Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di bidang
sains terapan, lembaga Pendidikan seperti sekolah menengah kejuruan,
kerguruan tinggi dituntut untuk meningkatkan metode pengajaran, salah
satunya adalah mengaplikasikan ilmu pengetahuan di lapangan. Pengaplikasi
ini memerlukan kerja sama dan komunikasi yang baik antara lembaga sekolah,
industri, instansi pemerintah dan swasta.

Dalam kerja praktek ini siswa di tuntut untuk belajar secara langsung
mengenai pekerjaan yang ada di lapangan, menggunakan keterampilan yang
dimiliki dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah di pelajari dengan
menyesuaikan diri dengan hal-hal yang praktis di lapangan, sehingga siswa
mampu mengembangkan kreativitasnya.

Seperti yang telah di jelaskan di atas, maka kerja praktek yang dilakukan
di PPSDM MIGAS, CEPU lebih ke bagian pemboran.
Pemboran sendiri adalah merupakan kegiatan yang dijalankan dalam industri
migas untuk mengakses sumur guna mengambil fluida reservoir seekonomis
mungkin. Sebelum pemboran dilakukan terlebih dahulu dilakukan persiapan
tempat pemboran dimana kegiatan ini meliputi; persiapan tempat sendiri,
membangun infrastrukturr menuju lokasi pemboran, penujukkan pekerja serta
proses mendirikan rig (rigging up) dan proses pengecekan semua sistem itu
sendiri.
Dalam dunia migas berhasilanya suatu pemboran ditentukan oleh 5 sistem
tersebut antara lain yaitu:
Sistem Bop, sistem angkat (Hosting System) Sistem Sirkulasi, Sistem Putar
dan Sistem Tenaga. Kelima (5) system tersebut saling menunjang untuk
mencapai keberhasilan proses pemboran, apabila salah satu dari sistem itu

1
tidak berjalan maka akan berdampak terhadap sistem lainnya dan
mengakibatkan kerugian.

1.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek


1.2.1. Maksud Dari Kerja Praktek
a. Kerja praktek ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Perminyakan pada Fakultas
Teknik, di Universitas Díli (UNDIL), Timor-Leste.
b. Menambah pengetahuan serta memahami lebih dalam mengenai
pemboran khususnya peralatan sistem pencegahan semburan liar.

1.2.2. Tujuan Dari Kerja Praktek


a. Untuk menambah wawasan mengenai sistem pencegahan semburan
liar (BOP) di lapangan.
b. Serta meningkatkan pemahaman mengenai sistem kerja dari sub-
komponen sistem BOP.

1.3. Manfaat Kerja Praktek


Manfaat yang diperoleh dari kerja praktek lapangan ialah sebagai berikut:
a. Bisa lebih mengerti mengenai pengoperasian sistem pencegahan
semburan liar (BOP).
b. Dapat lebih memahami tentang bagian-bagian sub-komponen dari
sistem BOP.

1.4. Ruang Lingkup


Pemasalahan yang dibahas pada penulisan kerja praktek ini hanya sebatas
pada peralatan sistem BOP dan pengoperasianya serta mekanisme kerja dari BOP
itu sendiri.

1.5. Metodologi Penelitian


Dalam metodologi penilitian kerja praktek (KP) ini terdiri dari:

2
1.5.1. Observasi
Metologi pemgumpulan data yang penulis lansung melakukan pengamatan
dan observasi di lapangan khususnya PPSDMMigas Cepu, mengenai tentang
peralatan sistem Bop sendiri.

1.5.2. Metode pustaka


Sumber data yang tertulis merupakan sumber data yang tetap menjadi
bahn acuan secara umum dalam hampir seluruh kegiatan kerja praktek ini, dan
sumber-sumbernya bisa dapatkan berupa buku, bagan-bagan yang terbesar pada
seluruh bagian dari PPSDM Migas Cepu ini.
1.6. Sitematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulis laporang kerja praktek
ini terdiri dari 5 bab, diantaranya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, Menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan


tujuan praktek, manfaat praktek, ruang lingkup, metodologi penelitian, serta
sistematik laporan.

BABII TINJAUAN UMUM, Menjelaskan tentang sejarah perusahaan, visi dan


misi, Struktur organisasi,dan Letak Geografis yang dimiliki oleh Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS,
CEPU).

BAB III TEORI DASAR, Dalam bab ini lebih dibahas tentang teori dasar dari
Sistem BOP dan sub-komponennya serta mekanisme kerja dan
pengaplikasiannya.

BAB IV PEMBAHASAN, Dalam bab ini dibahas detail tentang mekanisme kerja
BOP System serta spesifikasinya peralatan di PPSDM Migas Cepu .

3
BAB V, Berisi tentang kesimpulan yang diambil dari pembahasan bab-bab
sebelumya dan saran.

4
BAB II
TINJAUAN UMUM LAPANGAN

2.1. Sejarah PPSDM Migas, Cepu


Lapangan minyak yang ada di Indonesia termasuk cukup banyak di berbagai
daerah dan salah satunya yang sudah lama adalah lapangan minyak di daerah
Cepu, pertama kali ditemukan oleh seorang Insinyur dari Belanda bernama
Andrian Stoop pada tahun 1886. Cepu merupakan suatu daerah yang terletak di
perbatasan Jawah Tengah dan Jawa Timur.
Perkembangan sejarah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi,
telah mengalami pergantian nama sejak ditemukan minyak di Cepu sampai
sekarang. Pada awal berdirinya sekitar abad XIX tempat ini diberi nama DPM
(Dordtsche Petroleum Maarschappij).
Seiring perkembangannya, tempat ini mengalami perubahan nama, hingga
pada tahun 2016 sampai sekarang berubah nama menjadi Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas). Selain
diterangkan di atas, sejarah mencatat bahwa perkembangan perminyakan di Cepu
dapat diuraikan dalam tiga periode, yaitu:

