Anda di halaman 1dari 10

Metabolisme Sel (Enzim)

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2


- ANGEL P. R. MAMBRASAR
- ARIKA GIYAI
- DANU I. RAHARJO
- DERACHISTA Y. DUWIRI
- ERIKHA R. S. YANAH
- JOSEPH F.C RUJUMARA
- MESSY T. JITMAU
- POPPY E. A. SOMBO
- RENITA L. LAYUK
- SEPTER K. JITMAU
- STEVEN L. SITUMORANG
- YEHEZKIEL L. AMAN

KELAS : XII-IPA 8

Kata Pengantar
Pertama-tama patutlah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan berkat-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul "Enzim" ini dengan baik.

Adapun tujuan dari pembuatan/ penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Foyensina Jerana selaku guru bidang studi biologi. Selain itu, ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai "Enzim" bagi kami dan juga bagi pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya dan
turut membantu kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, dalam pembuatan/ penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang membangun tentang makalah ini akan diterima dengan
senang hati guna membuat penulisan makalah ini menjadi lebih baik.

Kami harap isi dari penulisan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi para
pembaca mengenai "Dampak Penggunaan Pestisida Terhadap Lingkungan".

Timika, 23 September 2022

Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................................ii
Bab.1 Pendahuluan
A. Latar Belakang............................................................................................................................
B. Tujuan Penulisan........................................................................................................................
Bab.2 Isi
A. Enzim..........................................................................................................................................
B. Komponen Enzim.......................................................................................................................
C. Sifat-sifat Enzim..........................................................................................................................
D. Mekanisme Kerja Enzim.............................................................................................................
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim........................................................................
Bab.3 Penutup
Penutup .........................................................................................................................................

BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang

Reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis selalu melibatkan katalis. Katalis ini dikenal
sebagai katalis biologis (biokatalisator) berupa protein yang sangat spesifik yang disebut enzim
(Winarno, 1986), merupakan katalis yang sedang dikembangkan dalam industri kimia.
Pengembangan katalis biologis ditujukan untuk mengurangi konsumsi energi proses serta
menghilangkan terikutnya senyawa-senyawa pengotor dalam produk suatu proses. Katalis ini
digunakan sebagai alternatif katalis anorganik seperti natrium, kalium atau kalsium hidroksida.
Enzim merupakan biokatalisator yang sangat efektif yang akan meningkatkan kecepatan reaksi kimia
spesifik secara nyata, dimana reaksi ini tanpa enzim akan berlangsung lambat (Lehninger, 1995).
Sifat-sifat istimewa enzim adalah kapasitas katalitik dan spesifisitasnya yang sangat tinggi. Disamping
itu enzim mempunyai peran dalam transformasi berbagai jenis energi (Winarno, 1986).

B. Tujuan Penulisan

Berdasarkan uraian pada latar belakang, kita akan melihat pada pengertian enzim,
komponen enzim, sifat-sifat enzim, mekanisme kerja enzim, dan factor-faktor yang memengaruho
kerja enzim

BAB II
Pembahasan
A. Enzim

Kata enzim berasal dari bahasa Yunani “enzyme” yang berarti “di dalam sel”. Willy Kuchne
(1876) mendefinisikan enzim sebagai fermen (ragi) yang bentuknya tidak tertentu dan tidak teratur,
yang dapat bekerja tanpa adanya mikroba dan dapat bekerja di luar mikroba. Definisi tersebut
berubah setelah dilakukan penelitian lanjutan oleh Buchner pada tahun 1897. Enzim dapat
diproduksi oleh mikroba atau bahan lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Enzim juga dapat diisolasi
dalam bentuk murni (Winarno, 1986). Enzim merupakan senyawa protein yang dapat mengkatalisis
seluruh reaksi kimia dalam sistem biologis. Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini
adalah protein. Aktivitas katalitiknya bergantung kepada integritas strukturnya sebagai protein.
Enzim dapat mempercepat reaksi biologis, dari reaksi yang sederhana, sampai ke reaksi yang sangat
rumit. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi
sehingga mempercepat proses reaksi. Percepatan reaksi terjadi karena enzim menurunkan energi
pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Enzim mengikat molekul
substrat membentuk kompleks enzim substrat yang bersifat sementara dan lalu terurai membentuk
enzim bebas dan produknya (Lehninger, 1995)

