Anda di halaman 1dari 22

PERAN MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN DI

INDONESIA PADA MASA KOLONIAL BELANDA DI


YOGYAKARTA

Oleh:

SANNIATI

P320041

POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR


PRODI D3 TEKNOLOGI ELEKTROMEDIS
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul ”Peran Muhammadiyah dalam Pendidikan di
Indonesia” untuk memenuhi tugas matakuliah Agama Islam Dan
Kemuhammadiyaan.
Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam
penulisan maupun penyusunan materi, kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi penyusunan makalah yang lebih baik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman semuanya.

Makassar, 03 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Organisasi Muhammadiyah ………...................................................2
2.2 Peran Muhammadiyah dalam Pendidikan Indonesia..........................2
2.3 Sejarah Singkat Sekolah Sekolah Muhammadiyah............................3
2.4 Cara Muhammadiyah Mempertahankan Eksistensinya.....................5
2.5 Cita Cita dan Tujuan Pendidikan Muhammadiyah…………………6
2.6 Pembaharuan Muhammadiyah dalam Bidang Pendidikan…...…….7
2.7 Tantangan dan Hambatan yang Dihadapi Muhammadiyah
dalam Bidang Pendidikan……….
…………………………………….8
2.8 Nilai Nilai yang Dapat Diambil Dalam Memperlajari Sejarah
Pendidikan Muhammadiyah ……………...……………………8
2.9 Menyebarkan Agama Islam Melalui Bidang Pendidikan………
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................11
3.2 Saran.....................................................................................................11
Daftar Rujukan.......................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan masa kini hal yang sangat penting bagi sebuah kemajuan
bangsa, pendidikan membuat para pemuda suatu bangsa lebih berkarakter dan
berkompeten. Banyak model pendidikan yang dikembangkan dari zaman
dahulu sampai sekarang, salah satunya adalah pendidikan yang
diselenggarakan oleh sebuah organisasi islam, yaitu Muhammadiyah.
Muhammadiyah sendiri adalah salah satu organisasi yang bergerak di
bidang keagamaan. Organisasi ini didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada
tahun 1912 di D.I. Yogyakarta yang bertujuan untuk modernisasi islam di
Indonesia. Organisasi ini berkembang sangat pesat, hampir di setiap daerah
terdapat instansi yang bercorak Muhammadiyah seperti sekolah-sekolah dan
rumah sakit. Muhammadiyah ini berbeda dengan organisasi keagamaan lain,
Muhammadiyah lebih condong dalam bidang pendidikan. Banyak terdapat
instansi pendidikan yang berkembang dari berbagai jenjang mulai dari SD,
SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Muhammadiyah lebih modern tapi juga tidak meninggalkan konsep
keagamaan.
Makalah ini kami tujukan untuk memahami tentang kontribusi
Muhammadiyah dalam pendidikan Indonesia. Agar makalah ini dapat di
gunakan untuk pengembagan pendidikan lebih lanjut.
1.2 Masalah atau Topik Bahasan
1. Bagaimana perkembangan Muhammadiyah dalam pendidikan di Indonesia
pada masa kedudukan Belanda ?
2. Bagaimana model pendidikan yang diterapkan di Muhammadiyah ?
3. Bagaimana cara Muhammadiyah tetap mempertahankan eksistensinya
dalam pendidikan di Indonesia ?
4. Bagiamana cita-cita dan harapan Muhammadiyah dalam bidang
pendidikan ?

1.3 Tujuan
1. Sebagai media sosialisi untuk menyampaikan bagaimana peran
Muhammadiyah dalam memajukan pendidikan Indonesia.
2. Sebagai inspirasi untuk para pendidik guna mengembangkan program
pendidikan di Indonesia.
3. Mengetahui strategi yang digunakan Muhammadiyah untuk menjaga
eksistensinya.
4. Mengetahui cita-cita dan harapan Muhammadiyah di bidang pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Organisasi Muhammadiyah

Muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad SAW. Sebab


didirikannya Muhammadiyah adalah karena adanya anggapan bahwa lembaga
pendidikan Indonesia sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan sesuai
perkembangan zaman dan kondisi bangsa Indonesia pada saat itu. Ruang
lingkup Muhammadiyah tidak sebatas pada pendidikan saja, ruang lingkup
Muhammadiyah juga berada pada bidang politik, bidang dakwah, dan lain-lain.
Awalnya Muhammadiyah didirikan oleh kelompok agama Islam, tetapi
Muhammadiyah mampu berkembang mengikuti perkembangan zaman
sehingga dapat di terima oleh kalangan masyarakat.
Organisasi Muhammadiyah adalah organisasi yang didirikan oleh K.H.
Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912. Sebagai organisasi
keagamaan Muhammadiyah memiliki ajaran atau pemikiran yang membedekan
ia dengan organisasi islam lain. Diantaranya adalah:
1. Mengamalkan ibadah hanya secara eksplisit.
2. Selain menggunakan Al-Qur’an dan hadits nabi mereka juga mengikuti
hasil ijtihad.
3. Segala hal baru mengenai ibadah yang tidak pernah di lakukan oleh
Rasulullah adalah bid’ah (membuat syari’at baru yang dilarang dalam agama).
4. Menggunakan metode hisab.
5. Lebih peduli pada pengembangan pendidikan formal daripada nonformal.
6. Lebih peduli pada program sosial kemsyarakat daripada pelakasaan ritual
keagamaan.
Muhammadiyah berdiri pada masa penjajahan Belanda. Pada awalnya
Muhammadiyah tidak diizinkan untuk menyebarkan diri ke daerah daerah
Indonesia yang lain, tetapi karena anggota pengruusnya giat Muhammdiyah
mendapat izin untuk menyebarkan cabang cabangnya ke seluruh daerah
Indonesia walaupun dengan banyak tantangan dan hambatan. Muhammadiyah
harus mampu bersaing dengan keberadaan bangsa Belanda yang saat itu
menjajah Indonesia dan membatasi pergerakan kaum muslim untuk
menyebarkan agama islam. Belanda juga melakukan diskriminasi dengan cara
melonggarkan pergerakan missionaris Kristen untuk menyebarkan
kepercayaannya.

2.2 Peran Muhammadiyah dalam Pendidikan Indonesia

Muhammadiyah berdiri dalam bidang pendidikan di Indonesia dilatar


belakangi oleh kebodohan masyarakat Indonesia saat itu. Keadaan masyarakat
Indoensia yang miskin dan bodoh akibat menjadi negeri jajahan dan
terbelenggu oleh adat istiadat yang kuat dan bertahan sejak lama bahkan
sebelum islam masuk ke Nusantara. Hal itu dikarenakan masyarakat Indonesia
jarang dan sulit mendapatkan pendidikan. Permasalahan tersebut menyebabkan
pendiri dari Muhammadiyah tergerak untuk mendirikan organisasi dengan
gerakan modernisasi.
Organisasi Muhammadiyah sekarang ini menjadi salah satu organisasi yang
ikut andil dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia. Pendidikan
Muhammadiyah di dasarkan pada teologis bahwa seorang manusia dapat
meraih ketaqwaan yang sempurna apabila mereka memperdalam ilmu. Dalam
pandangan Muhammadiyah, pendidikan agama adalah suatu keharusan.
Motivasi Teologis inilah yang membuat K.H. Ahmad Dahlan tergerak untuk
menyelenggarakan pendidikan agama. Arifin (1987) dalam gagasan
Pembaharuan Muhammadiyah menjelaskan, sebagai akibat dari penjajahan
bangsa Belanda, umat islam Indonesia mengalami gangguan pada pendidikan
mereka.
Muhammadiyah menggunakan metode pendidikan yang memadukan antara
sekolah Belanda dan pesantren yang diharapkan dapat menghasilkan “ulama-
intelektual” atau “intelektual-ulama” dan generasi yang “utuh” bukan generasi
yang mengalami “split personality”.
Pendidikan dalam Muhammadiyah dianggap penting karena dapat
membangkitkan kesadaran nasional Indonesia melalui corak islam. Kedua,
melalui sekolah-sekolah Muhammadiyah dapat menjadikan manusia yang
religius dan hmanis. Ketiga, meningkatkan penyebaran pengetahuan praktis
sains modern.
Pendidikan Muhammadiyah berkembang menjadi kekuatan di bidang
pendidikan antara lain :
1. Karena tatanan struktur kelembagaan dan wewenang yang jelas.
Sehingga dapat memudahkan untuk melakukan control terhadap
sekolah-sekolah Muhammadiyah.
2. Adanya keseragaman pemakaian nama sekolah bagi setiap lembaga
yang berada di bawah naugan Muhammadiyah.
3. Sifat fleksibel dari kebiksanaan organisasi pendidiakn Muhammadiyah.

