Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN EKSPERIMEN

TERMOELEKTRIK GENERATOR (TEG)

Disusun Oleh :

Noer Fadzillah Karira (PFB19/ 19030184090)

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Surabaya


ABSTRAK

Tujuan dari percobaan ini adalah menganalisis pengaruh massa es terhadap waktu yang
diperlukan untuk memutar baling-baling dan mengalisis pengaruh massa es terhadap arus
listrik yang mengalir pada rangkaian. Kegiatan yang dilakukan pada percobaan ini yaitu
merangkai kabel paltier dengan kabel generator kemudian melakukan percobaan dengan
meletakkan lilis di sisi bawah paltier dan es batu di sisi atas paltier. Respon yang terlihat
pada percobaan ini adalah berputarnya baing-baling. Variabel yang digunakan pada
percobaan ini variabel kontrolnya adalah tinggi lili dan jenis paltier, variabel manipulasinya
adalah massa es serta variabel responnya adalah waktu. Hasil yang didapatkan adalah
Perubahan massa es mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk memutar baling-baling.
Pengaruh ini berbanding terbalik, semakin besar massa es maka waktu yang dibutuhkan
semakin kecil. Karena perubahan massa es memyebabkan perbedaan suhu kedua sisi paltier
semakin besar yang menyebabkan pergerakan elektron untuk memutar baling-baling
semakin cepat. Perubahan massa es mempengaruhi arus listrik yang mengalir pada
rangkaian. Pengaruhnya berbanding lurus semakin besar massa es maka arus yang mengalir
pada rangkaian semakin besar. Karena nilai arus sebanding dengan muatan listrik.

Kata kunci : massa es, waktu, arus dan perubahan suhu


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di
dunia. Setiap tahun terjadi peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk
dapat menjadi salah satu faktor masalah adanya kriris energi. Salah satunya yaitu krisi
energi listrik. Jika hanya mengandalkan sumber energi listrik yang ada saat ini seperti
batu bara, minyak dan gas yang hampir habis, maka dalam kurun waktu tertentu tidak
akan dapat memenuhi kebutuhan energi listrik untuk kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu, dibutuhkan suatu pembangkit listrik alternatif yang dapat mendukung ketersediaan
pasokan listrik mendatang.
Salah satu pembangkit listrik alternatif yang dapat menjadi solusi yaitu penggunaan
termoelektrik generator. Percobaan ini menerapkan konsep termoelektrik sederhana
untuk mengetahui pengaruh massa es terhadap waktu berputarnya baling-baling dan
pengarus massa es terhadap arus yang dihasilkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh massa es terhadap waktu untuk memutarkan baling-baling?
2. Bagaimana pengaruh massa es terhadap besarnya arus yang dihasilkan?
1.3 Tujuan
1 Menganilisis pengaruh massa es terhadap waktu untuk memutarkan baling-baling
2 Menganalisis pengaruh massa es terhadap besarnya arus yang dihasilkan
BAB II

DASAR TEORI

Termoelektrik adalah teknologi yang bekerja dengan cara mengkonversi energi kalo
menjadi energi listrik secara langsung atau sebaliknya dari energi listrik menjadi energi kalor.
Dengan teknogi ini, aliran lstrik dapat dihasilkan dengan adanya aliran kalor dan aliran kalor
dapat dihasilkan dengan adanya aliran listrik. Terdapat dua jenis termoelektrik yaitu
termoelektrik pendingin dan termoelektrik generator. Hal yang membedakan kedua
termoelektrik ini yaitu material penyusunnya. Termoelektrik pendingin menggunakan
semikonduktor paduan Bi, Sb, Te dan Si. Sedangkan termoelektrik generator menggunakan
bahan PbTe dan Si atau Ge.

Termoelektrik generator merupakan modul termoelektrik yang bekerja berdasarkan


efek seebeck yang dapat mengubah energi panas menjadi listrik secara langsung.
Termoelektrik generator terdiri dari termokopel tipe-n (bahan dengan kelebihan elektron) dan
tipe-p (bahan dengan kekurangan elektron), dimana keduannya merupakan bahan
semikonduktor. Termoelektrik generetor terdiri dari dua sisi yaitu satu sisi panas (Th) dan
satu sisi dingin (Tc).

Gambar 1. Ilustrasi termoelektrik generator

Efek Seebeck diketemukan oleh seorang ahli ilmu alam asal Jerman yang bernama
Thomas J. Seebeck pada tahun 1823. Efek Seebeck memperlihatkan bahwa adanya aliran
kalor dalam 2 material yang berbeda dapat menimbulkan arus listrik searah. terbentuknya
arus dalam efek Seebeck dapat diketahui gambar 1 diatas.
Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui, ketika terjadi perbedaan suhu (∆𝑇) maka pada
sisi panas termoelektrik dengan temperatur yang lebih tinggi, akan menggerakkan elektron
pada termokopel semikonduktor tipe N menuju sisi dingin dengan temperatur yang lebih
rendah dan masuk ke termokopel tipe P melalui metal connection. Sehingga akan timbul arus
listrik dari pergerakan elektron tersebut. Arus listrik yang timbul merupakan arus listrik
searah (DC) yang disebut dengan gaya listrik Seebeck. Jika pada salah satu kutub
termoelektrik diputus, maka akan terjadi perbedaan potensial. Beda potensial ini sebanding
dengan perbedaan suhu dan tergantung dari sifat bahan penghantarnya. Persamaan yang
menghubungkan beda potensial (∆E) dengan perbedaan suhu (∆T) adalah :

∆𝐸 = 𝑎𝑥𝑦 ∆𝑇 ...(1)

dimana

∆𝐸 : Beda potensial (Volt)

𝑎𝑥𝑦 : Koefisien Seebeck relatif antara dua material (Volt/K)

∆𝑇 : Perbedaan suhu (K)

Perbedaan tegangan listrik dapat positif atau negatif tergantung arah penurunan

temperatur. Berdasarkan Persamaan (1) jika nilai koefisien mutlak material x lebih positif

dari nilai koefisien mutlak material y dan jika T1<T2 maka arus listrik (I) mengalir pada

sambungan bersuhu tinggi dengan arah dari material 1 ke material 2. Efek Seebeck bersifat

reversibel, yaitu disambungan B (sambungan bersuhu rendah yang sebelumnya bersuhu

tinggi) arah arus listrik dari material 2 ke material 1. Nilai koefisien Seebeck dari beberapa

material disajikan dalam Tabel berikut.

Tabel 1. Koefisien Seebeck mutlak pada material logam dan semikonduktor

Koefisien Koefisien
Semikonduktor Seebeck Logam Seebeck
V/K V/K
Se 900 Antimony 47
Te 500 Nichrome 25
Si 440 Molybdenum 10
Ge 300 Cadmium 7,5
n-type Bi2Te3 -230 Wolfram 7,5
Koefisien Koefisien
Semikonduktor Seebeck Logam Seebeck
p-type
Bi2xSbxTe3 300 Emas 6,5
p-type Sb2Te3 185 Perak 6,5
PbTe -180 Tembaga 6,5
Pb03Ge39Se58 1670 Rhodium 6
Pb06Ge36Se58 1410 Tantalum 4,5
Pb09Ge33Se58 -1360 Timbal 4
Pb13Ge29Se58 -1710 Aluminum 3,5
Pb15Ge37Se58 -1990 Karbon 3
SnSb4Te7 25 Merkuri 0,6
SnBi4Te7 120 Platina 0
SnBi3Sb1Te7 151 Sodium -2,0
SnBi2,5Sb1,5Te7 110 Potassium -9,0
SnBi2Sb2Te7 90 Nikel -15
PbBi4Te7 -53 Constantan -35
Bismuth -72
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

1. Paltier 1 Buah
2. Generator 1 Buah
3. Baling-baling 1 Buah
4. Stopwatch 1 Buah
5. Es Batu Secukupnya
6. Lilin 1 Buah
7. Stik es krim Secukupnya
8. Kaleng bekas 1 Buah
9. Papan alas 1 Buah

3.2 Gambar Percobaan

3.3 Variabel Percobaan

Variabel Kontrol : Tinggi lilin dan jenis paltier

Varibael Manipulasi : Massa Es

Variabel Respon : Waktu (s)

3.4 Langkah Percobaan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Merangkai stik es krim untuk menjadi tiang generator dan sebagai kaki meja untuk
paltier
3. Merangkai lembaran besi kaleng bekas untuk menjadi alas meletakkan paltier sesuai
dengan gambar percobaan
4. Menyambungkan kabel yang tersambung dengan paltier pada kabel yang tersambung
pada generator
5. Memasang generator pada tiang yang telah dibuat dan meletakkan paltier pada meja
sesuai gambar percobaan
6. Memasang baling-baling pada generator
7. Mengukur tinggi lilin yang disesuaikan dengan tinggi lempengan besi kaleng (terhadap
alas) sehingga posisi api tepat menyentuh permukaan lempengan besi.
8. Memulai percobaan dengan meletakkan es batu pada bagian atas paltier
9. Mencatat waktu yang dibutuhkn sehingga baling-baling dapat bergerak (waktu dimulai
setelah meletakkan es batu pada bagian atas paltier)
10. Melakukan percobaan kembali dengan memanipulasi besarnya massa es
BAB IV