B. Komponen Enzim

Enzim dibedakan menjadi dua macam berdasarkan komponen penyusunya, yaitu :

a. Enzim sederhana, hanya terdiri atas protein.

b. Enzim kompleks atau enzim konjugasi (holoenzim), terdiri atas komponen-komponen berikut

1). Komponen protein (apoenzim) merupakan bagian enzim aktif yang tersusun atas protein
dan mudah berubah ,(labil) terhadap factor lingkungan seperti pH dan suhu karena bersifat
termolabil atau tidak tahan panas sehingga mudah terdenaturasi. Beberapa enzim tidak
stabil sehingga aktifitas enzimnya hilang.

2). Komponen nonprotein (gugus prostetik) merupakan gugus yang tidak aktif, bersifat
termostabil atau tidak mudah rusak karena panas. Komponen ini berupa koenzim dan
kofaktor :

a) Koenzim berupa senyawa organik. Contoh vitamin, NADH, dan koenzim A.

b) Kofaktor berupa senyawa logam atau anorganik. Contoh ion-ion logam seperti Zn²,
Cu², Mn², Fe², K¹, dan Na¹.

Berdasarkan tempat bekerjanya, enzim dapat dibedakan dalam 2 golongan, yaitu endoenzim dan

eksoenzim. Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, dihasilkan di dalam sel yaitu pada bagian

membran sitoplasma dan melakukan metabolisme di dalam sel. Eksoenzim (enzim ekstraseluler)

merupakan enzim yang dihasilkan sel kemudian dikeluarkan melalui dinding sel sehingga terdapat

bebas dalam media yang mengelilingi sel dan bereaksi memecah bahan organic tanpa tergantung

pada sel yang melepaskannya (Soedigdo, 1988)


C. Sifat-Sifat Enzim

· Enzim merupakan protein

· Enzim merupakan biokatalisator (mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi)

· Enzim bekerja secara spesifik (satu enzim hanya dapat mengkatalis satu substrat yang cocok)

· Enzim berupa koloid

· Enzim berfungsi sebagai katalis (mempengaruhi keseimbangan reaksi dengan mengubah kcepatan
. reaksi tanpa mengubah produk akhir yang dibentuk)

· Enzim dapat bereaksi dengan substrat asam maupun basa

· Enzim hanya diperlukan dalam jumlah sedikit

· Enzim dapat bekerja secara bolak-balik (dapat menguraikan dan menyusun senyawa menjadi
senyawa lain maupun sebaliknya)

· Enzim bersifat termolabil (tidak tahan panas). Pada suhu tinggi enzim akan mengalami denaturasi,
sedangkan pada suhu rendah kerja enzim akan terhambat.

· Enzim dipengaruhi oleh factor lingkungan

· Mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energy aktivasi

· Bekerja sangat cepat

· Tidak ikut bereaksi

· Tidak mengubah kesetimbangan reaksi

· Memiliki sisi aktif yang dapat bereaksi dengan substrat

· Bekerja di dalam dan di luar sel

· Dapat digunakan berulang kali

Enzim merupakan polimer biologis yang mengkatalisis reaksi kimia yang esensial untuk
merombak nutrient sehingga mampu menyediakan energi dan chemical building blocks. Penyatuan
dari chemical building blocks ini menjadi protein, DNA, membran, sel dan jaringan serta energi yang
dapat digunakan untuk motilitas sel dan kontraksi otot. Defisiensi dari kuantitas dan kualitas enzim
utama dapat menyebabkan defek genetic, deficit nutrisi atau menjadi toksin.