2.1.1. Periode Zaman Hindia Belanda ( Tahun 1886 – 1942 )


Zaman ini telah ditemukan rembesan minyak didaerah pulau Jawa yaitu Kuwu,
Merapen, Watudakon, Mojokerto serta penemuan minyak dan gas di Sumatera.
Eksplorasi minyak bumi di Indonesia di mulai pada tahun 1870 oleh seorang
Insinyur dari Belanda bernama P. Vandijk, di daerah Purwodadi Semarang dengan
mulai pengamatan rembesan-rembesan minyak di permukaan.
Kecamatan Cepu Provinsi Jawa Tengah terdapat konsesi minyak, dalam kota
kecil di tepi Bengawan Solo, perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang
bernama Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB.
Versteegh. Kemudian beliau mengontrakkannya ke perusahaan DPM (Dordtsche
Petroleum Maarschappij) di Surabaya dengan membayar ganti rugi sebesar

5
F.10000 dan F. 0.1 untuk tiap peti (37,5 liter minyak tanah dari hasil
pengilangan). Penemuan sumur minyak bumi bermula di desa Ledok oleh Mr.
Adrian Stoop. Januari 1893, ia menyusuri Bengawan Solo dengan rakit dari
Ngawi menuju Ngareng Cepu dan akhirnya memilih Ngareng sebagai tempat
pabrik penyulingan minyak dan sumurnya dibor pada Juli 1893. Daerah tersebut
kemudian dikenal dengan nama Kilang Cepu. Selanjutnya, berdasarkan akta No.
56 tanggal 17 Maret 1923 DPM diambil alih oleh BPM (Bataafsche Petroleum
Maarschappij) yaitu perusahaan minyak milik Belanda.

2.1.2. Periode Zaman Jepang ( Tahun 1942 – 1945 )


Periode zaman Jepang, dilukiskan tentang peristiwa penyerbuan tentara Jepang
ke Indonesia pada perang Asia Timur yaitu keinginan Jepang untuk menguasai
daerah-daerah yang kaya akan sumber minyak, untuk keperluan perang dan
kebutuhan minyak dalam negeri Jepang.
Terjadi perebutan kekuasaan Jepang terhadap Belanda, para pegawai
perusahaan minyak Belanda ditugaskan untuk menangani taktik bumi hangus
instalasi penting, terutama Kilang minyak yang ditujukan untuk menghambat laju
serangan Jepang. Namun akhirnya, Jepang menyadari bahwa pemboman atas
daerah minyak akan merugikan pemerintah Jepang sendiri.
Sumber-sumber minyak segera dibangun bersama oleh tenaga sipil Jepang,
tukang-tukang bor sumur tawanan perang dan tenaga rakyat Indonesia yang
berpengalaman dan ahli dalam bidang perminyakan, serta tenaga kasar diambil
dari penduduk Cepu dan daerah lainnya dalam jumlah besar.
Lapangan minyak Cepu masih dapat beroperasi secara maksimal seperti biasa
dan pada saat itu Jepang pernah melakukan pengeboran baru di lapangan minyak
Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi.

6
2.1.3. Periode Zaman Kemerdekaan (Tahun 1945)
Zaman kemerdekaan, Kilang minyak di Cepu mengalami beberapa perkembangan
sebagai berikut:

a. Periode 1945 – 1950


Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu.Hal ini menyebabkan
terjadinya kekosongan kekuasaan di Indonesia.Pada tanggal 17 Agustus 1945,
Indonesia memproklamasikan kemerdekaan sehingga Kilang minyak Cepu
diambil alih oleh Indonesia.Pemerintah kemudian mendirikan Perusahaan
Tambang Minyak Nasional (PTMN) berdasarkan Maklumat Menteri
Kemakmuran No. 05. Desember 1949 dan menjelang 1950 setelah adanya
penyerahan kedaulatan, Kilang minyak Cepu dan lapangan Kawengan diserahkan
dan diusahakan kembali oleh BPM perusahaan milik Belanda.

b. Periode 1950 – 1951


Selepas kegiatn PTMN dibekukan pada akhir tahun 1949, pengelolaan lapangan
Ledok, Nglobo dan Semanggi yang pada saat itu dikenal sebagai Cepu Barat
berpindah tangan kepada ASM (Administrasi Sumber Minyak) yang dikuasai oleh
Komando Rayon Militer Blora.

c. Periode 1951 – 1957


Pada tahun 1951 perusahaan minyak lapangan Ledok, Nglobo, Semanggi oleh
ASM diserahkan kepada pemerintah sipil.Untuk kepentingan tersebut dibentuk
panitia kerja yaitu Badan Penyelenggaraan Perusahaan Negara di bulan Januari
1951, yang kemudian melahirkan Perusahaan Tambang Minyak Republik
Indonesia (PTMRI).

d. Periode 1957 – 1961


Pada tahun 1957, PTMRI diganti menjadi Tambang Minyak Nglobo, CA.

e. Periode 1961 – 1966

7
Tahun 1961, Tambang Minyak Nglobo CA diganti PN PERMIGAN (Perusahaan
Minyak dan Gas Nasional) dan pemurnian minyak di lapangan minyak Ledok dan
Nglobo dihentikan.Pada tahun 1962, Kilang Cepu dan lapangan minyak
Kawengan dibeli oleh pemerintah RI dari Shell dan diserahkan ke PN
PERMIGAN.

f. Periode 1966 – 1978


Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No.
5/M/Migas/1966 tanggal 04 Januari 1966, yang menerangkan bahwa seluruh
fasilitas/instalasi PN Permigan Daerah Administrasi Cepu dialihkan menjadi Pusat
Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi
(PUSDIKLAP MIGAS). Yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Jakarta.Kemudian pada tanggal 07
Februari 1967 diresmikan Akademi Minyak dan Gas Bumi (Akamigas) Cepu
Angkatan I (Pertama).

g. Periode 1978 – 1984


Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 646 tanggal 26 Desember
1977 PUSDIKLAP MIGAS yang merupakan bagian dari LEMIGAS (Lembaga
Minyak dan Gas Bumi) diubah menjadi Pusat Pengembangan Teknologi Minyak
dan Gas Bumi Lembaga Minyak dan Gas Bumi (PPTMGB LEMIGAS) dan
berdasarkan SK Presiden No. 15 tanggal 15 Maret 1984 pasal 107, LEMIGAS
Cepu ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah dengan nama Pusat Pengembangan
Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MIGAS).

