Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS TUMBUKAN ANTARA 2 MOBIL-MOBILAN

MENGGUNAKAN APLIKASI TRACKER ANALYSIS VIDEO


(TAV)

Disusun oleh
Noer Fadzilah Karira (190301840090)

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Surabaya
2021
ABSTRAK

Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan nlai kecepatan setelah


tumbukkan, menentukan besarnya momentum setelah tumbukkan dan
menganalisis pengaruh kecepatan terhadap momentum. Variabel yang
digunakan pada percobaan ini yaitu variabel manipulasinya adalah kecepatan
mobil-mobilan, variabel kontrolnya adalah massa mobil-mobilan dan variabel
responnya adalah kecepatan setelah tumbukkan. Hasil yang didapatkan adalah
Pada percobaan didapatkan nilai 𝑉𝑡 = 0,60 𝑚⁄𝑠 untuk mobil pertama dan
𝑉𝑡 = 2,04 𝑚⁄𝑠 pada mobil kedua. Pada percobaan kedua didapatkan 𝑉𝑡 =
0,65 𝑚⁄𝑠 dan 𝑉𝑡 = 0.984 𝑚⁄𝑠 pada mobil kedua. Untuk percobaan ketiga
didapatkan nilai 𝑉𝑡 = 0,65 𝑚⁄𝑠 pada mobil pertama dan 𝑉𝑡 = 0,33 𝑚⁄𝑠 pada
mobil kedua. Pada percobaan ini didapatkan nilai momemtum hasil percobaan
pada percobaan pertama mobil kesatu 𝑝 = 0,0076 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠 dan mobil kedua
𝑝 = 0,0025 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠. Pada percobaan kedua mobil kesatu 𝑝=
0,0089 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠 dan mobil kedua 𝑝 = 0,0126 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠. Pada percobaan
ketiga mobil kesatu 𝑝 = 0,0045 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠 dan mobil kedua 𝑝 =
0,0043 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠. Berdasarkan percobaan dapat diketahui bahwa semakin
besar kecepatan setelah tumbukkan maka momentum yang dihasilkan akan
semakin besar atau dapat dikatakan bahwa momentum berbanding lurus
dengan kecepatan.

Kata kunci : Kecepatan, tumbukkan dan momentum


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyaksikan bendabenda saling
bertumbukan. Banyak kecelakaan yang terjadi di jalan raya sebagiannya
disebabkan karena tabrakan (tumbukan) antara dua kendaraan, baik antara sepeda
motor dengan sepeda motor, mobil dengan mobil maupun antara sepeda motor
dengan mobil. Demikian juga dengan kereta api atau kendaraan lainnya. Prinsip
tumukan sangat sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya
pada permainan kelereng yang sering kali dimainkan oleh anak-anak. Tumbukan
pada permainan ini perlu diperhitungkan dengan baik untuk memastikan
permainan ini aman untuk dimainkan karena jika kecepatan benda saat
menyentil atau mendorong maka tumbukan yang tidak dapat terkendali. Selain
pada kelereng, tumbukan juga bisa diselidiki pada mobil-mobilan, bola bekel
dengan laintai, koin yang bertabrakan atau mengalami tumbukan dan lain
sebagainnya.
Pada percobaan ini dilakukan dengan mendorong mobil-mobilan sehingga
mengalami tumbukan . Tujuan dari percobaan ini yaitu mengetahui nilai
kecepatan mobil-mobilan setelah tumbukan, dan mengetahui pengaruh kecepatan
setelah tumbukan dengan energi kinetik pada mobil-mobilan

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Berapa nilai kecepatan mobil-mobilan setelah tumbukan ?
1.2.2 Berapa nilai momentum mobil-mobilan setelah tumbukan ?
1.2.3 Bagaimana pengaruh kecepatan mobil-mobilan sebelum tumbukan
terhadap momentum mobil-mobilan setelah tumbukan ?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada percobaan ini adalah mengetahui nilai kecepatan mobil-
mobilan setelah tumbukan, mengetahui nilai momentum mobil-mobilan setelah
tumbukan serta menganalisis pengaruh kecepatan mobil-mobilan sebelum
tumbukan terhadap momentum mobil-mobilan setelah tumbukan
1.4 Asumsi
1.4.1 Mengetahui nilai kecepatan mobil-mobilan setelah tumbukan
menggunakan aplikasi tracker
1.4.2 Mengetahui nilai momentum mobil-mobilan setelah tumbukan
menggunakan aplikasi tracker
1.4.3 Pengaruh kecepatan mobil-mobilan sebelum tumbukan terhadap
momentum mobil-mobilan setelah tumbukan adalah berbanding lurus
yaitu apabila kecepatannya besar maka momentum juga semakin besar.
BAB II

