Anda di halaman 1dari 25

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346469386

APLIKASI PROXIMITY SENSOR DALAM SMARTHOME

Chapter · November 2020

CITATIONS READS

0 2,758

1 author:

I Gede Suputra Widharma


Politeknik Negeri Bali
249 PUBLICATIONS   75 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Penelitian View project

Computer System View project

All content following this page was uploaded by I Gede Suputra Widharma on 29 November 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


APLIKASI
PROXIMITY SENSOR DALAM SMARTHOME

I Gede Suputra Widharma

&

I Kadek Yuda Pranata (030)

I Made Putra Yasa Arsana (046)

I Made Satria Winaya (086)

I Made Adi Suwantara Yasa (102)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BALI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya sehungga
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Proximity Sensor”. Makalah ini merupakan
tugas untuk Ujian Tengah Semester 3 dari mata kuliah Sistem Kendali Analog yang membahas
tentang pengertian sensor kedekatan (proximity). Ucapan terimakasih tidak lupa kami haturkan
kepada Bapak Dosen yang telah memberikan dukungan serta arahan dalam pembuatan makalah
ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Tidak lupa pula ucapan terimakasih
kepada semua sumber referensi yang menjadi bahan kajian sehingga dapat melengkapi
makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menjadi referensi dan informasi bagi para pembaca dan
dapat mengambil manfaat dari makalah ini, dan terbukanya kesempatan bagi pembaca untuk
memberikan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Jimbaran, 24 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 1
1.3 TUJUAN ..................................................................................................................... 1
1.4 MANFAAT ................................................................................................................. 1
1.5 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 PENGERTIAN SENSOR KEDEKATAN ....................................................................... 3
2.2 JENIS-JENIS SENSOR KEDEKATAN .......................................................................... 3
BAB III APLIKASI PROXIMITY SENSOR KAPASITIF UNTUK KONTROL PINTU
OTOMATIS ............................................................................................................................... 9
3.1 PENDAHULUAN ............................................................................................................ 9
3.2 LANDASAN TEORI ....................................................................................................... 9
3.3. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT ......................................................... 16
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 18
4.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 18
4.2 SARAN .......................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ v

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Photoelectric Proximity Sensor


Gambar 2.2 Ultrasonic Proximity Sensor
Gambar 2.3 Capacitive Proximity Sensor
Gambar 2.4 Inductive Proximity Sensor
Gambar 3.1 Diagram blok sistem otomasi secara umum
Gambar 3.2 contoh rangkaian sederhana tranduser dengan multitune sebagai sensor berbasis
resistif
Gambar 3.3 Penjalaran gelombang elektromagnetik sebagai gelombang transversal
Gambar 3.4 Gaya Coulumb antar dua benda yang bermuatan listrik
Gambar 3.5 Titik B berada pada daerah medan listrik yang disebabkan oleh benda
bermuatan A
Gambar 3.6 Medan listrik sejauh r dari sumber muatan listrik Q dengan volume V
Gambar 3.7 Fluks listrik yang menembus permukaan bidang datar dapat didekati dengan
permukaan Gauss berbentuk silinder
Gambar 3.8 Kapasitor keping sejajar jika diberi muatan listrik
Gambar 3.9 Susunan kapasitor dengan dielektrik Arah E searah dengan E0, ini hanya
dimungkinkan bila Eind sebanding dengan E0, karenanya
Gambar 3.10 Skema pembahasan system
Gambar 3.11 Kemungkinan posisi 1 plat konduktor
Gambar 3.12 Kemungkinan posisi 2 plat konduktor
Gambar 3.13 Kemungkinan posisi 3 plat konduktor
Gambar 3.14 Skematik rangkaian astable multivibrator berbasis IC timer 555
Gambar 3.15 Rangkaian Driver Motor DC
Gambar 3.16 Bagan prototipe pintu otomatis
Gambar 3.17 Cara pengujian proximity sensor didekati dengan seseorang yang mempunyai
bobot tubuh berbeda
Gambar 3.18 Pembagian daerah pendekatan
Gambar 3.19 Gambar cara pengujian pada bagian ini
Gambar 3.20 Kayu triplek yang dijadikan sampel uji
Gambar 3.21 Uji penyambungan proximity sensor dengan bahan konduktor lain
Gambar 3.22 Kemungkinan posisi 1
Gambar 3.23 Kemungkinan posisi 2

iii
DAFTAR TABEL

Table 3.1 Permitivitas dari beberapa bahan


Table 3.2 Nilai konduktivitas listrik beberapa bahan
Table 3.3 Nilai hambatan jenis beberapa bahan
Table 3.4 Nilai Kapasitansi dan perubahannya
Table 3.5 Nilai kapasitansi dan frekuensi proximity sensor dideteksi berdasarkan bobot
tubuh dari berbagai daerah pendekatan
Table 3.6 Nilai output frekuensi proximity sensor didekati dengan beberapa benda dengan
nilai dielektrik yang berbeda
Table 3.7 Uji output frekuensi untuk posisi 1
Table 3.8 Uji output frekuensi untuk posisi 2

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu yang digunakan untuk


mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus
listrik. Sensor itu sendiri terdiri dari tranducer dengan atau tanpa penguap/pengolah sinyal
yang terbentuk dalam satu system pengindera.
Dalam lingkungan pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang
menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroler
sebagai otaknya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa definisi sensor kedekatan dan fungsinya ?


