Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN BIOLOGI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI AKTIVITAS


KERJA ENZIM KATALASE PADA HATI AYAM DAN DAUN
SINGKONG

Disusun oleh:

KELOMPOK 5

1. AFIFAH NUR AFNI (01)


2. CHICA ANGGRAENI (04)
3. DILA INTANI (07)
4. GALUNG GARDANA (10)
5. MATIN ASYAKIR (16)
6. RIVAL JEMI EVELYN (25)

SMA NEGERI 1 MAJALAYA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberi kami Kesehatan. Atas
kehendak-Nya juga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata pelajaran Biologi, dengan judul “FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMENGARUHI AKTIVITAS KERJA ENZIM KATALASE PADA
HATI AYAM DAN DAUN SINGKONG”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikareanakn terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Bandung, 10 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I ...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................................1
D. Variabel ...............................................................................................................1
BAB II ..............................................................................................................................2
KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................................2
A. Landasan Teori ....................................................................................................2
B. Hipotesis .............................................................................................................4
BAB III .............................................................................................................................5
METODE PENELITIAN ......................................................................................................5
A. Alat dan Bahan ....................................................................................................5
B. Langkah Kerja ......................................................................................................5
BAB IV .............................................................................................................................6
HASIL PENGAMATAN DAN PE,BAHASAN..........................................................................6
A. Hasil Pengamatan ................................................................................................6
B. Pembahasan ........................................................................................................7
BAB V ..............................................................................................................................9
KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................................9
A. Kesimpulan..........................................................................................................9
B. Saran ...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10
LAMPIRAN .................................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Enzim dihasilkan di dalam sel dan dapat bekerja di dalam sel (enzim
intraseluler) maupun di luar sel (enzim ekstraseluler). Contoh enzim intraseluler
adalah enzim katalase yang berfungsi menawarkan racun sel H2O2 (hydrogen
peroksida) menjadi H₂O dan O2 yang bersifat netral. Enzim katalase tersebut
terdapat pada organ hati maupun organ jantung.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara kerja enzim?


2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim?

C. Tujuan

1. Mengetahui cara kerja enzim.


2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim.

D. Variabel

1. Variable bebas: dipanaskan, didinginkan, diberi HCL dan NaOH.


2. Variable terikat: jumlah gelembung dan bara api.
3. Variable kontrol: jumlah ekstrak hati dan H2O2 dalam setiap tabung.

1
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1.1 Pengertian

Kata enzim sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu “en” yang berarti dalam
dan “zyme” yang berarti ragi. Dengan begitu, bisa kita simpulkan bahwa enzim
bisa diartikan sebagai zat dalam ragi. Dengan kata lain, maksud dari enzim disini
yaitu sekelompok protein yang memiliki fungsi khusus yaitu sebagai biokatalis
yang berguna untuk membantu proses metabolisme tubuh seperti halnya
pembentukan senyawa penyusunan sel, penguraian protein, pembakaran glukosa,
dan penguraian polisakarida.

2.1 Cara Kerja Enzim

Terdapat dua teori yang menjelaskan mengenai cara kerja enzim, antara lain:

1. Teori Gembok dan Kunci (Lock and Key Theory) (Gambar a)

Teori gembok dan kunci pertama kali dikemukakan oleh Emil Fischer, di
tahun 1894. Di dalam teori penelitian ini, enzim akan berhubungan pada substrat

2
dengan bentuk yang serupa atau spesifik pada sisi aktif enzim. Teori yang satu ini
disebut dengan Teori Gembok dan Kunci. Dimana enzim digambarkan sebagai
sebuah kunci yang bisa membuka sebuah substrat yang digambarkan sebagai
gembok.

Karena antara kunci dan gembok ini ada sisi yang serupa, maka keduanya
bisa terbuka dan tertutup. Namun pada teori ini mempunyai sebuah kekurangan,
yaitu tidak bisa menjelaskan tentang kestabilan pada enzim ketika mengalami
peralihan dengan titik reaksi enzim.

2. Teori Ketepatan Induksi (Gambar b)

Sisi aktif enzim sendiri bersifat fleksibel, sehingga bisa berubah bentuk
menyesuaikan bentuk substrat. Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa enzim
merupakan sebuah protein katalis. Katalis adalah suatu agen kimia yang merubah
kecepatan reaksi tanpa ikut berubah karena adanya reaksi tersebut. Enzim bisa
melakukan hal itu berdasarkan pengaruhnya pada energi aktivasi yang diperlukan
oleh setiap reaksi kimia. Energi aktivasi merupakan energi yang diperlukan untuk
memecahkan molekul senyawa reaktan.

Sementara peran enzim yaitu untuk menurunkan batasan energi aktivasi yang
diperlukan untuk memulai reaksi. Turunnya batasan energi tersebut
memungkinkan reaksi kimia itu terjadi pada temperatur yang lebih rendah. Hal
tersebut menjadi penting karena mayoritas molekul yang berhubungan proses
kehidupan sangat sensitif terhadap suhu yang tinggi.

3.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja Enzim

Beberapa hal yang memengaruhi kinerja enzim adalah sebagai berikut:

1. Suhu (Temperatur)

Faktor pertama yang bisa mempengaruhi aktivitas enzim adalah suhu atau
temperatur. Aktivitas enzim akan semakin meningkat dengan semakin tingginya
suhu hingga batas optimum. Hal itu disebabkan karena enzim tersusun atas

3
protein. Oleh karena itu, pada temperatur yang tinggi dan melebihi batas
maksimum, hal itu bisa menyebabkan denaturasi protein atau enzim sudah rusak.

Pada suhu 0 derajat Celcius enzim tidak aktif, namun tidak rusak. Apabila
temperatur dikembalikan lagi ke posisi normal, maka enzim akan aktif kembali.
Suhu maksimum untuk aktivitas enzim pada manusia dan juga hewan berdarah
panas yaitu 37 derajat celcius, sementara pada hewan berdarah dingin yaitu 25
derajat celcius.

Kemampuan kerja enzim akan semakin menurun apabila berada di atas suhu
tertentu. Hal itu disebabkan karena panas akan mengganggu ikatan hidrogen, ion,
dan berbagai macam ikatan yang bisa menstabilkan bentuk aktif dari enzim.
Dengan begitu, enzim yang merupakan protein akan mengalami proses denaturasi.

2. Derajat Keasaman atau pH

Perlu dipahami bahwa enzim memiliki pH optimum yang khas. pH optimum


pada enzim bisa bersifat basa ataupun asam. Sebagian besar enzim yang ada di
dalam tubuh manusia memiliki pH optimum antara 6 hingga 8. Misalnya saja
enzim tripsin pendegradasi protein. Akan tetapi, ada beberapa enzim yang aktif
pada kondisi asam, misalnya saja enzim pepsin. Perubahan pH bisa
mempengaruhi perubahan asam amino pada sisi aktif. Sehingga bisa menghalangi
sisi aktif enzim yang berkombinasi dengan substratnya.

B. Hipotesis

Enzim dapat bekerja dengan baik pada suhu optimum yaitu sekitar 25oC-
37oC. enzim juga dapat bekerja dengan baik pada tingkat keasaman yang
optimum yaitu antara 6-8.

4
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

1. Blender 7. Gelas kimia 13. Aranag


2. 12 tabung reaksi 8. Aquades 14. Ekstrak hati ayam
3. Spirtus 9. Kapas 15. Es batu
4. Rak tabung 10. HCl 10% 16. Daun papaya
5. Kaki tiga 11. NaOH 10% 17. Gelas ukur
6. Kawat kassa 12. H2O2 18. Lidi

B. Langkah Kerja

1. Haluskan hati ayam,kemudian tambahkan 30 ml air lalu disaring.


2. Ambil ekstraknya dengan cara disaring.
3. Haluskan daun singkong kemudia beri sedikit air.
4. Isilah lima tabung reaksi (tabung A, B, C, D, E ) dengan ekstrak hati
ayam masing-masing 0,5 ml.
5. Isilah satu tabung reaksi ( tabung F) dengan daun singkong yang sudah
halus.
6. Tambahkan 5 tetes HCl pada tabung B dan 5 tetes NaOH pada tabung C.
7. Panaskan tabung D dengan pemanas dan dinginkan tabung E dengan
cara dimasukan kepada wadah yang berisi air es.
8. Tambahkan 7 tetes H2O2 kedalam masing-masing tabung.
9. Amati apa yang terjadi.
10. Uji semua tabung menggunakan lidi yang membara.
11. Masukkan hasil pengamatan.

5
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PE,BAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabung Isi dan perlakuan Keadaan Nyala api Bara api


gelembung
A Ekstrak hati + Banayak (5cm) Ada Ada
H2O2 + bara api
B Ekstrak hati + Sedikit (4cm) Ada Ada
H2O2 + HCl +
bara api
C Ekstrak hati + Sedikit (4cm) Ada Tidak
H2O2 + NaOH +
bara api
D Ekstrak hati Tidak berbusa Tidak Tidak
dipanaskan +
H2O2 + bara api
E Ekstrak hati Sangat sedikit Ada Ada
didinginkan + (2cm)
H2O2 + bara api
F Ekstrak daun Banyak (5,5cm) Ada Ada
pepaya + H2O2 +
bara api

6
B. Pembahasan

1. Apakah perbedaan data yang diperoleh pada tabung A, B dan C?


Pada tabung A, ekstrak hati ayam hanya ditambahkan H2O2 saja,
sedangkan pada tabung B ditambahkan HCl dan tabung C ditambahkan
NaOH.
2. Dari percobaan A, B dan C apakah yang merupakan variable
bebasnya?
Pada tabung A netral, pada tabung B diberi HCl sehingga menjadi
suasana asam, dan pada tabung C ditambahkan NaOH sehingga menjadi
suasana basa.
3. Apakah tujuan pemberian HCl pada tabung B dan NaOH pada
tabung C?
Untuk membedakan tingkat keasaman ekstrak hati ayam, pada tabung B
diberi HCl agar menjadi suasana asam, dan pada tabung C diberi NaOH
agar menjadi suasana basa.
4. Apakah variable bebas dari tabung A, D, dan E?
Perbedaan suhu, tabung A pada suhu normal, tabung D pada suhu tinggi
(dipanaskan), dan pada tabung E pada suhu rendah (didinginkan).
5. Dari pertcobaan yang dilakukan apa saja yang mempengaruhi
kinerja enzim katalase?
- Perbedaan suhu
- Perbedaan tingkat keasaman atau pH
6. Tuliskan reaksi yang terjadi!
Pada tabung A dan F gelembung banyak dan bara api menyala, pada
tabung B dan E gelembung sedikit dan bara api menyala, pada tabung C
gelembung sedikit bara api tidak menyala, dan pada tabung D tidak ada
gelmbung dan bara api tidak menyala.

7
7. Pada tabung yang manakah dihasilkan gelembung paling bayank?
Jelaskan!
Pada tabung A dan F, karena enzim katalase pada kedua tabung tersebut
bekerja dengan baik sehingga dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan
O2
8. Pada tabung manakah tidak dihasilkan gelembung dan manakah
gelembung yang paling sedikit? Jelaskan!
Pada tabung D, karena ekstrak hati ayam dalam tabung D sudah
dipanaskan membuat protein dalam enzim katalase rusak sehingga tidak
bisa menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
9. Kesimpulan
Kesimpulannya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja enzim
katalase dari hasil pengamatan adalah keadaan pH dan suhu, keadaan
terlalu asam dan terlalu basa dapat mengganggu kinerja enzim katalase,
begitu juga suhu yang tinggi dan suhu yang rendah dapat mengganggu
kinerja enzim katalase.

8
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok kami, dapat disimpulkan
bahwa kinerja enzim katalase yang berperan dalam penguraian racun dapat
dipengaruhi oleh tingkat keasaman atau pH dan suhu. Hal itu telah dibuktikan
dengan adanya H2O dan O2 pada ekstrak hati ayam yang suhu serta tingkat
keasamannya dalam keadaan normal.
Sebagian enzim dapat bekerja dengan baik pada suhu sekitar 25oC-37oC. Jika
suhu disekitar enzim meningkat atau menurun, maka kinerjanya akan terganggu.
Nilai pH yang optimum untuk kinerja enzim katalase adalah pH mendekati netral
antara 6-8.

B. Saran

Saran dari kelompok kami Ketika melakukan percobaan ini adalah, pastikan
ketika memanaskan ekstrak hati ayam harus benar benar panas, dan Ketika
mendinginkannya juga pastikan sampai benar benar dingin. Serta harus berhati-
hati ketika memasukkan cairan H2O2 karena tidak baik bagi kulit.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/sifat-enzim/
phoenixhillna.org /https://phoenixhillna.org/cara-kerja-enzim/
Safitri, Rirun. 2016. Buku Siswa Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-
Ilmu Alam untuk SMA/MA. Surakarta: CV.Mediatama.

10
LAMPIRAN

1.1 Memasukkan H2O2 1.2 Menghaluskan daun pepaya

1.3 Memanaskan air

11

Anda mungkin juga menyukai