D. Mekanisme Kerja Enzim

Cara kerja enzim sebagai biokatalisator dilaksanakan melalui


percepatan reaksi dengan cara menurunkan energi yang dibutuhkan
dengan berlangsungnya reaksi kimia pada sel hidup. Zat yang akan
dikatalis oleh enzim dikenal substrat. Substrat berikatan dengan
enzim di daerah dikenal sisi aktif. Sisi aktif enzim hanya bisa berikatan
pada substrat tertentu. Sehingga, enzim bekerja spesifik dan 1 jenis enzim hanya dapat terlibat pada
satu jenis reaksi.

Cara kerja enzim itu terbilang unik, walaupun enzim ikut serta pada reaksi dan juga mengalami
perubahan fisik selama reaksi berlangsung, enzim tetap akan kembali pada keadaan semula apabila
proses reaksi sudah selesai. Proses dan cara kerja enzim dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa
intermediat di reaksi organik dengan energi yang rendah. Enzim akan merangsang laju reaksi kimia
tersebut dengan pembentukan kompleks dan juga substrat sehingga bisa menekan energi aktivasi
yang dibutuhkan oleh tubuh pada reaksi biokimia.

Untuk lebih jelas, mekanisme cara kerja enzim bisa dijelaskan pada alur berikut ini:

-Menciptakan lingkungan yang transisinya bisa terstabilisasi guna menurunkan energi aktivasi,
misalnya mengubah substrat.

-Meminimalkan energi transisi dengan cara membuat lingkungan reaksi yang terdistribusi muatan
berlawanan dan dengan tidak mengubah bentuk dari substrat sedikit pun.

-Melalui pembentukan dari lintasan reaksi alternatif.

-Menggiring substrat ke orientasi yang pas agar bereaksi dengan cara menurunkan entropi reaksi.

Jika ditinjau dari cara kerja enzim, bagian enzim aktif sebagai katalis akan dianggap mempunyai
gugus prostetik dengan bentuk yang sangat spesifik yang hanya bisa bereaksi dengan molekul yang
memiliki bentuk yang spesifik juga. Dengan anggapan itulah, sebagian ahli mengambil hipotesis
kalau cara kerja enzim itu sesuai dengan teori kunci dan gembok atau dikenal lock and key yang
dipopulerkan Emil Fischer, serta dari teori teori induksi pas atau dikenal induced fit dipopulerkan
Daniel Koshland.Skema kerja Enzim :

Substrat + Enzim → kompleks enzim-substrat → enzim + produk

Beberapa teori mengenai cara kerja enzim :

a. Lock and Key Theory (Teori Gembok dan Kunci)

Teori Lock and Key Theory dikemukakan oleh Fischer (1898).


Teori ini menjelaskan bahwa enzim diumpamakan sebagai gembok
karena memiliki sebuah bagian kecil yang dapat berikatan dengan
substrat. Bagian ini disebut sisi aktif. Sementara itu, substrat
diumpamakan sebagai kunci karena dapat berikatan secara pas
dengan sisi aktif enzim. Hubungan antara enzim dengan substrat
tersebut membentuk ikatan yang lemah. Perhatikan Gambar berikut.

b. Induced Fit Theory (Teori Ketepatan Induksi)

Teori ini menjelaskan bahwa sisi aktif enzim dapat berubah


bentuk sesuai dengan substratnya (fleksibel). Menurut teori
kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk
yang fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk
sisi aktif termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika produk sudah terlepas dari
kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas. Sehingga, substrat yang lain Kembali
bereaksi dengan enzim tersebut.
E. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kerja Enzim

1. Suhu (Temperatur)

Setiap enzim mempunyai suhu optimum yang spesifik. Jika enzim


berada di bawah suhu optimum, kerja enzim akan terhambat. Enzim
pada suhu 0°C atau di bawahnya bersifat nonaktif. Akan tetapi, pada
suhu tersebut enzim tidak rusak. Kenaikan suhu dapat meningkatkan
aktivitas enzim. Namun, jika suhu melebihi batas optimum, enzim
dapat mengalami denaturasi (kerusakan). Akibatnya, enzim tidak dapat
berfungsi sebagai katalis lagi. Sebagai contoh, enzim manusia memiliki
suhu optimal 35–40°C dan enzim pada bakteri yang hidup di air panas
memiliki suhu optimum 70°C atau lebih. Amati grafik mengenai
pengaruh suhu terhadap kerja enzim pada gambar di samping.