2.3 Sejarah Singkat Sekolah Sekolah Muhammadiyah

Sekian banyak sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah atau pihak


swasta hanya menekankan pada ilmu pengetahun dan kreatifitas saja, mereka
tidak mengajarkan atau mendidik para pelajar untuk menaati agama.
Pendidikan keagamaan pada sekolah-sekolah umum sangat sedikit yaitu dua
jam pelajaran dalam seminggu. Hal ini menunjukkan lemahnya pendidikan
agama islam di Indonesia.
Muhammadiyah pertama kali mendirikan sekolah pada tahun 1911 oleh
K.H. Ahmad Dahlan dengan jumlah murid 10 orang. Ilmu agama diajar oleh
kyai dan beberapa ilmu umum oleh seorang guru sekolah yang bersediah
membantu. Lambat laun Muhammadiyah memperbaiki sekolah sekolah
tersebut dan mulai membangun atau mendirikan sekolah sekolah lain.
Menurut yang tercatat pada pimpinan pusat Muhammadiyah Majelis
Pendidikan dan Pengajaran akhir tahun 1961 keadaan lembaga pendidikan
milik Muhammadiyah adalah sebagai berikut :
Jenis Sekolah Jumlah
1. Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah 4.689
2. SLTP dan SLTA termasuk PGAP 607
3. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 4
4. Akademi Tabligh 1

Pelajar dan Guru Jumlah


1. Pelajar Laki laki 150.766
2. Pelajar Perempuan
118.629
3. Guru Laki laki
4. Guru Perempuan 833

1.832

Jumlah sekolah-sekolah Muhammadiyah seluruh Indonesia Tahun 1975.

Nama Wilayah Jumlah


Sekolah Murid Guru
1. DI Aceh 65 9.462 564
2. Sumatera Utara
238 33.295 1.485
3. Sumatera Selatan
4. Sumatera Barat 164 22.861 1.086

5. Riau/Pekan Baru 304 1.652 105


6. Lampung
164 17.057 1.032
7. Bengkulu
8. Jambi 160 19.938 1.188
9. DKI Jakarta
78 9.327 844
10. Jawa Barat
41 4.040 280
11. Jawa Tengah
12. Jawa Timur 117 35.149 1.506
13. DI Yogyakarta
41 5.990 343
14. NTB 185 28.868 1.535
15. Kalimantan
709 137.450 7.297
Barat
16. Kalimantan 313 68.978 4.482

Timur 10 1.567 135


17. Kalimantan
7 591 52
Selatan
18. Sulawesi Utara 6 466 43
19. Sulawesi Selatan
12 1.075 61
20. Bali
9 722 30

158 19.017 1.498

4 864 47

Sekolah sekolah dibawah naungan Muhammadiyah menekankan


pengetahun sejarah islam yang disejajarkan dengan sejarah Indonesia. Tujuan
diajarkannya sejarah islam adalah untuk memberikan anggapan bahwa orang-
orang islam sendirilah yang bertanggung jawab atas kemerosotan islam dan
orang-orang islam sendirilah yang harus mengembalikan islam dalam
kejayaannya.

Usaha-usaha yang dilakukan Muhammadiyah untuk sekolah-sekolah


menurut Arianti (2011:158) adalah sebagai berikut :

1. Mendirikan gedung gedung baru meskipun bangunan sekolah sudah


banyak bertambah tetapu masih belum cukup untuk menampung semua
calon murid, memperluas gedung gedung yang sudah ada seperti
memperluas gedung SD Muhammadiyah I.
2. Mengadakan system 2 kali yaitu sekolah masuk pagi dan sekolah yang
masuk siang. Contohnya adalah SD Muhammadiyah I diwaktu sore hari
yaitu mulai pukul 15.00 sampai 21.00 di pakai untuk belajar SMA
Muhammadiyah I.
Selain diajarkan tentang ilmu pengetahuan, Muhammadiyah juga
menyelenggarakan pendidikan soft skill (keterampilan). Beberapa bidang yang
diselenggarakan oleh organisasi Muhammadiyah adalah pencak silat yang
diajarkan melalui perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Biasanya di
sekolah-sekolah Muhammadiyah siswanya dianjurkan ikut perguruan ini
karena bisa digunakan sebagai perlindungan diri. Selain perguruan silat,
Muhammadiyah juga memiliki berbagai organisasi lain, salah satunya adalah
Hizbul Wathan (Gerakan Kepramukaan). Ini membuktikan bahwa organisasi
Muhammadiyah dalam menyelenggarakan pendidikannya tidak melulu soal
science (pengetahuan) dan tentang islam. Mereka juga mengajarkan para
peserta didiknya untuk mengasah bakta dan minat yang dimilikinya. Selain dua
organisasi tersebut masih banyak organisasi lain yang dimiliki oleh
Muhammadiyah, berikut diantaranya:

1. Ikatan Pelajar Muhammadiyah, yang merupakan organisasi


Muhammadiyah yang melibatkan para pelajar.
2. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, yang merupakan organisasi
gerakan Mahasiswa Islam Muhammadiyah
3. Aisyiah (Wanita Muhammadiyah), yang merupakan organisasi wanita
Muhammadiyah
4. Pemuda Muhammadiyah, yang merupakan organisasi gerakan islam
Muhammadiyah, yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah.
5. Nasyiatul Aisyiah (Putri Muhammadiyah), merupakan organisasi
remaja putri Muhammadiyah.

Selain ada organisasi otonom, Muhammadiyah juga memiliki berbagai


lembaga atau majelis yang mengurusi berbagai bidang, termasuk dalam bidang
pendidikan diantaranya:

1. Majelis Tajrih dan Tajdid, majelis ini mengurusi tentang dua dalil yang
bertentangan, mereka membahasnya dalam suatu perkumpulan untu
meluruskan dalil yang tepat.
2. Majelis Tabligh, majelis ini melaksanakan program dakwah, jadi
majelis ini berfungsi untuk menyampaikan ideologi dan pendidikan
tentang Muhammadiyah.
3. Majelis Pendidikan Tinggi, majelis ini mengurusi bidang pendidikan
tinggi yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah, seperti mengurusi
universitas-universitas yang berbasis Muhammadiyah di beberapa
daerah, seperti UMM, UMJ, UMS dll.
2.4 Cara Muhammadiyah Mempertahankan Eksistensinya.

Muhammadiyah dapat bertahan sampai saat ini adalah karena


Muhammadiyah mempunyai karakteristik yang mereka bangun dan dijadikan
sebagai pondasi utama. Meskipun pemerintah terus mengganti kurikulum,
Muhammadiyah akan tetap mempertahankan karakteristiknya. Tanpa
karakteristik tersebut, pendidikan Muhammadiyah tidak akan bertahan lama.
Muhammadiyah akan memberikan materi tentang kemuhammadiyahan
kepada setiap sekolah yang berada di bawah naungannya. Materi
kemuhammadiyahan hanya dapat ditemukan pada sekolah-sekolah yang berada
dalam naungan Muhammadiyah. Muhammadiyah juga menjalin hubungan
dengan masyarakat luar seperti masyarakat umum dan orangtua siswa,
sehingga tidak terjadi komunikasi satu arah antara pihak lembaga pendidik dan
orangtua siswa atau masyarakat luar.
Bukti nyata keberhasilan Muhammadiyah dalam mempertahankan
eksistensinya adalah banyaknya lembaga pendidikan Muhammadiyah yang
diminati masyarakat. Muhammadiyah memiliki kualitas pendidikan yang tidak
kalah dengan sekolah umum. Salah satu contoh keberhasilan Muhammadiyah
di kota Malang adalah Universitas Muhammadiyah Malang yang kualitas dan
kuantitasnya tidak kalah dengan Universitas umum lainnya.
Salah satu contoh usaha Muhammadiyah untuk tetap bertahan dalam
perubahan zaman adalah menciptakan lingkungan pendidikan yang dapat
menjadlin interaksi atau hubungan akrab yang intensif antara guru, murid, serta
orang tua murid. Muhammadiyah berusaha menciptakan suasana kekeluargaan
antara guru dan murid. Guru sebagai contoh yang teladan, guru sebagai orang
tua kedua, dan guru juga sebagai teman yang bersedia untuk mendengarkan
keluh kesah siswanya.
Usaha Muhammadiyah yang lain adalah dengan terus meningkatkan mutu
pendidikan baik kualitas sekolah dan kulias seluruh tenaga pengajar. Untuk
meningkatkan kualitas maka dipilih tenaga pengajar atau guru dengan akhlak
yang baik dan penguasaan ilmu yang maksimal yang sesuai dengan kebutuh
para pelajar. Dengan tenaga pengajar yang baik maka mereka dapat menjadi
contoh yang baik bagi para siswa-siswi Muhammadiyah.
2.5 Cita-cita dan Tujuan Pendidikan Muhammadiyah.

Di dalam bidang pendidikan Muhammadiyah berkomitmen untuk


mendirikan sekolah modern dengan kurikulum berbasis agama islam yang
sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu, Muhammadiyah
memiliki mata pelajaran AIK atau Ismuba yang bertujuan agar setiap pelajar di
lembaga Muhammadiyah meningkatkan kepercyaan kepada Allah, mematuhi
segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Pendidikan islam merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam
kurikulum yang digunakan oleh Muhammadiyah. Pendidikan islam didalam
lembaga Muhammadiyah di ajarkan dengan jelas dan masuk akal atau rasional.
Hal itu dikarenakan Muhammadiyah ingin agar pelajar yang berada dibawah
naungan Muhammadiyah dapat menyerap ilmu dengan baik dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Muhammadiyah tidak lagi
memisahkan pelajaran umum dan pelajaran agama, dengan harapan akan
membentuk pribadi Indonesia yang utuh dan menciptakan sumber daya
manusia yang memiliki berbagai keahlian.
Muhammadiyah ingin mengembangkan pelajaran yang modern, yaitu
pendidikan islam yang sanggup memegang kehidupan dunia tanpa melupakan
kehidupan akhirat. Pelajar Muhammadiyah juga harus hidup kreatif,
bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, dan bangsanya. Oleh karena itu
sistem pendidikan modern oleh Muhammadiyah dijadikan sarana untuk
menyampaikan dakwah islam. Terlebih lembaga pendidikan islam yang ada
pada masa penjajahan Belanda (seperti pondok pesantren) kurang mampu
menjawab tuntutan zaman. Sementara pendidikan yang di selenggarakan oleh
kolonial Belanda sama sekali tidak memperhatikan pendidikan islam bahkan
terus menekan perkembangan pendidikan islam terutama di lembaga
pendidikan formal. Akibatnya, terjadilah jurang pemisah yang sangat lebar
antara lulusan pendidikan islam (pondok pesantren) yang hanya beroientasi
kepada keakhiratan dengan lulusan sekolah-sekolah sekuler yang didirikan oleh
kolonial Belanda (Widagdo,B 2012 : 122).
Mendidik pelajarnya agar mecintai islam dan meyakini bahwa islam adalah
agama rahmatan lil’alamin yang dapat memberikan petunjuk dalam berbagai
bidang termasuk pendidikan. Dasarnya adalah firman Allah : “wahai jama’ah
jin dan manusia, jika kalian sanggup menmbus (melintasi) penjuru langit dan
bumi, maka lintasilah. Kamu sekalian tidak akan sanggup melakukannya
melainkan dengan kekuatan (ilmu pengetahuan)” (QS. Ar-rahman/55:33).
Cita-cita Muhammadiyah lainnya adalah agar para pelajar di bawah
naungan Muhammadiyah dapat mengikuti jejak para ilmuan islam untuk
mengembangkan ilmu pendidikan. Upaya yang dikukan Muhammadiyah agar
dapat mewujudkan cita-citanya adalah dengan melakukan berbagai
permbaharuan dalam bidang pendidikan. Salah satu upayanya adalah dengan
mengusung konsep teknologi dalam kurikulumnya.
Adapun yang diharapkan dari adanya lembaga lembaga pendidikan
Muhammadiyah adalah sebagai berikut :
1. Sebagai alat dakwah.
2. Tempat pembibitan kader.
3. Gerak amal anggota.
4. Bentuk rasa syukur terhadap nikmat Tuhan.
5. Sumbangan terhadap masyarakat dan Negara.

2.6 Pembaharuan Muhammadiyah dalam Bidang Pendidikan.

Pada masa penjajahan Belanda bentuk pendidikan agama sangatlah kuno.


