Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN VITAMIN YANG LARUT DALAM AIR, FUNGSI BIOKIMIA VITAMIN

YANG LARUT DALAM AIR, VITAMIN YANG LARUT DALAM LEMAK, FUNGSI
BIOKIMIA VITAMIN YANG LARUT DALAM LEMAK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata kuliah: Biokimia
Dosen pengampu: Miftahhussa’adiah, M.Pd

Disusun oleh:

Sem.II / Kelompok 7

1. Lantiur Batu Bara (2020207045)


2. Jumisari (2020207052)
3. Shinta Dwi Mandaryuning (2020207055)
4. Natasya Damayanti (2020207056)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr,Wb.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami ucapkan kehadirat Allah swt. Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengertian Vitamin Yang Larut Dalam Air, Fungsi
Biokimia Vitamin Yang Larut Dalam Air, Vitamin Yang Larut Dalam Lemak, Fungsi Biokimia
Vitamin Yang Larut Dalam Lemak” tepat waktu tanpa kurang satu apapun. Tak lupa pula kami
haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad saw, semoga syafaatnya
mengalir pada kita di akhir kelak.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan dari
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak terutama kepada ibu Miftahhussa’adiah, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Biokimia yang telah membantu terlaksananya penulisan makalah ini hingga bisa
tersusun dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan kami agar
pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa keritik dan saran. Semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Amiin.

Wassalamu’alaikumWr.Wb.

Palembang, 3 Mei 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang...........................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1............................................................................................................................................ P
engertian Vitamin Yang Larut Dalam Air........................................................................3
2.2............................................................................................................................................ F
ungsi Biokimia Vitamin Yang Larut Dalam Air...............................................................3
2.3............................................................................................................................................ V
itamin Yang Larut Dalam Lemak.....................................................................................5
2.4............................................................................................................................................ F
ungsi Biokimia Vitamin Yang Larut Dalam Lemak.........................................................6

BAB III. PENUTUP

3.1............................................................................................................................................ K
esimpulan..........................................................................................................................8
3.2............................................................................................................................................ S
aran....................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................9

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin merupakan salah satu zat senyawa kompleks yang sangat diperlukan oleh
tubuh kita yang berfungsi sebagai pembantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa
adanya vitamin, manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan
aktifitas hidup sehari-hari dengan baik (Khusnul K, Maria Ulfah, Nurul Anam. 2011).
Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang
sedikit (mikronutrien). Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, vitamin
berperan penting dalam fungsi-fungsi tubuh seperti pertumbuhan, pertahanan tubuh, dan
metabolisme. Sebuah vitamin dapat mempunyai beberapa fungsi. Vitamin didapatkan dari
suplemen dan diet sehari-hari. Vitamin diklasifikasikan menjadi vitamin yang larut dalam air
(vitamin B dan C) dan larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Vitamin-vitamin tersebut
kemudian disimpan di dalam tubuh, oleh karena itu, defisiensi vitamin membutuhkan waktu
sampai menimbulkan gejala klinis kecuali jika cadangan pada tubuh tidak adekuat seperti
pada bayi prematur (Zile, 2003).
Masyarakat awam yang belum mengerti tentang vitamin sering kali tidak
memperhatikan pola makannya setiap hari dan cenderung menyepelekan kekurangan vitamin
pada tubuh mereka, bagi mereka yang penting makan. Padahal kekurangan vitamin tertentu
dapat mempengaruhi kesehatan. Dengan banyaknya makanan yang diproses dan instan,
sangat mungkin tubuh kekurangan vitamin. Bisa juga karena kita tidak mengkonsumsi
makanan yang tepat, atau tubuh tidak bisa menyerap karena masalah pencernaan. Tubuh
memiliki cara sendiri untuk berkomunikasi dengan kita. Misalnya saat kekurangan vitamin
tertentu, maka tubuh berusaha mengatakan sesuatu, terkadang melalui gejala-gejala seperti
kulit kering dan bersisik, bibir pecah-pecah, gampang lelah, mudah memar, nafsu makan
berkurang dan sebagainya. Untuk itu kita bukan hanya perlu mengetahui defisiensi vitamin
apa yang ada pada tubuh kita tetapi juga mengetahui dampak kekurangan vitamin dan
sumber makanan untuk memperoleh vitamin guna menanggulangi maupun mencegah

