potensi
terbatas untuk perluasan lahan pertanian, irigasi berkelanjutan menjadi strategi yang
semakin penting untuk memastikan pasokan pangan global yang andal dan tangguh dalam
iklim yang berubah, namun pada irigasi sering terjadi sedimentasi. Sedimentasi berupa
pengendapan atau hal mengendapnya benda padat karena pengaruh gaya berat.
Kerusakan daerah aliran sungai menyebabkan meningkatnya angkutan sedimen yang
terbawa aliran ke saluran irigasi, jika kecepatan aliran ini rendah maka akan terjadi proses
pengendapan di saluran irigasi tersebut (Rosa et al., 2020).
Ada beberapa contoh pengukuran debit, salah satunya yaitu pengukuran debit banjir.
Bencana banjir terus menghantui masyarakat khususnya untuk mereka yang bermukim di
daerah perkotaan dan area sekitar sungai. Banjir biasa terjadi karena dekat dengan aliran
sungai (Daerah aliran sungai). Daerah aliran sungai berupa keseluruhan daerah kuasa
14
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

(regime) sungai yang menjadi alur pengatus (drainage) utama. Potensi banjir di suatu
DAS dapat diperhitungkan melalui analisis hidrologi yang merupakan analisis penting
untuk mengetahui besarnya debit rancangan. Dengan demikian, kerusakan akibat bencana
banjir pada berbagai segi dan lini kehidupan khususnya bagi usaha pertanian dalam skala
yang luas dapat dihindari. Ditinjau dari segi pertanian, area pertanian di sekitar kawasan
perkotaan memiliki resiko yang lebih rentan terhadap berbagai ancaman kerusakan
khususnya bencana banjir. Umumnya system DAS berupa aliran sungai yang dinyatakan
dalam bentuk hidrograf, yaitu grafik hubungan antara waktu dan debit aliran. Konsep ini
dapat memberikan masukan ke tampungan air tanah dan sebagian dapat mengalir secara
mendatar yang disebut dengan aliran antara (interfiow) (Michelson et al., 2017).
Hydraulic bench berupa alat yang digunakan sebagai sumber air dan pengatur aliran
agar kita tahu debit aliran tersebut. Pengukuran debit sangat diperlukan karena
pengukuran kecepatan aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan
mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumber daya air
didalam suatu permukaan yang ada pada suatu aliran. Debit yang dihitung dalam
percobaan berupa debit aktual, dan biasanya hasil debit aktual lebih kecil daripada debit
teoritis. Hydraulic bench dilengkapi dengan tuas yang menghubungkan beban dengan bak
penampungan debit air (Sahibul et al., 2017).
Pengukuran debit pada suatu lapangan terdiri dari pengukuran secara langsung dan
pengukuran tidak langsung. Pengukuran debit secara langsung antara lain pengukuran
debit menggunakan current meter, pelampung dan penakaran volume air selama waktu
tertentu. Sementara itu, pengukuran debit secara tidak langsung adalah pengukuran debit
menggunakan bangunan ukur. Bangunan ukur debit biasanya ditempatkan di saluran
primer, saluran sekunder maupun saluran tersier. Bangunan ukur debit biasanya
diletakkan tegak lurus terhadap arah saluran (Husada, 2019).
Ketersediaan model hidrologi sangat diperlukan untuk membantu dalam mempelajari
proses perubahan debit sungai. Penyebab besarnya debit pada suatu DAS yaitu adanya
perubahan penggunaan lahan yang dasarnya bersifat dinamis mengikuti perkembangan
penduduk dan pola pembangunan wilayah. Limpasan permukaan dapat masuk ke sungai
dengan cepat yang dapat menyebabkan debit sungai meningkat. Apabila debit sungai
lebih besar dari kapasitas sungai untuk mengalirkan debit maka akan terjadi luapan
pada tebing sungai (Zulaeha et al.,2020).
Berdasarkan uraian diatas, praktikum Hydraulic Bench dilakukan agar mahasiswa
dapat mengukur debit aliran fluida dengan menggunakan prinsip kerja Hydraulic bench
dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi debit air dengan menggunakan
Hydraulic Bench.
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Tujuan dari praktikum Hydraulic Bench adalah mahasiswa dapat mengukur debit
aliran fluida dengan menggunakan prinsip kerja hydraulic bench dan mengetahui faktor-
faktor yang mempengarauhi debit air dengan menggunakan hydraulic bench.
Kegunaan dari praktikum Hydraulic Bench khususnya dalam bidang teknologi
pertanian yang dimana memperhitungkan debit aliran yakni untuk merancang sistem
irigasi, bendungan, dan sistem tanaman hidroponik.