DATA DAN ANALSIS

4.1 Data

No Tinggi Lilin (m) Massa Es (Kg) Waktu Untuk Memutar Baling-


Baling (s)
1 5 × 10−2 1.5 × 10−3 20,45
2 5 × 10−2 3.0 × 10−3 18,09
3 5 × 10−2 4.5 × 10−3 16,47
4 5 × 10−2 6.0 × 10−3 14,37
5 5 × 10−2 7.5 × 10−3 12,27

4.2 Analisis

Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan lilin setinggi 5 cm. Penentuan
tinggi lilin disesuaikan dengan tinggi meja paltier sehingga api lilin tepat menyentuh
lempengan besi. Dengan mengkontrol tinggi lilin maka dapat diketahui bahwa sisi panas
paltier suhunya konstan.

Pada percobaan ini dilakukan dengan memanipulasi massa es batu. Perubahan massa
es batu ini mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk memutar baling-baling.
Pengaruh massa es batu dapat diketahui melalui grafik berikut.

Pengaruh Massa Es Terhadap Waktu


Memutar Baling-Baling
25
20 y = -1,3387x + 22,354
Waktu (s)

15 R² = 0,9976

10 waktu
5 Linear (waktu )
0
0 2 4 6 8
Massa Es (Kg)

Gambar 1. Grafik pengaruh massa es terhadap waktu memutar baling-baling


Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui perubahan massa es mempengauhi waktu
yang dibutuhkan untuk menggerakkan baling-baling. Pengaruh tersebut adalah berbanding
terbalik. Semakin besar massa es maka waktu yang dibutuhkan semakin sedikit. Paltier atau
termoelektrik merupakan komponen yang bekerja berdasarkan perbedaan suhu. Ketika masa
es ditambah maka sisi dingin paltier akan semakin turun suhunya sedangkan sisi panas paltier
dijaga kosntan suhunya sehingga menyebabkan perbedaan suhunya (∆𝑇) semakin besar.
Perubahan suhu iniliah yang menyebabkan adanya aliran elektron yang digunakan untuk
memutar baling-baling. Semakin besar perbedaan suhu maka pergerakan elektron untuk
berpindah dari sisi panas ke sisi dingin akan semakin cepat. Oleh karena itu semakin besar
massa es maka waktu yang diperlukan untuk memutar baling-baling semakin cepat.

Respon yang dapat dilihat dari percobaan ini yaitu pergerakan baling-baling.
Pergerakan baling-baling menandakan adanya arus yang listrik pada rangkaian. Pada
pembahasan sebelumnya diketahui bahwa perubahan massa es mempengaruhi pergerakan
elektron yang ditandai dengan adanya perubahan waktu untuk memutar baling-baling pada
setiap penambahan massa es. Arus merupakan banyaknya aliran elektron yang mengalir pada
𝑞
suatu waktu atau dapat dirumuskan 𝐼 = 𝑡 . Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui

bahwa arus listrik sebanding dengan muatan ( 𝐼 ≈ 𝑞). Jika muatan listrik semakin besar ketika
massa es semakin besar maka arus listrik akan semakin besar jika massa es semakin besar.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkan:

1. Perubahan massa es mempengaruhi waktu yang dibuthkan untuk memutar baling-


baling. Pengaruh ini berbanding terbalik, semakin besar massa es maka waktu
yang dibutuhkan semakin kecil. Karena perubahan massa es memyebabkan
perbedaan suhu kedua sisi paltier semakin besar yang menyebabkan pergerakan
elektron untuk memutar baling-baling semakin cepat.
2. Perubahan massa es mempengaruhi arus listrik yang mengalir pada rangkaian.
Pengaruhnya berbanding lurus semakin besar massa es maka arus yang mengalir
pada rangkaian semakin besar. Karena nilai arus sebanding dengan muatan listrik.

5.2 Saran

Untuk praktikkan selanjutnya lebih baik jika menambahkan multimeter dalam percobaan
agar pengaruh massa es terhadap arus listrik dapat ditentukan dengan pasti serta dapat
diketahui nilai arusnya secara kuantitatif.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai