Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PROJECT FINAL

RANGKAIAN ELEKTRONIKA II
LAMPU OTOMATIS DENGAN SENSOR SUARA (TEPUKAN)

Dosen Pembimbing :
Amalia Eka Rakhmania S.T., M.T., M.Sc.

Disusun Oleh :

Axel Ferdian Javas W. 1731130016


Bagus Indra K. 1731130055
Erica Dwi Yuni A. 1731130008
Reny Virgianti 1731130031
Tri Wahyu Ningtyas 1731130086
Uchan Subhi Elnison 1731130061

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perkembangan teknologi dewasa ini begitu pesat hamper di seluruh aspek
kehidupan, salah satunya di bidang teknologi elektronika. Kemajuan teknologi
elektronika dan aplikasinya telah membeir banyak keuntungan bagi kehidupan manusia.

Dengan perkembangan peralatan menggunakan system otomatisasi diharapkan


mampu memberikan berbagai kemudahan khususnya di bidang bisnis. Dalam usaha
peningkatan mutu pelayanan berupa peralatan yang memudahkan konsumen dalam
pemakaiannya. Dengan adanya alat sensor tepuk sebagai saklar lampu otomatis,
diharapkan memberikan nilai lebih bagi para konsumen.

Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi untuk menerangi dalam ruang dengan
system otomatis. Sehingga diharapkan alat ini dapat mempermudah konsumen dalam
menyalakan lampu tanpa harus menekan tombol on atau off pada saklar. Saklar
otomatis ini bersifat higienis dan tidak merusak dinding pada rumah. Arti higienis disini
adalah saklar tidak menyebabkan kuman. Sebagai contoh saat tangan kita kotor dan
ingin menyalakan lampu, tenta saja pertama kali kita akan memegang saklar itu dan
menyalakan saklar lampu untuk mengalirkan arus sehingga dapat mengeluarkan cahaya
dan menerangi ruangan tersebut.

Masalah tersebut dapat diatasi dengan merancang suatu saklar lampu yang akan
bekerja secara otomatis jika ada tepukan sekali untuk menyalakan lampu dan sebaliknya
untuk mematikan lampu diberikan tepukan sekali juga. Sensor tepuk ini juga dapat
merawat dinding rumah tanpa kita menempatkan saklar pada suatu sudut dinding di
dalam maupun di luar rumah sehingga dapat menjaga dinding rumah. Dengan alat ini
diharapkan dapat mengurangi pemborosan listrik, menghemat pemakaian kabel dan
lebih praktis.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara kerja dari sensor tepuk sebagai saklar lampu otomatis?
2. Bagaimana rancang bangun sensor tangan sebagai saklar lampu otomatis?

1.3 Tujuan

1. Merancang dan membuat suatu rangkaian elektronika agar saklar dapat


bekerja secara otomatis.

2. Membuat alat yang dapat membantu manusia dalam menyalakan lampu dan
mematikan lampu tanpa menyentuh.

1.4 Manfaat

1. Lampu dengan sensor suara untuk menggantikan saklar sebagai pemutus dan
penyambung arus.
2. Lampu dengan sensor suara juga dapat merawat dinding rumah karena kita
tidak menempatkan saklar pada suatu sudut dinding di dalam maupun di luar
rumah sehingga dapat menjaga dinding rumah.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Condenser Microphones (Mikrofon Kondensor)

Sensor suara adalah sensor yang cara kerjanya merubah besaran suara menjadi
besaran listrik, dan dipasarkan sudah begitu luas penggunaannya. Komponen yang
termasuk dalam Sensor suara yaitu Electric Condenser Microphone atau mic condenser.

ECM atau Electric Condenser Microphone atau biasa disebut mic condenser
adlah microphone yang ternuat dari lempeng konduktor tipis membentuk sebuah
kapasitor yang dapat berubah – ubah nilai kapasitasnya sesuai dengan getaran suara
yang diterima.

Gambar 2.1. Mic Kondenser

2.2 Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau


membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika.
Sebagaimana fungsi resistoryang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah
satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi
suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai
hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir
melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain
seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya.

2.3 Transistor
Ada dua jenis transistor yaitu transistor tipe P-N-P dan transistor tipe N-P-N.
Transistor NPN adalah transistor positif dimana transistor dapat bekerja mengalirkan
arus listrik apabila basis dialiri tegangan arus positif. Sedangkan transistor PNP adalah
transistor negative, dapat bekerja mengalirkan arus apabila basis dialiri tegangan
negative.

Gambar 2.2. Simbol Transistor

Dalam dunia elektronika, fungsi transistor ini adalah sebagai berikut :

 Sebagai sebuah penguat (amplifier).


 Sirkuit pemutus dan penyambung (switching).
 Stabilisasi tegangan (stabilisator).
 Sebagai perata arus.
 Menahan sebagian arus.
 Menguatkan arus.
 Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi.
 Modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.

2.4 Relay

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay
menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan
Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi
sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

Gambar 2.3. Relay

2.5 IC 555

Gambar 2.4. Simbol IC NE555

IC NE555 ini terdiri dari: 2 buah komparator (Pembanding tegangan), 3 buah


Resistor sebagai pembagi tengangan, 2 buah Transistor (dalam praktek dan analisis
kerjanya, transistor yang terhubung pada pin 4 biasanya langsung dihubungkan ke Vcc),
1 buah Flip-flop S-R yang akan mengatur output pada keadaan logika tertentu, dan 1
buah inverter.

Secara umum cara kerja internal IC ini dapat dijelaskan bahwa, ketika pin 4
sebagai reset diberi tegangan 0V atau logika low (0), maka ouput pada pin 3 pasti akan
berlogika low juga. Hanya ketika pin 4 (reset) yang diberi sinyal atau logika high (1),
maka output NE555 ini akan berubah sesuai dengan tegangan threshold (pin 6) dan
tegangan trigger (pin 2) yang diberikan.
Ketika tegangan threshold pada pin 6 melebihi 2/3 dari supply voltage (Vcc) dan
logika output pada pin 3 berlogika high (1), maka transistor internal (Tr) akan turn-on
sehingga akan menurunkan tegangan threshold menjadi kurang dari 1/3 dari supply
voltage. Selama interval waktu ini, output pada pin 3 akan berlogika low (0).

Setelah itu, ketika sinyal input atau trigger pada pin 2 yang berlogika low (0)
mulai berubah dan mencapai 1/3 dari Vcc, maka transistor internal (Tr) akan turn-off.
Switching transistor yang turn-off ini akan menaikkan tegangan threshod sehingga
output IC NE555 ini yang semula berlogika low (0) akan kembali berlogika high (1).

2.6 IC 7474
IC 7474 (Dual Positive Edge Triggered D Flop Flops)
Untuk penggunaan praktis, kita dapat menggunakan IC 7474 yang berisi 2 buah
positive edge triggered D flip flop. Positiv edge triggered artinya nilai pada masukan
kaki D akan diterima oleh flip flop saat terjadi perubahan sinyal lonceng (clock) dari
0 ke 1 atau sering juga disebut rising edge. Perubahan masukan pada kaki D tidak
akan berpengaruh pda keluaran Q bila tidak terjadi transisi pada lonceng dari 0 ke 1,
walaupun misalnya lonceng bernilai 1.diagram hubungan kaki kaki IC ini dapat
dilihat gambar 2.
Pada IC 7474, juga terdapat kaki preset dan kaki clear. Kaki preset berfungsi
untuk memaksa output menjadi Q=1 dan Q=0, tanpa mempedulikan input D,
sedangkan kaki clear berfungsi untuk memaksa output menjadi Q=0 dan Q=1, tanpa
mempedulikan input D. Yang perlu diperhatikan adalah pada IC ini, kaki preset dan
clear bersifat active-low, artinya kaki tesebut aktif justru ketika mendapat masukan
0 (low). Sifat tersebut dapat diketahui dengan adanya tanda ο pada kaki yang
bersangkutan di diagram seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.5. Diagram Hubungan IC 7474
BAB III

METODE

3.1 Desain Rangkaian

Gambar 3.1 Rangkaian Saklar Tepuk Lampu Otomatis

3.2 Alat & Bahan

1. Mic / Microphone 1 buah


2. Resistor 47k, 1k, 100k, 330 @1 buah
3. Transistor BC547/BC548 2 buah
4. IC NE555 1 buah
5. IC 7474 1 buah
6. Elco 10uF 1 buah
7. LED 1 buah
8. Relay 5V 1 buah
9. Dioda 1N4002 1 buah
10. Lampu 1 buah
3.3 Rencana Rancangan Sistem

PENENTUAN JUDUL

DESAIN RANGKAIAN

DAFTAR KOMPONEN
YANG DIBUTUHKAN

PEMBUATAN ALAT

PERCOBAAN DAN
TROUBLESHOOT

PEMBUATAN
LAPORAN

Gambar 3.2. Diagram Alir Metode Pelaksanaan


3.4 Pelaksanaan Pengaplikasian Alat

START

Keadaan Pertama
Lampu Menyala

Apakah
Lampu
Menyala ? TIDAK

YA
TEPUK
TEPUK

Lampu NYALA
Lampu PADAM

END

Gambar 3.3. Flowchart Cara Kerja Alat


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Simulasi

Gambar 4.1. Rangkaian Simulasi Alat

Pada simulasi microphone yang digunakan terlalu sensitive terhadap suara, oleh
karena itu saklar pada relay bekerja secara terus menerus sehingga nyala lampu tidak
stabil.

4.1 Pengujian Alat

Gambar 4.2 Keadaan pertama lampu menyala


Gambar 4.3 Lampu padam saat diberi tepukan pertama

Gambar 4.4 Lampu nyala kembali saat diberi tepukan kedua

Jadi, setiap ada masukan (input) berupa tepukan, maka lampu berada dalam
kondisi yang beketerbalikan dengan keadaan lampu sebelum ditepuk.
4.3 Pembahasan

4.3.1 Cara Kerja :


1. Microphone akan mendeteksi suara ketika kita menepukan tangan.
mikrophone ini akan mengubah getaran suara dari tepukan tangan kita dan
mengubahnya menjadi isyarat listrik.
2. Isyarat listrik dari mikrophone akan dilanjutkan ke kaki basis pada transistor
BC547 yang akan menerus arus yang ada pada kaki emitor ke kaki kolektor
yang akan masuk ke pin 2 pada IC 555. Disini transistor sebagai saklar
3. Dari IC 555 akan diproses isyarat listrik microphone dan dikeluarkan ke pin
3 sebagai clock.
4. Clock dari IC 555 akan masuk ke pin 3 IC 7474 dan diproses untuk
selanjutnya akan dikeluarkan pada pin 5.
5. Keluaran IC 7474 akan diteruskan ke kaki basis dari Transistor BC 548.
Transistor BC 548 disini bekerja sebagai saklar yang akan mengaktifkan
relay karena adanya arus listrik yang masuk.
6. Lampu akan hidup saat relay aktif, begitu sebaliknya lampu akan padam
jika tidak ada arus listrik yang melewati relay.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang pembuatan alat lampu tepuk dengan sensor suara,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Pada rangkaian perancangan alat yang telah dibuat, penggunaan dari transistor ini
sebagai saklar (sirkuit on dan off).

2. Kami berharap dengan pembuatan alat tersebut dapat membantu dalam kehidupan
sehari-hari dan memudahkan penggunanya untuk menyalakan lampu tanpa harus
menuju saklar lampu berada.

5.2 Saran

1. Mencari komponen microphone yang sesuai dengan kebutuhan. Karena setiap


microphone memiliki sensitivitas yang berbeda-beda.

2. Sebelum menggunakan komponen alangkah baiknya dicek terlebih dahulu apakah


komponen tersebut masih layak dipakai atau tidak.

3. Diperlukan ketelitian dalam pemasangan komponen sesuai rangkaian agar tidak


salah saat pengujian alat yang mengakibatkan kesalahan yang fatal.

4. Dianjurkan untuk membuat rangkaian dengan desain pcb beserta covernya agar
lebih baik dalam pengaplikasian secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://syarif-projects.blogspot.com/2017/09/rangkaian-lampu-tepuk-
menggunakan-ic.html
2. http://admistory.blogspot.com/2012/11/struktur-fungsi-aplikasi-dan-cara-
kerja.html
3. https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/
4. http://zonaelektro.net/resistor-karakteristik-nilai-dan-fungsinya/
5. https://teknikelektronika.com/pengertian-transistor-jenis-jenis-transistor/
6. https://www.goshen.co.id/detailberita/390-mengenal-mikrofon-tipe-dan-cara-
kerjanya
7. https://www.engineersgarage.com/electronic-components/ne555-timer-ic-
datasheet
8. http://www4.ujaen.es/~gnofuen/Hoja%20caracteristicas%207474.pdf
9. http://www.farnell.com/datasheets/1716725.pdf?_ga=2.43716581.132370299.14
98698481-246720399.1496759099
10. https://www.sparkfun.com/datasheets/Components/BC546.pdf
Lampiran

1. Datasheet Transistor BC547 dan BC548


2. Datasheet Relay
3. Datasheet IC 555
4. Datasheet IC 7474

Anda mungkin juga menyukai