2. Perubahan pH

Setiap enzim mempunyai pH optimum yang spesifik. Perubahan pH


mengakibatkan sisi aktif enzim berubah sehingga dapat
menghalangi terikatnya substrat pada sisi aktif enzim. Selain itu,
perubahan pH juga mengakibatkan proses denaturasi pada enzim.
Sebagai contoh, enzim ptialin di mulut hanya dapat bekerja pada pH
netral, enzim pepsin di lambung bekerja pada pH asam, sedangkan
enzim tripsin di usus bekerja pada pH basa. Perhatikan gambar di
samping.

3. Konsentrasi Enzim

Makin besar konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi.


Peningkatan kecepatan reaksi akan terus bertambah hingga tercapai
kecepatan konstan, yaitu jika semua substrat sudah terikat oleh enzim.
Perhatikan gambar berikut.

4. Konsentrasi Substrat

Bertambahnya konsentrasi substrat dalam suatu reaksi akan meningkatkan


kecepatan reaksi jika jumlah enzim dalam reaksi tersebut tetap. Peningkatan
kecepatan reaksi akan terus bertambah hingga tercapai kecepatan konstan, yaitu jika
semua enzim mengikat substrat. Perhatikan gambar berikut.

5. Zat-Zat Penggiat (Aktivator)


Zat yang berfungsi memacu atau mempercepat reaksi enzim disebut aktivator. Contoh activator
antara lain garam-garam dari logam alkali dalam kondisi encer (2%–5%) dan ion logam seperti Ca,
Mg, Ni, Mn, dan Cl.

6. Zat-Zat Penghambat (Inhibitor)

Ada dua macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.

a. Inhibitor Kompetitif

Inhibitor yang berikatan secara kuat pada sisi aktif enzim disebut
inhibitor kompetitif (inhibitor irreversible). Inhibitor kompetitif ini
dapat dihilangkan dengan cara menambah konsentrasi substrat.
Perhatikan gambar berikut.

b. Inhibitor Nonkompetetif

Inhibitor yang terikat pada sisi alosterik enzim (selain sisi aktif
enzim) disebut inhibitor nonkompetitif. Inhibitor ini
mengakibatkan sisi aktif enzim berubah sehingga substrat
tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor ini
tidak dapat dihilangkan walaupun dengan menambahkan
substrat. Contoh inhibitor nonkompetitif yaitu Ag+ , Hg2+,
dan Pb2+. Perhatikan gambar berikut.

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan

1.Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalisator, senyawa yang meningkatkan
kecepatan reaksi kimia.
2.Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, bekerja secara spesifik, Enzim merupakan protein,
diperlukan dalam jumlah sedikit, bekerja secara bolak-balik, dan enzim dipengaruhi oleh factor
lingkungan.

3.Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya (endoenzim dan eksoenzim) ; berdasarkan


daya katalisis (oksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase, isomerase, dan ligase) ; enzim lain
dengan tatanama berbeda (enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim
permease) ; berdasarkan cara terbentuknya (enzim konstitutif dan adaptif)

4.Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan inhibitor
(penghambat) serta konsentrasi substrat.

5.Cara kerja enzim juga dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak kunci, dan teori
kecocokan yang terinduksi.

Daftar Pustaka

https://www.biologiedukasi.com/2020/01/cara-kerja-enzim-teori-lock-and-key-dan.html

https://intanonline.com/PR21/SM1/BIO/XII/PENDAMPR21_03.html

https://blog.widiyanata.com/pendidikan/cara-kerja-enzim-pengertian-sifat-klasifikasimekanisme/

https://123dok.com/article/mekanisme-kerja-enzim-enzim-protease-tinjauan-pustaka.y8go0e25

https://dosenbiologi.com/manusia/sifat-sifat-enzim

Anda mungkin juga menyukai