1.2.2 Apa saja jenis-jenis sensor kedekatan serta kelebihan dan kekurangannya ?
1.2.3 Bagaimana prinsip kerja setiap jenis-jenis sensor kedekatan ?

1.3 TUJUAN

1.3.1 Untuk mengetahui definisi dan fungsinya.


1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis sensor kedekatan serta kekurangan dan kelebihannya
masing-masing.
1.3.3 Untuk mengetahui prinsip kerja dari setiap jenis-jenis sensor kedekatan.

1.4 MANFAAT

1.4.1 Menambah wawasan tentang definisi sensor kedekatan dan fungsinya


1.4.2 Menambah pengetahuan tentang penggunaan sensor kedekatan dalam kehidupan
sehari-hari
1.4.3 Menambah pengetahuan tentang prinsip kerja dari setiap jenis sensor kedekatan

1.5 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Sensor adalah suatu perangkat yang mampu untuk mengubah suatu besaran fisis, baik
itu fisika, kimia, maupun biologi menjadi suatu sinyal listrik yang dapat dihitung
dan disimpan. Sensor dapat digunakan untuk mendeteksi temperatur, tekanan,
getaran,intensitas suara, intensitas cahaya, berat, konsentrasi molekul, dan lain-lain dan
telahmemainkan peran penting dalam kegiatan industri di dunia pada saat ini. Kemam-
puan sensor dalam mengubah suatu besaran menjadi besaran listrik, mampu
menjadikansensor suatu media komunikasi antara dunia (dalam hal besaran fisis) dengan
perangkatelektronik seperti komputer.

1
Manusia telah bereksperimen dengan sensor dari berbagai jenis setidaknya sejak abad
ketiga sebelum masehi, ketika Philo dari Bizantium membangun perangkat yang mampu
menunjukkan berapa banyak udara yang mengembang akibat perubahan suhu. Pada abad
ketujuh belas, astronom Italia dan Fiksiawan Galileo Galilei sedang membangun versi
pertama dari termometer. Beberapa dekade kemudian pada tahun 1784, seorang insinyur
Inggris bernama George Atwood telah merancang accelerometer pertama, alat untuk
menunjukkan kebenaran Fisika Newtonian sampai ditemukan kembali pada akhir abad
kedua puluh sebagai gadget (fungsi auto-rotate pada smartphone dan tablet perangkat yang
tergantung pada accelerometers).

Termostat yang merupakan suatu perangkat yang dapat memutuskan dan


menyambungkan arus listrik pada saat mendeteksi perubahan suhu di lingkungan
sekitarnya sesuai dengan pengaturan suhu yang ditentukan dan pertama kali datang ke
pasar pada tahun 1883, banyak yang menganggap ini merupakan sensor modern pertama
buatan manusia.

Sensor inframerah telah ada sejak tahun 1940-an, meskipun pada kenyataannya hanya
inframerah memasuki nomenklatur populer dalam beberapa tahun terakhir. Kadang-
kadang penemuan yang dibuat oleh para ilmuwan kreatif aktif selama puluhan tahun
bahkan berabad-abad kembali untuk aplikasi yang diperlukan. Misalnya, radiasi
inframerah ditemukan pada tahun 1800 oleh astronom William Herschel Jerman. Tiga
dekade kemudian, pada tahun 1831, Italia fisikawan Melloni Thermopile menghasilkan
panas yang dapat mendeteksi (menerima radiasai inframerah) dari subjek manusia yang
sejauh meter sepuluh.

Tahun Perang Dunia II, yang disponsori oleh negara ketika banyak hal yang ditemukan.
Prekursor Chip dan sensor gerak identifikasi frekuensi radio (RFID) yang dikembangkan
untuk kepentingan perang selama periode ini dan meningkat RFID IFF transponder
(identifikasi kawan atau lawan) dasar yang digunakan untuk mendeteksi suara khas dari
musuh dan teman pesawat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SENSOR KEDEKATAN

Sensor Proximity adalah perangkat/alat yang mampu mendeteksi informasi


gerak dan keberadaan pada suatu objek dan menjadikan sinyal listrik tanpa kontak
lansung dengan fisik. Sensor ini menggunakan medan elektromagnetik dan sinar radiasi
elektromagnetik (infra merah) yang dipancarkan sehingga menghasilkan perubahan
medan atau sinyal balik. Sensor ini menggunakan bagian mekanik atau bagian-bagian
yang bergerak untuk mencari dan mendeteksi keberadaan sebuah objek. Seiring dengan
kemauan teknologi sonsor ini sudah banyak dikembangkan dan diperbaharui sehingga
mempermudah pekerjaan manusia dalam kegunaannya. Bahkan hampir di semua jenis
smartphone sudah menggunakan sensor ini. Desain sensor proximity juga dapat
didasarkan pada sejumlah prinsip operasi, diantaranya: Eddy-current loss, Variable
reluctance, Saturated core, dan Hall effect. Pada setiap prinsip operasi, pada setiap jenis
sensor akan memiliki tikatan kinerja yang berbeda-beda dalam merasakan atau
mendeteksi berbagai jenis objek.