Bentuk pendidikan pondok pesantren yang hanya mengajarkan tentang ilmu
agama islam. Sehingga para santri yang lulus atau selesai menempuh
pendidikan didalam pondok pesantren hanya berbekal ilmu agama tanpa di
ajarkan pengetahuan umum untuk penerapan di luar pondok pesantren.
Akibat berbahaya dari santri yang tidak dibekali dengan pengetahuan umum
adalah para santri akan mudah tertipu dan tidak dapat menyesuaikan diri
dengan perkembangan zaman.
Pendiri dari organisasi Muhammadiyah menyadari bahwa system
pendidikan agama didalam pondok pesantren memilik kelemahan,
Muhammadiyah akhirnya berusaha melakukan pembaharuan pada system
pendidikan di Indonesia. Pembaharuan yag dilakukan oleh Muhammadiyah
adalah dengan melakukan inovasi dalam bidang pendidikan melalui
kurikulum yang diterapkannya. Pembaharuan itu meliputi teknik pengajaran
yang mengambil dari kurikulum bangsa barat akan tetapi disesuaikan dengan
budaya islami. Jadi dalam kurikulumnya terdapat pelajaran umum, pelajaran
agama islam serta program kejuruan. Pembelajaran dilakukan di ruang kelas,
bukan di mushola atau masjid.
Selain di bidang pendidikan formal, Muhammadiyah juga menciptakan
pembaruan di luar pendidikan formal yaitu adanya berbagai bimbingan dan
penyuluhan agama untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, contohnya adalah Badan Penyuluhan Perkawinan dan Konsultasi
Keluarga Sakinah oleh Aisyiyah.

2.7 Tantangan dan Hambatan yang Dihadapi Muhammadiyah dalam Bidang


Pendidikan.

1. Tantangan.
Muhammadiyah adalah lembaga pendidikan islam yang
menciptakan pembaharuan dalam sistem pembelajaran. Namun, ajaran
yang diberikan oleh Muhamadiyah dianggap haram oleh kaum
tradisionalis. Mereka berfikir bahwa Ahmad Dahlan adalah kyai kafir yang
akan mengubah tradisi Islam. Padahal Muhammadiyah hanya ingin
melakukan pembaruan dari kebiasaan-kebiasaan yang menyimpang.
Tantangan lain yang harus di hadapi oleh Muhammadiyah saat ini
adalah semaki berkembangnya teknologi yang menyebabkan masuknya
budaya-budaya asing dan memperngaruhi pemuda pemuda muslim.
Muhammadiyah harus dapat menyesuaikan agar siswa-siswanya dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Selain itu,
Muhammadiyah juga memiliki tantangan dari dalam organisasi
Muhammadiyah sendiri yaitu Muhammadiyah mulai kekurangan kader
ulama karena mereka memilih untuk bekerja di bidang lain daripada harus
menjadi kader Muhammadiyah.

2. Hambatan.
Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Muhammadiyah disimpulkan
oleh Arianti (2011:111) adalah sebagai berikut :
1. Sebagian besar guru-guru yang mengajar di sekolah Muhammadiyah
adalah guru-guru yang tidak tetap. Hal ini karena awalnya sekolah
Muhammadiyah belum dapat menyediakan tenaga pengajar dari
kalangan Muhammadiyah terutama untuk mengajarkan pelajaran
bukan agama. Muhammadiyah mengambil alumni sekolah yang
didirikan Belanda seperti HIK, Sekolah Normalschool, AMS
Walaupun diantaranya kurang mengenal ajaran agama Islam.
2. Kesejahteraan kepala sekolah dan guru Kemuhamadiyahan dan guru
agama tidak terjamin.
3. Sebagian besar gedung-gedung sekolah Muhammadiyah terlalu
sempit, kurangnya sarana dan prasarana.
4. Kekurangan dana untuk membangun gedung dan sebagainya.
5. Kebanyakan yang masuk sekolah Muhammadiyah sebagai pilihan
kedua yaitu setelah tidak diterima dari sekolah negeri sehingga latar
belakang sosial dan penghayatan agama islam sangat berbeda antara
satu dengan yang lainnya.

Hambatan lain yang dialami sekolah-sekolah Muhammadiyah adalah


banyaknya fikiran fikiran negatif tentang sekolah Muhammadiyah seperti biaya
sekolah di Muhammadiyah termasuk mahal walapun sebenarnya sudah di
sesuaikan dengan kemampuan ekonomi orang tua. Faktor berikutnya adalah
pemikiran bahwa mutu pendidikan Muhammadiyah jelek meskipun sudah
banyak tokoh tokoh besar yang lahir dari lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Faktor terakhir yang juga dapat menghambat perkembangan pendidikan
Muhammadiyah adalah kurang terjalinnya komunikasi adantara guru, murid
dan orang tua.

Contoh hambatan yang dialami Muhammadiyah adalah pemikiran negatif


masyarakat terhadap faham Muhammadiyah. Hal ini mungkin terjadi pada
daerah seperti Ponorogo. Daerah Ponorogo memilik kultur budaya yang sangat
kuat sehingga Muhammadiyah akan sulit untuk bergabung bersama
masyarakatnya.

