Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Udara adalah termasuk jenis fluida, dimana fluida merupakan suatu zat atau materi
yang dapat dan mampu mengalir dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Fluida yang
mengalir memiliki energi yang berupa energi kinetik, karena energi kinetik adalah
merupakan fungsi dari kecepatan. Energi kinetik merupakan salah satu dari beberapa
jenis energi yang ada di bumi ini dimana penggunaannya adalah dengan
mengkonversikan dalam bentuk energi yang lain. Akibat adanya energi kinetik maka
fluida akan memiliki kecepatan yang akan mempengaruhi sifat-sifat fisis dari fluida
udara yang meliputi densitas dan viskositas. Sifat-sifat fisis inilah yang nantinya
merupakan faktor utama dalam menentukan fluida udara termasuk bila dilewatkan pada
suatu saluran yang mengalami perubahan kecepatan akibat variasi bukaan katup aliran
udara.
Udara adalah suatu fluida compresible (dapat ditekan) yang mampu dimanfaatkan
dan dikompresikan dengan tekanan tertentu. Dalam bidang teknik udara merupakan salah
satu komponen yang paling penting dan dapat digunakan sebagai penggerak dari alat-alat
bantu yang dapat meringankan pekerjaan manusia. Udara yang mengalir baik melalui
saluran atau pada ruang bebas akan mengandung satu energi, dimana energi yang
dikandung sebagian besar adalah merupakan energi kinetik.

Udara yang dapat digunakan bukan hanya dengan mengaliri begitu saja tetapi perlu
dibuktikan dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan (venturimeter). Venturimeter
2

mempunyai luas penampang dari besar ke kecil dan ke besar lagi (konvergen divergen).
Venturimeter di aliri udara yang nantinya akan berpengaruh terhadap tekanan dan
kecepatan.

Dengan banyaknya permasalahan tersebut, maka penyusun mencoba mengangkat
untuk pengujian dalam skripsi dengan judul PENGARUH VARIASI JARAK
BUKAAN KATUP ALIRAN UDARA PADA SALURAN MASUK VENTURI
TERHADAP KECEPATAN ALIRAN SUBSONIK AIR FLOW BENCH.

1.2 Rumusan Masalah
Pada saluran masuk subsonik air flow bench, udara diisap oleh blower (kipas)
dengan kecepatan aliran udara tertentu. Aliran udara yang masuk tersebut akan melewati
suatu saluran venturi berbentuk konvergen divergen. Berdasarkan penggunaannya pada
saluran masuk tersebut dengan variasi jarak bukaan katup aliran diharapkan bisa
mengetahui :
a. Berapa nilai angka mach yang dihasilkan oleh aliran udara yang melewati saluran
masuk venturi akibat pengaruh variasi jarak bukaan katup aliran udara
b. Berapa kecepatan aliran udara pada saluran masuk venturi akibat pengaruh variasi
jarak bukaan katup aliran udara.
c. Berapa tekanan udara yang melewati saluran masuk venturi akibat pengaruh variasi
jarak bukaan katup aliran udara.

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :
3

a. Mengetahui bagaimana nilai angka mach yang dihasilkan oleh aliran udara yang
melewati saluran masuk venturi akibat pengaruh variasi jarak bukaan katup aliran
udara
b. Untuk mengetahui bagaimana kecepatan aliran udara pada saluran masuk venturi
akibat pengaruh variasi jarak bukaan katup aliran udara.
c. Untuk mengetahui tekanan udara yang melewati saluran masuk venturi akibat pengaruh
variasi jarak bukaan katup aliran udara.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Dapat menambah pengetahuan, khususnya dalam bidang teknologi mekanika fluida
udara pada alat subsonik air flow bench
2. Dapat menambah wawasan tentang sifat pancaran fluida udara dan memberikan
informasi tentang perilaku aliran udara didalam saluran subsonik air flow bench.
1.5 Batasan Masalah
Supaya pembahasan masalah dapat menfokuskan pada pokok permasalahan, maka
penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Hanya membahas kecepatan aliran udara yang terjadi pada saluran masuk venturi.
2. Tidak membahas konstruksi dan bahan yang digunakan dalam alat uji.
3. Tidak membahas panas pada heater.
4. Aliran diasumsikan tunak (steady flow).
5. Aliran di ansumsikan tanpa gesekan.
6. Aliran incompresible.



4

1.6 Metode yang Digunakan
Dalam menyusun skripsi ini penulis melakukan penelitian dengan cara sebagai
berikut:
- Tinjauan pustaka
Suatu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan keterangan dengan
jalan mempelajari buku-buku ilmiah dan tulisan lain yang berhubungan dengan skripsi
ini.
- Metode pengujian
Suatu proses pengujian yang dilakukan untuk memperoleh data dan keterangan
mengenai gejala dan masalah yang timbul dengan cara mengamati langsung pada obyek
penelitian.
- Metode observasi
Melalui metode ini, penulis mengumpulkan data untuk skripsi tersebut secara
langusung. Dimana ditujukan kepada hal-hal yang dipandang perlu dan ada kaitannya
dengan pokok permasalahan yang akan dibahas.

1.7. Hipotesa
Variasi jarak bukaan katup aliran udara pada saluran masuk venturi berpengaruh pada
kecepatan aliran.












5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aliran Fluida dalam Pipa
Peradaban manusia yang semakin maju mengakibatkan kebutuhan energi semakin
meningkat. Sementara sumber energi yang dihasilkan oleh bumi semakin menipis. Untuk
itu diperlukan penggalian terhadap sumber energi lain yang nantinya bisa dan mampu
mengantisipasi terhadap kekurangan dari energi yang sudah ada, sehingga kebutuhan energi
baik pada masa sekarang maupun yang akan datang dapat terpenuhi.
Fluida dapat di definisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinyu (terus
menerus) bila terkena tegangan geser, betapapun kecilnya tegangan geser itu. Bahan yang
bukan fluida tidak dapat memenuhi definisi fluida, contohnya bahan plastik akan berubah
bentuk sejumlah tertentu yang sebanding dengan gaya, tetapi tidak secara kontinyu bila
tegangan yang diterapkan itu lebih rendah dari pada tegangan geser searahnya. Sifat -sifat
fluida untuk penelitian ini diidealisasikan dengan keadaan steady dan inkompresibel.
Fluida adalah zat atau substansi yang akan mengalami deformasi secara
berkesinambungan kalau terkena gaya geser ( gaya tangensial ) walaupun gaya tersebut
kecil. Sifat ini tentu berbeda dengan sifat zat padat yang kalau terkena gaya geser, terjadi
deformasi tetapi tidak berkesinambungan.




Gambar 2.1 Sifat Zat Padat dan Fluida pada Saat Terkena Gaya Geser

(Sumber: Robert W. Fox, Introduction to Fluid Mechanics 4
th
edition, hlm 3)
F F
Zat Padat Fluida
T > T >
T
T T T
6

Secara umum, deskripsi dan klasifikasi gerakan fluida digambarkan sebagai berikut:








Gambar 2.2 Klasifikasi dari Continuum Mekanika fluida
(Sumber: Robert W. Fox, Introduction to Fluid Mechanics 4
th
edition, hlm 27)

2.2 Jenis-jenis Aliran
2.2.1 Aliran Viscous dan Inviscid
Pada dasarnya, continuum mekanika fluida dibagi menjadi dua definisi yaitu aliran
viscous dan aliran inviscid. Untuk aliran inviscid, viskositas fluida sama dengan nol dan ini
jelas bahwa aliran yang demikian tidak ada, tetapi banyak masalah mekanika fluida dapat
dipecahkan dengan mengambil asumsi bahwa aliran yang bersangkutan adalah aliran
inviscid dengan hasil analisa yang cukup berarti. Untuk fluida viscous, kecepatan tepat di
atas permukaan padat yang tidak bergerak adalah nol atau untuk fluida viscous tidak terjadi
slip pada bidang tempatnya mengalir sampai pada batas ketebalan tertentu dari tempat
permukaan mengalir terjadi gradiasi kecepatan sampai pada suatu titik tertentu dimana
kecepatan di tempat permukaan mengalir sama dengan kecepatan aliran bebas.


Continuum
Mekanika
Fluida
Viscous
Turbulence Laminer
Inviscid
Internal Eksternal Incompressible Compressible
7





Gambar 2.3 Aliran Inviscid dan Vicous pada Suatu Silinder
(Sumber: Bruce R. Munson, Mekanika Fluida jilid II, hlm 13)

2.2.2 Aliran Turbulen
Struktur dari aliran turbulen terdiri dari gerakan partikel fluida dalam wujud random,
tiga dimensi dan partikel yang bergerak tersebut saling mengisi pada badan alir (laminer <
2300 < turbulen). Bila suatu filamen diinjeksikan pada aliran laminer, maka filamen
tersebut akan pecah-pecah berserakan di dalam aliran.


Gambar 2.4 Aliran Turbulen
(Sumber: Bruce R. Munson, Mekanika Fluida jilid II, hlm 6)

2.2.3 Aliran Laminer
Aliran laminer adalah aliran dimana struktur alirannya terdiri dari gerakan partikel -
partikel fluida yang berlapis-lapis. Bila suatu filamen di injeksikan pada aliran laminer
maka filamen tersebut akan menjadi sebuah garis lurus.


Gambar 2.5 Aliran Laminer
(Sumber: Bruce R. Munson, Mekanika Fluida jilid II, hlm 6)
Aliran Inviscid Aliran Viscous
8

2.2.4 Aliran Incompressible
Aliran incompressible adalah aliran dimana variasi atau perubahan densitas sepanjang
medan aliran adalah kecil atau relatif tidak berarti dan nilai bilangan mach kurang dari 0,3.
Umumnya aliran ini berupa zat cair dan selalu bersifat incompressible.

2.2.5 Aliran Compressible
Aliran compressible adalah aliran dimana variasi densitas relatif besar. Compressible
bisa jadi bersifat incompresible maupun compressible. Umumnya berupa gas dan
densitasnya sangat dipengaruhi oleh perubahan temperatur dan tekanan. Jenis aliran yang
masuk ke dalam saluran serta perbandingan kecepatan aliran fluida dan suara lokalnya
dapat dibedakan:
a. Untuk M < 1, alirannya subsonik.
b. Untuk M > 1, alirannya supersonik.
c. Untuk 0,99 < M < 1,11 antara aliran subsonik dan supersonik ada aliran
transisi yang disebut aliran transonik.
d. Untuk aliran yang kecepatannya sampai M > 5 disebut dengan aliran hipersonik.

2.2.6 Aliran Isentropik
Adalah aliran adiabatik tanpa gesekan dimana panas dianggap sama dengan nol (tidak
ada kerugian energi), pada kenyataannya aliran seperti ini tidak mungkin ada. Aliran ini
hanya dapat didekati untuk aliran di dalam nosel dan meteran venturi sebagai tempat akibat
dari gesekan-gesekan kecil saja, karena pendeknya jarak yang dijalani dan perpindahan
panas adalah kecil, maka perubahan yang dialami suatu partikel cukup lambat sehingga
diabaikan.

9

2.3 Sifat-sifat Fisik Udara
Bumi ini merupakan sebuah planet yang diselubungi lapisan yang terdiri dari berbagai
gas, selubung ini disebut atmosfir, yang umumnya disebut udara adalah atmosfir yang ada
di dekat permukaan bumi, karena udara merupakan gas yang paling penting diantara yang
lain maka disini akan diberikan beberapa sifat-sifat yang penting dari udara diantaranya

2.3.1 Kerapatan (Density)
Adalah massa dari materi atau zat setiap satu satuan volumenya, kecepatan atau
densitas dari fluida akan mempengaruhi jenis aliran dalam fluida, bila ditinjau dari bilangan
Reynolds. Densitas suatu zat atau materi dapat dilihat dari temperatur dari zat. Semakin
tinggi temperatur dari zat maka densitas dari zat tersebut akan semakin rendah sehingga
kecepatan akan semakin tinggi.

2.3.2 Berat Jenis
Berat jenis () suatu zat adalah berat per satuan volume atau merupakan perkalian dari
kerapatan ( ) dengan gravitasi bumi (g). Berat jenis gas dapat bervariasi tergantung pada
tekanan dan temperaturnya.

2.3.3 Viskositas
Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan terhadap tegangan
geser oleh fluida tersebut. Viskositas fluida ada 2 jenis yaitu viskositas mutlak atau dinamik
() dan viskositas kinematik (v), dimana perkalian antara viskositas kinematik dengan
kerapatan adalah viskositas dinamik.

10

2.3.4 Tekanan (P)
Adalah perbandingan gaya normal terhadap luas bidang. Setiap tekanan harus
dinyatakan berdasarkan referensi tingkat tekanan tertentu. Bila referensinya vakum, tekanan
yang didapat adalah tekanan absolut. Pada umumnya alat ukur membaca perbedaan tekanan
yaitu perbedaan tekanan absolut dengan tekanan setempat (umumnya tekanan atmosfir),
tekanan absolutlah yang dipakai pada semua perhitungan yang memakai persamaan gas ideal
atau persamaan-persamaan keadaan lainnya. Tekanan statik suatu fluida yang bergerak
adalah tekanannya bila kecepatannya tidak terganggu oleh pengukuran.

2.3.5 Kecepatan (v)
Adalah jarak atau panjang lintasan yang di tempuh oleh perpindahan suatu partikel
dalam waktu tertentu. Kecepatan dapat diperoleh dengan mengukur waktu yang diperlukan
suatu partikel yang dapat dikenali untuk bergerak sepanjang jarak yang diketahui. Biasanya
alat yang digunakan adalah tabung pitot
Tabung pitot adalah salah satu peralatan yang digunakan untuk mengukur tekanan di
dalam suatu saluran dan dengan nilai tekanan yang ada ini maka kecepatan aliran dapat
ditentukan, dimana tabung pitot ini dihubungkan dengan manometer, seperti pada rumus
bernoulli dibawah ini:




Gambar 2.6 Tabung Pitot di dalam Suatu Aliran
Sumber : Robert W. Fox, Instruction to Fluid Mechanics, hal 288
Aliran udara
dengan tekanan
stagnasi
Manometer
1
2
11

Bahwa fluida yang mengalir dalam satu suluran akan melewati lubang dititik 2 dan
akan menekan cairan yang ada di dalam manometer sehingga terjadi perbedaan tekanan
yang nilainya dapat dibaca pada manometer tersebut, akibat gerakan cairan ini udara akan
keluar melalui lubang 3
Dengan adanya tekanan ini maka kecepatan fluida udara yang mengalir dalamsaluran
dapat terselesaikan dengan persamaan Bernoulli sebagai berikut:

tan
2
2
Kons gz
v P
= + +

.....................................................................................(2.1)

Dimana :
P = Tekanan fluida (Pa) = Rapat massa fluida (kg/m
3
)
v = Kecepatan aliran fluida (m/dt) g = Gravitasi bumi 9,8 (m/s)
z = Ketinggian saluran (m)
(Sumber : Robert W. Fox, Instruction to Fluid Mechanics, hal 288)
Karena saluran fluida pada air flow bench dipasang secara horisontal, maka tidak
ada beda ketinggian, dimana z = 0 maka persamaan Bernoulli menjadi:

P
+
2
v2
= Konstan...........................................................................................(2.2)
(Sumber : Robert W. Fox, Instruction to Fluid Mechanics, hal 257)
Aliran udara di dalam saluran adalah steadi (Konstan atau laju aliran tidak berubah
dengan waktu) dan sepanjang garis arus (flow along stream line) yang mempunyai kecepatan
di titik 1 yaitu v1 dan kecepatan di titik 2 yaitu v2. Pada kecepatan di titik 2 ini, fluida
mengalami stagnasi sehingga kecepatan di titik tersebut sama dengan nol,maka persamaan
Bernoulli menjadi:

2
2
2
P v P
= +
.......................................................................................................(2.3)
Sehingga

12




.............................................................................................(2.4)




2.4 Persamaan yang digunakan.
2.4.1 Persamaan Kontinuitas
Persamaan-persamaan kontinuitas dikembangkan dari asas-asas umum hukum
kekekalan energi, yang menyatakan bahwa massa di dalam suatu sistim adalah tetap konstan
terhadap waktu.
2 2 2 1 2 2 1 1 1
A v p A v p A v p m = = =
-
...............................................................(2.5)
Dimana :
-
m = Laju aliran massa (kg/s)
= Rapat massa fluida (kg/m
3
)
v = Kecepatan rata-rata (m/s)
A = Luas penampang (m
2
)
Sumber : Robert W. Fox, Instruction to Fluid Mechanics, hal 257

2.4.2 Kecepatan Udara Bebas
.................................................................................................(2.6)

Dimana :
= Beda tekanan (Pa)
= Kecepatan aliran fluida (m/s)
= Rapat massa fluida (kg/m
3
)

1 2
2
1
2
P P v
+

P
v
A
=

2
P A

P
P P
A
=

=
1 2
13

Sumber : Robert W. Fox, Instruction to Fluid Mechanics, hal 257

2.4.3 Bilangan Reynolds (Re)
Bilangan Reynolds merupakan suatu nilai yang dipakai untuk menunjukkan jenisjenis aliran
yaitu aliran laminer dan aliran turbulen. Karena bentuk dari saluran masuk berbentuk segi
empat, maka rumus bilangan Re memakai diameter hidrolis.
....................................................................................................(2.7)

.........................................................................................................(2.8)

Dimana :
= Densitas (kg/m
3
)
= Kecepatan lairan udara (m/s)
d
h
= Diameter hidrolis (m)
P = Keliling penampang (m)
A = Luasan sisi masuk (m
2
)
= Viskositas dinamik (kg/ms)
Sumber : Schaums, Fundamental of Fluid Flow, hal 132
Untuk aliran didalam persegi empat, aliran laminer bila Re < 2300 dan aliran turbulen
bila Re > 2300. Angka Reynolds dipengaruhi oleh parameter-parameter seperti dimensi
saluran, kecepatan, densitas dari fluida yang mengalir dan viskositas dari aliran fluida.

2.4.4 Bilangan Mach (M)
Bilangan Mach di definisikan sebagai perbandingan kecepatan fluida terhadap
kecepatan suara lokal, maka :

h
d v

= Re
P
A
d
h
4
=

14

........................................................................................(2.9)

Dimana:
v = Kecepatan fluida (m/s)
c = Kecepatan suara lokal (m/s)
Sumber : Victor L. Streeter, Mekanika Fluida, hal. 265
Bilangan atau angka Mach dapat membedakan jenis aliran yang masuk ke dalam
saluran dan perbandingan kecepatan aliran fluida dan suara lokalnya dapat dibedakan :
a. Untuk M < 1, alirannya subsonik
b. Untuk M > 1, alirannya supersonik
c. Untuk 0,99 < M < 1, antara aliran subsonik dan supersonik ada aliran transisi yang
disebut aliran transonik.
d. Untuk aliran yang kecepatannya sampai M > 5 disebut dengan aliran hipersonik.

2.4.5 Persamaan Kecepatan Suara
.............................................................................................(2.10)

Karena aliran dianggap proses isentropis maka = konstan
.............................................................................................(2.11)

Dari hukum gas sempurna
............................................................................................(2.12)

Dimana :
c = Kecepatan suara lokal pada saluran masuk (m/s)
c
v
M =
d
dp
c =
k
p


kp
c
kp
d
dp
=
=
RT p =
kRT c =
15

k = Konstanta gas ideal = 1,4
R = Konstanta udara = 287 Nm/kg.
0
K
T = Temperatur pada saluran masuk (
0
K)
Sumber : Victor L. Streeter, Mekanika Fluida I, hal. 265

2.4.6 Venturimeter
Pengukuran laju aliran dalam pipa dapat dilakukan dengan menggunakan venturimeter.
Venturimeter terdiri atas saluran masuk yang berbentuk konvergen, kemudian saluran throat
dan saluran keluar yang berbentuk divergen. Dalam saluran venturimeter ini mempunyai
skala yang besarnya antara 225 mm-0 mm, dimana antara skala 225 mm-170 mm merupakan
saluran konvergen. Untuk skala 170 mm-150 mm merupakan saluran leher atau throat,
kemudian adalah saluran divergen yang mempunyai skala 150 mm-0 mm. Saluran
venturimeter ini mempunyai panjang 813 mm, lebar 60 mm dengan tinggi 60 mm.










Gambar 2.7 Penampang Venturi
16

Skala venturi adalah perbandingan luas penampang pada venturimeter dengan perubahan panjang
antara 225 mm-0 mm dan saluran skala venture ini mempunyai panjang 225 mm, lebar 60 mm,
dengan tinggi bervariasi yang dapat dilihat di lampiran.

