Anda di halaman 1dari 15

Pengertian enzim, Tatanama dan Klasifikasi enzim, Bagian aktif

enzim, Spesifikasi dan Selektifitas, Kinetika reaksi enzim,


Mekanisme reaksi enzim, Uji enzim

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah : Biokimia
Dosen Pengampu : Miftahussa’adiah, M.Pd

Disusun oleh :
Sem.II/kelompok 2

1. Bunga Pertiwi (2020207030)


2. Chyndea Pratiwi (2020207031)
3. Muhammad Dimas Al-fariz (2020207033)
4. Tri Lestari (2020207066)
5. Sepvani putri Lestari (2020207069)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt. Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang satu apapun. Tak
lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad saw,
Semoga syafaatnya mengalir pada kita di akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul Pengertian enzim, Tatanama dan Klasifikasi enzim,


Bagian aktif enzim, Spesifikasi dan Selektifitas, Kinetika reaksi enzim, Mekanisme reaksi
enzim, Uji enzim. Bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia.

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar
harapan kami agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa keritik dan saran.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Amiin.

Palembang, 18 Maret 2021

Kelompok 2

DAFTAR ISI

i
Halama
n
KATA PENGANTAR................................................................................................................I
DAFTAR ISI.............................................................................................................................II
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................III
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Dasar Enzim......................................................................................3
2.2. Klasifikasi Dan Tatanama Enzim........................................................................3
2.3. Bagian Aktif Enzim.............................................................................................5
2.4. Spesifikasi dan Selektifitas Enzim......................................................................6
2.5. Kinetika Reaksi Enzim........................................................................................7
2.6. Mekanisme Reaksi Enzim...................................................................................8
2.7. Uji Enzim.............................................................................................................8
2.7.1. Uji Aktivitas Amilase...............................................................................8
2.7.2. Uji Aktivitas Lipase..................................................................................9
2.7.3. Uji Aktivitas Protease...............................................................................9
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan....................................................................................................10
3.2. Saran..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
DAFTAR GAMBAR

5
5
6
6
8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam mata kuliah Biokimia dibahas tentang Enzim. Enzim adalah biomolekul yang
mempercepat reaksi kimia. Enzim terdiri dari satu atau beberapa gugus polipeptida
(protein) yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim adalah senyawa-senyawa protein yang
berperan sebagai biokatalisator. Hampir semua reaksi di dalam tubuh makhluk hidup
dikendalikan oleh enzim.

Mekanisme paling sederhana yang menjelaskan tentang mekanisme aksi enzim


adalah Michaelis-Menten. Mekanisme ini melibatkan suatu spesies pereaksi yang
disebut substrat (S), yang mengikatkan dirinya pada sisi aktif enzim (E). Hasilnya ialah
terbentuknya kompleks enzim-substrat (ES).

Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang
bereaksi untuk kemudian mempercepat proses reaksi. Secara lebih jelas enzim bekerja
dengan cara menurunkan energi keaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah
terjadinya reaksi, sehingga akan mempercepat jalannya reaksi.

Enzim bekerja secara spesifik, dengan kata lain setiap jenis enzim hanya dapat
bekerja pada satu jenis senyawa atau reaksi kimia tertentu. Kerja enzim dipengaruhi oleh
beberapa faktor di antaranya adalah suhu, pH, kofaktor, dan inhibitor. Tiap-tiap enzim
memiliki suhu dan pH (tingkat keasaman) yang berbeda-beda yang disebabkan karena
strukturnya juga berbeda. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja
secara optimal atau strukturnya mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan
enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh kofaktor dan
inhibitor.

Dalam penulisan ini membahas tentang pengertian enzim, tatanama dan klasifikasi
enzim, bagian aktif enzim, spesifikasi dan selektifitas, kinetika reaksi enzim, mekanisme
reaksi enzim, uji enzim. Serangkaian tersebut merupakan satu kesatuan dari hakikat enzim
itu sendiri akan tetapi dipecah sehingga penjelasan menjadi lebih spesifik.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu enzim ?


2. Apa saja tatanama dan klasifikasi enzim ?
3. Apa saja bagian aktif enzim ?

1
4. Apa itu spesifikasi dan selektivitas?
5. Apa itu kinetika reaksi enzim ?
6. Bagaimana mekanisme reaksi enzim ?
7. Bagaimana uji enzim ?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui gambaran umum tentang enzim.

2. Mengetahui tatanama dan klasifikasi enzim.

3. Mengkaji bagian-bagian aktif enzim.

4. Mengetahui spesifikasi dan selektivitas, serta kinetika enzim.

5. Menjelaskan mengenai mekanisme reaksi enzim dan uji enzim.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Dasar Enzim

Enzim adalah benda tak hidup yang diproduksi oleh sel hidup. Enzim menyusun
sebagian besar total protein dalam sel. Suatu sel dapat memuat 2000 jenis molekul enzim.
Enzim berfungsi sebagai biokatalisator yaitu mempercepat laju suatu reaksi kimia tanpa ikut
terlibat dalam reaksi tersebut. Enzim merupakan katalisator (protein katalitik) untuk reaksi-
reaksi kimia di dalam sistem biologi.

Sebagai katalis, enzim memiliki ciri khas yaitu :

1. bersifat tidak diubah oleh reaksi yang dikatalisnya,


2. enzim tidak mengubah kedudukan normal dari kesetimbangan kimia, meskipun enzim
mempercepat reaksi.

Beberapa enzim mempercepat (katalisis) satu reaksi tertentu dan tidak dapat
mengkatalisis yang lain. Misalnya di dalam proses fermentasi yang melibatkan alkohol,
senyawa 6-karbon glukosa putus menjadi dua molekul etanol dan dua molekul karbon
dioksida. Proses ini memerlukan 12 tahap enzimatik. Pada tahap terakhir asetaldehida
direduksi menjadi etanol melalui aksi enzim dehidrogenasi.

Enzim merupakan senyawa protein dengan berat molekul sekitar 10.000 sampai dengan
2.000.000. d. Sebagian besar enzim dalam molekulnya memiliki bagian-bagian yang bukan
polipeptida yang disebut kofaktor, sedangkan yang lainnya disebut apoenzim (rantai
polipeptida) dan keseluruhannya disebut sebagai holoenzim.

Kofaktor dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu koenzim, gugus prostetik dan
aktivator ion logam. Koenzim adalah senyawa nonprotein yang terdialisa, termostabil dan
terikat secara longgar dan reversibel. Kofaktor umumnya berupa vitamin atau turunannya
seperti vitamin B1, vitamin B2, vitamin B5, vitamin B6.

Dalam mekanisme kerja enzim biasanya kofaktor berperan sebagai pentransfer gugus
kimia tertentu dari satu reaktan ke reaktan lainnya. Enzim adalah protein yang berfungsi
sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi kimia didalam sistem biologi. Katalisator
mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut serta dalam reaksi, ia kembali ke
keadaan semula bila reaksi telah selesai. Enzim adalah katalisator protein untuk reaksi-reaksi
kimia pada sistem biologi. Sebagian besar reaksi tersebut tidak dikatalis oleh enzim.

2.2. Klasifikasi Dan Tatanama Enzim

Pada tahun 1958, dua enzimolog Dixon dan Webb mengklasifikasikan enzim
berdasarkan jenis reaksi yang dikatalisis ke dalam 3 kelompok. Kelompok A adalah
kelompok enzim yang melakukan hidrolisis, kelompok B mengkatalisis pemindahan gugus,
serta kelompok C adalah enzim lain selain kelompok A dan B. Klasifikasi Dixon dan Webb

3
belum menghasilkan tata nama yang deskriptif dan informatif, serta tidak adanya ketegasan
pengelompokan dengan adanya kelompok “lain-lain”.

