Anda di halaman 1dari 4

Sistem Drainase pada Jembatan di Indonesia

I. Pendahuluan
Dalam rangka pembinaan bidang sumber daya air pada umumnya dan sistem informasi SDA pada
khususnya, maka perlu dilakukan pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas
dan profesional dalam bidangnya. Tuntutan untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan memiliki ASN
yang memiliki integritas dan profesional tentunya membutuhkan kesungguhan dan kesiapan sumber
daya manusia yang baik melalui penyaringan penerimaan ASN yang baik dan selektif. Juga tidak
bisa diabaikan adalah pentingnya pembinaan, pendidikan dan pelatihan sumber daya ASN untuk
membentuk dan mengkader aparatur yang berintegritas dan profesional.
Salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia termasuk
untuk menunjang pembangunan perekonomian. Oleh karena itu, pencemaran air, khususnya sungai
dan lingkungan sekitarnya perlu dipantau terhadap standar baku yang diterapkan seiring dengan laju
pembangunan agar fungsi sungai dapat dipertahankan kelestariannya.
Di DKI Jakarta, kualitas air yang buruk disebabkan karena masuknya bahan-bahan pencemar
yang berasal dari industri, limbah rumah tangga, dan kebiasaan masyarakat dalam membuang
sampah ke dalam sungai. Hal ini membahayakan bagi masyarakat yang menggunakan air sungai
untuk minum dan kegiatan MCK, karena air yang tercemar dapat menimbulkan penyakit pada
saluran pencernaan dan penyakit kulit. Data Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyebutkan bahwa total
penderita diare sebanyak 6.652 kasus diare dengan dehidrasi dan 10.286 kasus diare tanpa dehidrasi.
Sementara, kasus diare selama 2010 mencapai 19.470 kasus. Bahkan 12 orang diantaranya
meninggal dunia. Sebanyak 8.455 kasus merupakan kasus diare dengan dehidrasi dan 11.015 kasus
diare tanpa dehidrasi. Dengan demikian, penulis akan membahas terkait pentingnya siklus air
terhadap rancang bangun dan desain spasial yang terjadi di Indonesia, khususnya dalam pemanfaatan
airnya.

II. Pembahasan
A. Siklus Air (Hidrologi)
Siklus air adalah serangkaian peristiwa yang berlangsung secara terus menerus dimana air dibumi
mengalami suatu siklus, bahkan kita tidak tahu kapan dan dari mana berawalnya dan kapan pula
berakhirnya siklus air tersebut. Namun pada umumnya, jumlah air di planet ini relatif tetap dari masa
ke masa.
Air menguap dari permukaan samudera akibat energi panas matahari. Laju dan jumlah penguapan
bervariasi, terbesar terjadi di dekat equator, dimana radiasi matahari lebih kuat. Uap air adalah
murni, karena pada waktu dibawa naik ke atmosfir kandungan garam ditinggalkan. Uap air yang
dihasilkan dibawa udara yang bergerak. Dalam kondisi yang memungkinkan, uap tersebut
mengalami kondensasi dan membentuk butir – butir air yang akan jatuh kembali sebagai presipitasi
berupa hujan dan / salju. Presipitasi ada yang jatuh di samudera, di darat, dan sebagian langsung
menguap kembali sebelum mencapai ke permukaan bumi.
Di bawah permukaan tanah, pori – pori tanah berisi air dan udara. Daerah ini dikenal sebagai
zona kapiler (vadoze zone) atau zona aerasi. Air yang tersimpan di zona ini disebut kelengasan tanah
(soil moisture), atau air kapiler. Pada kondisi tertentu air dapat mengalir secara lateral pada zona
kapiler, proses ini disebut interflow. Uap air dalam zona kapiler dapat juga kembali ke permukaan
tanah, kemudian menguap.

B. Rancang Bangunan
Perancangan sistem merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisis dari
sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan rinci bagaimana
komponen sistem tersebut diimplementasikan. Pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah
kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik
secara keseluruhan maupun hanya setengah. Sistem rancang bangunan yang sering terjadi di
Indonesia adalah pembuatan industri pabrik besar di daerah-daerah pedesaan yang kaya akan sumber
daya air, sehingga ada beberapa perusahaan yang tidak bertanggungjawab dalam hal pemanfaatan
airnya maupun dalam pembungan limbahnya.

C. Pentingnya konsep Siklus Air


Salah satu peran penting siklus air dalam rancang bangunan dan desain spasial adalah drainase.
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk
secara alami maupun dibuat manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di
permukaan tanah atau gorong – gorong dibawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur
suplai air demi pencegahan banjir.
Di Indonesia, rancang bangunan yang sedang maraknya adalah pembangunan jalan raya (tol).
Salah satu penyebab sering terjadinya kerusakan terhadap kontruksi jalan ada karena kurang
memadainya drainase jalan. Oleh karenanya, perencanaan sistem drainase jalan harus dilaksanakan
dengan baik. Air hujan atau air limpahan dari daerah di sekitar jalan harus dialirkan ke sungai atau
tempat-tempat pembungan lainnya dengan melalui saluran tepi jalan dan bangunan air yang melintasi
jalan, misalnya gorong-gorong. Salulran dan bangunan air tersebut, dimensinya harus diperhitungkan
cukup untuk mengalirkan sejumlah colume air dalam kurun waktu tertentu atau disebut dengan debit
aliran air yang dinyatakan dengan satuan m3/detik. Permasalahannya adalah seberapa besar debit
yang harus disalurkan melalui saluran dan bangunan air tersebut, serta berapa dimensi saluran serta
bangunan air yang diperlukan untuk mengalirkan debit tersebut. Analisis hidrologi (siklus air)
dimaksudkan untuk menetapkan besarnya debit (Q) yang harus disallurkan, sedangkan analisa
hidrolika diperlukan untuk menetapkan dimensi saluran dan bangunan drainase yang diperlukan
untuk mengalirkan debit tersebut.
Pada perancangan evaporator terlebih dahulu menentukan jenis fluida yang mengalir dimana
fluida pendingin memiliki temperature, tekanan. Perancangan evaporator dimulai dengan
menentukan kapasitas pendinginan yang diinginkan ,setelah itu kita dapat menentukan jumlah
metanol yang dibutuhkan dalam proses pendingin. Evaporator ini terdiri dari pipa silinder, dengan
menggunakan material aluminium karena memiliki kemampuan memindahkan panas yang tinggi,
tahan terhadap korosi, tahan terhadap panas,mudah dibentuk, harga terjangkau dan mudah di
temukan dipasaran. Pemilihan jenis bahan dan ukuran evaporator didasarkan pada besarnya aliran
fluida, dan temperature. Evaporator yang digunakan memiliki sistem pendingin adsorpsi/desorpsi
yang digunakan untuk melepas antara karbon dan methanol.

III. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa siklus air
memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam kegiatan rancang
bangunan dan sistem spasial khususnya di Indonesia. Di Indonesia, para pejabat negeri yang
berupaya membangun infrastruktur masih sangat kurang kesadarannya terhadap siklus air seperti ini.
Padahal kenyataannya, jika ditinjau secara teliti, siklus air ini dapat bermanfaat salah satunya adalah
jembatan menjadi tahan lama karena memiliki drainase yang cukup bagus.

Daftar Pustaka
Arsyad, K.M. (2017). Sistem Informasi Sumber Daya Air. Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Hendrianto, N. (2005). Prinsip – Prinsip Hidrologi dan Hidrolika. Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Binamarga.
Meilani, V.R., &  Pramitha, Z. (2014) Perencanaan Sistem Saluran Drainase Bagian Luar
Underpass Patal – Pusri Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya.
Pane, A.K., & Suryono. (2012). Kajian Prinsip Eco Friendly Architecture : Studi Kasus Sidwell
Friends Middle School. Universitas Sam Ratulangi.
Rahmawati, D.S., Katjong, B.L., & Khudzaeva, E. (2019). Rancang Bangun Sistem Informasi
Spasial Berbasis Web Kualitas Air Sungai di DKI Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Suhendri. (2017). Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan dan Informasi
Kondisi Hutan di Kabupaten Majalengka. Journal of Infotech. Vol.3, No.2.

Anda mungkin juga menyukai