Seperti yang sudah disinggung di atas, fungsi dari sensor proximity adalah
untuk mengukur atau mendeteksi jarak, keberadaan, atau posisi pada sebuah benda atau
objek. Adapun fungsi Sensor Proximiti pada smartphone seperti ketika kita menerima
atau melakukan panggilan lalu mendekatkan ke telinga, maka secara otomatis
memberikan sinyal untuk mematikan fungsi layar. Setelah selesai dan kita menjauhkan
dari telinga atau angguta tubuh lainnya maka secara otomatis layar akan kembali
menyala.

2.2 JENIS-JENIS SENSOR KEDEKATAN

2.2.1. Sensor Jarak Fotolistrik (Photoelectric Proximity Sensor)

Gambar 2.1 Photoelectric Proximity Sensor

3
Photoelectric Proximity Sensor atau sensor jarak fotolistrik adalah jenis sensor
yang mendeteksi kedekatan suatu objek yang menggunakan elemen fotolistrik. Elemen
fotolistrik terdiri dari pemancar (sumber cahaya) dan penerimanya, ada 3 macam
diantaranya:

1. Direct Reflection, sumber (pemancar) dan penerima menggunakan cahaya yang


dipantulkan dari objek yang akan dideteksi, dan juga ditempatkan secara bersamaan.
2. Refleksi dengan Reflektor, sumber (pemancar) dan penerima yang membutuhkan
reflektor sehingga objek akan terdeteksi, dan disimpan secara bersamaan.
3. Thru Beam, sumber (pemancar) dan penerima mendeteksi sebuah objek ketika ia
mengganggu keduanya, dan ditempatkan secara terpisah.

Prinsip Kerja Photoelectric Proximity Sensor

Sensor ini mendeteksi adanya objek dengan cahaya infrared. Proximity ini
terdiri dari sebuah cahaya penerima (receptor) yang mendeteksi sebuah benda dengan
refleksi. Jika benda dalam jarak yang sensitive atau benda mengenai cahaya dari sensor
maka, cahaya akan memantul Kembali ke penerima dan mengindikasikan bahwa
terdapat sebuah benda yang tertangkap sensor. Sensor ini biasanya digunakan pada
teknologi ponsel layer sentuh.

Kelemahan Photoelectric Proximity Sensor

Dalam penggunaannya terkadang lensa kotor, cahaya kabur, permukaan refleksi


yang buruk dan orientasi objek yang salah.

2.2.2 Sensor Jarak Ultrasonik (Ultrasonic Proximity Sensor)

4
Gambar 2.2 Ultrasonic Proximity Sensor

Ultrasonic Proximity Sensor atau sensor jarak ultrasonik adalah jenis sensor
yang mendeteksi keberadaan suatu objek menggunakan radar atau sonar untuk
menghasilkan gelombang frekuensi tinggi dan menganalisa gema yang diterima
setelah dipantulkan. Sensor jarak ultrasonik juga bisa menghitung waktu
pengiriman sinyal dan penerimaan sinyal sehingga bisa menentukan kedekatan
suatu objek. Sensor ini sering digunakan pada proses otomatisasi pabrik dalam
mendeteksi keberadaan dan mengukur jarak suatu objek.

Prinsip Kerja

Prinsip pengukuran jarak menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04


adalah, ketika pulsa trigger diberikan pada sensor, transmitter akan mulai
memancarkan gelombang ultrasonik, pada saat yang sama sensor akan
menghasilkan output TTL transisi naik menandakan sensor mulai menghitung
waktu pengukuran, setelah receiver menerima pantulan yang dihasilkan oleh
suatu objek maka pengukuran waktu akan dihentikan dengan menghasilkan
output TTL transisi turun.

2.2.3 Sensor Jarak Kapasitif (Capasitive Proximity Sensor)

5
Gambar 2.3 Capasitive Proximity Sensor

Capacitive Proximity Sensor atau sensor jarak kapastif adalah jenis


sensor yang mendeteksi keberadaan suatu objek yang menggunakan kapasitas
pada gerakan, level fluida, komposisi kimia, dan level tekanan dan komposisi.
Dengan sensor jenis ini kita bisa mendeteksi bahan dielektrik rendah ataupun
bahan dielektrik tinggi seperti kaca dan plastik, dan cairan. Sensor ini mampu
menangkap banyak bahan dari berbagai tingkatan melalui komposisi gelas,
plastik, atau wadah lainnya. Secara subtansial sensor ini sama seperti sensor
induktif, adapun perbedaannya tedapat pada sensor induktif menghasilkan
medan elektromagnetik sedangkan pada sonsor kapasitif ia menghasilkan
medan elektrostatik. Selain itu pada sensor kapasitif dapat digerakan oleh
bahan-bahan konduktif maupun non-konduktif. Elemen yang aktif pada sensor
ini juga memiliki dua elektroda logam yang diposisikan sesuai dengan
kapasitornya yang sama (terbuka).

Perinsip Kerja Sensor Jarak Kapasitif (Capacitive Proximity Sensor) sebagai


berikut:

1. Perubahan kapasitas yang bekerja apabila objek berada dalam dareah


deteksinya (maks pada jarak 2 cm)
2. Type pemasangan atau mountingnya, sensor ini memiliki dua macam yaitu
Flush (dibenamkan dalam metal) dan non-Flush (memiliki jarak dengan benda-
benda di sekitarnya).
3. Medan elektrostatik yang mendeteksi keberadaan objek benda padat berupa
logam ataupun non-logam.

Pengaplikasian Proximity Kapasitif


Berfungsi untuk mendeteksi obyek baik metal maupun non-metal.
Biasanya dipakai untuk deteksi barang pada ban berjalan atau konveyor. Sensor
kapasitif bisa mendeteksi material yang terbuat dari logam maupun non logam
seperti gelas, cairan, atau baju.
Kelebihan Proximity Kapasitif :
 Sensor dapat mendeteksi target logam dan non logam
 Stabilitas yang baik
6
 High Speed
 Resolusi bagus
 Sensor kapasitif baik dalam hal penggunaan daya
 Low cost
Kekurangan Proximity Kapasitif :
 Dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban
 Bisa dipicu oleh debu, dll
 Peka terhadap kebisingan
 Liniearitas tidak baik
 Sensor jarak kapasitif tidak seakurat dibandingkan dengan induktif

2.2.4 Sensor Jarak Induktif (Inductive Proximity Sensor)

Gambar 2.4 Inductive Proximity Sensor

Inductive Proximiti Sensor atau sensor jarak induktif adalah jenis sensor
yang mendeteksi keberadaan suatu objek yang menggunakan pengindraan
logam, inductive proximiti (IP) pada jarak 5 mm atau kurang dari 1 inch
pendeteksian. Induktif pada sensor proximiti merupakan perinsip listrik yang
mana sebuah fenomena pada arus yang berfluktuasi yang disebut Induktansi. Ia
memiliki komponen magenetik untuk mengindeksi gaya gerak listrik (ggl) pada
objek sasarannya. Sensor ini mendeteksi keberadaan logam besi dan non-ferro,
serta menghitung pada logam dan aplikasi posisi. Sensor ini juga sebagai
pengganti sakelar mekanis yang sering digunakan karena mampu beroperasi
pada kecepatan yang lebih tinggi dan lebih kuat. Sensor Proximity Induktif
terdiri dari beberapa komponen diantaranya: oscillator, coil, trigger
circuit, dan an output. Oscillator adalah rangkaian tunned kapasitif induktif
yang menciptakan frekuensi radio. Coil / inti ferit merupakan komponen untuk
menghasilkan medan elektromagnetik dengan frekuensi tinggi, sehingga
diproduksi secara umum pada sensor ini. Adapun untuk Output dari sensor ini
ada dua versi yaitu analog dan digital. Pada versi analog sensor dapat diaktifkan

7
pada tegangan 0-10V DC atau 4-20 mA jarak pengukurannya bisa mencapai 5
cm. Untuk versi digital sendiri biasanya digunakan pada sirkuit DC / AC, dan
kebanyakan sensornya dikonfigurasikan dengan output “Normal Open” dan
juga “Normal Closed”, sehingga versi digital ini sangat cocok untuk mendeteksi
logam pada mesin dan perangkat otomatis lainnya.

Prinsip Kerja

Sensor Proximity Induktif beroperasi di bawah prinsip listrik yaitu


induktansi. Induktansi adalah fenomena di mana arus yang berfluktuasi, yang
menurut definisi memiliki komponen magnetik, menginduksi gaya gerak listrik
(ggl) dalam objek target. Dalam desain sirkuit, seseorang mengukur induktansi
ini dalam H (henrys). Untuk memperkuat efek induktansi perangkat, sensor
memutar kawat menjadi koil ketat dan mengalirkan arus melalui itu.

Kelebihan Sensor Jarak Induktif (Inductive Proximity Sensor)

 Memiliki keakuratan yang tinggi untuk teknologi lain.


 Tingkat switching yang tinggi.
 Mampu bekerja pada lingkungan yang keras.
Kekurangan Sensor Jarak Induktif (Inductive Proximity Sensor)

 Objek yang dideteksi hanya untuk bahan logam.


 Jangkauan operasi yang terbatas.

8
BAB III
APLIKASI PROXIMITY SENSOR PADA KONTROL PINTU OTOMATIS

3.1 PENDAHULUAN

Sensor banyak sekali dipakai dalam peralatan instrumentasi, hampir semua


instrumentasi dilengkapi dengan sensor, hal ini dikarenakan sensor adalah device yang sangat
penting dalam instrumentasi tersebut yaitu device yang dapat mendeteksi terhadap perubahan
yang terjadi yang sedang diukur/ diteliti. Oleh karena itu dalam tugas akhir ini akan dibahas
tentang bagaimana cara pembuatan sensor, disini dibahas mengenai bagaimana cara pembuatan
proximity sensor berbasis kapasitif dengan menggunakan bahan konduktor.
Pembuatan proximity sensor berbasis kapasitif menggunakan bahan konduktor dalam tugas
akhir ini akan diaplikasikan pada pintu otomatis seperti terdapat pada pusat belanja atau pada
bangunan-bangunan mewah lainnya. Seperti diketahui sensor yang ada pada pintu otomatis
sekarang ini umumnya menggunakan sensor inframerah, sensor gerakan, sensor panas tubuh,
dan sensor tekanan.
Sensor inframerah bekerja berdasarkan deteksi ada dan tidaknya benda yang menghalangi
jalanya sinar dari transmitter ke receiver, jika terdapat benda pada daerah itu maka sinar akan
terganggu dan tidak sempurna sinar yang diterima oleh receiver. Sensor panas tubuh atau PIR
(passive infra red) dapat dikategorikan dalam sensor yang mendeteksi pergerakan, sensor ini
bekerja sebagai receiver (passive) dari sinar inframerah yang dipancarkan oleh setiap benda,
pada umumnya benda tersebut adalah manusia.
Sensor tekanan yang diaplikasikan pada pintu otomatis biasanya diletakkan dibawah keset yang
berada didepan pintu. Sensor ini akan bereaksi terhadap tekanan berat objek yang berada
diatasnya [1].
Bila dicermati lebih jauh sensor yang ada sekarang ini khususnya inframerah dan sensor berat
hanya terbatas mampu membedakan ada dan tidaknya benda, mereka tidak mampu
menjelaskan dengan spesifik karakteristik benda tersebut, misalnya: bahan penyusun dari
benda tersebut, karena sensor ini berbasis kapasitif yang sensitif dengan nilai konstanta
dielektrik dari bahan benda yang dideteksi tersebut. Dari semua sensor yang ada sensor PIR
adalah yang paling bagus dilihat dari segi banyaknya sesuatu yang dapat dideteksi, sensor PIR
sudah dapat mengenali benda bergerak atau diam, sensor PIR juga mampu memperkirakan
berapa suhu benda, sehingga engineer akan mempunyai banyak pilihan dalam perancangan
sistem kontroller yang paling sesuai dengan yang dibutuhkan.
Bila sensor PIR berfokus pada suhu dan pergerakan maka pada proximity sensor berbasis
kapasitif ini berfokus pada zat/ bahan penyusun benda. Proximity sensor ini dibuat dari bahan
konduktor yang juga lebih awet dan kuat dari sensor-sensor lain yang ada.

3.2 LANDASAN TEORI

3.2.1 Sensor dan Aktuator

9
Secara umum sistem kontrol dapat digambarkan dalam diagram blok seperti gambar
dibawah

Gambar 3.1: Diagram blok sistem otomasi secara umum


Secara umum sensor mengubah besaran fisik yang satu menjadi besaran fisik yang lain, dapat
diambil kasus dalam contoh berikut misalnya diinginkan mendeteksi berapa kali perputaran
roda, dan misalnya dipilih sensor menggunakan multitune yang dikopel dengan roda, maka
dapat dilihat setiap perputaran roda maka berimbas pada perubahan tahanan pada multitune.
Perubahan besaran fisik (perubahan nilai tahanan) tersebut tidak berarti apa-apa jika belum
dikonversikan ke besaran elektrik, sehingga dibutuhkan device yang dapat mengonversikan
perubahan besaran fisik tersebut, menjadi besaran elektrik, besaran elektrik yang berubah dapat
berupa arus tegangan emplitudo atau frekuensi. Device yang bertanggung jawab terhadap ini
biasa disebut sebagai tranduser.

Gambar 3.2: contoh rangkaian sederhana tranduser dengan multitune sebagai sensor berbasis
resistif
3.2.2 Sekilas tentang Gelombang Elektromagnetik

Beberapa kaidah tentang kemagnetan dan kelistrikan yang mendukung perkembangan


konsep gelombang elektromagnetik antara lain:
1. Hukum Coulumb mengemukakan: “muatan listrik statik dapat menghasilkan medan listrik”.
2. Hukum Biot & Savart mengemukakan : “Aliran muatan listrik (arus listrik) dapat
menghasilkan medan magnet”.
3. Hukum Faraday mengemukakan : “Perubahan medan magnet dapat menghasilkan medan
listrik”.
Ternyata perubahan medan listrik menimbulkan medan magnet yang tidak tetap
besarannya atau berubah−ubah. Sehingga perubahan medan magnet tersebut akan
menghasilkan lagi medan listrik yang berubah−ubah. Proses terjadinya medan listrik dan
medan magnet berlangsung secara bersama−sama dan menjalar kesegala arah. Arah getar
vektor medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus. Jadi gelombang elektromagnetik
adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan medan magnet dan medan listrik secara
berurutan, dimana arah getar vektor medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus.

10
Gambar 3.3: Penjalaran gelombang elektromagnetik sebagai gelombang transversal

3.2.3 Listrik Statis

Listrik statis (electrostatic) membahas muatan listrik yang berada dalam keadaan diam
(statis).
Dua buah benda yang memiliki muatan sejenis akan saling tolak menolak ketika
didekatkan satu sama lain. Adapun dua buah benda dengan muatan yang berbeda (tidak sejenis)
akan saling tarik menarik saat didekatkan satu sama lain. Tarik menarik atau tolak menolak
antara dua buah benda bermuatan listrik adalah bentuk dari gaya listrik yang dikenal juga
sebagai gaya coulomb.
Berdasarkan konsep muatan listrik, ada dua macam muatan listrik, yaitu muatan positif
dan muatan negatif. Muatan listrik timbul karena adanya elektron yang dapat berpindah dari
satu benda ke benda yang lain. Benda yang kekurangan elektron dikatakan bermuatan positif,
sedangkan benda yang kelebihan elektron dikatakan bermuatan negatif. Elektron merupakan
muatan dasar yang menentukan sifat listrik suatu benda.

3.2.3.1 Gaya Coulumb

Gambar gaya coulumb antar dua benda yang bermuatan listrik seperti berikut

11
Gambar 3.4: Gaya Coulumb antar dua benda yang bermuatan listrik
Besarnya gaya coulumb (F) yang terjadi antar muatan yang berjarak (r) dapat
dirumuskan dalam persamaan berikut

k adalah konstanta kesebandingan yang besarnya 9 x 109 N m 2 C –2 muatan q dihitung dalam


satuan coulomb (C). konstanta k juga dapat ditulis dalam bentuk.

dengan ε0 adalah permitivitas ruang hampa yang besarnya 8,85 x 10–12 C 2 N –1 m –2 .


3.2.3.2 Medan Listrik

Medan listrik merupakan daerah atau ruang disekitar benda yang bermuatan listrik
dimana jika sebuah benda bermuatan lainnya diletakkan pada daerah itu masih mengalami gaya
elektrostatis.

Gambar 3.5: Titik B berada pada daerah medan listrik yang disebabkan oleh benda
bermuatan A
Adapun medan listrik atau biasa disebut kuat medan listrik dituliskan dalam persamaan
E=F q’ atau 𝐸 = 𝑘 𝑞/𝑟 2 , dengan E dalam satuan (N/C)
3.2.3.2.1. Medan listrik pada Muatan Kontinyu
Salah satu teknik untuk menghitung medan magnet dari muatan kontinu adalah
menggunakan hukum Gauss.

Gambar 3.6: Medan listrik sejauh r dari sumber muatan listrik Q dengan volume V
Gauss menyatakan bahwa : “Jumlah Garis Gaya yang keluar dari suatu permukaan
tertutup (atau fluks Φ) sebanding dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh
permukaan tertutup itu” atau “Sumber dari sebuah medan magnet adalah muatan listrik”, jika
diungkapkan dalam sebuah persamaan matematis:

12
Qdlm adalah besarnya muatan yang dilingkupi oleh permukaan Gauss.
3.2.3.2.2. Hukum Gauss Pada Bidang Datar
Misalnya terdapat plat bermuatan positif persatuan luas ρ, Untuk menghitung medan
listrik dengan hukum Gauss, harus dipilih sebuah volume yang melingkupi plat bermuatan.
Pada dasarnya bebas dipilih bentuk volume ruang ini, pada umumnya yang sering dipakai
adalah yang berbentuk silinder, bola atau kubus. Pemilihan ini sangat bergantung pada
kemudahan perhitunganya nanti. Misalnya diambil permukaan sebuah silinder berjari jari r.

Gambar 3.7: Fluks listrik yang menembus permukaan bidang datar dapat didekati dengan
permukaan Gauss berbentuk silinder
Pada gambar diatas silinder dapat dibagi menjadi tiga permukaan, yaitu: A1, A2, A3,
fluks yang menembus ketiga permukaan ini adalah:
Pada A1 = E·A1·cos 0 0 = E A1;
Pada A2 = E·A2·cos 900 = 0;
Pada A3 = E·A3·cos 00 = E A3;
Dengan demikian:

Karena A1 dan A3 merupakan luas plat katakanlah A, sehingga medan pada plat bermuatan :

Karena Q/A = σ, maka untuk plat bermuatan didapatkan medan listrik:

3.2.4. Kapasitor Keping Sejajar

Kapasitor keping sejajar adalah kapasitor yang terdiri dari dua keping konduktor yang
dipisahkan oleh bahan dielektrik. jika keping kapasitor dihubungkan dengan baterai. Baterai

13
akan memberikan muatan +q pada keping pertama dan –q pada keping kedua. Dalam celah
antara kedua keeping akan timbul medan listrik.

Gambar 3.8: Kapasitor keping sejajar jika diberi muatan listrik


Persamaan beda potensial disekitar muatan listrik memberikan

Dari persamaan kapasitansi memberikan

Jika kedua persamaan di atas disubstitusikan maka akan memberikan

Dengan C= kapasitas kapasitor (F)


ε₀ = Permitivitas vakum (8,85 ·10-12 C2N -1 m 2 )
A = luas penampang masing-masing keping (m2 )
d = jarak antar keping (m)

3.2.5 Dielektrik

Dielektrik adalah bahan isolator yang disisipkan dalam ruang antar keping-keping
sebuah kapasitor. Contoh bahan dielektrik adalah kertas, karet, kaca, dan udara. Bahan
dielektrik pada suatu kapasitor menghambat aliran medan listrik antar plat nya.

Gambar 3.9: Susunan kapasitor dengan dielektrik Arah E searah dengan E0, ini hanya
dimungkinkan bila Eind sebanding dengan E0, karenanya

14
K adalah konstanta dielektrik, merupakan karakteristik bahan dielektrik K>1 (karena E <E0).
E0 adalah medan listrik sebelum disisipi bahan dielektrik, E adalah medan listrik setelah
disisipi bahan dielektrik.
Karena medan listrik berkurang, maka beda potensial antar kedua keping kapasitor juga
berkurang (saat muatan tetap).

Sehingga kapasitansi kapasitor dengan dielektrik adalah

Konstanta dielektrik dapat dikaitkan dengan permitivitas bahan 𝜀 = K 𝜀0 . Menghasilkan


persamamaan untuk kapasitor plat sejajar.

Dengan 𝜀 = 𝜀 ₀· 𝜀 r , setelah penyisipan dielektrik besarnya permitivitas bahan adalah hasil


perkalian antara permitivitas dielektrik dengan permitivitas vakum. Permitivitas relatif
dielektrik tergantung dari jenis bahan.

3.2.6 Konduktor

Konduktor adalah bahan yang dapat dengan mudah menghantarkan arus listrik
sehingga konduktor sering disebut juga penghantar listrik yang baik. Pada konduktor yang
baik, jumlah elektron-elektron bebas, yaitu elektron-elektron yang mempunyai energi cukup
besar (terletak pada lintasan yang paling luar) adalah banyak dan bebas bergerak, misalkan
pada bahan tembaga, setiap atom tembaga menyumbangkan 1 elektron bebas.
Penghantar dalam teknik elektronika adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik,
baik berupa zat padat, cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor.
Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil. Konduktor adalah bahan
yang sangat baik kemampuannya dalam menghantarkan listrik, hampir seluruh logam logam
adalah konduktor. Contoh konduktor diantaranya adalah perak, tembaga, alumunium, seng,
besi berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin membesar. Jadi sebagai penghantar emas
adalah sangat baik, tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara ekonomis tembaga dan
alumunium paling banyak digunakan.

3.2.7 Konduktivitas

Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan
arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan pada suatu ujung-ujung konduktor,
muatan-muata bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus listrik. Konduktivitas listrik σ

15
didefinisikan sebagai rasio dari rapat arus Ј terhadap kuat medan listrik E, sehingga dapat
ditulis Ј = σ· E. Lawan dari konduktivitas listrik adalah resistivitas listrik ρ atau bias disebut
resistivitas saja, yaitu ρ= 1 / σ.

3.3. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

3.3.1. Perancangan Proximity Sensor


Langkah-langkahnya:
1. Memilih bahan konduktor dengan nilai konduktivitas listrik paling tinggi.
2. Memilih bentuk bahan konduktor, agar jika dialiri listrik menghasilkan medan listrik (dari
kutub positif ke negatif) yang dapat mengenai bahan dielektrik secara maksimal.
3. Menyusun berbagai kemungkinan posisi konduktor agar mendapatkan perubahan nilai
kapasitansi sebesar mungkin.
Nilai kapasitansi ketika ada dielektrik (seseorang) dengan tidak ada orang dapat
dirangkum dalam tabel dibawah, untuk posisi 3 dielektrik berupa seseorang diletakkan pada
posisi 2A.

3.3.2 Perancangan Tranduser


Dalam proses perancangan tranduser posisi terbaik yang dipilih adalah yang
memberikan perubahan nilai kapasitansi terbesar yaitu pada posisi 3, sehingga dalam pencarian
tranduser yang paling bagus, posisi 3 sebagai acuannya.
Tranduser yang dipilih adalah yang mampu mengubah besaran fisik (nilai kapasitansi)
menjadi besaran elektrik (frekuensi) yaitu mengunakan IC timer 555 yang bekerja sebagai
astable multivibrator. Dimana diketahui bahwa IC Timer 555 yang bekerja sebagai astable
multivibrator mampu membangkitkan gelombang kotak dengan frekuensi. Bagian yang
ditandai dengan huruf X dan Y adalah yang menyambung pada plat konduktor, pin X adalah
pin ground.

3.3.3. Perancangan Hardware dan Software

Perancangan hardware dan software program frekuensi counter yang di download ke


ATMEGA 16. Dapat diketahui bahwa yang mempengaruhi perubahan frekuensi adalah jarak
antara objek dengan sensor, pengaruh bobot tubuh dan pendekatan dari berbagai daerah dapat
diabaikan.
 Proximity sensor dengan jarak sekitar 2 cm dari proximity sensor dan besarnya
frekuensi yang dihasilkan adalah sekitar 27,210 kHz.
 Pada jarak yang sama didapatkan frekuensi sekitar 26,540 kHz.
Pada pengujian bagian ini dapat disimpulkan bahwa output frekuensi tranduser dipengaruhi
oleh luas bidang objek yang berada dalam medan listrik dari proximity sensor. Pengujian pada
tahap ini sama seperti pengujian pada 3.1.2. yang berbeda hanya pada sample ujinya. Dimana
sample ujinya mempunyai dielektrik yang berbeda disini diambil kedua telapak tangan sample
(penulis sendiri) dan kayu triplek. Luas permukaan sample yang mendekati proximity sensor
dibuat sama yaitu luas permukaan kedua telapak tangan dengan luas permukaan triplek. Berikut
gambar triplek yang dipakai.

16
Dari table diatas dapat diketahui bahwa semakin besar nilai konstanta dielektrik suatu bahan,
maka nilai kapasitansi juga semakin besar yang berakibat pada menurunnya besarnya frekuensi
output dari tranduser.
Sehingga dapat disimpulkan frekuensi output proximity sensor dipengaruhi oleh konstanta
dielektrik bahan. Jika sistem pintu otomatis pada perancangan ini menggunakan perubahan
nilai kapasitansi hanya sebagai trigger, maka dapat dijelaskan, ketika proximity sensor didekati
oleh objek (seseorang) yang berimbas pada naiknya nilai kapasitansi, yang diikuti menurunnya
frekuensi output sensor, maka ketika frekuensi output sensor dibawah threshold (ditentukan
pada program), kontrol pintu otomatis aktif dan menggerakkan motor DC untuk membuka
pintu. Pintu tersebut akan tetap membuka sampai frekuensi output tranduser berada diatas
threshold. Dari penjelasan ini dapat ditarik kesimpulan ketika objek mendekati pintu maka
diharapkan perubahan nilai kapasitansi harus semakin besar, boleh menurun asalkan objek
sudah melewati pintu (masuk keruangan yang ingin dituju).
Pada uji proximity sensor, dimana gambar posisi plat konduktor seperti terlihat dalam
gambar 4.4. maka setiap ada objek yang mendekati sensor, nilai kapasitansi akan terus
bertambah, semakin dekat objek dengan proximity sensor nilai kapasitansi semakin besar. Jadi
posisi proximity sensor (seperti gambar 15) yaitu proximity sensor dimana plat konduktor
menghadap kepada sample uji adalah sudah benar.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari materi diatas yaitu :

1. Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu yang digunakan untuk


mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan
arus listrik. Sensor mempunyai banyak jenis, salah satunya yaitu sensor
kedekatan/proximity sensor.

2. Sensor Proximity adalah perangkat/alat yang mampu mendeteksi informasi gerak dan
keberadaan pada suatu objek dan menjadikan sinyal listrik tanpa kontak lansung dengan
fisik. Macam – macam sensor proximity yaitu:
a. Photoelektrik Proximity Sensor
b. Ultrasonic Proximity Sensor
c. Capasitive Proximity Sensor
d. Induktive Proximity Sensor

3. Perancangan proximity sensor dimana frekuensi sebagai output dari sensor, dapat
menggunakan IC timer 555 yang bekerja sebagai astable multivibrator untuk
trandusernya.

4.2 SARAN

Saran-saran yang dapat diberikan untuk pengembangan alat ini sebagai berikut :
1. Dapat dicoba merancang proximity sensor menggunakan bahan konduktor yang lain
yang mempunyai nilai konduktivitas yang lebih tinggi dari tembaga misalnya
menggunakan perak.
2. Dapat dicoba merancang proximity sensor dengan menggunakan plat seperti dalam
perancangan ini yaitu tembaga, tetapi yang lebih tebal, karena ketebalan palt tembaga
pada perancangan ini sangat tipis.
3. Membuat frekuensi counter yang mampu menghitung frekuensi lebih dari 31 kHz,
karena semakin tinggi frekuensi keluaran dari sensor akan menambah sensitivitas dari
sensor.

18
DAFTAR PUSTAKA

Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector (OMD) di PLTD Lueng Bata
Banda Aceh,
<URL:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14240/1/10E01032.pdf>, 27
Oktober 2009.

ElectricalResistivity. http://aplusphysics.com/wordpress/regents/tag/resistivity/

Ilmu bahan LIstrik dasar, http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/03/ilmu-bahan-listrik-


dasar.html, 2009.

Kapasitordielektrik.http://mohtar.staff.uns.ac.id/files/2008/08/kapasitor-dielektrik.ppt.
08/2008.

konduktivitaslistrik, http://id.wikipedia.org/wiki/konduktivitas_listrik, 2007.

Konstantadielektrik http://qsut.wordpress.com/2009/06/19/konstanta-dielektrik/
. 19/06/2009.

Suputra Widharma, IG, IM Krisna BS, IK Juliana P, IK Wahyudi PP, IM Wijaya SAC.
2019. Paket Program Aplikasi Pengenalan ArchiCAD. Politeknik Negeri Bali.
Denpasar

Suputra Widharma, IG, IN Sunaya. 2018. Simulasi Pengukuran Nilai Tegangan Rms
Berbasis Sistem Mikrokontroler Arduino. Logic: Jurnal Rancang Bangun dan
Teknologi 18 (1), 37-41

Yasmanrianto. 2010. Listrik Statis Fisika Dasar 2.


URL:Http//Yasmanrianto.Staff.Gunadarma.Ac.Id/Listrikstatis_Fisika Dasar 2/.

https://bilabil.com/sensor-proximity/

http://sensorindo.com/pengertian-sejarah-dan-perkembangan-sensor/

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai