Disusun oleh
Noer Fadzilah Karira (190301840090)
PENDAHULUAN
DASAR TEORI
2. 1 Kajian Teori
Hidup kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola sepak ditendang
David Beckham, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola sepak dengan
kaki Abang Beckham. Tampa tumbukan, permainan billiard tidak akan pernah
ada. Demikian juga dengan permainan kelereng kesukaanmu ketika masih kecil.
Masih banyak contoh lainnya yang dapat anda temui dalam kehidupan sehari-
hari.
bahwa biasanya dua benda yang bertumbukan bergerak mendekat satu dengan
yang lain dan setelah bertumbukan keduanya bergerak saling menjauhi. Ketika
benda bergerak, maka tentu saja benda memiliki kecepatan. Karena benda
tersebut mempunyai kecepatan (dan massa), maka benda itu pasti memiliki
momentum (p = mv) dan juga Energi Kinetik (EK = ½ mv2 )
Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak
dengan kecepatan v1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda
itu bertumbukan dan terpantul dalam arah yang berlawanan. Perhatikan bahwa
kecepatan merupakan besaran vektor sehingga dipengaruhi juga oleh arah. Sesuai
dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda positif dan arah ke kiri bertanda
negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua benda memiliki
momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = ½ mv2 ). Total Momentum dan
Energi Kinetik kedua benda sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah
tumbukan. Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai
berikut :
Keterangan :
m1 = massa benda 1
m2 = massa benda 2
Catatan : Ketika balok dan peluru tepat mulai bergerak dengan kecepatan v’,
h1 = 0. Pada saat balok dan peluru berada pada ketinggian maksimum, h2 = h
dan v2 = 0. Persamaan Hukum Kekekalan Energi Mekanik untuk kasus
tumbukan tidak lenting sama sekali.
2.2 Hipotesis
1. Nilai kecepatan mobil-mobilan sesudah tumbukan dapat diketahui setelah
memasukkan video ke aplikasi tracker
2. Nilai momentum mobil-mobilan setelah tumbukan diketahui dengan
menghitung dari data yang sudah diketahui kecepatan dari mobil-mobilan
menggunakan rumus momentum
3. Pengaruh kecepatan mobil-mobilan sebelum tumbukan terhadap
momentum mobil-mobilan setelah tumbukan adalah berbanding lurus
yaitu apabila kecepatannya besar maka energi kinetiknya juga semakin
besar.
BAB III
METODE PERCOBAAN
4.1 Data
Massa Momentum
No (kg) Benda Waktu (s) V0 (ms) Vt (m/s) (Kg. m/ s)
1 0,0125 Mobil 1 0,1320 2,3210 0,8600 0,0108
0,2310 1,1360 0,357 0,0045
0,3300 1,8600
Mobil 2 0,1320 2,5000 2,096 0,0262
0,2310 2,7060 1,98 0,0248
2 0,0125 Mobil 1 0,0640 0,6360 0,0080
0,0990 0,6140 0,841 0,0105
0,1280 1,0820 0,668 0,0084
Mobil 2 0,0660 0,8140 0,991 0,0124
0,0990 1,6450 1,019 0,0127
0,1320 2,3750
3 0,0125 Mobil 1 0,0330 0,0510 0,3830 0,0048
0,0660 1,0210 0,33 0,0041
0,0990
Mobil 2 0,0330 0,4950 0,3 0,0038
0,0660 0,9900 0,365 0,0046
0,0990 0,9720 0,37 0,0046
Series1 Series2
Series1 Series2
1,000
0,800
0,600
0,400
0,200
0,000
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Series1 Series2
5.1 Kesimpulan
1. Pada percobaan didapatkan nilai 𝑉𝑡 = 0,60 𝑚⁄𝑠 untuk mobil pertama dan
𝑉𝑡 = 2,04 𝑚⁄𝑠 pada mobil kedua. Pada percobaan kedua didapatkan 𝑉𝑡 =
0,65 𝑚⁄𝑠 dan 𝑉𝑡 = 0.984 𝑚⁄𝑠 pada mobil kedua. Untuk percobaan ketiga
didapatkan nilai 𝑉𝑡 = 0,65 𝑚⁄𝑠 pada mobil pertama dan 𝑉𝑡 = 0,33 𝑚⁄𝑠 pada
mobil kedua.
2. Pada percobaan ini didapatkan nilai momemtum hasil percobaan pada
percobaan pertama mobil kesatu 𝑝 = 0,0076 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠 dan mobil kedua 𝑝 =
0,0025 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠. Pada percobaan kedua mobil kesatu 𝑝 = 0,0089 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠
dan mobil kedua 𝑝 = 0,0126 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠. Pada percobaan ketiga mobil kesatu
𝑝 = 0,0045 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠 dan mobil kedua 𝑝 = 0,0043 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠.
3. Berdasarkan percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar kecepatan
setelah tumbukkan maka momentum yang dihasilkan akan semakin besar atau
dapat dikatakan bahwa momentum berbanding lurus dengan kecepatan.
5.2 Saran
.
LAMPIRAN
Kecepatan mobil tinggi
1. Mobil 1 (sebelum tumbukkan)
Mobil 1 (sesudah tumbukkan)
2. Mobil 2 (sebelum tumbukkan)
Mobil 2 (sesduah tumbukkan)
Kecepatan sedang
1. Mobil 1 (sebelum tumbukkan)
Mobil 1 (setelah tumbukkan)
2. Mobil 2 (sebelum tumbukkan)
Mobil 2 (setelah tumbukkan)
Keceppatan rendah
1. Mobil 1 (sebelum tumbukkan)
Mobil 1 (setelah tumbukkan)
2. Mobil 2 (sebelum tumbukkan)
Mobil 2 (sesudah tumbukkan)