DASAR TEORI

2. 1 Kajian Teori

Hidup kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola sepak ditendang
David Beckham, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola sepak dengan
kaki Abang Beckham. Tampa tumbukan, permainan billiard tidak akan pernah
ada. Demikian juga dengan permainan kelereng kesukaanmu ketika masih kecil.
Masih banyak contoh lainnya yang dapat anda temui dalam kehidupan sehari-
hari.

bahwa biasanya dua benda yang bertumbukan bergerak mendekat satu dengan
yang lain dan setelah bertumbukan keduanya bergerak saling menjauhi. Ketika
benda bergerak, maka tentu saja benda memiliki kecepatan. Karena benda
tersebut mempunyai kecepatan (dan massa), maka benda itu pasti memiliki
momentum (p = mv) dan juga Energi Kinetik (EK = ½ mv2 )

1. Tumbukan Lenting Sempurna

Dua benda dikatakan melakukan Tumbukan lenting sempurna jika Momentum


dan Energi Kinetik kedua benda sebelum tumbukan = momentum dan energi
kinetik setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada tumbukan lenting sempurna
berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku
pada peristiwa tumbukan lenting sempurna karena total massa dan kecepatan
kedua benda sama, baik sebelum maupun setelah tumbukan. Hukum Kekekalan
Energi Kinetik berlaku pada Tumbukan lenting sempurna karena selama
tumbukan tidak ada energi yang hilang.

Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak
dengan kecepatan v1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda
itu bertumbukan dan terpantul dalam arah yang berlawanan. Perhatikan bahwa
kecepatan merupakan besaran vektor sehingga dipengaruhi juga oleh arah. Sesuai
dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda positif dan arah ke kiri bertanda
negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua benda memiliki
momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = ½ mv2 ). Total Momentum dan
Energi Kinetik kedua benda sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah
tumbukan. Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai
berikut :

Keterangan :

m1 = massa benda 1

m2 = massa benda 2

v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan

v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan

v’1 = kecepatan benda Setelah tumbukan,

v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan

Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi


Kinetik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

2. Tumbukan Lenting Sebagian


Pada tumbukan lenting sebagian, Hukum Kekekalan Energi Kinetik tidak
berlaku karena ada perubahan energi kinetik terjadi ketika pada saat
tumbukan. Perubahan energi kinetik bisa berarti terjadi pengurangan Energi
Kinetik atau penambahan energi kinetik. Pengurangan energi kinetik terjadi
ketika sebagian energi kinetik awal diubah menjadi energi lain, seperti energi
panas, energi bunyi dan energi potensial. Hal ini yang membuat total energi
kinetik akhir lebih kecil dari total energi kinetik awal. Kebanyakan tumbukan
yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam jenis ini, di
mana total energi kinetik akhir lebih kecil dari total energi kinetik awal.
Suatu tumbukan lenting sebagian biasanya memiliki koofisien elastisitas (e)
berkisar antara 0 sampai 1. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

3. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali


suatu tumbukan dikatakan Tumbukan Tidak Lenting sama sekali apabila dua
benda yang bertumbukan bersatu alias saling menempel setelah tumbukan.
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

Catatan : Ketika balok dan peluru tepat mulai bergerak dengan kecepatan v’,
h1 = 0. Pada saat balok dan peluru berada pada ketinggian maksimum, h2 = h
dan v2 = 0. Persamaan Hukum Kekekalan Energi Mekanik untuk kasus
tumbukan tidak lenting sama sekali.

2.2 Hipotesis
1. Nilai kecepatan mobil-mobilan sesudah tumbukan dapat diketahui setelah
memasukkan video ke aplikasi tracker
2. Nilai momentum mobil-mobilan setelah tumbukan diketahui dengan
menghitung dari data yang sudah diketahui kecepatan dari mobil-mobilan
menggunakan rumus momentum
3. Pengaruh kecepatan mobil-mobilan sebelum tumbukan terhadap
momentum mobil-mobilan setelah tumbukan adalah berbanding lurus
yaitu apabila kecepatannya besar maka energi kinetiknya juga semakin
besar.
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Aplikasi Tracker Video
2. Kamera 1 buah
3. Timbangan 1 buah
4. Mobil-mobilan 2 buah
3.2 Gambar Eksperimen