Menyadari pentingnya klasifikasi dan tata nama enzim, pada tahun 1955 International
Union of Biochemistry (IUB) bekerja sama dengan International Union of Pure and Applied
Chemistry (IUPAC) membentuk komisi pakar untuk mengklasifikasikan enzim. Dasar
pengklasifikasian yang dilakukan komisi pakar IUB adalah jenis reaksi. Komisi ini
mengelompokkan semua jenis enzim yang ada ke dalam 6 kelas . Keenam kelas disusun
dalam urutan tertentu dan diberi nomor yang tetap dan tidak boleh diubah-ubah. Keenam
kelompok/kelas utama enzim tersebut adalah :

1. Oksidoreduktase mengkatalisis reaksi oksidasi dan reduksi, dan biasanya menggunakan


koenzim NAD, NADP, FAD, Lipoat atau Koenzim Q. Termasuk golongan enzim
oksidoreduktase adalah dehidrogenase, oksidase, peroksidase, reduktase, hidroksilase dan
oksigenase.

2. Transferase adalah enzim yang mengkatalisis pemindahan gugus tertentu seperti gugus 1-
karbon, aldehid dan keton, asil, glikosil, fosfat atau gugus yang mengandung S. Termasuk
dalam kelompok enzim transferase adalah enzim aminotransferase, asil karnitin
transferase, transkarboksilase, transaldolase dan transketolase, glukokinase dan piruvat
kinase.

3. Hidrolase adalah enzim yang mengakatalisis peningkatan pemecahan ikatan antara karbon
dengan atom lainnya melalui penambahan molekul air. Termasuk kelompok enzim
hidrolase adalah enzim esterase, amidase, peptidase, fosfatase, dan glikosidase.

4. Liase adalah enzim yang mengkatalisis pemecahan karbon-karbon, karbonsulfur, dan


karbon-nitrogen. Termasuk kelompok enzim liase adalah enzim dekarboksilase, aldolase,
sintase, hidrase atau dehidratase, deaminase, nukleotida siklase.

5. Isomerase adalah enzim yang mengkatalisis raseminasi optik atau isomer geometrik dan
reaksi oksidasi reduksi intramolekuler tertentu. Termasuk kelompok enzim isomerase
adalah enzim epimerase, rasemase, mutase dan isomerase.

6. Ligase adalah enzim yang mengkatalisis pembentukan ikatan antara karbon dengan
karbon, karbon dengan sulfur, karbon dengan nitrogen, serta karbon dengan oksigen.
Untuk membentuk ikatan tersebut diperlukan energi ATP. Termasuk kelompok enzim
ligase adalah enzim sintetase dan karboksilase.

Pada awalnya, penamaan enzim tidak memiliki tata cara tertentu. Enzim diberi nama
sesuai dengan kehendak penemunya, yaitu dengan mempertimbangkan sedikit atau banyak
ciri dari enzim tersebut. Hal ini menyebabkan penamaan enzim dan istilah umum untuk
biokatalis menjadi bermacam-macam. Pasteur menggunakan istilah ferment, sedangkan
Kuhne menggunakan istilah dari bahasa Yunani, yaitu enzim.

Tidak adanya pegangan/panduan dasar penamaan enzim, muncullah nama trivial


(nama umum), yang beberapa diantaranya masih digunakan hingga sekarang.

4
Penamaan enzim berdasarkan substrat, yang menjadi akar/dasar kata enzim adalah
substrat dan ditambah akhiran –ase. Seperti enzim urease, lipase, protease, amilase, berturut-
turut mengubah urea, lemak, protein dan amilum. Sistem penamaan ini tidak akan
menimbulkan masalah jika jenis reaksi yang dialami oleh substrat tersebut hanya satu
macam. Namun penamaan sistem ini menimbulkan masalah jika substratnya sama, dikatalisis
oleh enzim yang berbeda dengan reaksi yang berbeda pula Contohnya adalah reaksi oksidasi
glukosa oleh dua enzim yang berbeda.

a. glukonolakton +H2O2

b.

Gambar 1
Reaksi oksidasi glukosa oleh dua enzim yang berbeda

Biasanya enzim mempunyai akhiran –ase. Di depan –ase digunakan nama substrat di
mana enzim itu bekerja., atau nama reaksi yang dikatalisis. Misal : selulase, dehidrogenase,
urease, dan lain-lain. Tetapi pedoman pemberian nama tersebut diatas tidak selalu digunakan.
Hal ini disebabkan nama tersebut digunakan sebelum pedoman pemberian nama diterima dan
nama tersebut sudah umum digunakan. Misalnya pepsin, tripsin, dan lain-lain. Dalam Daftar
Istilah Kimia Organik (1978), akhiran –ase tersebut diganti dengan – asa.

2.3. Bagian Aktif Enzim

Sisi aktif enzim (active site) adalah bagian dari molekul enzim tempat berikatannya
substrat, untuk membentuk kompleks enzim substrat, dan selanjutnya membentuk produk
akhir. Sisi aktif suatu enzim berbentuk tiga dimensi, sering berupa lekukan pada permukaan
protein enzim, tempat substrat berikatan secara lemah. Substrat berikatan dengan sisi aktif
suatu enzim melalui beberapa bentuk ikatan kimia yang lemah). Setelah berikatan dengan
bagian sisi aktif enzim, substrat bersama-sama enzim kemudian membentuk suatu kompleks
enzim-substrat, selanjutnya terjadi proses katalisis oleh enzim untuk membentuk produk.
Ketika produk sudah terbentuk enzim menjadi bebas kembali untuk selanjutnya bereaksi
kembali dengan substrat.

Gambar 2
Sisi Aktif Enzim

Gambar 2
Sisi Aktif Enzim
Dua model telah diusulkan untuk menjelaskan bagaimana enzim berikatan dengan
substrat:

5
1) Lock and key (gembok dan kunci)

Menurut teori kunci-gembok, terjadinya reaksi antara substrat dengan enzim karena
adanya kesesuaian bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif (active site) dari enzim,
sehingga sisi aktif enzim cenderung kaku.Substrat berperan sebagai kunci masuk ke dalam
situs aktif, yang berperan sebagai gembok, sehingga terjadi kompleks enzim-substrat. Pada
saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim
akan kembali pada konfigurasi semula. Berbeda dengan teori kunci gembok. Jika
enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, maka bentuk sisi aktif berubah
sehingga substrat tidak sesuai lagi.

Gambar 3
Lock dan Key

2) Teori Kecocokan Induksi (Daniel Koshland)

Menurut teori kecocokan induksi reaksi antara enzim dengan substrat berlangsung
karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim sedemikian rupa sehingga
keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling melengkapi. Menurut teori
ini situs aktif tidak bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel.

Gambar 4
Teori Kecocokan Induksi

2.4. Spesifikasi dan Selektivitas Enzim

Enzim merupakan katalis khusus dan efisien. Kekhususan katalis enzim adalah, hanya
mengkatalisis satu reaksi kimia dengan hanya satu jenis substrat. Enzim hanya mengkatalisis
reaksi kimia tertentu atau substrat tertentu. Kesanggupan enzim mengatalisis satu reaksi
spesifik, dan tidak mengatalisis reaksi yang lain, merupakan sifat enzim yang paling
signifikan. Kespesifikan enzim dapat ditunjukkan terhadap reaksi yang dikatalis maupun

6
terhadap substrat yang terlibat dalam reaksi. Bentuk, muatan dan katakteristik hidrofilik/
hidrofobik enzim dan substrat bertanggung jawab terhadap kespesifikan ini.
Efisiensi katalisis oleh enzim ditunjukkan dengan dapat bekerja suatu enzim secara
berulang kali (reusable) dalam satuan waktu tertentu. Sifat ini didasari bahwa suatu enzim
akan kembali ke bentuk semula setelah mengkatalisis reaksi, dan akan mengkatalisis reaksi
yang sama untuk substrat yang sama. Contohnya adalah enzim karbonat anhidrase mampu
mengkatalisis pemecahan sekitar 36 juta molekul subtrat (asam karbonat) dalam satu menit.
Selain Spesifitas dan efesiensi, keunggulan katalisis oleh enzim adalah kecepatan dan
selektivitas. Enzim dapat menunjukkan tingkat stereospesifitas, regioselektivitas dan
kemoselektivitas yang sangat tinggi. Enzim dapat mengkatalisis suatu reaksi biokimia jutaan
kali lebih cepat dibandingkan reaksi yang tidak dikatalisis

2.5. Kinetika Reaksi Enzim

Kinetika Enzim Merupakan perhitingan kuantitatif dari kecepatan reaksi katalis enzim
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu karakteristik enzim yang perlu
dipelajari adalah kinetika enzim, berupa parameter Km dan Vmaks. Dalam reaksi enzim
dikenal kecepatan reaksi hidrolisis, penguraian atau reaksi katalisasi lain yang disebut
velocity (V). Harga V dari suatu reaksi enzimatis akan meningkat dengan bertambahnya
konsentrasi substrat [S], akan tetapi setelah [S] meningkat lebih lanjut akan sampai pada
kecepatan yang tetap. Pada konsentrasi enzim tetap (tertentu) harga V hampir linier dengan
[S]. Pada kondisi dimana V tidak dapat bertambah lagi dengan bertambahnya [S] disebut
kecepatan maksimum (Vmaks). Vmaks merupakan salah satu parameter kinetika enzim
(Wiesman, 1989).

Parameter kinetika enzim yang lain adalah konstanta Michaelis-Menten, Michaelis-


Menten merupakan dua orang ahli yang pertama kali memperkenalkan reaksi enzim secara
matematik dan mengekspresikan reaksi enzimatik dalam bentuk konstanta, Michaelis-Menten
dan persamaannya.

Vmaks( S)
Vo =
Km+( S)

Vo adalah kecepatan awal, Vmaks adalah kecepatan maksimal, S adalah substrat dan Km
adalah ketetapan Michaelis Menten. Km merupakan konsentrasi substrat yang separuh dari
lokasi aktifnya telah terisi, yaitu bila kecepatan reaksi enzim telah mencapai ½ Vmaks
(Wiesman, 1989).

Menurut Fox (1991), nilai Km dapat digunakan dalam menentukan ukuran afinitas
enzim-substrat (E-S), yang merupakan suatu indikator kekuatan ikatan kompleks E-S atau
suatu tetapan keseimbangan untuk disosiasi kompleks E-S menjadi E dan S. Nilai Km kecil
berarti kompleks E-S mantap, afinitas enzim tinggi terhadap substrat, sedangkan bila Km
besar berlaku kebalikannya.

7
2.6. Mekanisme Reaksi Enzim

Secara garis besar, kerja enzim dapat dijelaskan dalam tiga tahap. Pertama, substrat (S)
melekat pada enzim (E) dengan ikatan non kovalen membentuk kompleks enzim-
substrat (ES). Kedua, enzim (E) melakukan reaksi kimia pada substrat (S) membentuk
kompleks enzim-produk (EP). Produk (P) meninggalkan tapak aktif enzim (E), dan
enzim (E) tersebut siap melakukan proses yang sama pada substrat (S) yang baru. Enzim
bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi untuk
kemudian mempercepat proses reaksi. Secara lebih jelas enzim bekerja dengan cara
menurunkan energi keaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi,
sehingga akan mempercepat jalannya reaksi.

Gambar 5
Mekanisme Kerja Enzim

Enzim bekerja secara spesifik, dengan kata lain setiap jenis enzim hanya dapat bekerja
pada satu jenis senyawa atau reaksi kimia tertentu. Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa
faktor di antaranya adalah suhu, pH, kofaktor, dan inhibitor. Tiap-tiap enzim memiliki suhu
dan pH (tingkat keasaman) yang berbeda-beda yang disebabkan karena strukturnya
juga berbeda. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara
optimal atau strukturnya mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim
kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh kofaktor dan inhibitor.

2.7. Uji Enzim

2.7.1. Uji Aktivitas Amilase

Terlebih dahulu membuat kurva standar glukosa. Larutan glukosa 1000 μg/ml sebanyak
100 ml, diencerkan menjadi berbagai konsentrasi dari 100-600 μg/ml. Tiap konsentrasi
dimasukkan kedalam tabung reaksi masing-masing 1 ml kemudian ditambahkan reagen DNS
1,5 ml dan diinkubasi pada suhu 37 oC selama 5 menit, lalu didinginkan dengan air mengalir,
kemudian dilakukan pengukuran absorbansi dengan menggunakan spetrofotometer pada
panjang gelombang 540 nm.

Uji amilase dilakukan dengan menambahkan amilum 1% sebanyak 1 ml pada ekstrak


enzim kasar sebanyak 1 ml, kemudian diinkubasi pada variasi suhu 30°C, 35°C, 40°C, 45°C,

8
dan 50°C selama 10 menit. Aktivitas enzim dihentikan dengan menambahkan 2 ml DNS,
kemudian diinkubasi pada suhu 37 oC selama 5 menit. Aktivitas amilase ditentukan dengan
mengukur absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 540
nm.

2.7.2. Uji Aktivitas Lipase

Penentuan aktivitas lipase, terlebih dahulu dilakukan pengukuran kurva standar. Kurva
standar dibuat dengan menggunakan beberapa variasi konsentrasi asam oleat. Konsentrasi
yang digunakan adalah konesntrasi 31,68 ; 63,38 ; 95,04 ; 126,72 ; 158,84 (x 10 -2 M). Variasi
konsentrasi tersebut dibuat dengan menggunakan larutan standar asam oleat 3,168 M, larutan
tersebut diambil sebannyak 1; 2; 3; 4; 5 mL lalu dincerkan dengan Heksana sampai 10 mL.

Campuran selanjutnya diambil 4 mL dan ditambahkan reagen tembaga (II) asetat 1 mL


diaduk 1 menit. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan spektrofotomter pada panjang
gelombang 715 nm. Penentuan aktivitas lipase dilakukan dengan menggunakan metode
Kwon dan Rhee, yaitu substrat yang digunakan dalam metode ini adalah minyak zaitun.
Minyak zaitun sebanyak 1 mL, ditambahkan dengan 1 mL buffer fosfat pH 7,2 dan 1 mL
larutan enzim. Campuran ini di vortes selama 10 menit dan selanjutnya diinkubasi pada
waterbath selama 20 menit.

Selanjutnya campuran ditambahkan larutan 1 mL HCl 6N dan 5 mL heksana.


Campuran selanjutnya dikocok kuat dengan menggunakan voteks tube dan lapisan atas
diambil sebanyak 4 mL, kemudian ditambahkan 1 mL reagen tembaga (II) asetat dan diaduk
1 menit. Campuran diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 715 nm.
Aktivitas lipase diukur pada suhu inkubasi yang bervariasi yaitu 30oC, 35oC, 40 oC, 45oC, dan
50 oC dengan menggunakan inkubator, dan masing-masing variasi diperlakukan sama seperti
penentuan aktivitas yang sebelumnya (Yuneta, 2009 ; Kwon dan Rhee, 1986). Untuk larutan
blangko dibuat sesuai dengan prosedur untuk sampel, tanpa penambahan larutan enzim
karena larutan enzim diganti dengan menggunakan aquades.

2.7.3. Uji Aktivitas Protease


Pengukuran aktivitas protease dilakukan berdasarkan metode Bergmeyer (1983).
Sebanyak 1 mL larutan 2% kasein dicampur dengan 1 mL buffer borat (0,01 M) pH 8,0, 0,20
mL asam khlorida 0,05 M dan 0,20 mL ekstrak enzim protease yang akan ditetapkan
aktivitasnya. Kemudian diinkubasi pada watterbath dengan variasi suhu yang ditetapkan yaitu
: yaitu 30 oC, 35 oC, 40 oC, 45 oC, dan 50 oC selama 10 menit, lalu ditambahkan 2 mL asam
trikhloroasetat (TCA) 0,1 M, kemudian diinkubasi selama 10 menit lalu lakukan sentrifugasi.
Bagian filtrat 1,5 mL dicampur dengan 5 mL dinatrium karbonat 0,4 M dan pereaksi Folin
Ciocalteu’s 1 Ml dan biarkan selama 20 menit kemudian dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang 578 nm.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Enzim adalah biokatalisator yang berfungsi sebagai katalis dalam proses biologis
(Lehninger, 1982). Secara umum, enzim menghasilkan kecepatan, spesifikasi, dan kedali
pengaturan terhadap reaksi dalam tubuh. Enzim berfungsi sebagai katalisator, yaitu senyawa
yang meningkatkan kecepatan reaksi kimia (Marks, dkk., 2000). Seperti katalis lainnya,
enzim juga menurunkan atau memeprkecil energi aktivasi suatu reaksi kimia (Poedjiadi dan
Supriyanti, 2009).

Dua model telah diusulkan untuk menjelaskan bagaimana enzim berikatan dengan
substrat: Lock and key (gembok dan kunci) dan Teori Kecocokan Induksi (Daniel Koshland).
Enzim bekerja secara spesifik, dengan kata lain setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada
satu jenis senyawa atau reaksi kimia tertentu. Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor
di antaranya adalah suhu, pH, kofaktor, dan inhibitor. Tiap-tiap enzim memiliki suhu dan
pH (tingkat keasaman) yang berbeda-beda yang disebabkan karena strukturnya juga
berbeda.

3.2. Saran

Demikian lah makalah ini telah kami selesaikan,dimana makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan
untuk kesempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Susanti.R, dan Fidia Fibriana. 2017. Teknologi Enzim. Yogyakarta. CV Andi Offset.

Kusmiyati Mimin. 2016. Pratikum Kimia Farmasi. Jakarta Selatan. Pusdik SDM Kesehatan.

Supriyatna Ateng. dkk. 2015. Aktivitas Enzim Amilase, Lipase, Dan Protease Dari Larva.
Jurnal Uin Sunan Gunung Djati. (9) 2: 18-32.

Risnawati Metty, dan Sari Edi Cahyaningrum. 2013. Pengaruh Penambahan Ion Logam Ca2+
Terhadap Aktivitas Enzim Papain. Journal Of Chemistry. (2) 1: 76-83.

Patiha. dkk. 2014. Kajian Kesahihan Persamaan Espenson (1995) Untuk Reaksi Enzimatis
Dan Yang Mirip. Indonesian Journal Of Chemical Science. (3) 2: 103-107.

Nauli Tigor. 2014. Penentuan Sisi Aktif Selulase Aspergillus Niger Dengan Docking Ligan.
Jurnal Kimia Terapan Indonesia. (16) 2: 94-100.

Puspitasari Gina, Wulan Safrihatini, Dan Khairul Umum. 2019. Studi Kinetika Reaksi Dari
Enzim α- Amilase Pada Proses Penghilangan Kanji Kain Kapas. Arena Tekstil. (34) 1: 1-6.

Putra Ganda G.p. 2009. Penentuan Kinetika Enzim Poligalakturonase (PG) Endogenous Dari
Pulp Biji Kakao. Jurnal Biologi. (13) 1:22-24.

Kusumaningrum Ambar, Ida Bagus Wayan Gunam, I Made Mahaputra Wijaya. 2019.
Optimasi Suhu Dan pH Terhadap Aktivitas Enzim Endoglukanase Menggunakan
Response Surface Methodology (RSM). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri.
(7) 2: 243-253.

Istia’nah Dina, Ulfah Utami, Dan Ahmad Barizi. 2020. Karakterisasi Enzim Amilase dari
Bakteri Bacillus megaterium pada Variasi Suhu, Ph dan Konsentrasi Substrat. (2) 1: 11-17.

Wahyuni Sri. 2017. Biokimia Enzim Dan Karbohidrat. Sulawesi. Unimal Press.

11

Anda mungkin juga menyukai