15
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 13 September 2021, pukul 11.30 WITA,
bertempat di Laboratorium Teknik Tanah dan Air, Program Studi Teknik Pertanian,
Departemen Teknologi Pertanian, Universitas Hasanuddin.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Hydraulic Bench adalah Hydraulic bench,
stopwatch, kalkulator, lap kasar, lap halus dan kamera hand phone.
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Hydraulic Bench adalah air.
Prosedur Praktikum
Adapun prosedur kerja praktikum ini, yaitu :
1. Menyalakan alat hydraulic bench.
2. Menekan tombol on/off pada alat.
3. Mengatur kecepatan pada alat.
4. Menarik tuas dumb valve ke atas.
5. Menghitung debit air setiap 10 detik.
6. Mencatat hasil pengukuran ke dalam tabel.
7. Mengulangi prosedur 5 dan 6 sampai mencapai waktu 50 detik.
8. Mendokumentasikan praktikum.
Rumus yang digunakan
Rumus yang digunakan dalam praktikum Hydraulic Bench adalah sebagai berikut.

h1 - h0
Q=
t
keterangan:
Q = debit (liter/sekon),
h1 = tinggi akhir (liter),
h0 = tinggi awal (liter) dan
t = waktu (sekon).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Tabel 5. Hasil pengamatan praktikum Hydraulic Bench.
No. h0 (liter) h1 (liter) Waktu (sekon)
1. 0 5,8 10
2. 5,8 1,23 10
3. 12,3 17 10
4. 17 22,4 10
5. 22,4 24 10

16
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

Hubungan Antara Debit dan Percobaan Tanpa


NIM
0.0008 0.00065
0.00058 0.00054
0.0006 0.00047
Debit m3/s
0.0004
0.00016
0.0002

0
0 1 2 3 4 5 6
Percobaan

Gambar 8. Grafik hubungan antara debit dengan percobaan tanpa NIM.

Hubungan Antara Debit dan Percobaan Dengan


NIM
0.06 0.05158

0.04
Debit m3/s

0.02
0.00065 0.000470.00054 0.00016
0
0 1 2 3 4 5 6
-0.02
Percobaan

Gambar 9. Grafik hubungan antara debit dengan percobaan dengan NIM.


Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Praktikum
Hydraulic Bench dilakukan untuk mengukur aliran debit fluida dengan menggunakan
prinsip kerja Hidraulic bench dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi debit air
dengan menggunakan Hidraulic bench. Debit aliran berupa banyaknya volume zat cair
berupa meter kubik (m3 ) per detik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ricca et al.,
(2018) yang mengemukakan bahwa debit biasanya dinyatakan dalam satuan liter per detik
atau dalam satuan meter kubik (m3 ) per detik.
Hydraulic bench berupa alat yang digunakan sebagai sumber air dan pengatur aliran
agar kita tahu debit aliran tersebut. Debit yang dihitung dalam percobaan adalah debit
aktual, dan biasanya hasil debit aktual lebih kecil daripada debit teoritis. Nilai debit
diperoleh dengan cara mengkalibrasi jumlah putaran keran yang terdapat pada pipa
penyalur air dari pompa ke dalam flume. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
fahmiahsan, mudjiatko dan rinaldi (2018) menyatakan bahwa pengukuran debit terdapat
dua tipe, ada pengukuran secara langsung dan pengukuran tidak langsung dan nilai debit