3.3 Variabel Eksperimen


Variabel manipulasi : Kecepatan mobil-mobilan sebelum tumbukan
(m/s )
DOV variabel manipulasi : Kecepatan mobil-mobilan sebelum tumbukan
adalah hasil dari kekeatan atau tenaga seseorang
saat menyentil atau mendorong sebuah benda.
Mengukurnya dengan cara menggunakan
aplikasi tracker
Variabel kontrol : Massa mobil-mobilan (Kg),
DOV variabel kontrol :Massa adalah banyaknya materi yang terkandung
pada suatu benda. massa mobil dikontrol dengan
cara menggunakan mobil-mobilan yang sama
pada setiap manipulasi kecepatan mobil-mobilan
sebelum tumbukan.
Variabel respon : Kecepatan mobil-mobilan setelah tumbukan dan
momentum mobil-mobilan
DOV variabel respon : kecepatan adalah besarnya perpindahan yang
dilakukan suatu benda pada satuan waktu,
kecepatan mobil-mobilan dapat diketahui melalui
data hasil aplikasi TAV. Momentum dapat
diketahui dengan mengitung menggunakan rumus.

3.4 Langkah-langkah Eksperimen


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan video
eksperimen
2. Mengukur mobil-mobilan yang digunakan
3. Meletakkan alat perekam dan memulai esperimen dengan memanipulasi
kecepatan yang digunakan
4. Mendorong 2 mobil-mobilan yang berlawananarah sehingga bisa terjadi
tumbukan
5. Mengulangi langkah 1-4 dengan memanipulasi besar kecepatan
6. Memasukkan hasil video pada aplikasi Tracker Analysis Video (TAV)
7. Menentukan sumbu x dan y pada video
8. Melakukan kalibrasi ukuran panjang lintasan sesuai dengan panjang
lintasan yang sebenarnya
9. Melakukan pengamatan
10. Menganalisis data hasil percobaan

3.5 Teknis Analisis


Pada percobaan ini dilakukan analisis melalui data hasil dari Tracker Analysis
Video (TAV). Setelah video diimport dalam aplikasi, maka aplikasi TAV akan
menampilkan hasil data dan grafik. Sehingga kita dapat mengetahui v kecepatan,
dan energi kinetik melalui perhitungan menggunakan rumus.
BAB IV

DATA DAN ANALISIS

4.1 Data

Massa Momentum
No (kg) Benda Waktu (s) V0 (ms) Vt (m/s) (Kg. m/ s)
1 0,0125 Mobil 1 0,1320 2,3210 0,8600 0,0108
0,2310 1,1360 0,357 0,0045
0,3300 1,8600
Mobil 2 0,1320 2,5000 2,096 0,0262
0,2310 2,7060 1,98 0,0248
2 0,0125 Mobil 1 0,0640 0,6360 0,0080
0,0990 0,6140 0,841 0,0105
0,1280 1,0820 0,668 0,0084
Mobil 2 0,0660 0,8140 0,991 0,0124
0,0990 1,6450 1,019 0,0127
0,1320 2,3750
3 0,0125 Mobil 1 0,0330 0,0510 0,3830 0,0048
0,0660 1,0210 0,33 0,0041
0,0990
Mobil 2 0,0330 0,4950 0,3 0,0038
0,0660 0,9900 0,365 0,0046
0,0990 0,9720 0,37 0,0046

4.2 Analisis Data


Pada percoban ini dilakukan dengan menggunaan dua mobil yang
identik massa yang diberikan perlakuan berbeda pada setiap percobaannya.
Perbedaan ini dilakukan dengan memberikan dorongan yang berbeda pada
kedua mobil sehingga menghasilkan percobaan yang kecepatannya tinggi,
sedang dan rendah.
Pada percobaan pertama dilakukan dengan memberikan dorongan yag
kuat pada mobil sehingga mobil memiliki kecepatan yang tinggi. Setelah
diberikan dorongan mobil akan saling menumbuk dan mengalami perubahan
kecepatan. Setalah tumbukkan kedua mobil bergerak arah yang berlawan
dengan arah gerak sebelum tumbukkan. Untuk mengetahui perubahan
kecepatan kedua mobil dapat dilihat ada grafik berikut.
Grafik Perubahan Kecepatan Mobil Sebelum
dan Sesudah Tumbukkan
3,0000
2,5000
2,0000
1,5000
1,0000
0,5000
0,0000
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Series1 Series2