1
defisiensi tersebut. Pada saat ini, informasi mengenai macam, jenis, fungsi, dan sumber
vitamin dapat ditemukan dengan mudah diberbagai media. Penyuluhan-penyuluhan tentang
pentingnya vitamin pun kerap kali diadakan di berbagai tempat. Namun, untuk pengecekan
tingkat defisiensi vitamin memang sangat jarang dilakukan. Untuk mengetahui tingkat
defisiensi vitamin pada tubuh, diperlukan suatu test darah. Test darah tersebut memerlukan
biaya yang cukup mahal, untuk orang yang takut pada jarum suntik, ini merupakan
permasalahan lainnya. Untuk membantu memecahkan permasalahan tersebut perlu dibuat
alat bantu berupa sistem pakar. Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang
menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang
biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Kusumadewi,
2003:109).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian vitamin yang larut dalam air?
2. Apa saja fungsi biokimia vitamin yang larut dalam air?
3. Apa pengertian vitamin yang larut dalam lemak?
4. Apa saja fungsi biokimia vitamin yang larut dalam lemak?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui pengertian serta fungsi yang ada pada vitamin yang larut di dalam air dan
lemak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Vitamin Yang Larut Dalam Air

Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin yang mudah diserap ke dalam jaringan dan
secara alami tidak disimpan dalam tubuh. Vitamin yang larut dalam air tidak pernah dalam
keadaan toksisitas di didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin.
Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C. Vitamin yang larut dalam air,
seluruhnya diberi symbol anggota B kompleks kecuali (vitamin C). Jenis vitamin larut dalam air
hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran
makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke
dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini
akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan
vitamin larut air secara terus-menerus (Yuniastuti, Ari. 2008).

2.2. Fungsi Biokimia Vitamin Yang Larut Dalam Air


1. Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh. Di
dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang
merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan
penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat
menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan
sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan
laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti
kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan
struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan
dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari
infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam
menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Sumber
vitamin C antara lain buah jeruk, tomat, nanas, arbei, kangkung, kentang, cabai hijau,
selada hijau, jambu biji.

3
2. Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam
tubuh terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait dengan
peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan
laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis
vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan
sel darah merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan
sayur-sayuran hijau.
3. Vitamin B1
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis
vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu
mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-
hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak.
Sumber vitamin B1 berasal dari jantung, hati, ginjal, beras, ragi, gandum, kedelai, susu, kacang
tanah dan kacang-kacangan.
4. Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh
manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim
flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida
(adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi
bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan
molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai
organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada
sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, dan susu.
5. Vitamin B3
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam
metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di
dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah,
tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun
dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis

4
vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging
unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga
mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis.
6. Vitamin B6
Vitamin B6 atau dikenal juga dengan istilah piridoksin merupakan vitamin yang
esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa
koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam
lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam
metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh
terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Sumber vitamin B6
banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, hati, ragi, daging, dan ikan.
7. Vitamin B12
Vitamin B12 atau kobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus
diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian
sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin
ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga
termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel
saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah. Vitamin
B12 diperlukan untuk sintesis asam nukleat, hematopoesis, metabolisme asam lemak, dan
asam amino dalam siklus asam sitrat di mitokondria. Sumber makanan yang baik untuk
memenuhi kebutuhan vitamin B12 adalah telur, hati, dan daging.

2.3. Vitamin Yang Larut Dalam Lemak


Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik apolar, yang semuanya
adalah derivat isoprene. Molekul-bisamolekul ini tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang
memadai sehingga harus disuplai dari makanan. Vitamin- vitamin yang larut dalam lemak ini
memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara efisien.
Diabsorbsi molekul vitamin tersebut harus diangkut dalam darah yaitu oleh lipoprotein atau
protein pengikat yang spesifik.Vitamin yang larut dalam lemak yaitu A, D, E, dan K. Vitamin
yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati.
Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan.

5
Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis
vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh. Jika terjadi kelebihan
asupan vitamin larut lemak, maka kelebihannya akan disimpan dalam hati maupun jaringan
adiposa (Achadi, dkk, 2016). Sistem pertahanan tubuh dapat ditingkatkan dengan mengasup
aneka makanan, sayur dan buah-buahan. Sayur dan buah merupakan sumber dari vitamin larut
lemak, sehingga mencukupi asupan vitamin larut lemak dengan dosis yang baik dapat meningkat
daya tahan tubuh (Agung, 2020).

2.4. Fungsi Biokimia Vitamin Yang Larut Dalam Lemak


1. Vitamin A
Vitamin A yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang
berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan
sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga
berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat
mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang
banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang
berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan
kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).
2. Vitamin D
Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang.
Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit
akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet).
Sumber vitamin D banyak ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu,
serta produk olahannya, seperti keju.
3. Vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh,
mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga
dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan
kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami.
Sumber vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, kecambah,
ragi, havermut dan minyak tumbuh-tumbuhan.

6
4. Vitamin K
Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik
dan penutupan luka. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk
mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh karena itu, penting
untuk banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin K yang baik bagi
pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh. Sel darah merah, terbentuk sempurna oleh
kontribusi vitamin B, C, dan E, serta asam para-aminobenzoat. Sumber vitamin K antara
lain susu, kuning telur, dan sayuran segar.

7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Vitamin merupakan salah satu zat yang paling dibutuhkan oleh tubuh manusia, karena itu
kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita
serta memungkinkan fungsi-fungsi tubuh tidak berfungsi secara maksimal. Berbagai vitamn
memang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Oleh karena itu, tubuh perlu asupan
dari makanan dan buah-buahan untuk mendapatkan vitamin tersebut. Kekurangan vitamin
tertentu dapat mempengaruhi kesehatan. Dengan banyaknya makanan yang diproses dan instan,
sangat mungkin tubuh kekurangan vitamin. Yang paling umum menyebabkan kekurangan
vitamin diantaranya termasuk pola makan yang buruk, alkoholisme, diet tidak seimbang, stres,
kurangnya asupan vitamin, atau konsumsi obat-obatan yang mengganggu asupan vitamin. Tubuh
hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka
metabolisme di dalam tubuh akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain.

3.2. Saran

Kami menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Jamaluddin, Agustinus Widodo dan Nurul Mufliha. 2018. Vitamin A ikan sidat (Anguilla
marmorata) asal sungai palu dan danau poso. Jurnal Gizi dan Kesehatan. 2(1), 24-30.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ghidza

Maulida, Aisya, Adriyan Pramono. 2015. Gambaran Asupan Vitamin A Kadar Serum Seng dan
Status Gizi Pada Anak Usia 9-12 Tahun. Journal of Nutrition College. 4(2), 323-328.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc

Permana, Yudha Eka, Edy Santoso dan Candra Dewi. 2018. Implementasi Metode Dempster-
Shafer untuk Diagnosa Defisiensi (Kekurangan) Vitamin pada Tubuh manusia. Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 2(3), 1194-1203.

Rawung, Rivaldo J H, Nancy S H Malonda dan Yulianty Sanggelorang. 2021. Gambaran Asupan
Vitamin Larut Air Mahasiswa Angkatan 2019 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Kesmas. 10(1), 14-22.

Ruslie, Riska Habriel. 2012. Peranan Vitamin sebagai Nutrisi pada Bayi Prematur. 4(1), 97-111.

Sevani, Nina, Melvin Joshua. 2014. Implementasi Forward Chaining Untuk Diagnosa Defisiensi
Vitamin Larut Dalam Lemak Berbasiskan Web. Informatika. 10(2), 51-59.

Siallagan, Damayanti, Prita Dhyani Swamilaksita1, Dudung Angkasa. Pengaruh asupan Fe,
vitamin A, vitamin B12, dan vitamin C terhadap kadar hemoglobin pada remaja vegan.
Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 13(2), 67-74.

Sitoayu, Laras, Putri Rahayu. 2019. Hubungan Asupan Vitamin (B6, B12, Asam Folat) Olahraga
dan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul. MGMI. 11(1), 73-82.

Triana, Vivi. 2006. Macam-Macam Vitamin dan Fungsinya Dalam Tubuh Manusia. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 1(1), 40-47.

9
Tumiwa, Militia Christy Rebcca, Nova H. Kapantow dan Maureen I Punuh. 2020. Gambaran
Asupan Vitamin Larut Lemak Mahasiswa Semester 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Saat Pemabatasan Sosial Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Kesmas. 9(6), 101-106.

10

Anda mungkin juga menyukai