17
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

dapat diperoleh dengan cara mengkalibrasi jumlah putaran keran pada pipa penyalur air
dari pompa ke dalam flume.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan sampel data yang diperoleh pada saat
praktikum. Data yang diambil berasal dari ketinggian awal dan ketinggian yang diperoleh
setelah rentang waktu yang ditentukan yaitu selama 10 detik. Perhitungan dilakukan
dengan cara melakukan pengurangan terhadap h1 dengan h0 kemudian dibagi rentang
waktu yang ditentukan. Berdasarkan grafik yang diperoleh, dapat diketahui bahwa faktor
yang mempengaruhi nilai aktual suatu debit yang semakin kecil adalah tinggi akhir, tinggi
awal, waktu dimana semakin tinggi volume air maka debit yang di dapatkan akan semakin
kecil, serta faktor head loss, maksudnya gesekan antar fluida dengan pipa, kekentalan
fluida dan sebagainya. Hal ini sependapat dengan pendapat dari Neno et al.,(2016), bahwa
fluida dapat dipengaruhi oleh volume debit air dan tinggi muka air.
Berdasarkan data yang telah didapatkan maka diperoleh grafik hubungan antara debit
dan percobaan. Berdasarkan grafik dari data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa
hubungan antara debit air berbanding lurus dengan volume yang berarti semakin besar
debit air yang dihasilkan maka semakin besar volume yang dibutuhkan. Sebaliknya
Ketika debit air yang dihasilkan kecil maka volume yang dibutuhkan akan semakin kecil.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Sulistyono (2013) bahwa tekanan air berbanding lurus
dengan debit air, semakin besar debit yang diberikan maka semakin besar pula tekanan
yang terjadi dan sebaliknya jika debit air yang diberikan kecil maka kecil pula tekanan
yang terjadi.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
debit yang dihitung dalam percobaan adalah debit aktual dan biasanya hasil debit aktual
lebih kecil daripada debit teoritis. Debit aliran berupa banyaknya volume zat cair yang
mengalir pada setiap satuan waktu. Perhitungan dilakukan dengan cara melakukan
pengurangan terhadap h1 dengan h0 kemudian dibagi rentang waktu yang ditentukan yaitu
10 detik. Pada praktikum dapat diketahui bahwa prinsip kerja dari Hydraulic bench ini,
yaitu menggunakan beban untuk mengukur debit yang dihasilkan ( debit aktual ) dan juga
memperhitungkan waktu yang di perlukan oleh debit dari awal aliran hingga tuas yang
diberi beban terangkat karena beban air dalam bak penampung. Dengan menggunakan
prinsip kerja Hydraulic bench dapat kita ketahui faktor yang mempengaruhi debit adalah
tinggi akhir, tinggi awal, waktu dimana semakin tinggi volume air maka debit yang di
dapatkan akan semakin kecil, serta head loss dan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
tingginya curah hujan.

18
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

DAFTAR PUSTAKA
Husada, F. R. K. (2019). Hubungan Hydraulic Bench Terhadap Debit Aliran Irigasi
Daerah Karawang 8(5), 55.
Michelson, S., Mueller, M., & Schurman, B. (2017). Hydrograph Debit Banjir Rencana
pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Tallo Makassar dengan Model Hidrologi
HEC-HMS. 10(2).
Rosa, L., Chiarelli, D. D., Rulli, M. C., Dell’Angelo, J., & D’Odorico, P. (2020). Global
Agricultural Economic Water Scarcity. Science Advances, 6(18).
Sulistiyono, Sugiri, A., & R., A. Y. E. (2013). Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH) Di Sungai Cikawat Desa Talang Mulia Kecamatan.
Jurnal FEMA, 1(1), 48–54.
Sahibul, A. A., Chairi, N., & Zulfiani, R. (2017). Hydraulic Bench.
Zulaeha, S., Nur Faridah, S., Achmad, M., & Mubarak, H. (2020). Prediksi Debit Aliran
Sub-DAS Bantimurung Menggunakan Model HEC-HMS. Jurnal Agritechno,
13(1), 71–76.

