OLEH:
NIM : NH0518009
KELAS :A
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT, karena atas ridho-Nya lah
sehingga kami sebagai penulis bisa menyeleaikan makalah ini sebagai salah satu
dan bimbingan dari berbagai pihak baik keluarga, dosen pembimbing maupun
teman-teman yang merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Pleh
karena itu, saya ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut
dalam penyusunannya. Namun tidak ada gating yang tak retak, begitupun dengan
makalah ini. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
Demikianlah penyusunan makalah ini semoga bisa bermanfaat bagi saya sendiri
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Histamin .....................................................................................
B. Fungsi dan Efek Histamin ........................................................................
C. Mekanisme Kerja Histamin .....................................................................
D. Definisi Antihistamin ...............................................................................
E. Antihistamin Golongan Antagonis H1 .....................................................
F. Turunan Eter Amino Alkil .......................................................................
G. Turunan Etilendiamin ..............................................................................
H. Turunan Alkil Amin .................................................................................
I. Turunan Piperazin ....................................................................................
J. Turunan Fenotiazin ..................................................................................
K. Golongan Antagoniss H1 Generasi kedua ................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan ilmu yang penting di farmasi. Segala sesuatu
mengenai obat, seperti sintesis, penentuan kemurnian, formulasinya hingga
menjadi obat, dosis yang diberikan, absorpsi dan distribusinya di dalam
tubuh, interaksi molekular obat dengan reseptornya, metabolisme dan terakhir
eliminasi obat dari dalam tubuh, memerlukan pemahaman yang cermat dan
menyeluruh mengenai struktur kimia obat dan bagaimana struktur kimia ini
memengaruhi sifat-sifat dan kerja obat di dalam tubuh. Oleh karena itu, ilmu
kimia merupakan disiplin ilmu yang paling penting diantara disiplin ilmu
lainnya yang memberikan pemahaman mengenai obat dan kerjanya didalam
tubuh. Pemahaman yang baik mengenai sifat-sifat kimia obat akan meransang
penelitian dengan topik yang lebih jauh lagi, seperti rancangan obat dan kimia
medisinal, farmakologi molekular, dan sistem penghantaran obat, yang
biasanya dapat diperoleh padda jenjang lanjutan bidang kefarmasian atau
farmaseutikal.
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat
menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat, serta
perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalam
bentuk sediaan yang dapat digunakan dan diberikan kepada pasien.
Kimia farmasi (organik dan anorganik) adalah ilmu yang mempelajari
tentang analisis kuantitatif dan kualitatif senyawa-senyawa kimia, baik dari
golongan organik maupun anorganik yang berhubungan dengan khasiat dan
penggunaannya sebagai obat.
Kimia farmasi merupakan suatu disiplin ilmu gabungan kimia dan
farmasi yang terlibat dalam desain, isolasi sintesis, analisis , identifikasi,
pengembangan bahan-bahan alam dan sintetis yang digunakan sebagai obat-
obat farmasetika, yang dapat digunakan untuk terapi. Bidang ini juga
melakukan kajian terhadap obat yang sudah ada, berupa sifat kimiafisika,
struktur, serta hubungan struktur dan aktivitas (HSA).
Kimia farmasi bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat kimia dan fisika
dari bahan obat maupun obat jadi. Khusus untuk bahan obat/obat jadi yang
berasal dari alam dipelajari dalam ilmu farmakognosi dan fitokimia, sehingga
dalam ilmu kimia farmasi umumnya dipelajari bahan obat/obat yang berasal
dari bahan sintetik.
Kimia farmasi sangat berkaitan dengan bidang farmakologi dan kimia
organik disamping ilmu lain seperti biologi, mikrobiologi, biokimia dan
farmasetika. Ilmu farmakologi mempelajari pengetahuan seluruh aspek
mengenai obat seperti sifat kimiawi dan fisikanya, farmakokinetik (absorpsi,
distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat), serta farmakodinamik terutama
interaksi obat dengan reseptor, cara dan mekanisme kerja obat. Kaitan kimia
farmasi dengan ilmu kimia organik dikarenakan sebagian besar senyawa
yang berkhasiat sebagai obat merupakan senyawa organik atau senyawa yang
mengandung atom karbon C seperti golongan antibakteri (alkohol, asam
karboksilat dll), dan golongan antibiotik (penisilin, tetrasiklin, dll). Ilmu
kimia farmasi dalam bidang kedokteran berguna untuk membantu
penyembuhan pasien yang mengidap penyakit, cara interaksi obat terhadap
penyakit yang menggunakan obat-obatan yang dibuat berdasarkan riset
terhadap proses dan reaksi kimia bahan yang berkhasiat.
Histamin atau β-imidazoletilamin merupakan senyawa normal yang
ada dalam jaringan tubuh, disintesis dari L-histidin oleh enzim histidin
dekarboksilase. Enzim histidin dekarboksilase merupakan suatu enzim yang
banyak terdapat di sel-sel parietal mukosa lambung, sel mast, basofil dan
susunan saraf pusat. Histamin berperan pada berbagai proses fisiologis
penting seperti regulasi system kardiovaskular, otot halus, kelenjar eksokrin,
system imun dan fungsi system saraf pusat.
Antihistamin merupakan obat yang sering dipakai dalam bidang
dermatologi, terutama untuk kelainan kronik dan rekuren. Antihistamin
adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamine terhadap
tubuh dengan cara memblok reseptor histamine.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan histamin?
2. Apa saja fungsi dan efek histamine?
3. Bagaimana mekanisme kerjanya histamine?
4. Definisi Antihistamin?
5. Bagaimana pengelompokan antihistamin?
6. Bagaimana hubungan struktur aktivitas turunan eter amino alkil?
7. Bagaimana hubungan struktur aktivitas turunan etilendiamin?
8. Bagaimana hubungan struktur aktivitas turunan alkil amin?
9. Bagaimana hubungan struktur aktivitas turunan piperazin?
10. Bagaimana hubungan struktur aktivitas turunan fenotiazin?
11. Bagaimana hubungan struktur aktivitas turunan antihistamin antagonis H1
generasi kedua?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari histamin.
2. Untuk mengetahui fungsi dan efek histamine.
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari histamin.
4. Untuk mengetahui definisi antihistamin.
5. Untuk mengetahui pengelompokan antihistamin.
6. Untuk mengetahui hubungan struktur aktivitas turunan eter amino alkil.
7. Untuk mengetahui hubungan struktur aktivitas turunan etilendiamin.
8. Untuk mengetahui hubungan struktur aktivitas turunan alkil amin.
9. Untuk mengetahui hubungan struktur aktivitas turunan piperazin.
10. Untuk mengetahui hubungan struktur aktivitas turunan fenotiazin.
11. Untuk mengetahui hubungan struktur aktivitas turunan antihistamin
antagonis H1 generasi kedua
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Histamin
mukosa lambung, sel mast, basofil dan susunan saraf pusat. Histamin berperan
otot halus, kelenjar eksokrin, system imun dan fungsi system saraf pusat.
protein dalam sel mast sebagai hasil reaksi antigen-antibodi, bila ada
rumah, sinar ultra violet, cuaca, racun, tripsin dan ezim proteolitik lainnya,
pengembangan mukosa;
gatal.
pembuluh darah), sehingga terjadi penurunan tekanan darah yang drastis dan
histaminrgik yakni reseptor H1, H2, H3 dan H4. Interaksi histamin dengan
sembab, pruritik, dermatitis dan urtikaria. Efek ini diblok oleh antagonis H1.
Interaksi histamin dengan reseptor H2 dapat meningkatkan sekresi asam
Reseptor H3 adalah reseptor histamin yang baru ditemukan pada tahun 1987
oleh Arrang dkk, yang terletak pada ujung saraf jaringan otak dan jaringan
perifer yang mengontrol sintesis dan pelepasan histamin, mediator alergi lain
banyak ditemukan pada sel basofil dan sumsum tulang. Reseptor ini juga
ditemukan di kelenjar timus, usus halus, limfa dan usus besar. Perannya
hingga saat ini belum banyak diketahui. Reseptor ini tampaknya terlibat dalam
D. Pengertian Antihistamin
sisi reseptor H1, H2 dan H3. Efek antihistamin bukanlah suatu reaksi antigen-
antibodi karena tidak dapat menetralkan atau mengubah efek histamin yang
menghalangi efek histamin dalam tubuh. Oleh karena itu pengobatan terhadap
alergi umumnya menggunakan obat-obat antihistamin, meski demikian
reaksi alergi
E. Antagonis H1
yang dalam kadar rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin
anastesi setempat.
toksik
toksik.
mempunyai efek induktif (-), seperti Cl atau Br, pada posisi para gugus
para akan menurunkan aktivitas. Substitusi pada posisi orto atau meta
optimal bila jumlah atom C = 2 dan jarak antara pusat cincin aromatic
dan N alifatik = 5 -6 A
1. Pemasukan gugus Cl, Br dan OCH3 pada posisi pada cincin aromatic akan
antikolinergik
Klorodifenhidramin (R=Cl)
Bromodifenhidramin(R=Br)
Metildifenhidramin(R=CH3)
Medrilamin (R=OCH3) 50 mg 4 dd
8-kloroteofilinat)
maleat)
kloroteofilinat)
8kloroteofilin.
2 cincin aromatik.
panjang.
5. Pipirinhidrinat digunakan terutama untuk pengobatan rhinitis, alergi
G. Turunan Etilendiamin
meskipun penekan system saraf dan iritasi lambung cukup besar. Rumus
umum ; Ar(Ar’)N-CH2-CH2-N(CH3)2.
Fenbenzamin
Tripenelamin (R=H) 50 mg 3 dd
(3% Krim)
dd
Bamipin 50 mg 3-4 dd
Mebhidrolin 50 mg 3 dd
CH2-CH2-N(CH3)2.
antihistamin H1 terendah.
Feniramin (X=H) 25 mg 3 dd
isomer d)
Dimetinden 2,5 mg 2 dd
I. Turunan Piperazin
lambat dan masa kerjanya relatif panjang. Rumus umum turunan piperazin :
1. Hubungan struktur antagonis H1 turunan piperazin
pusat.
H H Siklizin 50 mg 4-6 dd
Cl H Homokloesiklizin 10-20 mg 3 dd
Cl Buklizin 50 mg 4-6 dd
H -CH2OCH2CH2OH Hidroksizin 25 mg 3 dd
H Oksatomid 30 mg 2 dd
J. Turunan Fenotiazin
b. Metdilazin
nafsu makan.
Prometazin 25 mg 3 dd
2 % (krim)
Mekuitazin 5 mg 2 dd
Metdilazin 8 mg 3 dd
Isotipendil 12 mg 2-3 dd
1% (jeli)
Oksomemazin 10 mg 1-4 dd
yang juga merupakan AH1 yang poten. Struktur molekul terfenadin dan
rendah sehingga senyawa sulit menembus sawar darah otak, oleh karena
4. Loratadin, memiliki masa kerja panjang dengan efek sedasi dan efek
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang ada dalam jaringan tubuh, disintesis dari L-histidin oleh enzim
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Inggriani Rini. 2016. Kuliah Jurusan Apa? Jurusan Farmasi. Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta
Andalas : Padang
Tjay Tan Hoan, dkk. 2015. Obat-Obat Penting. PT Elec Media Komputindo:
Jakarta