Gambar 1. Grafik perubahan kecepatan pada kecepatan tinggi


Garis biru pada grafik menandakan perubahan kecepatan pada mobil 1
dan garis oranye pada garfik menandakan perubahan kecepatan pada mobil 2.
Pada grafik tersebut diketahui bahwa kedua mobil mengalami penuruan
kecepatan setelah mengalami tumbukkan. Pada mobil 1 dengan kecepatan
rata-rata sebelum tumbukkan sebesar 𝑉0 = 1,73 𝑚⁄𝑠 didapatkan nilai
kecepatan rata-rata setelah tumbukkan sebesar 𝑉𝑡 = 0,60 𝑚⁄𝑠 . Pada mobil 2
dengan kecepatan rata-rata sebelum tumbukkan sebesar 𝑉0 = 2,6 𝑚⁄𝑠
didapatkan nilai kecepatan rata-rata setelah tumbukkan sebesar 𝑉𝑡 =
2,04 𝑚⁄𝑠 . Nilai koefisien restitusi pada percobaan ini yaitu 𝑒 = 1,71
Berdasarkan hasil nilai koefisien restitusi pada percobaan ini terdapat
kesalahan karena nilai maksimal e adalah 1. Hal ini dapat terjadi karena pada
percobaan pertama ini tumbukkan yang dialami mobil sangat cepat sehingga
sulit untuk dianalisis.
Pada percobaan kedua juga dilakukan dengan memberikan dorongan
yang setengah kuat pada mobil sehingga mobil memiliki kecepatan yang
sedang. Setelah diberikan dorongan mobil akan saling menumbuk sehingga
mobil akan bergerak berlawan dengan arah sebelum terjadinya tumbukkan
serta mengalami perubahan kecepatan Untuk mengetahui perubahan
kecepatan kedua mobil dapat dilihat ada grafik berikut.
Grafik Perubahan Kecepatan Mobil Sebelum dan
Sesudah Tumbukkan
1,8000
1,6000
1,4000
1,2000
1,0000
0,8000
0,6000
0,4000
0,2000
0,0000
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Series1 Series2

Gambar 2. Grafik perubahan kecepatan pada kecepatan sedang

Garis hijau pada grafik menandakan perubahan kecepatan pada mobil


1 dan garis biru pada garfik menandakan perubahan kecepatan pada mobil 2.
Pada grafik tersebut diketahui bahwa kedua mobil mengalami penuruan
kecepatan setelah mengalami tumbukkan. Pada mobil 1 dengan kecepatan
rata-rata sebelum tumbukkan sebesar 𝑉0 = 0,88 𝑚⁄𝑠 didapatkan nilai
kecepatan rata-rata setelah tumbukkan sebesar 𝑉𝑡 = 0,65 𝑚⁄𝑠 . Pada mobil 2
dengan kecepatan rata-rata sebelum tumbukkan sebesar 𝑉0 = 0,52 𝑚⁄𝑠
didapatkan nilai kecepatan rata-rata setelah tumbukkan sebesar 𝑉𝑡 =
0.984 𝑚⁄𝑠 .
Berdasarkan hasil kecepatan sesudah tumbukkan tersebut dapat
diketahui bahwa perlakuan pada kedua mbil tidak sama. Kecepatan awal pada
mobil pertama lebih kecil dari kecepatan awal mobil kedua. Berdasarkan hasil
tersebut dapat diketahui nilai 𝑒 = 0,93 dan dapat disimpulkan bahwa pada
percobaan kedua mobil mengalami tumbukan lenting sebagian.
Pada percobaan ketiga dilakukan dengan memberikan dorongan yang
lemah pada mobil sehingga mobil memiliki kecepatan yang rendah. Setelah
diberikan dorongan mobil akan saling menumbuk sehingga mobil akan
bergerak berlawan dengan arah sebelum terjadinya tumbukkan serta
mengalami perubahan kecepatan Untuk mengetahui perubahan kecepatan
kedua mobil dapat dilihat ada grafik berikut.
Grafik Perubahan Kecepatan Mobil Sebelum dan
Sesudah Tumbukkan
1,200

