Dasar perencanaan sebuah bangunan pengambilan adalah perhitungan dan analisa yang gunanya untuk
memberikan gambaran dan uraian dalam perhitungan hidrolisnya.
Berdasarkan analisa terhadap peta situasi bendung skala 1 : 500 dan hasil pemetaan sungai Kalis, maka
ditentukan parameter untuk mempermudah dan efisiensi di dalam pembuatannya sebagai berikut:
a) Lebar Bendung
Yang dimaksud dengan lebar bendung adalah jarak antara tembok pangkal di satu sisi dan tembok pangkal
di sisi lainnya.
Ada dua alternatif untuk pemilihan lebar bangunan pengambilan, yaitu :
Alternatif 1
Untuk tidak terlalu banyak mengganggu aliran sungai setelah ada bangunan pengambilan, maka yang
paling ideal lebar bangunan pengambilan adalah sama dengan lebar normal sungai.
B = Bn
Dimana :
B = Lebar Bangunan pengambilan
Bn = Lebar normal sungai’
Alternatif 2
Akan tetapi oleh karena suatu hal, bila ternyata lebar bangunan pengambilan sama dengan lebar normal
sungai akan mengakibatkan tingginya air di atas mercu tinggi sekali, maka lebar bangunan pengambilan
6
B ≤ Bn
masih dapat diperbesar sampai mencapai 5 .
Dengan mempertimbangkan tinggi muka air diatas mercu maka lebar bendung unuk Sungai Kalis adalah:
Lebar Bendung diambil kurang dari 1,20 dari lebar rata-rata sungai = 1,20 x 42,05 = 50,5 m dibulatkan 50,00
m
Mercu bendung harus didesain sesuai dengan kriteria desain untuk memudahkan pelaksanaan; bentuk mercu
dapat didesain berupa mercu bulat (dengan satu atau dua radius) atau ambang lebar; kriteria desain yang
dimaksud menyangkut parameter aliran, debit rencana untuk kapasitas limpah, kemungkinan kavitasi dan
benturan batu.
Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung pelimpah : tipe Ogee dan tipe bulat. Pada
bendung Kalis, mercu yang digunakan adalah type bulat dengan 2 buah jari-jari.
Bef = B – t – b
Dimana :
Bef = Lebar Efektif Bendung
B = Lebar seluruh Bendung
b = Jumlah lebar pintu penguras
t = Jumlah tebal pilar
Lebar Ekfektif Bendung Kalis :
Bef = B – t – b
Bef = 50 – 3,00 – 4,50
Beff = 42,50 m
Q
2 2
. .g
= Cd . 3 3 √
. Beff . H1,5
Q = 1,71 x Cd x Beff x H11,5
Dimana :
Q = Debit rencana dengan periode ulang 50 tahun
Cd = Koefisien debit
Cd = C0 . C1 . C2
Beff = Lebar Efektif Bendung
Tabel 5-1 Perhitungan Tinggi Muka Air di Atas Mercu1 Bendung Kalis
Berdasarkan perhitungan di atas, muka air Banjir di atas mercu pertama Bendung Kalis adalah setinggi 3,40 m
atau pada elevasi +87,69 + 3,40 = +91,09 m.
Tabel 5-2 Perhitungan Tinggi Muka Air di Atas Mercu2 Bendung Kalis
Berdasarkan perhitungan di atas, muka air Banjir di atas mercu Bendung Kalis adalah setinggi 3,40 m atau pada
elevasi +91,09 m.
Berikut ini perhitungan tinggi muka air banjir di penampang P.34 atau di hilir bendung Kalis.
Berdasarkan perhitungan di atas dapat dibuatkan grafik lengkung debit di hilir bendung kalis sebagai berikut.
Dari grafik di atas, untuk Q50 = 585,06 m3/dt, elevasi muka air berada pada level +83,60 m.
Karena jika terjadi banjir diperkirakan sungai akan mengangkut batu-batu besar, maka kolam olak yang akan
dipakai adalah kolam olak tipe bak (Bucket).
hc = √
3 q2
g
Elevasi Mercu
= 2,68 m
+84,63
Muka air Banjir di Hulu atau Tinggi Energi di hulu +87,94
Muka air banjir di Hilir +83,60
H = +87,94 - +83,60 = 4,34 m
Jari-jari Baket minimum (R min) diambil dari Grafik Buku Petunjuk Perencanaan Irigasi :
ΔH R min
hc = 1,62 hc =0,55
.
Gambar 5-5 Jari-jari Minimum Bak
Batas Muka air hilir minimum (Tmin) dari Grafik Buku Petunjuk Perencanaan Irigasi.
ΔH T min
hc = 1,62 hc = 1,90
Tmin = 1,90 x hc = 1,90 x 2,68 = 5,10 m 5,00 m
Didapat Elevasi Lantai dasar baket di hilir +83,60 - 5,00 = +78,60 m
Nilai a (lantai lindung) = 0,1 R = 0,10 x 6,00 m, diambil a = 0,60 m.
Berikut ini gambar potongan bendung hasil perhitungan hidrolis bendung Kalis.
FEASIBILITY STUDY DAERAH IRIGASI NANGAKALIS
10
DI KABUPATEN KAPUAS HULU PROPINSI KALIMANTAN BARAT
LAPORAN AKHIR
12
LAPORAN ANTARA DAN SYSTEM PLANNING
Lantai Muka berfungsi untuk memperbesar hambatan yang dibuat pada creep line yang telah diperpanjang
terlebih dahulu. Pada saat air terbendung maka terjadi perbedaaan tinggi air di depan dan di belakang bendung
yang akan menimbulkan perbedaan tekanan. Perbedaan tekanan ini mengakibatkan adanya aliran di bawah
bendung, lebih-lebih bila tanah dasar bendung bersifat porous. Dimana aliran air ini akan menimbulkan tekanan
pada butir-butir tanah di bawah bendung.
Apabila tekanan ini cukup besar untuk mendesak butir-butir tanah, maka lama kelamaan akan timbul
penggerusan, terutama di ujung belakang bendung. Sebaliknya air selama pengalirannya akan mendapatkan
hambatan karena geseran. Oleh karenanya air itu akan mencari jalan dengan hambatan yang paling kecil yaitu
pada Creep Line (Bidang Kontak antara bangunan dan tanah). Makin pendek Creep Line, maka makin kecil
hambatannya dan makin besar tekanan yang ditimbulkan di ujung belakang bendung, demikian pula untuk
sebaliknya. Untuk memperbesar hambatan Creep Line itu harus diperpanjang, antara lain dengan memberi lantai
muka.
13
LAPORAN ANTARA DAN SYSTEM PLANNING
14
LAPORAN ANTARA DAN SYSTEM PLANNING
15
LAPORAN AKHIR
Z3 - Z4 0.80
Jumlah 51.55 27.85
Jumlah Total 79.40
Syarat Kontrol :
L Hor + L Ver H . C
79,40 44,94 m Bendung Kalis : Syarat Terpenuhi.
Gaya-gaya yang bekerja pada tubuh bendung yang dipakai untuk perhitungan stabilitas bendung adalah sebagai
berikut:
Gaya Berat Sendiri ( G )
Gaya Berat Jembatan Pelayanan dan Pilar Jembatan.
Gaya Gempa Bumi ( K )
Gaya Hidrostatis / Tekanan Air ( W )
Gaya Akibat Lumpur ( W )
Gaya Akibat Uplift – Pressure ( Px )
18
LAPORAN ANTARA DAN SYSTEM PLANNING
19
LAPORAN AKHIR
Gaya gempa pada tubuh bendung dan perhitungan gaya gempa dapat dilihat pada gambar dan tabel di berikut
ini.
21
LAPORAN ANTARA DAN SYSTEM PLANNING
22
LAPORAN AKHIR
Gambar 5-11 Gaya Hidrostatis pada Keadaan Air Normal untuk Bendung Kalis
Gaya dan perhitungan hidrostatis pada keadaan air normal dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 5-12 Gaya Hidrostatis Bendung Blimbing pada Kondisi Air Banjir
25
LAPORAN ANTARA DAN SYSTEM PLANNING
26
LAPORAN AKHIR
Tekanan lumpur yang bekerja terhadap muka hulu bendung, dihitung dengan persamaan:
2
( )
γs. h 1 - sin ϕ
.
L = 2 1 + sin ϕ
Dimana :
L = Gaya yang terletak pada 2/3 kedalaman dari atas lumpur yang bekerja secara horizontal
s = Berat Jenis Lumpur (s = 1.60 kN/m3 )
h = Dalamnya lumpur
= Sudut gesekan dalam lumpur ( = 200)
Dilihat dari rumus di atas maka secara teoritis up lift-pressure kemungkinan ada yang akan bernilai negatif.
ikarenakan tekanan bernilai negatif kenyataannya tidak akan terjadi, maka tekanan negatif ini besarnya dianggap
nol. Gambar titik-titik untuk perhitungan up lift pressure dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
29
LAPORAN ANTARA DAN SYSTEM PLANNING
Perhitungan gaya up-lift pressure dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5-10 Perhitungan Gaya Up-Lift Bendung Kalis Pada Kondisi Air Normal
Hx Lx Ux
TITIK KETERANGAN
(m) (m) ( Ton )
KONDISI AIR NORMAL
A19 9.450 78.400 7.396 2.054
A18 9.450 77.900 7.349 2.101
A17 8.450 76.880 7.252 1.198 L = 79.40 m
A16 8.450 72.880 6.875 1.575
A15 8.950 72.380 6.828 2.122 H = 7.49 m
A14 8.950 71.880 6.781 2.169
A13 8.450 71.380 6.733 1.717
A12 8.450 67.380 6.356 2.094
A11 8.950 66.880 6.309 2.641
A10 8.950 66.380 6.262 2.688
A9 8.450 65.880 6.215 2.235
A8 8.450 61.880 5.837 2.613
A7 8.950 61.380 5.790 3.160
A6 8.450 60.880 5.743 2.707
A5 8.450 60.380 5.696 2.754
A4 8.950 56.380 5.318 3.632
A3 8.950 55.880 5.271 3.679
A2 8.450 55.380 5.224 3.226
A1 8.950 54.880 5.177 3.773
A 8.950 50.880 4.800 4.150
B 9.950 49.880 4.705 5.245
C 9.950 48.880 4.611 5.339
D 8.950 47.840 4.513 4.437
E 8.950 46.340 4.371 4.579
F 7.450 44.840 4.230 3.220
G 7.450 43.340 4.088 3.362
H 4.450 40.340 3.805 0.645
I 4.450 38.840 3.664 0.786
J 5.950 37.170 3.506 2.444
K 5.950 35.670 3.365 2.585
L 8.060 33.400 3.151 4.909
M 8.060 31.900 3.009 5.051
N 7.060 30.900 2.915 4.145
O 6.560 24.400 2.302 4.258
P 7.060 23.900 2.255 4.805
Q 7.060 23.100 2.179 4.881
R 6.060 22.020 2.077 3.983
S 6.060 20.460 1.930 4.130
T 8.060 18.400 1.736 6.324
U 8.060 17.400 1.641 6.419
V 9.950 15.400 1.453 8.497
W 9.950 14.400 1.358 8.592
X 12.060 12.070 1.139 10.921
Y 12.060 8.070 0.761 11.299
Z1 11.560 7.570 0.714 10.846
Z2 10.560 1.880 0.177 10.383
Z3 11.560 0.800 0.075 11.485
Z4 11.560 0.000 0.000 11.560
30
LAPORAN AKHIR
Tabel 5-11 Perhitungan Gaya Up-Lift Bendung Kalis Pada Kondisi Air Banjir
Hx Lx Ux
TITIK KETERANGAN
(m) (m) ( Ton )
KONDISI AIR BANJIR
A19 12.850 78.400 7.396 5.454
A18 12.850 77.900 7.349 5.501
A17 11.850 76.880 7.252 4.598
79.4
A16 11.850 72.880 6.875 4.975 L = m
0
A15 12.350 72.380 6.828 5.522
H
A14 12.350 71.880 6.781 5.569 7.49 m
=
A13 11.850 71.380 6.733 5.117
A12 11.850 67.380 6.356 5.494
A11 12.350 66.880 6.309 6.041
A10 12.350 66.380 6.262 6.088
A9 11.850 65.880 6.215 5.635
A8 11.850 61.880 5.837 6.013
A7 12.350 61.380 5.790 6.560
A6 11.850 60.880 5.743 6.107
A5 11.850 60.380 5.696 6.154
A4 12.350 56.380 5.318 7.032
A3 12.350 55.880 5.271 7.079
A2 11.850 55.380 5.224 6.626
A1 12.350 54.880 5.177 7.173
A 12.350 50.880 4.800 7.550
B 13.350 49.880 4.705 8.645
C 13.350 48.880 4.611 8.739
D 12.350 47.840 4.513 7.837
E 12.350 46.340 4.371 7.979
F 10.850 44.840 4.230 6.620
G 10.850 43.340 4.088 6.762
H 7.850 40.340 3.805 4.045
I 7.850 38.840 3.664 4.186
J 9.350 37.170 3.506 5.844
K 9.350 35.670 3.365 5.985
L 11.460 33.400 3.151 8.309
M 11.460 31.900 3.009 8.451
N 10.460 30.900 2.915 7.545
O 9.960 24.400 2.302 7.658
P 10.460 23.900 2.255 8.205
Q 10.460 23.100 2.179 8.281
R 9.460 22.020 2.077 7.383
S 9.460 20.460 1.930 7.530
T 11.460 18.400 1.736 9.724
U 11.460 17.400 1.641 9.819
V 13.350 15.400 1.453 11.897
W 13.350 14.400 1.358 11.992
X 15.460 12.070 1.139 14.321
Y 15.460 8.070 0.761 14.699
Z1 14.960 7.570 0.714 14.246
Z2 13.960 1.880 0.177 13.783
Hx Lx Ux
TITIK KETERANGAN
(m) (m) Pictur ( Ton )
Z3 14.960 0.800
e
0.075 14.885
Z4 14.960 0.000 12 ...
0.000 14.960
2 . Ux + Ud
xb
Ux-d z = 3 ( Ux + Ud )
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5-12 Perhitungan Gaya Uplift pada Bidang Kontak Bendung Kalis Kondisi Air Normal
Lengan
Ux Ud b H V Z MG MT
SEGMEN Moment
( ton ) ( ton ) (m) ( ton ) ( ton ) (m) (m) ( Ton m ) ( Ton m )
A19 - A18 2.05 2.10 0.50 1.04 0.25 56.15 58.34
A18 - A17 2.05 2.10 1.00 2.08 0.50 2.11 4.39
A17 - A16 2.10 1.20 3.80 6.27 2.07 53.63 336.16
A16 - A15 1.20 1.58 0.50 0.69 0.24 2.37 1.64
A15 - A14 2.12 1.58 0.50 0.92 0.26 51.64 47.73
A14 - A13 2.12 2.17 0.50 1.07 0.25 2.36 2.53
A13 - A12 1.72 2.17 4.00 7.77 1.92 49.48 384.53
A12 - A11 1.72 2.09 0.50 0.95 0.24 2.37 2.26
A11 - A10 2.09 2.64 0.50 1.18 0.24 47.16 55.82
A10 - A9 2.69 2.64 0.50 1.33 0.25 2.36 3.14
A9 - A8 2.69 2.24 4.00 9.85 2.06 44.84 441.53
A8 - A7 2.24 2.61 0.50 1.21 0.24 2.37 2.87
A7 - A6 2.61 3.16 0.50 1.44 0.24 42.66 61.56
A6 - A5 3.16 2.71 0.50 1.47 0.26 2.35 3.45
A5 - A4 2.71 2.75 4.00 10.92 1.99 40.41 441.33
A4 - A3 2.75 3.63 0.50 1.60 0.24 2.37 3.79
A3 - A2 3.63 3.68 0.50 1.83 0.25 38.15 69.72
A2 - A1 3.68 3.23 0.50 1.73 0.26 2.35 4.06
A1 - A 3.23 3.77 4.00 14.00 1.95 35.95 503.25
A - B 3.77 4.15 1.00 3.96 0.49 2.12 8.39
B - C 4.15 5.24 1.00 4.70 0.48 36.42 171.08
C - D 5.24 5.34 0.95 5.03 0.47 2.14 10.74
D - E 5.34 4.44 1.50 7.33 0.77 31.83 233.36
E - F 4.44 4.58 1.50 6.76 0.75 3.36 22.75
F - G 4.58 3.22 1.50 5.85 0.79 30.31 177.26
G - H 3.22 3.36 3.00 9.87 1.49 5.62 55.49
H - I 3.36 0.64 1.50 3.00 0.92 28.68 86.18
I - J 0.64 0.79 1.67 1.19 0.81 6.30 7.53
J - K 0.79 2.44 1.50 2.42 0.62 26.76 64.82
K - L 2.44 2.59 2.27 5.71 1.12 4.49 25.60
L - M 2.59 4.91 1.50 5.62 0.67 24.36 136.91
M - N 4.91 5.05 1.00 4.98 0.50 4.00 19.93
Lengan
Ux Ud b H V Z MG MT
SEGMEN Moment
( ton ) ( ton ) (m) ( ton ) ( ton ) (m) (m) ( Ton m ) ( Ton m )
N - O 5.05 4.15 6.50 29.89 3.36 20.17 602.91
O - P 4.15 4.26 0.50 2.10 0.25 4.75 9.98
P - Q 4.26 4.81 0.80 3.63 0.39 16.66 60.39
Q - R 4.81 4.88 1.08 5.23 0.54 4.96 25.95
R - S 4.88 3.98 1.50 6.65 0.78 15.07 100.21
S - T 3.98 4.13 2.06 8.36 1.02 4.48 37.40
T - U 4.13 6.32 1.00 5.23 0.47 13.32 69.65
U - V 6.32 6.42 1.89 12.04 0.94 2.56 30.80
V - W 6.42 8.50 1.00 7.46 0.48 12.31 91.83
W - X 8.50 8.59 2.33 19.91 1.16 0.45 8.90
X - Y 8.59 10.92 4.00 39.03 1.92 8.87 346.15
Y - Z1 10.92 11.30 0.50 5.56 0.25 -0.25 -1.38
Z1 - Z2 11.30 10.85 5.69 63.00 2.86 3.94 247.95
Z2 - Z3 10.85 10.38 1.08 11.46 0.54 -0.04 -0.50
Z3 - Z4 10.38 11.48 1.20 13.12 0.59 0.61 8.00
252.1
JUMLAH 114.29 289.72 4796.69
5
Uplift - Pressure yang 151.2
68.58 173.83 2878.02
bekerja dianggap 60% 9
Tabel 5-13 Perhitungan Gaya Uplift pada Bidang Kontak Bendung Kalis Kondisi Air Banjir
Lengan
Ux Ud b H V Z MG MT
SEGMEN Moment
( ton ) ( ton ) (m) ( ton ) ( ton ) (m) (m) ( Ton m ) ( Ton m )
A1
A19 - 5.45 5.50 0.50 2.74 0.25 56.15 153.79
8
A1
A18 - 5.50 4.60 1.00 5.05 0.51 2.10 10.58
7
A1
A17 - 4.60 4.98 3.80 18.19 1.88 53.82 978.98
6
A1
A16 - 4.98 5.52 0.50 2.62 0.25 2.36 6.20
5
A1
A15 - 5.52 5.57 0.50 2.77 0.25 51.65 143.22
4
A1
A14 - 5.57 5.12 0.50 2.67 0.25 2.36 6.30
3
A1
A13 - 5.12 5.49 4.00 21.22 1.98 49.42 1048.81
2
A1
A12 - 5.49 6.04 0.50 2.88 0.25 2.36 6.82
1
A1
A11 - 6.04 6.09 0.50 3.03 0.25 47.15 142.97
0
A10 - A9 6.09 5.64 0.50 2.93 0.25 2.36 6.91
A9 - A8 5.64 6.01 4.00 23.30 1.98 44.92 1046.50
A8 - A7 6.01 6.56 0.50 3.14 0.25 2.36 7.43
A7 - A6 6.56 6.11 0.50 3.17 0.25 42.65 135.05
A6 - A5 6.11 6.15 0.50 3.07 0.25 2.36 7.24
A5 - A4 6.15 7.03 4.00 26.37 1.96 40.44 1066.58
A4 - A3 7.03 7.08 0.50 3.53 0.25 2.36 8.33
A3 - A2 7.08 6.63 0.50 3.43 0.25 38.15 130.70
A2 - A1 6.63 7.17 0.50 3.45 0.25 2.36 8.15
A1 - A 7.17 7.55 4.00 29.45 1.98 35.92 1057.64
A - B 7.55 8.64 1.00 8.10 0.49 2.12 17.18
B - C 8.64 8.74 1.00 8.69 0.50 36.40 316.39
C - D 8.74 7.84 0.95 7.87 0.48 2.13 16.74
D - E 7.84 7.98 1.50 11.86 0.75 31.85 377.83
E - F 7.98 6.62 1.50 10.95 0.77 3.34 36.53
Lengan
Ux Ud b H V Z MG MT
SEGMEN Moment
( ton ) ( ton ) (m) ( ton ) ( ton ) (m) (m) ( Ton m ) ( Ton m )
F - G 6.62 6.76 1.50 10.04 0.75 30.35 304.63
G - H 6.76 4.04 3.00 16.21 1.63 5.48 88.90
H - I 4.04 4.19 1.50 6.17 0.75 28.85 178.12
I - J 4.19 5.84 1.67 8.37 0.79 6.32 52.94
J - K 5.84 5.99 1.50 8.87 0.75 26.63 236.28
K - L 5.99 8.31 2.27 16.22 1.07 4.54 73.60
L - M 8.31 8.45 1.50 12.57 0.75 24.28 305.23
M - N 8.45 7.55 1.00 8.00 0.51 3.99 31.92
N - O 7.55 7.66 6.50 49.41 3.24 20.29 1002.46
O - P 7.66 8.21 0.50 3.97 0.25 4.75 18.85
P - Q 8.21 8.28 0.80 6.59 0.40 16.65 109.80
Q - R 8.28 7.38 1.08 8.46 0.55 4.95 41.87
R - S 7.38 7.53 1.50 11.18 0.75 15.10 168.91
S - T 7.53 9.72 2.06 17.77 0.99 4.51 80.22
T - U 9.72 9.82 1.00 9.77 0.50 13.29 129.87
U - V 9.82 11.90 1.89 20.52 0.91 2.59 53.05
V - W 11.90 11.99 1.00 11.94 0.50 12.29 146.81
W - X 11.99 14.32 2.33 30.65 1.13 0.48 14.70
X - Y 14.32 14.70 4.00 58.04 1.99 8.80 510.68
Y - Z1 14.70 14.25 0.50 7.24 0.25 -0.25 -1.82
Z1 - Z2 14.25 13.78 5.69 79.74 2.86 3.94 314.13
Z2 - Z3 13.78 14.88 1.08 15.48 0.53 -0.03 -0.51
Z3 - Z4 14.88 14.96 1.20 17.91 0.60 0.60 10.75
JUMLAH 209.16 436.46 592.10 10016.13
Uplift - Pressure yang
141.18 294.61 399.67 6760.89
bekerja dianggap 60%
Tabel 5-14 Resume Gaya Yang Bekerja di Bendung Kalis pada Kondisi Air Normal
Tabel 5-15 Resume Gaya Yang Bekerja di Bendung Kalis pada Kondisi Air Banjir
∑ MT > 1,25
Fx = ∑ MG
b. Stabilitas Terhadap Geser
∑ MT - ∑ MG
a = ∑H
B B
-a <
e = 2 6
d. Stabilitas Terhadap Bearing Capacity ( Daya Dukung Tanah )
∑V
= B (
x 1±
6e
B )
< σ Ijin
Dimana :
Fx = Angka keamanan
V = Jumlah Gaya Vertikal
H = Jumlah Gaya Horizontal
Gambar 5-11 Gaya Hidrostatis pada Keadaan Air Normal untuk Bendung Kalis................................................5-23
Gambar 5-12 Gaya Hidrostatis Bendung Blimbing pada Kondisi Air Banjir.........................................................5-25
Gambar 5-13 Gaya Akibat Tekanan Lumpur di Bendung Kalis...........................................................................5-27
Gambar 5-14 Gaya Uplift Bendung Kalis.............................................................................................................5-29
Tabel 5-1 Perhitungan Tinggi Muka Air di Atas Mercu1 Bendung Kalis................................................................5-5
Tabel 5-2 Perhitungan Tinggi Muka Air di Atas Mercu2 Bendung Kalis................................................................5-6
Tabel 5-3 Perhitungan Lengkung Debit di Hilir Bendung Kalis..............................................................................5-9
Tabel 5-4 Panjang Segmen Lantai Muka Bendung Kalis.....................................................................................5-15
Tabel 5-5 Perhitungan Gaya Berat Sendiri Bendung Kalis..................................................................................5-19
Tabel 5-6 Perhitungan Gaya Akibat Gempa Bendung Kalis................................................................................5-22
Tabel 5-7 Perhitungan Gaya Hidrostatis Akibat Air Normal.................................................................................5-23
Tabel 5-8 Perhitungan Gaya Hidrostatis Bendung Akibat Air Banjir....................................................................5-26
Tabel 5-9 Perhitungan Gaya Akibat Tekanan Lumpur.........................................................................................5-28
Tabel 5-10 Perhitungan Gaya Up-Lift Bendung Kalis Pada Kondisi Air Normal..................................................5-30
Tabel 5-11 Perhitungan Gaya Up-Lift Bendung Kalis Pada Kondisi Air Banjir....................................................5-31
Tabel 5-12 Perhitungan Gaya Uplift pada Bidang Kontak Bendung Kalis Kondisi Air Normal............................5-32
Tabel 5-13 Perhitungan Gaya Uplift pada Bidang Kontak Bendung Kalis Kondisi Air Banjir...............................5-33
Tabel 5-14 Resume Gaya Yang Bekerja di Bendung Kalis pada Kondisi Air Normal..........................................5-34
Tabel 5-15 Resume Gaya Yang Bekerja di Bendung Kalis pada Kondisi Air Banjir............................................5-34
Tabel 5-16 Stabilitas Bendung Kalis Pada Kondisi Air Normal............................................................................5-36
Tabel 5-17 Stabilitas Bendung Kalis Pada Kondisi Air Banjir..............................................................................5-37