Divergen Throat
Skala Venturi Konvergen









Gambar 2.8 Penampang Skala Venturi
.........................................................................................(2.13)

Dimana :
v = Kecepatan aliran fluida (m/s)
= Beda tekanan sisi masuk dan tekanan throat (KN/m
2
)
= Kerapatan fluida (Kg/m
3
)
A
1
= Luas penampang sisi masuk venturi (m
2
)
A
2
= Luas penampang sisi throat (m
2
)

(
(

|
|
.
|

\
|

A
=
2
1
2
1
2
A
A
P
P
v
P A

17

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Flowchart Metodologi Penelitian















Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

3.2 Alat-alat yang digunakan
Dalam melaksanakan penelitian diperlukan beberapa instrumen yang meliputi :
a. Tabung pitot (presure gauge) dan pipa U
Mulai
Studi literatur
Membuat alat
Pengujian &
pengambilan data
Analisa data
hasil pengujian
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Tidak
Ya
18

Digunakan untuk mengukur beda ketinggian (h) aliran udara pada saluran masuk
venturi yang dibaca pada pipa U.
b. Termometer
Digunakan untuk mengukur temperatur yang masuk saluran venturi.
c. Unit subsonik air flow bench hasil rancang bangun
d. Mistar
Digunakan untuk mengukur jarak bukaan katup.
e. Saluran venturimeter
3.4 Variabel Penelitian, meliputi:
a. Bukaan katup aliran udara
Bukaan katup dibatasi pada kisaran 1 cm sampai dengan 4 cm.
b. Kuat arus (amper)
Kuat arus amper pada kisaran 0 (konstan).
c. Kecepatan venturi
Kecepatan dihitung di setiap titiknya, 0 mm sampai dengan 225 mm.
d. Beda ketinggian venturi (h)
Beda ketinggian di hitung di saluran masuk venturi
3.5 Teknik Pengambilan Data
Udara diisap oleh blower, sehingga udara mengalir masuk saluran, dimana keadaan
katup yang terdapat diatas saluran dibuka sesuai dengan variasi yang diinginkan,
sehingga aliran udara akan keluar sebagian melewati saluran venturi dan sebagian
melewati katup yang diletakkan horizontal supaya tidak ada beda ketinggian.
19

Tabung pitot diletakkan pada saluran venturi yang dapat digerakkan pada skala 0
mm sampai dengan 225 mm, dan diletakkan di tengah-tengah diameter saluran venturi.
Pengukuran dimulai dengan memvariasi jarak bukaan katup aliran udara secara periodik.
Adapun langkah-langkah dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Pada tahap ini, peneliti membersihkan alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian
agar terjamin keakuratannya,selanjutnya pemasangan instrumen-instrumen ukur yang
akan digunakan.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini variabel-variabel yang akan diteliti mulai dicatat. Adapun cara
pengoperasiannya adalah sebagai berikut:
1. Hubungkan kabel control panel dengan sumber arus
2. Buka katup atas pada posisi konstan pada jarak 4 cm
3. Variasikan jarak bukaan katup mulai dari 1 cm-4cm
4. Pencatatan tekanan udara yang masuk saluran venturi dalam kondisi stabil.
3.6 Alat Uji

Tabung Pitot 1
Saluran Masuk
Tabung Pitot 2 Termometer











Gambar 3.2. Subsonic Air Flow Bench hasil rancang bangun
20




DAFTAR PUSTAKA

Munson Bruse R, Young Donald F, Okhiisi Theodore H, Mekanika Fluida, Erlangga Jakarta
2002.
Fox Robert W, Mc Donald Alan T, Introduction To Fluid Mechanics, School of Mechanical
Engineering Purdue Unifersity, New York.
Streeter Victor L, Wylie E, Benjamin, Mekanika Fluida, Erlangga Jakarta, 1998.
Ma'ruf Moch., H.,2007. Kuliah Mekanika Fluida, Fakultas Teknik Mesin Unika Widya Karya
Malang.
Muji Wibowo., 1998. Kaji Ekseperimen Pengaruh Fluktuasi Panas Pada Aliran Udara
Terhadap Perubahan Gaya Dorong Fluida, Tugas Akhir, UNMER Malang.
http://en. Wikipedia. Org/wiki/Density_ Of_ Air

Anda mungkin juga menyukai