RANGKAIAN ELEKTRONIKA II
LAMPU OTOMATIS DENGAN SENSOR SUARA (TEPUKAN)
Dosen Pembimbing :
Amalia Eka Rakhmania S.T., M.T., M.Sc.
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi untuk menerangi dalam ruang dengan
system otomatis. Sehingga diharapkan alat ini dapat mempermudah konsumen dalam
menyalakan lampu tanpa harus menekan tombol on atau off pada saklar. Saklar
otomatis ini bersifat higienis dan tidak merusak dinding pada rumah. Arti higienis disini
adalah saklar tidak menyebabkan kuman. Sebagai contoh saat tangan kita kotor dan
ingin menyalakan lampu, tenta saja pertama kali kita akan memegang saklar itu dan
menyalakan saklar lampu untuk mengalirkan arus sehingga dapat mengeluarkan cahaya
dan menerangi ruangan tersebut.
Masalah tersebut dapat diatasi dengan merancang suatu saklar lampu yang akan
bekerja secara otomatis jika ada tepukan sekali untuk menyalakan lampu dan sebaliknya
untuk mematikan lampu diberikan tepukan sekali juga. Sensor tepuk ini juga dapat
merawat dinding rumah tanpa kita menempatkan saklar pada suatu sudut dinding di
dalam maupun di luar rumah sehingga dapat menjaga dinding rumah. Dengan alat ini
diharapkan dapat mengurangi pemborosan listrik, menghemat pemakaian kabel dan
lebih praktis.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara kerja dari sensor tepuk sebagai saklar lampu otomatis?
2. Bagaimana rancang bangun sensor tangan sebagai saklar lampu otomatis?
1.3 Tujuan
2. Membuat alat yang dapat membantu manusia dalam menyalakan lampu dan
mematikan lampu tanpa menyentuh.
1.4 Manfaat
1. Lampu dengan sensor suara untuk menggantikan saklar sebagai pemutus dan
penyambung arus.
2. Lampu dengan sensor suara juga dapat merawat dinding rumah karena kita
tidak menempatkan saklar pada suatu sudut dinding di dalam maupun di luar
rumah sehingga dapat menjaga dinding rumah.
BAB II
DASAR TEORI
Sensor suara adalah sensor yang cara kerjanya merubah besaran suara menjadi
besaran listrik, dan dipasarkan sudah begitu luas penggunaannya. Komponen yang
termasuk dalam Sensor suara yaitu Electric Condenser Microphone atau mic condenser.
ECM atau Electric Condenser Microphone atau biasa disebut mic condenser
adlah microphone yang ternuat dari lempeng konduktor tipis membentuk sebuah
kapasitor yang dapat berubah – ubah nilai kapasitasnya sesuai dengan getaran suara
yang diterima.
2.2 Resistor
2.3 Transistor
Ada dua jenis transistor yaitu transistor tipe P-N-P dan transistor tipe N-P-N.
Transistor NPN adalah transistor positif dimana transistor dapat bekerja mengalirkan
arus listrik apabila basis dialiri tegangan arus positif. Sedangkan transistor PNP adalah
transistor negative, dapat bekerja mengalirkan arus apabila basis dialiri tegangan
negative.
2.4 Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay
menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan
Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi
sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
2.5 IC 555
Secara umum cara kerja internal IC ini dapat dijelaskan bahwa, ketika pin 4
sebagai reset diberi tegangan 0V atau logika low (0), maka ouput pada pin 3 pasti akan
berlogika low juga. Hanya ketika pin 4 (reset) yang diberi sinyal atau logika high (1),
maka output NE555 ini akan berubah sesuai dengan tegangan threshold (pin 6) dan
tegangan trigger (pin 2) yang diberikan.
Ketika tegangan threshold pada pin 6 melebihi 2/3 dari supply voltage (Vcc) dan
logika output pada pin 3 berlogika high (1), maka transistor internal (Tr) akan turn-on
sehingga akan menurunkan tegangan threshold menjadi kurang dari 1/3 dari supply
voltage. Selama interval waktu ini, output pada pin 3 akan berlogika low (0).
Setelah itu, ketika sinyal input atau trigger pada pin 2 yang berlogika low (0)
mulai berubah dan mencapai 1/3 dari Vcc, maka transistor internal (Tr) akan turn-off.
Switching transistor yang turn-off ini akan menaikkan tegangan threshod sehingga
output IC NE555 ini yang semula berlogika low (0) akan kembali berlogika high (1).
2.6 IC 7474
IC 7474 (Dual Positive Edge Triggered D Flop Flops)
Untuk penggunaan praktis, kita dapat menggunakan IC 7474 yang berisi 2 buah
positive edge triggered D flip flop. Positiv edge triggered artinya nilai pada masukan
kaki D akan diterima oleh flip flop saat terjadi perubahan sinyal lonceng (clock) dari
0 ke 1 atau sering juga disebut rising edge. Perubahan masukan pada kaki D tidak
akan berpengaruh pda keluaran Q bila tidak terjadi transisi pada lonceng dari 0 ke 1,
walaupun misalnya lonceng bernilai 1.diagram hubungan kaki kaki IC ini dapat
dilihat gambar 2.
Pada IC 7474, juga terdapat kaki preset dan kaki clear. Kaki preset berfungsi
untuk memaksa output menjadi Q=1 dan Q=0, tanpa mempedulikan input D,
sedangkan kaki clear berfungsi untuk memaksa output menjadi Q=0 dan Q=1, tanpa
mempedulikan input D. Yang perlu diperhatikan adalah pada IC ini, kaki preset dan
clear bersifat active-low, artinya kaki tesebut aktif justru ketika mendapat masukan
0 (low). Sifat tersebut dapat diketahui dengan adanya tanda ο pada kaki yang
bersangkutan di diagram seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.5. Diagram Hubungan IC 7474
BAB III
METODE
PENENTUAN JUDUL
DESAIN RANGKAIAN
DAFTAR KOMPONEN
YANG DIBUTUHKAN
PEMBUATAN ALAT
PERCOBAAN DAN
TROUBLESHOOT
PEMBUATAN
LAPORAN
START
Keadaan Pertama
Lampu Menyala
Apakah
Lampu
Menyala ? TIDAK
YA
TEPUK
TEPUK
Lampu NYALA
Lampu PADAM
END
PEMBAHASAN
Pada simulasi microphone yang digunakan terlalu sensitive terhadap suara, oleh
karena itu saklar pada relay bekerja secara terus menerus sehingga nyala lampu tidak
stabil.
Jadi, setiap ada masukan (input) berupa tepukan, maka lampu berada dalam
kondisi yang beketerbalikan dengan keadaan lampu sebelum ditepuk.
4.3 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang pembuatan alat lampu tepuk dengan sensor suara,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Pada rangkaian perancangan alat yang telah dibuat, penggunaan dari transistor ini
sebagai saklar (sirkuit on dan off).
2. Kami berharap dengan pembuatan alat tersebut dapat membantu dalam kehidupan
sehari-hari dan memudahkan penggunanya untuk menyalakan lampu tanpa harus
menuju saklar lampu berada.
5.2 Saran
4. Dianjurkan untuk membuat rangkaian dengan desain pcb beserta covernya agar
lebih baik dalam pengaplikasian secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://syarif-projects.blogspot.com/2017/09/rangkaian-lampu-tepuk-
menggunakan-ic.html
2. http://admistory.blogspot.com/2012/11/struktur-fungsi-aplikasi-dan-cara-
kerja.html
3. https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/
4. http://zonaelektro.net/resistor-karakteristik-nilai-dan-fungsinya/
5. https://teknikelektronika.com/pengertian-transistor-jenis-jenis-transistor/
6. https://www.goshen.co.id/detailberita/390-mengenal-mikrofon-tipe-dan-cara-
kerjanya
7. https://www.engineersgarage.com/electronic-components/ne555-timer-ic-
datasheet
8. http://www4.ujaen.es/~gnofuen/Hoja%20caracteristicas%207474.pdf
9. http://www.farnell.com/datasheets/1716725.pdf?_ga=2.43716581.132370299.14
98698481-246720399.1496759099
10. https://www.sparkfun.com/datasheets/Components/BC546.pdf
Lampiran