8
h. Periode 1984 – 2001
Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 0177/1987 tanggal 05
Desember 1987, dimana wilayah PPT Migas yang dimanfaatkan Diklat
Operasional/Laboratorium Lapangan Produksi diserahkan ke PERTAMINA EP
ASSET 4 Cepu, sehingga Kilang Cepu mengoperasikan pengolahan crude oil
milik PERTAMINA. Kedudukan PPT Migas dibawah Direktorat Jendral Minyak
dan Gas Bumi, Departemen Pertambangan dan Energi yang merupakan pelaksana
teknis migas di bidang pengembangan tenaga perminyakan dan gas bumi.
Keberadaan PPT Migas ditetapkan berdasarkan Kepres No. 15/1984 tanggal 18
Maret 1984, dan struktur organisasinya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertambangan dan Energi No.1092 tanggal 05 November 1984.

i. Periode 2001 – 2016


Tahun 2001 PPT Migas Cepu diubah menjadi Pusdiklat Migas (Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi) Cepu sesuai SK Menteri ESDM (Energi dan
Sumber Daya Mineral) nomor 150 Tahun 2001 dan telah diubah Peraturan
Menteri ESDM nomor 0030 Tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005. Kemudian
diperbarui Peraturan Menteri No. 18 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010.

j. Periode 2016 – Sekarang


Sesuai Peraturan Menteri No. 13 tahun 2016 tentang organisasi dan tata kerja
kementrian ector dan sumber daya mineral, Pusdiklat Migas Cepu berubah nama
menjadi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak Dan Gas Bumi
(PPSDM) Migas.

9
2.2. Visi dan Misi PPSDM Migas, Cepu
2.2.1. Visi PPSDM Migas, Cepu
Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi yang unggul
dengan mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, baik, transparan dan
terbuka.

2.2.2. Misi PPSDM Migas, Cepu


a. Meningkatkan kapasitas aparatur ector dan pusdiklat migas untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
b. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sub ector migas untuk berkopetensi
melalui mekanisme ekonomi pasar.
c. Meningkatkan kemampuan perusahan minyak dan gas bumi menjadi lebih
kompetitif melalui pengembangan sumber daya manusi

2.3. Struktur Organisasi Perusahaan PPSDM Migas, Cepu


Struktur organisasi yang ada di PPSDM Migas terdiri dari pimpinan tertinggi
sebagai kepala PPSDM C. Pimpinan tertinggi membawahi kepala bagian dan
kepala bidang yang bertugas memimpin unit-unit di PPSDM Migas.
Kepala bagian dan kepala bidang membawahi sub.bagian dan sub. bidang
dari unit-unit yang terkait. Di setiap unit terdapat pengawas unit dan pengelola
unit yang dipimpin oleh sub bagian masing-masing unit. Selain itu, dalam
kegiatan operasional PPSDM Migas setiap unit memiliki masing-masing
karyawan atau bawahan yang handal dalam setiap masing-masing bidang yang
dijalankan.

10
PUSAT
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA MINYAK
DAN GAS BUMI
(BPM) / 100

Sub bidang
Program
(BPM PP) /310

Sub bagian
Sub bidang Evaluasi
Keuangan
(BPM PE ) /320 (BPM UK) /220

PUSAT BIDANG
PENGEMBANGAN SUMBER PERENCANAAN DAN STANDARISASI BAGIAN
DAYA MANUSIA MINYAK PENGEMBANGAN TATA USAHA
DAN GAS BUMI SUMBER DAYA MANUSIA
(BPM) / 100 (BPM S) /400 (BPM U) / 200

KELOMPOK
Sub bidang Sub bidang
Perencanaan Sub bagian JABATAN
Program
Pengembangan Sumber Kepegawaian dan FUNGSIONAL
(BPM PP) /310
Daya Manusia Umum
(BPM SP) /410 (BPM UP) /210
BIDANG
PROGRAM DAN Sub bidang
EVALUASI
Standarisasi
(BPM P) /300 Pengembangan
Sumber Daya Manusia Sub bagian
(BPM SS) /420 Keuangan
(BPM UK) /220

Tabel : 2.1. Struktur Organisasi PPSDM Migas (PPSDM MIGAS CEPU 2019)

2.4. Kondisi Geologi PPSDM Migas, Cepu


Lapangan Cepu merupakan salah satu daerah operasi PT Pertamina EP Region
Jawa yang merupakan bagian dari Blok Cepu.Lapangan Cepu terletak di daerah
perbatasan antara Propinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah dan meliputi wilayah
dua kabupaten yang berbeda yaitu Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur) dan
Kabupaten Blora (Jawa Tengah).Lapangan Cepu dibagi menjadi dua distrik utama
yaitu Distrik I yang meliputi Kawengan dan Distrik II yang meliputi Nglobo,
Ledok, dan Semanggi.

11
Gambar: 2.1. Peta Lokasi Lapangan, Cepu (PPSDM MIGAS CEPU 2019)

2.4.1. Struktur Geolgi, Cepu


Lapangan Cepu merupakan antiklin asimetri yang mempunyai arah sumbu
tenggara – barat laut, panjang antiklin kurang lebih 4.5 km dari desa
kidangandibagian tenggara, sampai desa Kedewan dibagian barat laut. Lebar
antiklin kurang lebih 1,8 km dengan sayap selatan lebih curam dari sayap utara.
Bagian barat antiklin dikenal dengan antiklin Dandangilo (berada 1 km barat desa
Wonocolo). Sepanjang sayap selatan antiklin dipotong oleh sesar naik dimana
block utara relatif naik dibandingkan blok selatan, zona sesar searah dengan
sumbu antiklin.