2.8 Nilai-nilai yang dapat diambil dalam mempelajari sejarah pendidikan


Muhammadiyah.

Dari apa yang di pelajari dari perjalanan Muhammadiyah dalam bidang


pendidikan terdapat nilai-nilai yang dapat diambil untuk kegiatan sehari
hari. Contohnya adalah sebagai berikut :

1. Toleransi.
Nilai Toleransi dapat diperoleh saat menguak perbedaan sistem
pendidikan antara pendidikan Muhammadiyah dan pendidikan
konvensional.

2. Kreatifitas.
Muhammadiyah mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam
menyusun kurikulumnya.. Hal ini dapat dijadikan teladan yaitu selalu
kreatif dan berani untuk membangun perubahan kearah yang lebih baik.

3. Ketaatan kepada Tuhan.


Selain mempelajari pelajaran umum, kurikulum pendidikan yang
dibuat oleh Muhammadiyah juga memuat pendidikan agama. Jadi, dalam
belajar tidak hanya fokus pada ilmu umum, akan tetapi juga mempelajari
agama sehingga dapat memupuk keimanan kepada Tuhan.
4. Kerja Keras
Ahmad Dahlan adalah seseorang yang bekerja keras dan pantang
menyerah dalam mendirikan Muhammadiyah. Sikap ini dapat kita
teladani dalam kehidupan sehari-hari.

2.9 Menyebarkan agama islam melalui bidang pendidikan.

Tujuan lain dari organisasi Muhammadiyah adalah untuk menyebarkan


ajaran agama islam. Muhammadiyah beranggapan bahwa agama islam adalah
agama yang layak dan harus untuk disebar luaskan ajarannya. Salah satu cara
Muhammadiyah dalam menyebarkan ajaran agama islam adalah melalui
bidang pendidikan.
Keadaan masyarakat Indonesia ketika masa penjajahan Belanda adalah
miskin dan bodoh. Mayoritas masyarakat Indonesia adalah berprofesi sebagai
petani atau buruh yang tentu saja sulit untuk mendapatkan pendidikan yang
layak. Masyarakat Indonesia masih mempertahankan budaya yang sudah turun
temurun dari nenek moyang, seperti menyembah roh atau menganggap sebuah
makam adalah keramat. Keadaan tersebut menyababkan masyarakat Indonesia
terus menerus ditindas oleh pihak Belanda.
Muhammadiyah memiliki keinginan untuk menghilangkan tahayul dan
bid’ah serta memiliki keinginan untuk memberantas kebodohan di masyarakat
Indonesia khusunya umat muslim. Melalui lembaga-lembaga pendidikan
seperti SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi, Muhammadiyah dengan mudah
dapat menyebarkan ajaran islam kepada masyarakat umum. Muhammadiyah
menerapkan cara belajar agama yang lebih mudah sehingga masyarakat umum
yang tidak pernah belajar didalam pondok pesantren atau semacamnya menjadi
tertarik untuk lebih memperdalam ajaran tentang agama islam. Melalui cara ini
maka muncullah kesempatan terciptanya masyarakat muslim yang cerdas dan
kreatif.
Perkembangan pendidikan Muhammadiyah merupakan suatu bentuk usaha
untuk mengembalikan umat muslim di Indonesia agar kembali ke jalan yang
benar. Seperti contohnya menggiatkan membaca Al-Qur’an kepada murid-
muridnya. Menggiatkan zakat fitrah dan kurban. Muhammadiyah bahkan juga
menyelenggarakan khitanan umum setipa satu tahun sekali.

2.10 Ciri khusus sekolah-sekolah Muhammadiyah dan Kurikulumnya

Ciri khas yang ada pada sekolah-sekolah dibawah naungan Muhammadiyah


adalah terdapat pada mata pelajarannya. Mata pelajaran agama merupakan ciri
khusus dari sekolah Muhammadiyah. Mata pelajaran agama yang ada
disekolah Muhammadiyah adalah Bahasa Arab atau Hijaiyah, ibadah, aqoid
atau aqidah, Tarikh, Al-Qur’an, dan Ke-Muhammadiyahan (Arianti. 2011:100).
Pelajaran Bahasa Arab dalam sekolah Muhammadiyah dilakukan pemisahan
dengan mata pelajaran lain. Bahasa Arab menjadi mata pelajaran yang berdiri
sendiri. Mata pelajaran ini diterapkan dan menjadi bagian dari membaca Al-
Qur’an.
Ciri khusus lainnya adalah adanya mata pelajaran akhlak yang mengajarkan
tentang aqidah dan aqoid. Mata pelajaran tersebut berisikan tentang keimanan
seperti rukun islam, rukun iman, dan lain lain. Mata pelajaran lain yang hanya
dapat di temukan di sekolah Muhammadiyah adalah mata pelajaran
kemuhammadiyahan yang berisikan tentang semua sejarah tentang organisasi
Muhammadiyah.