1,000

0,800

0,600

0,400

0,200

0,000
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Series1 Series2

Gambar 3. Grafik perubahan kecepatan pada kecepatan rendah

Garis oranye pada grafik menandakan perubahan kecepatan pada


mobil 1 dan garis kuning, pada garfik menandakan perubahan kecepatan pada
mobil 2. Pada grafik tersebut diketahui bahwa kedua mobil mengalami
penuruan kecepatan setelah mengalami tumbukkan. Pada mobil 1 dengan
kecepatan rata-rata sebelum tumbukkan sebesar 𝑉0 = 0,53 𝑚⁄𝑠 didapatkan
nilai kecepatan rata-rata setelah tumbukkan sebesar 𝑉𝑡 = 0,65 𝑚⁄𝑠. Pada
mobil 2 dengan kecepatan rata-rata sebelum tumbukkan sebesar 𝑉0 =
0,74 𝑚⁄𝑠 didapatkan nilai kecepatan rata-rata setelah tumbukkan sebesar
𝑉𝑡 = 0,33 𝑚⁄𝑠 . Nilai koefisien restitusi yang didapatkan pada percobaan ini
yaitu 𝑒 = 0,78
Berdasarkan hasil kecepatan sesudah tumbukkan dan perubahan arah
gerak setelah tumbukkan dapat diektahui bahwa pada percobaan ini ketiga
mobil mengalami tumbukan lenting sebagian.
Tujuan kedua dari praktikum ini yaitu mengetahui nilai momentum
mobil setelah tumbukkan. Berdasarkan hasil kecepatan setelah tumbukkan
yang didapatkan dapat diketahui momemtum hasil percobaan pada percobaan
pertama mobil kesatu 𝑝 = 0,0076 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠 dan mobil kedua 𝑝 =
0,0025 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠. Pada percobaan kedua mobil kesatu 𝑝 = 0,0089 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠
dan mobil kedua 𝑝 = 0,0126 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠. Pada percobaan ketiga mobil kesatu
𝑝 = 0,0045 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠 dan mobil kedua 𝑝 = 0,0043 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠.
Tujuan ketiga dari percobaan ini yaitu menganalisis pengaruh
kecepatan mobil-mobilan sebelum tumbukan terhadap momentum mobil-
mobilan setelah tumbukan. Untuk mengetahui pengaruh tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut.
Kecepatan Momentum
Tinggi 0,0076
Sedang 0,0089
Rendah 0,0045
Tabel 1. Hasil momentum pada mobil 1
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecepatan mempengaruhi
momentum. Dari tabel dapat diketahui bahwa semakin besar kecepatan setelah
tumbukkan maka momentum yang dihasilkan akan semakin besar atau dapat
dikatakan bahwa momentum berbanding lurus dengan kecepatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Pada percobaan didapatkan nilai 𝑉𝑡 = 0,60 𝑚⁄𝑠 untuk mobil pertama dan
𝑉𝑡 = 2,04 𝑚⁄𝑠 pada mobil kedua. Pada percobaan kedua didapatkan 𝑉𝑡 =
0,65 𝑚⁄𝑠 dan 𝑉𝑡 = 0.984 𝑚⁄𝑠 pada mobil kedua. Untuk percobaan ketiga
didapatkan nilai 𝑉𝑡 = 0,65 𝑚⁄𝑠 pada mobil pertama dan 𝑉𝑡 = 0,33 𝑚⁄𝑠 pada
mobil kedua.
2. Pada percobaan ini didapatkan nilai momemtum hasil percobaan pada
percobaan pertama mobil kesatu 𝑝 = 0,0076 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠 dan mobil kedua 𝑝 =
0,0025 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠. Pada percobaan kedua mobil kesatu 𝑝 = 0,0089 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠
dan mobil kedua 𝑝 = 0,0126 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠. Pada percobaan ketiga mobil kesatu
𝑝 = 0,0045 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠 dan mobil kedua 𝑝 = 0,0043 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠.
3. Berdasarkan percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar kecepatan
setelah tumbukkan maka momentum yang dihasilkan akan semakin besar atau
dapat dikatakan bahwa momentum berbanding lurus dengan kecepatan.

5.2 Saran

Untuk praktikkan selanjutnya lebih banyak untuk memanipulasi agar lebih


mudah untuk menentukan pengaruh antar variabel.

.
LAMPIRAN
 Kecepatan mobil tinggi
1. Mobil 1 (sebelum tumbukkan)
Mobil 1 (sesudah tumbukkan)
2. Mobil 2 (sebelum tumbukkan)
Mobil 2 (sesduah tumbukkan)
 Kecepatan sedang
1. Mobil 1 (sebelum tumbukkan)
Mobil 1 (setelah tumbukkan)
2. Mobil 2 (sebelum tumbukkan)
Mobil 2 (setelah tumbukkan)
 Keceppatan rendah
1. Mobil 1 (sebelum tumbukkan)
Mobil 1 (setelah tumbukkan)
2. Mobil 2 (sebelum tumbukkan)
Mobil 2 (sesudah tumbukkan)

Anda mungkin juga menyukai