Gambar: 2.2. Peta Top Struktur Lapangan, Cepu (Harsono pringgoprawiro, 1983)

12
2.4.2. Stratigrafi, Cepu
Formasi tertua di lapangan Cepu adalah formasi Wonocolo bagian atas yang
terdapat di daerah puncak antiklin Kawengan.Litologinya terdiri atas napal
pasiran dengan sisipan batugamping pasiran. Diatas formasi Wonocolo
berkembang formasi Ledok yang disusun oleh batugamping pasiran selang seling
dengan batupasir gampingan, dijumpai struktur sediment perlapisan silang siur
dan bioturbasi. Glaukonit ditemukan pula di formasi ini yang makin ke atas
jumlahnya makin banyak. Diatas formasi Ledok berkembang batunapal massif
dari formasi mundu yang merupakan formasi termuda. Formasi Wonocolo bagian
tengah tidak tersingkap dimana litologinya terdiri atas napal berselingan dengan
batugamping dan disisipi oleh batu pasir. Tebal formasi Wonocolo bagian tengah
130 – 140 meter.

Gambar: 2.3. Kolom Stratigrafi Daerah


Cepu dan Sekitarnya (Harsono pringgoprawiro, 1983)

2.4.3. JaringanKerja sama


Dalam rangka upaya mensukseskan berbagi program diklat, PPSDM Migas
menjalin hubungan kerjasama dengan berbagi instansi pemerintah maupun swasta,
perguruan tinggi dan juga kerjasama international.
Tujuan kerjasama tersebut adalah untuk saling memberikan bantuan dalam hal-
hal tertentu yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.

2.4.3.1. Program Kerjasama Industri Migas

13
a. SKK Migas (BP Migas).
b. ConocoPhillips Indonesia.
c. Total E&P Indonesia.
d. ExxonMobil Cepu Ltd.
e. Star Energy.
f. Chevron.
g. Pertamina.
h. Santos (Sampang) Pty Ltd.
i. Medco E&P.
j. Petronas Carigali Indonesia.
k. Energy Equity Epic (Sengkang).
l. PHE – ONWJ.
m. Kangean Energy Indonesia.
n. Vico Indonesia.
o. BOB PT.Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu.
p. Hess (Indonesia-Pangkah).
q. Citic Seram Energy Ltd.
r. CNOOC.
s. Premier Oil.
t. BP Berau.
u. Salamander Energy.
v. JOB Simenggaris.
w. Eni Indonesia.

14
2.4.3.2. Program Kerjasama Perguruan Tinggi
a. Institut Teknologi Bandung (ITB).
b. Universitas Trisakti Jakarta.
c. UPN “Veteran” Yogyakarta.
d. UNISBA Bandung.
e. Universitas Islam Riau.
f. Universitas Dili (UNDIL).
g. ITS, ITATS, UGM, UNDIP, Univ.Airlangga, Univ. Brawijaya,
UNS,Univ. Hasanudin Makasar,Univ. Proklamasi Yogyakarta, STEM
Akamigas, Unpad, Unpatti Maluku, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya ,
dan lain- lain’.

15
BAB III
DASAR TEORI

3.1. Pencegahan Semburan Liar (Bop System)


Sistem pencegahan semburan liar (Bop System) merupakan sistem yang
berfungsi untuk mencegah semburan liar sebagai akibat dari kick yang tidak
terkendali. Sistem pencegahan semburan liar sendiri terdiri dari (3) sub
komponent yaitu; Bop Stack, Accumulator, dan Supporting System.

3.1.1. Bop Stack


Fungsi utama dari blow out prevention system (BOP) adalah menutup lubang
bor ketika terjadi kick. Blow out merupakan suatu aliran fluida formasi yang tak
terkendalikan sampai ke permukaan.
Blow out merupakan suatu kejadiaan yang tidak dapat diperkirakan dengan
pasti khususnya bisa membahayakan jiwa para pekerja bor, menghancurkan rig
dan merusak lingkungan.
Blow out biasanya diawali dengan adanya “kick” yang merupakan intrusi
fluida bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang
menjadi blow out bila tidak segera diatasi.
Blowout prevention system terdiri dari tiga sub komponen utama, yaitu:
a. BOP Stack
b. Accumulator
c. Supporting System
BOP Stack merupakan peralatan dengan valve tekanan tinggi yang didesain
untuk menahan tekanan lubang bor bila terjadi “kick”. Ditempatkan pada kepala
casing atau kepala sumur yang langsung dibawah rotari table pada lantai bor. BOP
Stack meliputi peralatan berikut :
a. Annular preventer
b. Ram preventer
c. Pipe rams

16
d. Blind or Blank rams
e. Shear rams
f. Drilling Spool

Gambar: 3.1. Bop stack (Charley, 1903)

3.1.1.1. Annular Preventer


Annular preventer merupakan alat penutup lubang yang paling fleksibel karena
dapat dipergunakan untuk menutup lubang pada segala keadaan baik ada pipa
dengan berbagai ukuran dan bentuk, maupun untuk lubang pada keadaan tidak ada
pipa.

17
Gambar: 3.2. Annular Preventer (Charley, 1903)

3.1.1.2. Ram preventer


Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa tertentu,
atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang. Pipe rams : digunakan untuk
menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor barada dalam lubang. Ram
type BOP meliputi :
a. Pipe ram
b. Blind Ram
c. Shear Ram

Pipe Ram lubang bor kosong, biasanya terdapat pada pemboran lepas pantai

18
Gambar: 3.3. Ram preventer
(Weateherford Company 2019
)
a. Pipe Ram
Untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada dalam lubang
bor. Ram ini dapat menutup disekeliling drillpipe, tubing, drill colar, kelly atau
9casing tergantung dari ukuran ram yang dipilih.

Pipe Ram

Shear Ram

Gambar: 3.4. Pipe Ram dan Shear Ram (Weateherford Company 2001)

b. Blind Ram
Menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor tidak berada dalam lubang
bor. Blind ram hampir mirip dengan pipe ram, kecuali packer diganti dengan
packer tanpa cutouts (lengkungan pipa). Ram ini didesain untuk menutup dan
mengisolasi lubang bor pada saat drill string atau casing tidak berada dalam
lubang pemboran.

19
c. Shear Ram
Bagian dari Ram BOP untuk menutup lubang bor. Memotong drill pipe dan seal
sehingga

3.1.1.3. Drilling Spool


Drilling spools adalah terletak diantara preventer. Drilling spools berfungsi
sebagai tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan “kick” keluar dari
lubang bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat). Ram preventer pada
sisa-sisanya mempunyai “cutlets” yang digunakan untuk maksud yang sama.
Drilling spool, choke dan kill line diperlukan pada pemasangan unit pencegah
semburan liar (blowout preventer stack).
Berfungsi untuk saluran pengendali saat proses menutup sumur dan sirkulasi
mematikan kick.
Mekanisme kerja sistem penyambungnya choke line dan kill line harus
mempunyai tekanan kerja sama atau lebih besar dari blowout preventer stack yang
terpasang.

Gambar: 3. 5. Drilling spool (Charley, 1903)


3.1.1.4. Casing Head
Berfungsi untuk sebagai pondasi BOP Stack. Casing head ini dengan Kata kata
lain berfungsi sebagai kedudukan Bop stack pada saat operasi pemborang
berlangsung serta pada saat produksi berfungsi sebagai kedudukan Xmatree.

20
Gambar: 3.6. Casing head
(Charley 1903)

3.2. Accumulator
Saat awal mulai terjadi well kick adalah merupakan saat kritis yang
memerlukan tindakan yang cepat, untuk menghindari membesarnya kick dan
membesarnya semburan agar tidak terjadi semburan liar maka diperlukan suatu
unit pengendali (control system) yang dapat menyediakan tenaga hidrolik yang
terus menerus (otomatis) dengan cepat, mudah, aman dan praktis untuk menutup
pencegah semburan liar.

Unit peralatan ini di industri pemboran disebut accumulator unit atau closing
unit, disebut accumulator unit karena cairan hidrolik dikumpulkan (accumulates)
atau ditimbun di dalam lubang baja di bawah tekanan tinggi dan siap untuk
dipakai. Disebut closing unit karena sistem mempunyai fungsi utama untuk
menutup (closed) PSL pada saat kick.

Biasanya ditempatkan pada jarak sekitar 100 meter dari rig. accumulator
bekerja pada BOP Stack dengan “high pressure hydraulis” (saluran hidrolik
bertekanan tinggi). Pada saat terjadi “kick” Crew dapat dengan cepat menutup
blowout preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator atau pada
remote panel yang terletak pada lantai bor.

21
Accumulator dihidupkan pada keadaan darurat yaitu untuk menutup Bop
Stack. Unit ini dapat dihidupkan dari remote panel yang terletak pada lantai bor
atau dari accumulator panel pada unit ini terdiri dalam keadaan crew harus
meninggalkan lantai bor. Untuk lebih detail tentang accumulator, seperti;

 Berfungsi sebagai untuk menutup Bop stack pada keadaan darurat.


Mekanisme kerja dari Accumulator ini untuk dihidupkan dari remote panel,
bekerja pada Bop dengan high pressure hydrolics.
 Sistem pengoperasiang Acccumulator
Pada saat terjai “kick” crew dapat dengan cepat menutup blowout preventer
dengan menhidupkan control pada accumulator.

3.1.2. Komponen - Komponen Utama Dari Accumulator Unit


a. Botol-botol accumulator, berisi cairan hidrolik yang disimpan dalam
keadaan bertekanan tinggi bersama gas nitrogen terkompresi sehingga
cairan hidrolik dapat cepat mengalir untuk dipergunakan.
b. Pompa bertekanan tinggi yang dilengkapi dengan hydraulic pressure switch
otomatis, sehingga pompa dapat mengisi accumulator setiap saat apabila
hidrolik di accumulator turun dan dikembalikan sampai sebesar tekanan
kerja accumulator.
c. Control manifold yang terdiri dari valve-valve, pressure regulator mengatur
tekanan dan aliran dari cairan hidrolik menuju ke Bop Stack.
d. Bejana penampung cairan hidrolik dengan tekanan sama dengan udara luar.
e. Cairan hidrolik yang dipergunakan harus mempunyai kekentalan rendah,
tidak mudah terbakar, tidak dapat menyebabkan karat dan memiliki sifat
melumasi yang baik dan khusus untuk di laut tidak boleh menyebabkan
matinya makhluk laut.
f. Pipa Line 1”, berupa pipa tahan bertekanan tinggi untuk mengalirkan cairan
tenaga hidrolik ke PSL dan aliran kembalinya cairan dari PSL ke bak
penampung.

22
g. Remote control, merupakan unit panel yang digunakan untuk mematikan
dan menghidupkan accumulator.

Gambar: 3.7. Acumulator (Charley, 1903)

3.1.3. Supporting System (sistem penunjang)


Supporting sistem peralatan yang terpasang rankaian pada sistem pencegahan
semburan liar (Bop System) meliputi choke manifold dan kill line.

3.1.3.1. Choke Manifold


Berfungsi sebagai saluran untuk mengeluarkan lumpur dari lubang bor.
Mekanisme kerja Choke manifold bekerja pada bop stack dengan high pressure
line apabila dihidupkan choke manifold menahan back pressure di dalam lubang
bor.

23
Gambar: 3.8. Choke Manifold (Choke Line), (Charley, 1903)

3.1.3.2. Kill line


Berfungsi untuk sebagai saluran untuk memompakan lumpur berat ke dalam
lubang bor.

Mekanisme kerja dar kill line bekerja pada Bop stack biasanya berlawanan dengan
choke manifold (Choke line).
Lumpur berat dipompakan melalui kill line sampai tekanan hidrostatik lumpur
dapat mengimbangi tekanan formasi.

Gambar: 3.9. Kill line (Charley,1903)

24
3.2. Supporting Equiment
3.2.1. Well Head
Well head terletak tepat di atas sumur dan merupakan alat tambahan pada
bagian atas casing, juga berfungsi sebagai fondasi Bop Stack.

Gamabar: 3.10. Well head (Charley, 1903)

3.2.2. Mud pump


Befungsi untuk menyalurkan atau memompakan fluida pemboran (lumpur)
dalam jumlah besar dan bertekanan tinggi.
Mekanisme kerja pada Pompa ini untuk memompakan zat cair pengeboran
dengan bertekanan tinggi ke pipa penyalur lumpur sampai ke sistem sirkulasi.

25
Gamabar: 3.11. Mud pump (Charley, 1903)

3.2.3. Driling Console


Drilling Console merupakan panel yang digunakan untuk mengontrol
pemborang pada saat pemboran sudah berlansung, informasi ynag diberikan oleh
drilling console, adalah sebagai berikut:
a. Tenaga Mud Pump
b. Tenga Putar rotary
c. Kecepatan Putar
Mekanisme kerja dari drilling console yaitu memberokan semua informasi
yang diperlukan oleh drilling dan cruny.

Gambar: 3.12. Driling Console (Charley, 1903)

26
3.2.4. Rubber Packing
Berfungsi sebagai bagian (berbentuk karet) yang ada di dalam annular
preventer, yang dapat menutup lubang bor saat terjadi kick.
Mekanisme kerja menutup lubang pada annular preventer jika terjadi tekanan
yang tingi dari dalam lubang sumur.

Gammbara: 3.13. Rubber Packing Element (Charley, 1903)

3.2.5. Mud and Gas Separator


Mud Gas Separator ini untuk mengeluarkan gas dalam jumlah besar dan
menggeluarkan gas mudah terbakar dan beracum melalui pipa yang jaraknya
cukup aman dari rig.
Berfungsi untuk memisahkan gas berlebih lumpur pemborang.
Mekanisme kerja mud gas separator yaitu lumpur yang masih mengandung gas
masuk ke dalam mud gas separator dan lumpur dapat digunakan kembali.
Sedangkan gas yang terpisah bila bersifat terbakar/beracum di salurkan melalui
pipa jarak yang amang.

27
Gambar 3.14. Mud Gas Separator (Charley, 1903)

3.2.6. Flare
Flare merupakan bagian terpenting dan membakar gas yang beracum.
Berfungsi untuk membakar gas yang tidak terpakai.
Mekanisme kerja pada gas yang pada saat terjadi kick yang dipisahkan mud gas
separator di bakar melalui flare,

Gambar: 3.15. Flare (Charley 1903)

3.3. Sistem Pencegahan Dari Dalam dan Luar Pipa


3.3.1. Sistem Pencegahan Dari Dalam Pipa
Ketika terjadi kick saat sedang trip dan sumur telah ditutup dengan menggunakan
annular atau ram BOP ada kemungkinan aliran dari dalam lubang bor mengalir

28
keatas melalui pipa bor. Untuk mencegah terjadinya semburan dan  dalam pipa ini
maka dipasanglah peralatan pencegah semburan liar dan dalam pipa.

Difnisi dari Bop dalam: untuk sistem yang dapat dipasang atau diletakan pada
rangkaian pipa,

a. Katupu Apung (float Valve)

Berfungsi untuk menahan aliaran fluida mengakir dengan arah yang


berbeda (mengalir fluida hanya satu arah saja), yang dipasang pada berapa
meter di atas drill pipa.

Prisip kerja float valve ini untuk menutup kembali valve yang fluida
pemborang melewati.

Gamabar: 3.16. Katup apung (company, Tulsa oklahoma 1986)

b. Katup Drop In
Berfungsi untuk mengalir fluida hanya arah saja yang dipasang berapa meter
dibawah Bop stack.
Mekanisme kerja pada katup yang menutup setelah setelah aliran dari satu arah
lewati.

29
Gamabar: 3.17. Katup Drop “In” (Company, Tulsa oklahoma 1986)

c. Katup Satu Arah


Fungsi: untuk mengalir fluida hanya-hanya satu arah saja yang
dipasang pada lower Kelly cock.

Gambar: 3.18. Katup Satu Arah (Company, Tulsa oklahoma 1986)

a. Full Opening Safety Valve


Fungsi: untuk menutup pipa bor pada saat terjadi kick
Mekanisme Kerja: Saat terjadi kick pada pekerja diatas lanatai bor
berusaha menutup pipa dengan bor full opening safety valve.

30
Memasang dengan caradi ulir, Full opning Valve dalam keadaan terbuka
dan tertutup abila tersebut sudah kuat terpasang dengan cara memutar
bola di dalam valve dengan mengunakan valve ini.

Gambar: 3.19. Full opening Safety Valve (Company, Tulsa oklahoma 1986)

3.3.2. Sistem Pencegahan Dari Luar Pipa


3.3.2.1.. Annular preventer
Annular BOP merupakan alat penutup lubang yang paling fleksibel
karena dapat dipergunakan untuk menutup lubang pada segala
keadaan baik ada pipa dengan berbagai ukuran dan bentuk, maupun
untuk menutup lubang pada keadaan kosong tidak ada pipa
(emergency).
BOP tipe ini terdiri dari beberapa bagian yaitu: head (cap), rubber
packing element, pistoi body, opening chamber, closing chamber, ring
groove dan seal- seal. Pada kondisi terbuka atau tidak mendapat
tekanan tutup, packing element memiliki lubang ditengah untuk
dilalui pipa sebesar maksimum diameter lubang dalam BOP, akan
tetapi jika dioperasikan untuk menutup lubang bor, fluida hidrolik dan
accumulator akan dipompakan menuju closing chamer dan
menggerakkan piston keatas. Piston ini nantinya akan menekan
packing element sehingga ia akan menyempit kedalam, akibatnya

31
lubang ditengah akan menyempit dan menutup menyesuaikan bentuk
pipa yang ditutup serta memberi kerapatan yang baik.

Gambar: 3.20. Annular preventer (Company, Tulsa Oklahoma 1986)

3.3.2.2. Ram Preventer


Alat pencegah semburan liar tipe ram ini berbeda dengan pencegah
semburan liar tipe annular. Apabila BOP tipe annular mampu menutup
sumur pada segala keadaan lubang, maka untuk BOP tipe ram ini
hanya dapat untuk menutup satu macam kondisi lubang tertentu,
misalnya dalam keadaan tidak ada pipa atau untuk satu ukuran pipa
tertentu maupun variasi ukuran pipa, dalam hal ini sangat tergantung
dan desain ram yang dipasang.
Pada dasarnya ram Preventer ini terdiri dari ram assembly dengan
packer untuk menekan dan mengeseal pipa. Sedangkan ram assembly
sendini duduk di piston rod, yang terhubung dengan ruang hidrolik.
Untuk menutup atau membuka kembali lubang, ram digerakkan
dengan cara menekankan cairan hidrolik dan unit accumulator melalui
saluran buka untuk menggerakkan ram ke posisi buka dan menekan
cairan hidrolik ke saluran tutup untuk menggerakkan ram ke posisi
tutup. Untuk keadaan darurat ram BOP ini dapat dibuka dan ditutup
dengan menggunakan nitrogen back up system di unit accumulator.