Menurut Arianti (2011:136) ciri utama Muhammadiyah adalah terletak pada


kurikulumnya yang menjiplak kurikulum pendidikan yang dibuat pemerintah.
Di dalam aqidah perguruan dasar dan menengah Muhammadiyah di nyatakan
bahwa yang termasuk pelajaran wajib yang mencakup 3 hal yaitu :
1. Pendidikan agama islam : Ilmu dan penghayatan agama islam.
2. Pendidikan kemuhammadiyahan : Pengertian, penghayatan, dan
pengalaman ajaran islam yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah
disamping keorganisasian Muhammadiyah.
3. Pancasila dan UUD1945
Adapun tujuan Muhammadiyah memberikan pendalaman agama pada para
siswanya menurut Arianti (2011:145) adalah sebagai berikut :

1. Para siswa dan siswi dapat memiliki pribadi Islami yaitu rajin beribadah,
cinta pada kitab suci Al-Qur’an, mau mengamalkan ajaran di dalam
agamanya, jiwa yang rendah hati, suka menolong, rela berkorban,
disiplin, tekun, dan berani,
2. Para siswa dan siswi diharapkan dapat mendalami ajaran agama islam
sebagaiamana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW yang dituangkan
dalam kitab suci, hadits, dan riwayat nabi.
3. Para siswa dan siwi dapat menerapkan ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Muhammadiyah adalah organisasi keagamaan yang turut andil dalam
mengembangkan pendidikan di Indonesia dengan cara mendidik dan
membentuk karakter para pemuda islam sesuai dengan ajaran yang mereka
terapkan dalam metode pendidikan Muhammadiyah.
Dengan berdirinya sekolah-sekolah Muhammadiyah diberbagai daerah di
Indonesia membuktikan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang besar
dan tetap konsisten dengan karakteristiknya.

4.2 Saran

Dengan adanya pendidikan yang di selenggarakan oleh Muhammadiyah


diharapkan dapat membentuk pemuda pemudi yang lebih berkarakter religius
dan humanis. Dan juga, dapat membentuk karakter yang dapat menghargai
perbedaan yang ada di Indonesia, seperti perbedaan kelompok sosial, ras,
ideologi, dan agama. Diharapkan juga Muhammadiyah akan lebih
mengutamakan toleransi dikarenakan perbedaan yang ada pada Indonesia dan
tidak memaksakan faham fahamnya. Akan lebih baik jika Muhammadiyah
melakukan pendekatan secara humanistic kepada masyarakat umum.
Daftar Rujukan
Ali, M. 1990. Muhammadiyah dan Tantangan Masa Depan. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Hidayatullah, S. 2010. Muhammadiyah & Pluralitas Agama di Indonesia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nakamura, M. 1983. Bulan Sabit Muncul Dari Balik Pohon Beringin.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Wibowo, A. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Widagdo, B. 2012. AIK al-Islam-Kemuhammadiyahan 3. Malang: UMM Press.
Ariyanti, R. 2011. Pendidikan Muhammadiyah Sebagai Strategi Pembaharuan
Sosial Di Surakarta. Skripsi Fakultas Sastra Dan Seni Rupa UNS 2018.
(https://eprints.uns.ac.id/5618/1/179781511201109441.pdf) diakses pada 20-09-
2018 pukul 15.57 WIB.
Harianto, E. 2017. Cakar Ayam Pendidikan Muhammadiyah. Journal Of Basic
Education Vol. 01 No. 02. Program Doktor Psikologi Pendidikan Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Mafidin. 2012. Studi Literatur Tentang Persn Muhammadiyah Mengembangkan
Pendidikan Islam Di Indonesia. Jurnal Tarbawi Vol. 01 No. 1.
Ahmad, F. 2015. Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Dan
Implementasinya. Jurnal Studi Islam Vol. 16 No. 2. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai