Anda di halaman 1dari 26

BAB III

TEORI DASAR

3.1. SPESIFIC GRAVITY (SG)

Specific Grafity (SG) adalah perbandingan antara density suatu zat


dengan density air pada suhu perbandingan yang sama. Dalam dunia
perminyakan, SG merupakan faktor yang sangat penting. Hal ini berkaitan
dengan penyusun minyak itu sendiri serta jenis minyak tersebut. Dari nilai
SG dapat dihitung nilai derajat API yang dengan nilai ini dapat digolongkan
apakah minyak itu tergolong minyak ringan, minyak sedang, ataupun
minyak berat dengan menggunakan rumus:

................................................ (Per. 3.1)

Tabel 3.1 Penggolongan Minyak berdasarkan API dan Initial GOR


Retrograd
Black Oil Volatile Oil Wet Gas Dry Gas
e Gas
Initial GOR ≤ 2000 2000 - 3300 > 3300 > 15000 ≥ 100000
API ≤ 45 > 40 40 - 60 ≤ 70 -

Minyak yang diperoleh dari Tarakan Field ini terbagi menjadi 2.


Untuk area Tarakan, minyak yang diperoleh adalah golongan minyak berat.
Sedangkan untuk area Sembakung termasuk dalam golongan minyak ringan.
Terdapat 2 metode yang dapat digunakan untuk menghitung SG, antara lain
menggunakan pycnometer da hydrometer.
1. Prosedur menghitung SG dengan menggunakan Pycnometer
a. Menimbang pycnometer yang masih kosong (berat a).
b. Mengisi pycnometer dengan fluida yang ingin diketahui berat
jenisnya (berat b).

16
c. Melakukan perhitungan berat jenis fluida dengan menggunakan
persamaan:

.................... (Pers. 3.2)

d. Melakukan perhitungan SG fluida dengan menggunakan


persamaan:

........................................ (Pers. 3.3)

2. Prosedur menghitung SG dengan menggunakan Hydrometer


a. Memasukkan fluida ke dalam gelas ukur sampai pada ketinggian
maksimal.
b. Memasukkan hydrometer ke dalam gelas ukur tersebut.
c. Mendiamkan sampai posisi hydrometer stabil.
d. Melihat nilai SG beserta temperature yang tertera pada alat
hydrometer.

3.2. SONOLOG

Sonolog adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui DFL


(Dinamic Fluid Level) dan SFL (Static Fluid Level). SFL dan DFL ini
sangatlah penting untuk menentukan berapa besar Pwf (bottom-hole
pressure) maupun Pr (reservoir pressure). Sonolog memakai tenaga gas
Nitrogen untuk membuat sumber suara yang akan dikirim ke dalam lubang
sumur. Penggunaan gas nitrogen dipilih karena sifat gas nitrogen yang tidak
mudah bereaksi dengan gas lain.

17
Pengukuran Sonolog dilakukan dengan menggunakan Echometer
(software Total Well Management). Seperti yang telah disebutkan di atas,
Sonolog digunakan untuk mengetahui SFL dan DFL. SFL adalah kedalaman
permukaan fluida didalam sumur dimana sumur dalam keadaan diam/tidak
beroperasi. Hal ini sangat penting untuk menentukan letak kedalaman
pompa (pump setting nipple). Selain mengukur Static Fluid Level,
pengukuran ini juga dipakai mengukur Dinamic Fluid Level (DFL) yaitu
kedalaman permukaan fluida pada saat pompa sedang beroperasi. Hal ini
bertujuan untuk menghitung Submargin, yaitu jarak antara PSN dengan
DFL. Untuk SRP, submargin antara 25-50 m dan untuk ESP 50-75 m.
Apabila kurang dari itu dapat menyebabkan kekeringan pada sumur.

Peralatan yang digunakan pada proses sonolog antara lain: tabung gas
nitrogen, kabel konektor, analyzer, dan laptop. Dalam proses pengukuran, Gun
dipasangkan ada flowline annulus casing. Lalu gas nitrogen ditembakkan dari Gun
kedalam annulus. Kabel konektor terdiri dari 3 kabel yaitu tranducer sebagai
pencatat tekanan, pemicu “tembakan” serta microphone sebagai penangkap
gelombang balik yang kembali setelah gelombang membentur fluida. Kemudian
semuanya tercatat dan terbaca pada software.

Gambar 3.1. Grafik Hasil Sonolog

18
3.3. INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP

Inflow Performance Relationship adalah suatu bentuk hubungan


antara tekanan alir dasar sumur (Pwf) dengan laju produksi (q) pada suatu
tekanan reservoir (Pr) tertentu. Kurva IPR diberikan dalam bentuk
hubungan antara tekanan alir dasar sumur (Pwf) terhadap laju alir (q).
Penggunaan sifat-sifat dari kurva IPR ini sangat penting, antara lain
digunakan untuk:
 Menentukan potensi dari sumur produksi.
 Memprediksikan atau memperkirakan laju alir suatu sumur produksi
dengan teliti, dan merupakan sarana optimasi memproduksikan
sumur-sumur sembur alam maupun sumur dengan pengangkatan
buatan.
Hubungan ini menggambarkan kemampuan suatu sumur untuk
mengangkat fluida dari formasi ke permukaan. Jika grafik IPR merupakan
garis lurus, kurva linier maka hal tersebut menunjukkan bahwa besaran
tekanan Pwf akan diatas tekanan saturasi (Pwf > Pb) dan hal tersebut
menunjukan bahwa aliran fluida adalah satu fasa, dan kemiringan pada
grafik IPR menunjukkan harga PI konstan.

3.3.1. Productivity Indeks

Indeks Produktivitas merupakan ukuran kemampuan produksi suatu


sumur, secara definisi merupakan perbandingan antara laju produksi dengan
penurunan tekanan pada keadaan static (Ps) atau tekanan reservoir (Pr)
dengan tekanan alir dasar sumur (Pwf).

...................................................... (Pers. 3.4)

Dimana: PI = Productivity Indeks (bbl/day.psi)


q = Flow rate (bbl/day)

19
Pres = Reservoir pressure (psi)
Pwf = Bottom-hole pressure (psi)

3.3.2. Vogel’s IPR

Persamaan Vogel digunakan untuk membuat grafik kinerja aliran


fluida dari formasi ke lubang sumur berdasarkan data uji produksi dan
tekanan. Dari uji produksi diperoleh laju produksi dan tekanan alir dasar
sumur sedangkan dari data uji tekanan diperoleh tekanan statik sumur.
Persamaan yang digunakan untuk IPR 1 fasa adalah:

.............................................. (Pers. 3.5)

Gambar 3.2. Kurva IPR 1 Fasa

Apabila fluida yang mengalir dua fasa (liquid dan gas), maka bentuk
kurva IPR bukan lagi lurus melainkan melengkung dan harga PI tidak lagi
konstan, tetapi berubah-ubah sejalan dengan perubahan secara kontinyu
kemiringan garis IPR untuk setiap harga tekanan alir dasar sumur.

20
Untuk fluida dua fasa Vogel membuat persamaan sebagai berikut:

..................................... (Pers. 3.6)

Jika dilakukan plot antara berbagai laju produksi dengan tekanan alir
dasar sumur akan diperoleh grafik IPR dua fasa. Ketika Pr turun sampai di
bawah tekanan bubble point (Pb) maka gas terlarut menjadi gas bebas, dan
saturasi gas yang dihasilkan selama perjalanan menuju lubang sumur akan
menyebabkan turunnya produktivitas sumur.

Gambar 3.3. Kurva IPR 2 Fasa

3.4. ARTIFICIAL LIFT

Pengangkatan crude oil (minyak mentah) dari dalam sumur ke atas


permukaan dapat dilakukan dengan cara yaitu natural flow dan artificial lift.
Dalam pengertiannya, Natural Flow merupakan proses pengangkatan
minyak bumi tanpa adanya tenaga bantuan atau dengan kata lain terangkat

21
secara alami ke atas permukaan, hal ini disebabkan karena tekanan resorvoir
yang besar dari dalam sumur. Sedangkan metode artificial lift merupakan
pengangkatan yang dilakukan dengan bantuan peralatan sebagai sumber
tenaga, hal ini disebabkan karena rendahnya tekanan resorvoir dari dalam
sumur sehingga tidak mampu untuk mengangkat minyak bumi secara alami.

3.4.1. Electrical Submersible Pump (ESP)

Alat ini merupakan rangkaian dari jenis pompa centrifugal sebagai


penghisap yang terdiri dari shaft, diffuser yang bersifat diam dan impeler
yang berputar secara dinamik yang berada pada setiap stage. Bentuk dari
alat ini tersusun dengan satu poros memanjang atau bertingkat serta
terhubung ke motor penggerak, motor penggerak tersebut terhubung
langsung dengan arus listrik yang disuplai sebagai energi penggerak motor.
Ukuran dari setiap stage menentukan jumlah fluida yang dapat dipompa,
sedangkan jumlah susunan stage menentukan total daya angkat atau gaya
dorong ke permukaan. Sistem ESP ini terdiri dari pump, gas separator,
motor, protector, DMT (Downhole Monitoring Tool) dan electric cable.

Electrical submersible pump mempunyai karakteristik yang tidak


berbeda jauh dengan pompa centrifugal pada umumnya. Pada susunan
perangkat ini memiliki beberapa stage yang terdiri dari diffuser dan
impeller, pada prosesnya fluida akan dialirkan ke arah impeller yang terus
berputar secara dinamik, gerak putar impeller diberikan kepada cairan oleh
sudu-sudu impeller sehingga membuat cairan terangkat dengan kecepatan
yang tinggi menuju pada stage berikutnya dan kembali akan diarahkan ke
impeller begitupun seterusnya. Cairan yang telah ditampung di dalam rumah
pompa selanjutnya akan dievaluasikan melalui pipa keluar, dimana tenaga
kinetis diubah menjadi tenaga potensial yang berupa tekanan sehingga
fluida tersebut naik ke atas permukaan.

22
Peralatan pompa ESP ini terdiri dari sentrifugal pump, intake,
protektor dan motor listrik. Unit ini ditenggelamkan dicairan, disambung
dengan tubing dan motornya dihubungkan dengan kabel ke permukaan yaitu
switchboard dan transformer.

Gambar 3.4. Peralatan Electrical Submersible Pump

a. Sentrifugal Pump
Unit pompa merupakan Multistage Centrifugal Pump, yang
terdiri dari: impeller, diffuser. Di dalam housing pompa terdapat
sejumlah stage, dimana tiap stage terdiri dari satu impeller dan satu
diffuser. Jumlah stage yang dipasang pada setiap pompa akan
dikorelasi langsung dengan Head Capacity dari pompa tersebut.
Dalam pemasangannya bisa menggunakan lebih dari satu (tandem)
tergantung dari Head Capacity yang dibutuhkan untuk menaikkan
fluida dari lubang sumur ke permukaan. Impeller merupakan bagian
yang bergerak, sedangkan diffuser adalah bagian yang diam.

23
b. Intake
Intake dipasangkan di bawah pompa dengan cara
menyambungkan sumbunya (shaft) memakai coupling. Intake ada
yang dirancang untuk mengurangi volume gas yang masuk ke dalam
pompa, disebut dengan gas separator, tetapi ada juga yang tidak.
Untuk yang terakhir ini disebut dengan intake saja atau standart
intake.

c. Protector
Protector sering juga disebut Seal Section. Alat ini berfungsi
untuk menahan masuknya fluida sumur ke dalam motor, menahan
thrust load yang ditimbulkan oleh pompa pada saat pompa
mengangkat cairan, juga untuk menyeimbangkan tekanan yang ada di
dalam motor dengan tekanan di dalam annulus.

d. Motor Listrik
Jenis motor ESP adalah motor listrik induksi 2 kutub 3 fasa yang
diisi dengan minyak pelumas khusus yang mempunyai tahanan listrik
(dielectric strength) tinggi. Tenaga listrik untuk motor diberikan dari
permukaan mulai kabel listrik sebagai penghantar ke motor. Putaran
Motor adalah 3400 RPM - 3600 RPM tergantung besarnya frekuensi
yang diberikan serta beban yang diberikan oleh pompa saat
mengangkat fluida.

e. Switchboard
Switchboard adalah panel kontrol kerja di permukaan saat
pompa bekerja yang dilengkapi motor controller, overload dan
underload protection serta alat pencatat (recording instrument) yang
bisa bekerja secara manual ataupun otomatis bila terjadi
penyimpangan. Switcboard dapat digunakan untuk tegangan 4400-
4800 volt.

24
f. Junction Box
Junction Box merupakan suatu tempat yang terletak antara
switchboard dan wellhead yang berfungsi untuk tempat sambungan
kabel atau penghubung kabel yang berasal dari dalam sumur dengan
kabel yang berasal dari switchboard. Junction Box juga digunakan
untuk melepaskan gas yang ikut dalam kabel agar tidak menimbulkan
kebakaran di switchboard.

g. Transformer
Transformer merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik,
bisa untuk menaikkan atau menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari
core (inti) yang dikelilingi oleh coil dari lilitan kawat tembaga.
Keduanya, baik core maupun coil direndam dengan minyak trafo
sebagai pendingin dan isolasi. Perubahan tegangan akan sebanding
dengan jumlah lilitan kawatnya. Tegangan input transformer biasanya
diberikan tinggi agar ampere yang rendah pada jalur transmisi,
sehingga tidak dibutuhkan kabel (penghantar) yang besar. Tegangan
input yang tinggi akan diturunkan dengan menggunakan step-down
transformer sampai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh motor.

3.4.2. Gas Lift

Salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan (artificial lift) yang


lazim digunakan untuk memproduksikan fluida dari sumur-sumur minyak
bumi. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan tinggi
kedalam annulus (ruang antara tubing dan casing), dan kemudian kedalam
tubing produksi sehingga terjadi proses aerasi (aeration) yang
mengakibatkan berkurangnya berat kolom fluida dalam tubing. Sehingga
tekanan reservoir mampu mengalirkan fluida dari lubang sumur menuju
fasilitas produksi di permukaan.
Dibandingkan dengan sistem pengangkatan buatan lainnya seperti
ESP (Electric Submersible Pump), PCP (Progressive Cavity Pump), SRP

25
(Sucker Rod Pump), dan Hydraulic Pump; dapat dikatakan bahwa gas lift
memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi. Sistem gas lift juga lebih
dapat mengakomodasi faktor kesalahan desain, dimana suatu sistem gas lift
yang didesain secara kurang baik pada umumnya masih dapat mengangkat
fluida dari dalam sumur. Performa sebuah sumur gas lift sangat dipengaruhi
oleh dua parameter penting yaitu kedalaman titik injeksi (injection depth)
dan laju aliran gas yang diinjeksikan (injection rate). Kedua parameter
tersebut pada umumnya merupakan hasil perhitungan dari desainer dengan
mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti performa reservoir,
ketersediaan gas injeksi, tekanan kerja gas injeksi, kemiringan sumur, dan
lain sebagainya.

Prinsip kerja dari metode gas lift ini adalah cairan yang berada di
dalam annulus antara tubing dan casing diberi tekanan dengan injeksi gas,
sehingga permukaan cairan akan turun ke bawah valve, selanjutnya akan
terbuka dan injeksi gas akan memasuki tubing, dengan adanya pencampuran
gas dengan fluida reservoir maka densitas minyak akan menurun sehingga
akan mengakibatkan tekanan gradien pada fluida menurun dan
mempermudah fluida reservoir mengalir ke atas permukaan.

Peralatan bawah permukaan metode gas lift tidak jauh berbeda dengan
peralatan pada sumur sembur alam, hanya saja yang membedakan hanyalah
diperlukannya valve-valve gas lift. Peralatan bawah permukaan diantaranya:
gas lift valve, dummy valve, mandrel, dan standing valve.

26
Gambar 3.5. Peralatan Bawah Permukaan Gas Lift

Peralatan di atas permukaan adalah semua peralatan yang diperlukan


untuk proses injeksi gas ke dalam sumur yang terletak di permukaan,
diantaranya: well head, gas lift christmast tree, dan gas compressor.

Gambar 3.6. Peralatan Atas Permukaan Gas Lift

3.4.3. Jet Pump

27
Cara pengangkatan minyak bumi dari dalam sumur selanjutnya yaitu
dengan menggunakan jet pump. Pompa ini dikenal sebagai pompa yang
memiliki kecepatan tinggi untuk mengangkat minyak bumi ke atas
permukaan, penggunaan jenis pompa ini biasanya diperuntuhkan untuk
sumur yang baru diproduksi, setelah sumur bersih dari padatan-padatan
maka akan diganti dengan pompa piston hidrolik. Jet pump digolongkan
sebagai free pump (bongkar pasang) sehingga mudah untuk di angkat jika
akan mengalami perbaikan maupun pembersihan.

Cara kerja dari alat ini berdasarkan dengan transfer momentum antar
kedua fluida, dimana fluida yang betekanan tinggi akan dipompakan dengan
menggunakan pompa di atas permukaan melewati nozzle dan selanjutnya
akan bercampur dengan fluida produksi di pipa pencampur. Perubahan
tekanan pada nozzle akan menghasilkan kecepatan yang tinggi untuk
membawa cairan ke atas permukaan.

Gambar 3.7. Bagian-Bagian Hydraulic Jet Pump

3.4.4. Sucker Rod Pump

28
Sucker Rod Pump banyak digunakan di dunia perminyakan karena
biaya yang diperlukan relatif murah dan pengoperasiannya pun mudah.
Prinsip mengangkat fluida dengan energi dari prime mover permukaan yang
ditransfer ke subsurface pump yang diletakkan di dalam sumur.

SRP merupakan pompa yang terletak di atas permukaan tanah. Pompa


ini bertujuan untuk mengendalikan piston yang terpasang pada sumur
minyak. SRP biasanya digunakan pada daerah yang kandungan minyaknya
cukup banyak. Besarnya pompa juga ditentukan oleh kedalaman dan berat
minyak yang akan dipindahkan. SRP mengubah gerakan putaran dari motor
menjadi gerakan vertical untuk mendorong batang pompa. SRP disokong
oleh sebuah prime mover. Umumnya digunakan motor elektrik untuk
menggerakkannya, namun untuk daerah yang aksesnya terpencil,
kemungkinan digunakan proses pembakaran mesin seperti diesel.

Bagian-bagian peralatan sucker rod pump terbagi menjadi 2, yaitu


peralatan surface (di atas permukaan) dan subsurface (di bawah
permukaan).

a. Peralatan di Atas Permukaan

Wire
Wire adalah kawat baja yang diletakkan pada horse head dan pada
ujung bawah dirangkai dengan carrier bar.

Carrier Bar
Carrier Bar adalah pengikat pada polished rod dalam rangkaian
wireline yang mana pengikatannya dapat di setting.

Polished Rod
Polished Rod adalah alat yang menghubungkan dari pumping unit ke
sucker rod pump di dalam rangkaian barrel pump. Alat-alat ini
meneruskan energi dari motor dan merubahnya dari gerak putar ke
gerak naik-turun ke alat bawah permukaan. Untuk merubah dari
putaran mesin sampai gerakan naik-turun tersebut, putaran mesin

29
harus dikurangi dengan menggunakan gear reducer dan juga
diameter pulli belt sehingga kecepatan sesuai dengan gerakan naik-
turun yang di inginkan.

Pada bagian teratas dari rod adalah polished rod, rod sangat halus
permukaannya, sehingga bisa bergerak lancar serta tidak bocor di
stuffing box. Polished rod diklem pada carrier bar yang dihubungkan
dengan horse head melalui wireline hanger yang bersifat fleksibel
agar polished rod tetap tegak lurus dalam stuffing box. Walking beam
ditunjang dekat titik beratnya oleh Sampson post. Walking beam
meneruskan gerakan dari pitman yang diberikan oleh crank. Panjang
langkah polished rod ditentukan oleh jarak dari pitman bearing ke
crankshaft. Umumnya tersedia tiga posisi untuk panjang langkah
polished rod sehingga bisa diubah di tuas di pin bearing sehingga
diameter putaran akan lebih kecil kalau produksi menurun misalnya.

Counter Balance
Counter balance digunakan untuk mengimbangi gerakan naik turun
pompa agar tidak berbeda jauh dalam hal pembebanannya. Dengan
ini pompa dan motor akan lebih tahan lama. Efek counter balance ini
tegantung dari berat, posisi, dan geometri alat.

b. Peralatan di Bawah Permukaan

Travelling Valve
Travelling valve merupakan suatu system artificial lift SRP yang
terkoneksi ke rangkaian sucker rod pump sampai ke atas permukaan.
Secara umum pada saat down stroke, travelling valve terbuka dan
standing valve tertutup, maka fluida masuk mengisi ruang yang ada
dalam plunger dikarenakan untuk menekan fluida agar dapat
menekan. Pada saat up stroke, travelling valve tertutup dan standing
valve terbuka karena adanya gaya gravitasi kemudia fluida menekan
ball and seat agar menutup.
Standing Valve

30
Standing valve dirangkai dengan PSN pada waktu up stroke, standing
valve terbuka karena hisapan dari plunger yang bergerak ke atas,
kemudian fluida dari sumur masuk ke dalam working barrel. Pada
saat down stroke, standing valve tertutup karena tekanan dari fluida
yang berada di dalam working barrel akibat turunnya plunger
sehingga fluida tidak kembali ke sumur.

Working Barrel
Working barell adalah pipa silinder yang berfungsi sebagai liner
untuk memompakan fluida sehingga terjadi efek swab atau
penghisapan, sehingga fluida dalam sumur terpompakan dalam
sumur.

Prinsip kerja peralatan sucker rod pump di bawah permukaan adalah


ketika gerakan plunger kebawah, standing valve akan tertutup karena
ditekan fluida di atasnya, travelling valve terbuka karena mendapat
dorongan dari fluida di working barrel, fluida bergerak masuk dari working
barrel ke plunger-nya. Pada gerakan ke atas, travelling valve tertutup,
standing valve terbuka karena efek penghisapan, fluida masuk dari sumur ke
working barrel karena efek penghisapan tersebut. Working barrel digunakan
untuk tempat naik dan turunnya plunger dan sebagai tempat pengumpul
cairan.

3.4.5. Hydraulic Pumping Unit (HPU)

Hydraulic Pumping Unit (HPU) merupakan salah satu jenis dari


sucker rod pump. Sucker rod pump digunakan sebagai salah satu alternatif
sistem artificial lift. Penggunaan pompa ini dilakukan jika tidak tersedianya
gas yang cukup di lapangan, sehingga sistem gas lift tidak dapat diterapkan.

Komponen peralatan HPU terdiri dari power pack, hydraulic jack, dan
peralatan di bawah permukaan.

31
a. Power Pack
Power pack berfungsi untuk memompakan hydraulic fluid menuju ke
hydraulic jack, yang terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut:
 Electrical Control Box
Merupakan pusat pengontrol sebagian besar kelistrikan HPU.
Komponen-komponen listrik terdiri dari sebuah motor starter,
motor overload protector, dan sebuah programmable logic
controller.
 Flow Control Valve
Digunakan untuk mengontrol jumlah aliran fluida. Katup
yang bawah membatasi penyebaran fluida, sedangkan yang
atas membatasi seberapa cepat penghalang (valve) dibuka.
 System Relief Valve
Sistem ini memungkinkan untuk memberikan pressure selama
pemeliharaan dan perbaikan.
 Tank Weldment
Menjaga agar cairan hidrolik tidak dibawah tekanan.
Kapasitas minimal tangki 20 galon.
 Oil Site Gauge
Memberikan suatu indikasi batas tinggi cairan. Sehingga
hydraulic fluid dapat terus terkontrol agar kinerja tetap
berjalan lancar.
 Manifold Block
Memberi tekanan pada cairan hidrolik ke berbagai sistem
hidrolik melalui control valve.

 Pressure Switch

32
Berfungsi mengontrol motor untuk membatasi tekanan pada
sistem.
 Hand Pump
Apabila ada gangguan listrik, pompa tangan (manual)
digunakan agar sistem tetap berjalan agar fluida tidak kosong
dalam setting hydraulic jack. Klep harus digeser dan
kemudian dengan secara manual memompa hand pump
sampai penghalang telah menutup jalur fluida. Pompa manual
diharapkan untuk digunakan di saat operasi dalam keadaan
darurat dan akan memerlukan banyak siklus untuk
mengangkat penghalang standar.
 Pressure Gauge
Menunjukkan sistem tekanan HPU secara aktual. Standar
operasi harus kurang dari 2000 psi.
 Accumulator
Berfungsi sebagai suatu reservoir tekanan untuk menyimpan
cairan yang diberi tekanan.
 Pompa
Dihubungkan dengan electric motor dan memenuhi tekanan
pemompaan untuk mengisi akumulator.
 Electric Motor
Digunakan untuk menjalankan pompa hidrolik.
 EFO Valve and Coil
Emergency Fast Operation (EFO), aliran dilewatkan melalui
valve pada sirkuit kontrol kendali dan membuat sistem
memberikan aliran penuh saat tekanan tertinggi. Operasi ini
dimaksudkan untuk memindahkan penghalang (barrier)
dalam waktu singkat. Misalnya saat perbaikan ringan.

33
 Base Filter Assembly
Untuk menyaring zat pencemar dari minyak hidrolik selama
beroperasi.
 Directional Control Valve
Mengoperasikan katup pada operasi normal dan mengalirkan
cairan untuk melewati penghalang (barrier).
 Cabinet
Melindungi komponen pompa hidrolik. Apakah sudah kuat
dan terkunci.

b. Hydraulic Jack
Hydraulic jack berfungsi untuk mentransmisikan pressure dari
hydraulic fluid untuk mengangkat rangkaian SRP. Yang terdiri dari
komponen-komponen sebagai berikut:
 Sensor Pengatur Panjang Stroke
Berfungsi untuk mengubah pengaturan panjang stroke sesuai
desain yang diinginkan.
 Tangga
Berfungsi untuk memudahkan pada saat mengatur komponen
yang berada diatas hydraulic jack atau untuk memeriksa
kerusakan-kerusakan kecil pada hydraulic jack.
 Menara
Sebagai pondasi untuk polished rod saat beroperasi agar kuat
dan lebih sentral sehingga kebocoran pada stuffing box dapat
dihindari.
 Stroke
Berfungsi sebagai penerima hasil transmisi hydraulic fluid
bertekanan tinggi dari power pack menjadi gerakan naik turun
untuk mengangkat rangkaian sucker rod pump di bawah
permukaan.

34
 Hydraulic Hose
Berfungsi mengalirkan fluida bertekanan tinggi dari power
pack ke hydraulic jack unit. Ada dua jenis yang berukuran
besar dan kecil. Hose berukuran besar berfungsi untuk
mengalirkan fluida bertekanan tinggi dari power pack
sehingga akan menaikkan stroke pada hydraulic jack (up-
stroke). Hose yang kecil berfungsi mengalirkan hydraulic
fluid bertekanan tinggi dari hydraulic jack kembali ke power
pack. Proses ini terus berulang kali sehingga fluida pada
sumur tersebut bisa diproduksi.

c. Peralatan untuk di bawah permukaan HPU sama dengan peralatan di


bawah permukaan pada SRP.

3.4. OPERASI PRODUKSI

Bagian produksi di Pertamina EP Tarakan lebih terfokus pada kondisi


sumur dan hasilnya serta kelancaran alur transportasi minyak dan gas
setelah mencapai permukaan. Dari keseluruhan sumur di lapangan Tarakan
tidak semua sumur berfungsi sebagai sumur produksi. Untuk
mengaplikasikan pressure maintenance dengan metode water injection,
tentunya ada beberapa sumur yang berfungsi sebagai sumur injeksi.
Diagram alir fluida hasil produksi lapangan Tarakan saat ini sudah
terintegerasi dengan diagram instrumentasi.

Sebelum ditransfer ke RU V Balikpapan, minyak dari lapangan


Tarakan akan diproses terlebih dahulu untuk memisahkan air yang
terkandung di dalamnya selain untuk menjaga viskositasnya agar tetap bisa
mengalir selama proses transfer.

35
3.5.1. Sumur Produksi

Sumur produksi adalah sumur yang memproduksi minyak maupun


gas. Semua sumur produksi di Tarakan Field sudah menggunakan artificial
lift dikarenakan tekanan reservoirnya sudah tidak mampu untuk natural
flow. Artificial lift yang digunakan di Tarakan Field antara lain, electrical
submersible pump, sucker rod pump, hydraulic pumping unit, dan jet pump.

3.5.2. Sumur Injeksi

Sumur injeksi merupakan bekas sumur produksi atau sumur yang


sudah mati atau sudah tidak menghasilkan minyak. Sumur-sumur ini
kemudian dimanfaatkan untuk water injection ke dalam sumur. Water
injection ini digunakan sebagai usaha pressure maintenance, atau menjaga
agar penurunan pressure tidak terlalu drastis. Air yang di injeksikan
sebagian merupakan air formasi, air hasil pemisahan minyak yang sudah di
treatment terlebih dahulu. Sehingga dengan metode ini limbah hasil
pemisahan minyak dan air bisa dibuang ke dalam perut bumi dan tidak
menyebabkan pencemaran lingkungan.

3.5.3. Stasiun Pengumpul (SP)

Stasiun Pengumpul (SP) atau Block Station (BS) adalah tempat


penampungan sementara hasil minyak yang berasal dari sumur-sumur yang
nantinya akan dilakukan pemisahan minyak, air dan gas yang terkandung,
kemudian akan dikirim ke SPU tempat penampungan akhir. Block station
terdiri dari beberapa peralatan yang mana fluida dari sumur dialirkan
melalui flowline, manifold, dan heater selanjutnya menuju ke stasiun
pengumpul.

a. Flowline
Flowline adalah pipa penyalur minyak dan gas bumi yang
mengalirkan fluida dari sumur menuju ke fasilitas produksi. Dan alat
yang untuk mengetahui total rate dari sumur adalah flow analyzer.

36
Kita bisa mengatakan bahwa batasan pipa flowline adalah pipa yang
mengalirkan fluida mulai dari wellhead sampai ke manifold. Panjang
flowline bisa puluhan meter, ratusan meter, bahkan terkadang ada
flowline dengan panjang kiloan meter.

b. Manifold
Manifold adalah sekumpulan valve yang dideretkan untuk mengatur
aliran masuk fluida ke tanki yang di kehendaki.

c. Chemical Tank
Berisi bahan kimia yang akan diinjeksikan ke dalam fluida sebelum
nantinya dikirim ke SPU. Bahan kimia yang diinjeksikan adalah
demulsifier dan dewiller. Demulsifier merupakan bahan kimia yang
digunakan untuk memisahkan kotoran-kotoran yang ada di dalam
campuran minyak tersebut, sedangkan dewiller digunakan untuk
mempercepat proses pemisahan antara minyak dan air.

d. Wash Tank
Tangki penampungan ini merupakan tangki penampungan sementara
sebelum minyak dikirimkan ke Stasiun Pengumpul Utama. Kapasitas
tanki ini kurang lebih 1800 barrel. Pemompaan ke SPU dilakukan
setiap jam 11 siang, 3 sore, dan 12 malam, rate pompa berdasarkan
jumlah gross yang masuk untuk meminimalkan stock di stasiun
pengumpul.

e. Condensate Tank
Tanki penampungan ini khusus untuk menampung kondensat hasil
pengiriman gas dari Bunyu.

f. Tanki Pendam
Tanki penampungan ini menampung gross yang dibawa oleh vacuum
truck. Vacuum truck di sini berfungsi sebagai alat transportasi hasil
produksi sumur-sumur tua yang tekanannya sudah sangat rendah dan
tidak mampu lagi mengalirkan fluida ke Stasiun Pengumpul (SP).

37
3.5.4. Stasiun Pengumpul Utama (SPU)

SPU adalah tempat dimana dikumpulkannya semua minyak dari


Stasiun Pengumpul yang telah diproses sebelum di kirim ke RU V
Balikpapan. Minyak yang dikumpulkan berasal dari sumur-sumur di area
Tarakan. Di SPU terdapat fasilitas-fasilitas sebelum minyak di distribusikan
ke pertamina RU V Balikpapan yaitu:

a. Wash Tank
Pada tanki ini minyak akan berpisah dengan air. Minyak akan
dialirkan ke shipping tank, sedangkan air akan dialirkan ke pit.

b. Shipping Tank
Minyak yang sudah dipisahkan dengan air di wash tank, akan
didiamkan selama 2 hari di dalam shipping tank ini. Jika masih
terdapat air, maka air di-draine dan dialirkan ke pit, sedangkan
minyak akan dipompakan ke Terminal Lingkas.

c. Main Pump
Pompa Utama digunakan pada saat mengirim minyak ke Terminal
Lingkas yang nantinya akan dikirim ke Pertamina RU V Balikpapan.

d. Fire Water Pump


Fire water pump adalah pompa emergency yang digunakan apabila
terjadi kebakaran di area Stasiun Pengumpul Utama untuk
mengirimkan air dan foam menuju area yang terjadi.

3.5. FISHING JOB DAN PUMP SHOP


3.6.1. Fishing Job
Fishing Job adalah pekerjaan yang ada dalam pemboran, dimana
pekerjaan ini adalah pengambilan kembali/ memancing alat-alat/ potongan-
potongan yang tertinggal di dalam sumur. Alat yang jatuh ke dalam sumur
harus cepat diambil. Semakin lama alat tersebut tidak diambil maka akan
semakin sulit diambil karena tertutup cutting atau mud cake dan lainnya.

38
Kerugian dalam pekerjaan ini ada rig time nya semakin panjang dan ini
tentunya akan menambah biaya pemboran lagi.

Sebagai contoh jika adanya tubing putus atau patah di dalam sumur di
kedalaman tertentu, maka perlu diketahui ukuran dari tubing tersebut dan
letak kedalaman berapa tubing tersebut putus, dan juga harus mengetahui
sebab akibat kenapa bisa putus. Sebelum kita memulai operasi, ikan/fish
yang tertinggal harus kita tentukan dulu ciri-ciri dari ikan tersebut.

Ada beberapa jenis fish (ikan) yang ada di dalam lubang bor. Jenis,
ukuran, kekuatan alat yang akan dipancing tersebut serta bentuknya
bermacam-macam bergantung dari situasi yang ada, serta penyebab adanya
ikan tersebut. Jenis, ukuran, bentuk ikan, situasi dan kondisi lubang bor.
Pada proses fishing akan banyak menentukan cara pemancingan serta alat
yang di perlukan. Peralatan-peralatan fishing yang digunakan adalah:

a. Impression Block
Impression Block adalah alat yang digunakan untuk mengetahui
ukuran fish yang ada di dalam sumur, ukuran ikan tersebut akan
mengecap di permukaan ini.

b. Cable Spear
Cable spear merupakan alat fishing yang digunakan untuk
mengambil wireline maupun wire rope yang tertinggal di dalam
sumur.

c. Tubing Spear
Alat ini digunakan fishing bila ada pipa yang tertinggal di dalam
lubang sumur, cara mengangkatnya melalui bagian inside pipa yang
di pancing.

d. Washover Pipe
Washover pipe digunakan untuk mencuci di sekitar pipa yang stuck
agar bersih dan bisa di fishing.

39
e. Junk Basket
Berguna untuk mengambil dan menampung cutting besar,
mempunyai jari-jari yang dapat ditekuk di sekeliling fish jika ditekan.

f. Overshot
Overshot adalah alat yang berbentuk mangkok yang fungsinya untuk
mengirim atau mengikat fish yang tertinggal di dalam sumur.

g. Jar
Jar adalah suatu alat yang memberikan pukulan atau getaran pada
tubing untuk membantu melepaskan fish yang melekat pada ujung
lubang memakai oli untuk dapat naik ke atas permukaan.

h. Pilot Mill
Pilot Mill adalah alat yang berfungsi untuk memperbaiki casing yang
collapse atau scale yang menempel di dinding casing.

i. Burn Shoe
Burn shoe adalah suatu alat fishing yang digunakan untuk
membersihkan kotoran-kotoran yang berada di sekitar casing. Bisa
juga untuk mengebor CR (Cement Retainer).

j. Casing Spear
Casing spear untuk menyambung top drive ke casing, casing spear
di desain untuk penyambungan cepat pada casing.

3.6.2. Pump Shop

Adapun peralatan-peralatan yang berada di pump shop diantaranya


adalah sebagai berikut:

a. Packer
Adalah peralatan bawah permukaan yang digunakan untuk menyekat
antara tubing dan casing untuk mencegah aliran vertikal di sepanjang
annulus casing-tubing. Jika ada zona yang mengeluarkan lebih

40
banyak air atau gas akan di sekat dengan packer. Packer digunakan
untuk:
• Mempertahankan fluida reservoir dan tekanan terisolasi dari
casing.
• Untuk memisahkan zona-zona pada lubang.
• Membungkus lubang perforasi selama squeeze cementing.
• Tempat pemasangan casing pump.
• Sebagai fasilitas well service operation (stimulasi, squeeze).
• Untuk memperbaiki kondisi aliran dan memperkecil
munculnya heading.

b. Bit
Bit atau pahat merupakan ujung dari drill string yang menyentuh
formasi, diputar dan diberi beban untuk menghancurkan serta
menembus formasi.

c. Casing Roller
Merupakan alat yang dipakai saat fishing job yang dapat
memperbaiki casing pada bagian dalam agar diameter casing tetap
terjaga.

d. Casing Scraper
Casing scraper adalah suatu alat yang digunakan untuk
membersihkan casing dari scale, mud cake, dan beberapa material
lainnya yang berada di dalam dinding casing tersebut.

41

Anda mungkin juga menyukai