Kelas A 2018 Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa kita sadari atau biasa disebut dengan saraf tak sadar. Sistem saraf ini mengendalikan organ- organ yang ada di dalam tubuh kita tanpa disadari misalnya denyut jantung, tekanan darah, perubahan pupil, serta pergerakan otot-otot yang ada di tubuh kita. Sistem saraf ini dibagi menjadi 2 yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Sebagian besar jaringan dan organ-organ di bawah kontrol otonom yang mencakup kedua sistem ini. Sebagai mediator pada stimulus simpatis adalah morepinefrin dan mediator impuls parasimpatis adalah asetilkolin. Kedua zat kimia ini mempunyai pengaruh yang berlawanan. Obat sistem saraf otonom diklasifikasikan menjadi 5 berdasarkan efek utamanya, yaitu kolinergik atau parasimpatomimetik, adrenergik atau simpatomimetik, antikolinergik atau parasimpatolitik, antiadrenergik atau simpatolitik, dan obat ganglion. Yang pertama ada kolinergik atau parasimpatomimetik yang terbagi atas 4 golongan, yaitu ester kolin yang terdiri atas asetil kolin, metakolin, karbakol, dan betanekol, anti kolinesterase terdiri atas eserin, prostigmin, dilsopropil fluorofosfat, alkaloid tumbuhan yang terdiri atas muskarin, pilokarpin dan arekolin, dan obat kolinergik lain seperti metoklopramid dan sisaprid. Selanjutnya ada adrenergik atau simpatomimetik yang terbagi atas 2 golongan, yaitu katekolamin yang terbagi atas endogen yang terdiri dari epineprin, norepineprin, dan dopamin, sedangkan sintetik terdiri dari isoprotenol hidroklorida dan dobutamin, dan non katekolamin yang terdiri atas fenileprin, meteprotenol, dan albuterol. Selanjutnya yaitu antikolinergik atau parasimpatolitik yang terdiri atas 3 golongan, yaitu antikolinergik klasik yang terdiri atas alkaloid belladonna, atropine sulfat, dan skopolamin, antikolinergik sintetik terdiri atas propantelin, dan antikolinergik-antiparkinsonisme terdiri atas triheksifenidil hidroklorida, prosiklidin, biperiden, dan benztropin. Selanjutnya ada antiadrenergik atau simpatolitik yang terbagi atas 3, yaitu α-blocker, β-blocker yang jenisnya ada propanolol, dan penghantar saraf adrenergik yang terdiri atas 3 golongan, yaitu guanetidin dan guanadrel, reserpin, dan metirosin. α-blocker yang terdiri dari α-blocker nonselektif yang terdiri atas derivat haloalkilamin, derivat imidazolin, dan alkaloid ergot, α 1-blocker selektif terdiri atas derivat kuinazolin, dan α2-blocker selektif. Dan yang terakhir ada obat ganglion yang terdiri atas 2, yaitu obat yang merangsang ganglion dan obat yang menghambat ganglion. SISTEM SARAF PUSAT Oleh : Andi Zakinah Achmad (NH0518009) Kelas A 2018 Sistem saraf pusat adalah sistem saraf yang mengendalikan seluruh kegiatan tubuh yang menerima, menginterpretasi, dan mengintegrasi semua stimulus, menyampaikan impuls saraf ke otot dan kelenjar, serta menciptakan aksi selanjutnya. Sistem saraf pusat juga mengendalikan tubuh kita dalam berpikir, melihat, mengambil keputusan, bertingkah laku, penciuman, dan sebagainya. Sistem saraf pusat terdiri atas dua bagian yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Gangguan dan penyakit yang dapat menyerang sistem saraf pusat diantaranya ada penyakit parkinson yang ditandai dengan tangan gemetar, sulit bergerak dan kaku pada otot. Stroke dapat disebabkan oleh terganggunya aliran darah dan tekanan darah tinggi. Epilepsi memiliki gejala kejang-kejang, kehilangan kesadaran, dan gangguan mental. Dan yang terakhir poliomielitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus pada neuron-neuron motoris sistem saraf pusat. Obat sistem saraf pusat diklasifikasikan dalam beberapa golongan besar diantaranya perangsang sistem saraf pusat, penekan sistem saraf pusat, analgesik- antipiretik, anti konvulsi, dan psikofarmaka. Perangsang sistem saraf pusat yang terdiri atas amfetamin, metilfenidat, kafein, niketamid, dan doksapram. Selanjutnya ada obat penekan sistem saraf pusat yang terbagi atas dua yaitu anestetik dan obat hipnotik dan sedatif. Anestetik yang terbagi atas 2 yaitu anestetik lokal yang terdiri atas lidokain, bupivikain, etil klorida, benzokain, dan prokain, sedangkan untuk anestetik umum terdiri atas eter, enfluran, halotan, nitrous oksida, dan ketamin. Sedangkan obat hipnotik dan sedatif terdiri atas 5 golongan, yaitu golongan barbiturat, golongan benzodiazepine, golongan alkohol dan aldehida, golongan bromide, dan golongan lain. Selanjutnya ada analgetik-antipiretik terbagi dalam 2 kelompok besar yaitu analgetik non narkotik dan analgetik narkotik. Analgetik non narkotik terdiri atas 4 golongan yaitu golongan salisilat, golongan para aminofenol, golongan pirazolon dipiron), dan golongan antranilat, sedangkan untuk analgetik narkotik terdiri atas 4 golongan yaitu alkaloid alam, derivat semi sintesis, derivat sintetik, dan antagonis morfin. Selanjutnya ada obat psikofarmaka yang terbagi atas 2 kelompok yaitu obat yang menekan fungsi psikis yang terdiri atas neuroleptika, benzoktamin, hidrosizin, dan meprobramat, sedangkan untuk obat yang menstimulasi fungsi psikis yang terdiri atas imipramin, amitriptilin, meprotilin, dan mianserin. Dan yang terakhir ada obat anti konvulsi yang terbagi atas 5 golongan, yaitu golongan hidantoin, golongan barbiturat, golongan karbamazepin, golongan benzodiazepin, dan golongan asam valproat.