19
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

LAMPIRAN
Lampiran 4. Tabel hasil perhitungan praktikum Hydraulic Bench
Tabel 6. Hasil perhitungan tanpa NIM praktikum Hydraulic Bench .
No. h0 (m3) h1 (m3) Waktu (sekon) Q (m3/sekon)

1. 0 0,0058 10 0.00058
2. 0,0058 0,0123 10 0.00065
3. 0,0123 0,17 10 0.00047
4. 0,17 0,0224 10 0.00054
5. 0,0224 0,024 10 0.00016

Tabel 7. Hasil perhitungan dengan NIM praktikum Hydraulic Bench.


No. h0 (m3) h1 (m3) Waktu (sekon) Q (m3/sekon)

1. 0 0,5158 10 0.05158
2. 0,5158 0,5223 10 0.00065
3. 0,5223 0,527 10 0.00047
4. 0,527 0,5324 10 0.00054
5. 0,5324 0,534 10 0.00016

Lampiran 5. Perhitungan praktikum Hydraulic Bench


A. Perhitungan tanpa NIM

h1 -h0
Q=
t
0,0058-0
Q1 =
10
= 0.00058 liter/sekon

0,0123−0,0058
Q2 =
10
= 0.00065 liter/sekon

0,17-0,0123
Q3 =
10
= 0.00047 liter/sekon

0,0224-0,17
Q4 =
10
= 0.00054 liter/sekon

0,024-0,0224
Q5 =
10
= 0.00016 liter/sekon

20
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

B. Perhitungan dengan NIM

0,5158-0
Q1 =
10
= 0.05158 liter/sekon

0,5223−0,5158
Q2 =
10
= 0.00065 liter/sekon

0,527-0,5223
Q3 =
10
= 0.00047 liter/sekon

0,5324-0,527
Q4 =
10
= 0.00054 liter/sekon

0,534-0,5324
Q5 =
10
= 0.00016 liter/sekon

Lampiran 6. Dokumentasi praktikum Hydraulic Bench


A. Dokumentasi alat

1 2

Gambar 10. Dokumentasi alat praktikum Hydraulic Bench tampak depan.

21
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Mekanika Fluida

6 7 8

9
5

10

12 11

Gambar 11. Dokumentasi alat praktikum Hydraulic Bench tampak atas.


keterangan:
1. Tombol power berfungsi untuk menyalakan alat hydraulic bench.
2. Keran pengatur debit berfungsi untuk mengatur besar kecilnya aliran debit yang
keluar.
3. Manometer berfungsi untuk melihat tinggi air.
4. Kabel berfungsi untuk menghantarkan arus listrik pada alat hydraulic bench.
5. Saluran pemasukan berfungsi untuk memasukkan air.
6. Saluran olakan berfungsi untuk menampung air yang mengalir ke voltmetric.
7. Lubang pembuangan bergungsi untuk membuang sisa air yang ada di saluran olakan.
8. Bendungan berfungsi sebagai tempat untuk pengaliran air.
9. Voltmetric berfungsi untuk menampung air.
10. Saluran pengeluaran berfungsi untuk membuang air.
11. Lubang manometer berfungsi untuk mengaliri air ke manometer.
12. Dumb valve berfungsi untuk membuka dan menutup saluran pembuangan.
B. Dokumentasi praktikum Hydraulic Bench

Gambar 12. Dokumentasi praktikum Hydraulic Bench.

22

Anda mungkin juga menyukai