32
Gambar: 3.21. Ram Preventer (Company, Tulsa Oklahoma 1986)

3.3.2.3. Diverter
Diverter biasa digunakan pada awal-awal trayek pemboran. Diverter
tidak didesain untuk menghentikan aliran akan tetapi sebagai jalur
bagi aliran dan dalam sumur untuk mengalir menjauhi rig. Alat ini
digunakan untuk melindungi kru dan alat-alat pemboran dengan jalan
mengarahkan aliran dan dalam sumur.
Berfungsi Alat ini digunakan untuk melindungi kru dan alat-alat
pemboran dengan jalan mengarahkan aliran dan dalam sumur ke jalur
yang aman.

Gambar: 3.22. Ram Preventer (Charley, 1903)

33
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi peralatan Bop Sistem Di PPSDDM MIGAS, CEPU


Rankaian bop stack ditempat pada kepala sumur lansung dibawah rotary
table pada lantaai bor.
Rangkaian bop stack terdiri dari peralatan srbagai berikut:
a. Annular preventer
b. Ram preventer
c. Ram preventer
d. Pipe ram
e. Shear ram
f. Blind ram
g. Drilling spool
h. Casing head
4.1.1. Deskripsi Annular Preventer
Berfungsi untuk menutup lubang anulus baik terdapat pipa atau tidak
pipa.

34
Meknisme Kerja: terdapat pada kepala sumur dibawah rotri table dan terdiri
dari sejumlah valve (preventers) yang dapat menutup lubang bor.

Gambar: 4.1. Annular preventer (weatherford, 2001)

Tabel: 4.1. Spesifikasi Annular Preventer


Model Fh 18-21
Rate working Presure 21 Mpa – 3000 psi
Temperature rating T20
Serial number 1002012
Made in Yancheng sanyi
petrochemical machinery, LTD

4.1.1.1. Deskrisi Ram Preventer


Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran
pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.
Pipe rams : digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu
rangkaian pipa bor barada dalam lubang.
Ram Preventer meliputi:
1. Pipe ram

35
2. Blind Ram
3. Shear Ram

Gambar: 4.2. Ram Preventer (Weatherford Company, 2001

36
Tabel 4.2. spesifikasi Ram Preventer
Model ZFZ 18/21
Size 7×1/16
Rate Working Presure 3000 psi
Temperature Raring T20
Product Description Code 201001
Lisence No XK 14-001-00025
Operation Presure 1200-1500 psi
Dimention 885,8-29,9×40 inch
Weight 6086 lbs
Serial number 1002013
Date of manufacture 2010,02

a. Fungsi Pipe Ram: untuk menutup lubang bor pada waktu Rangkaian pipa
bor berada lubang bor.

Gambar: 4.3. Pipa Ram (Weatherford Company, 2001)

Tabel: 4.3. Spesifikasi Pipe Ram


½
Size 3 inch
Working presure 3000

b. Fungsi Dari Shear Ram: adalah menutup lubang pada waktu pipa bor
tida berada lubang bor.

37
Gambar: 4.4. Shear Ram (Weatherford Company, 2001)

Tabel Spesifikasi 4.4 speifikasi Shear Ram

7 ×1/16 inch
Size
Woworking presure 3000 psi

C. Shear Ram: menutup lubang bor dan sekaligus memotong rangkaian pipa
bor berada lubang bor.

Gambar: 4.5. Shear Ram (Weatherford Company, 2001)

38
4.1.2. Drilling spool
Drilling spools adalah terletak diantara preventer.sebagai tempat
pemasangan choke line (yang mensirkulasikan “kick” keluar dari
lubang bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat). Ram
preventer pada sisa-sisanya mempunyai “cutlets” yang digunakan
untuk maksud yang sama.
Berfungsi sebagai tempat pemasangan kill line dan choke line.
Mekanisme kerja tempata diantara preventeruntuk pemasangan
choke line (yang mencirkulasikan kick keluar dari lubang bor) dan
kill line memompakan lumpur berat.

Gambar: 4.6. Drilling Spool (Weatherford Company, 2001)

4.1.3. Choke manifold (Back Pressure man (BPM)


Choke man atau BPM ini berfungsi untuk menerima aliran dan
sumur untuk dapat dialirkan ke ground pit/flare dan separator.
Konstruksi dan choke man ini terdiri dari kerangan-kerangan,
manometer dan choke. Pada choke manifold ini dipasang hydraulic
adjustable choke yang dapat dioperasikan dan jarakjauh, dimana
umumnya kontrol panelnya ditempatkan diatas rig floor.
Choke Manifold berfungsi untuk mengeluarkan gas di lubang bor.

39
Mekanisme kerja: bekerja pada Bop stack dengan high presure line
apabila dihidupkan choke manifold membantu back presure di dalam
lubang bor.

Gambar: 4.7. Choke manifold (Weatherford Company, 2001)

Tabel: 4.5. Spesifikasi

Model JG 52/ 35
Working Presure 5000 psi
Size 21/16
Made in China yancheng sanyi
petrochemical machinery
COL.LTD. China

4.1.4. Kill Line

Kill Line bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan berlangsung


dengan choke manifold (dan choke line). Lumpur berat dipompakan
melalui kill line kedalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik
lumpur dapat mengimbangi tekanan formasi.

a. Berfungsi sebagai saluran untuk memompakan lumpur berat lubang


bor
b. Mekanisme Kill line bekerja pada Bop stack biasanya berlawan
dengan choke manifold (dan Choke line ) lumpur berat dipompakan

40
melalui killline dalam lumpur sampai tekanan hidrostatik lumpur
dapat mengimbangi tekanan formasi.

Gamabar: 4.8. Kill line (Charley, 1986)

4.2. Sistem Kontrol


4.2.1. Accumulator
Saat awal mulai terjadi well kick adalah merupakan saat kritis yang
memerlukan tindakan yang cepat, untuk menghindari membesarnya
kick dan membesarnya semburan agar tidak terjadi semburan liar
maka diperlukan suatu unit pengendali (PSL control system) yang
dapat menyediakan tenaga hidrolik yang terus menerus (otomatis)
dapat cepat, mudah, aman dan praktis untuk menutup pencegah
semburan liar.
a. Berfugsi untuk menutp Bop stack pada keadaan darurat.
b. Mekanisme kerja pada terjadi “kick” dapat dengan cepat menutup
blowout preventer dengan menghidupkan Accumulator panel atau
pada remote panel yang terletak pada lantai bor.

41
4.2.1.1. Komponent Utama Dari Accumulator Unit
a. Botol-botol accumulator, berisi cairan hidrolik yang disimpan dalam
keadaan bertekanan tinggi bersama gas nitrogen terkompresi sehingga
cairan hidrolik dapat cepat mengalir untuk dipergunakan.
b. Pompa bertekanan tinggi yang dilengkapi dengan hydraulic pressure
switch otomatis, sehingga pompa dapat mengisi accumulator setiap
saat apabila hidrolik di accumulator turun dan dikembalikan sampai
sebesar tekanan kerja accumulator.
c. Control manifold yang terdiri dari valve-valve, pressure regulator
mengatur tekanan dan aliran dari cairan hidrolik ke masing-masing
PSL.
d. Bejana penampung cairan hidrolik dengan tekanan sama dengan udara
luar.
e. Cairan hidrolik yang dipergunakan harus mempunyai kekentalan
rendah, tidak mudah terbakar, tidak dapat menyebabkan karat dan
memiliki sifat melumasi yang baik dan khusus untuk di laut tidak
boleh menyebabkan matinya makhluk laut.
f. Pipa Line 1”, berupa pipa tahan bertekanan tinggi untuk mengalirkan
cairan tenaga hidrolik ke PSL dan aliran kembalinya cairan dari PSL
ke bak penampung.
g. Remote control, merupakan alat system pengendali accumulator unit
dari jarak jauh.

42
Gambar: 4.9 Accmulator (Weatherford Company, 2001)

Tabel 4.6.Spesifikasi Accumulator

Model FQK-480
Quantity of Presure Operated 5 psi
Total volume Accumulator 12×40 liter
Effetive reservoir capacity 1100 galon
Motor power 18,5 kw
Shipment date 2013-12
System working presure 21 mpa
Air presure 0,65-0,8 mpa

4.2.2. Rubber Packing


a. Berfungsi untuk menutup lubang bor saat terjadi kick.
b. Mekanisme kerja menutup lubang pada annular preventer jika terjadi
tekananyang tingi dari dalam lubang bor.

Gambar: 4.10. Rubber Packing (Weatherford Company, 2001 )

Tabel 4.7. Spesifiasi Rubber Packing

Type Nitrltrile Rubber berwarna


merah natural Rubber
berwarna Hitam

Working Pressure 1500 psi

Temperatura rate 20 f- 190f

43
44
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan kerja praktek di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia


Minyak dan Gas Bumi, maka penulis menyimpulkan berikut:
1. PPSDM Migas Cepu, merupakan Pusat pendidikan pada industi migas dan
peralatan di bidang migas yang bertugas melakasnakan untuk pendidikan,
khusus pada pertemuan ilmiah, serta pelayanan jasa teknologi perminyakan
dan gas bumi yang di tunjukan dengan sarana-sarana seperti unit kilang,
laboratorium geologi, laboratorium eksplorasi produksi dan lain-lain.
2. System pemboran ini merupakan fasilitas pemboran yang dipakai pada saat
kegiatan operasi pemboran berlangsun, dan untuk memberikan tenaga,
menaikan dan menurunkan drill string, memutarkan rangkaian drill string,
mensirkulasikan lmpur, dan mencegah atau menutup lubang sumur.
3. Blow Out System adalah salah satu system yang digunakan untuk mecegah
semburan liar pada saat terjadi kick.
4. Pada dasarnya fasilitas pemboran dikelompok menjadi (5) bagian sesuai
dengan letak peralatan ditempatkan dan di bangun.
a. Sistem Tenaga (Power System)
b. Pengangakatan (Hoisting System)
c. Sistem Pemutar (Rotating System)
d. Sistem Sirkulasi (Circulating System)
e. Sistem Pencegah Semburan Liar (BOP System)

45
5.2 Saran

Hasil kerja praktek yang dilakukan di Pusat Pengembangan Sumber Daya


Manusia Minyak dan Gas Bumi dapat memberikan beberapa saran bahwa:
1. Meningkatkan fasilitas pemboran di Laboratorium Pemboran di PPSDM
Migas Cepu, khususnya pada fasilitas 5 system pemboran.
2. Perlu melakukan pengontrolan dan pembersihan pada peralatan pemboran,
agar peralatan tersebut tidak menyakibatkan kerusakan atau korosif,
supaya bisa dipergunakan untuk kerja praktek yang mendatang.
3. Meningkatkan waktu untuk kerja praktek, supaya bisa lebih mengetahui
dan memahami peralatan yang ada di lapangan.

46
DAFTAR PUSTAKA

1. Petroleum Engineers, Richardson, Texas 1986.

2. A. Mudhofir, “ Hoisting System”, Diklat Advance Drilling, Pusdiklat


Migas, Cepu, 2005.

3. Applied drilling Engineering, Adam T. Bourgoyne Jr. Keith K. Millhein,


Martin E. Chenevert, F.S Young Jr. First Printing Society of Petroleum
Engineers, Richardson, TX, 1986.

4. Charley, 1903 “peralatan 5 sistem petroleum”

5. Chevron Drilling Reference Series, volume Eleven, well control .and


Blowout Prevention.

6. Drilling Engineering Note Book, Shell International petroleum


Masatschappij B.V, Training Divition Drilling Engineering.

7. Drilling Engineering; Dipl.-Ing. Wolfgang F. Prassl; Curtin University


Technology.

8. Rig Train, well control for the drilling team. Down Hole Technology
Limited, Weateherford company, 2001

47
LAMPIRAN

48
49

Anda mungkin juga menyukai