Anda di halaman 1dari 23

TUGAS INDIVIDU

MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIK


ENZIM DAN ALERGEN






OLEH

NAMA : SRI NURLIANA BASRY
NIM : 12.01.061
KELAS : STIFA A


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena hanya atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat
menyelesaikan makalah Enzim dan Alergen ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun sebagai tugas dari mata kuliah Farmakognosi
Analitik, yaitu Ibu Sitti Rahimah S.Farm., Apt.
Sangat disadari bahwa makalah ini tak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat diharapkan dari para pembaca demi perbaikan makalah untuk
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amiin..


Makassar, Juli 2014


Penulis


i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . i
KATA PENGANTAR.............. ii
DAFTAR ISI ........................ iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang ........................................................ . 1
Rumusan masalah .................................................................. 2
Tujuan Penulisan .................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian enzim ........................................................ ... 3
Klasifikasi enzim............................................................... 5
Enzim sebagai sasaran pengobatan................................. 7
Pengertian allergen.. ... 12
Jenis-jenis allergen.. 13
Cara kerja allergen... 15
Reaksi alergi.. 16
Cara menghimdari alergi.. 17
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ................. 19
Saran . 19
Daftar Pustaka ... 20





ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi)
dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein.
Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut
sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi
molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Hampir semua proses
biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup
cepat.
Enzim dalam pengobatan merupakan terapi di mana senyawa
tertentu digunakan untuk memodifikasi kerja enzim, sehingga dengan
demikian efek yang merugikan dapat dihambat dan efek yang
menguntungkan dapat dibuat. Berdasarkan sasaran pengobatan,
dapat dibagi menjadi terapi di mana enzim sel individu menjadi
sasaran dan terapi di mana enzim bakteri patogen yang menjadi
sasaran.
Menurut ilmu imunologi, alergen adalah senyawa yang dapat
menginduksi immunoglobulin E (IgE) melalui paparan berupa inhalasi
(dihirup), ingesti (proses menelan), kontak, ataupun injeksi
1
Sebagai seorag farmasi mempelajari enzim dan alergen
merupakan hal yang penting dimana diketahui terdapat obat-obat
yang terkait seperti anti histamine.
Oleh karena manfaat manfaat yang diberikan pada enzim dan
allergen tersebut, maka klasifikasi enzim dan cara kerja allergen
harus dikaji lebih dalam lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian enzim ?
2. Bagaimana Klasifikasi Enzim?
3. Bagaimana Enzim sebagai sasaran pengobatan ?
4. Apa Pengertian alergen ?
5. Bagaimana Jenis- jenis Alergen?
6. Bagaimana Cara kerja Alergen ?
7. Bagaimana Reaksi alergi?
8. Bagaimana Cara Menghindari Alergi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian enzim ?
2. Untuk mengetahui klasifikasi enzim ?
3. Untuk mengetahui enzim sebagai sasaran pengobatan ?
4. Untuk mengetahui Pengertian alergen ?
5. Untuk mengetahui jenis-jenis alergen ?
6. Untuk mengetahui cara kerja alergen ?
7. Untuk mengetahui reaksi alergi ?
8. Untuk mengetahui cara menghimdari alergi?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Enzim
Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator
(protein katalitik) untuk reaksi-reaksi kimia di dalam sistem biologi.
Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut serta
dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reaksi telah selesai.
Suatu katalis adalah suatu agen kimiawi yang mengubah laju reaksi
tanpa harus dipergunakan oleh reaksi tersebut. Aktivitas enzim
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya konsentrasi substrat,
pH, suhu, dan inhibitor (penghambat). (1 )
Berbeda dengan katalisator nonprotein (H
+
, OH
-
, atau ion-ion
logam), tiap-tiap enzim mengkatalisis sejumlah kecil reaksi, kerapkali
hanya satu. Jadi enzim adalah katalisator yang reaksi-spesifik karena
semua reaksi biokimia perlu dikatalis oleh enzim, sehingga terdapat
banyak jenis enzim.
Menurut Smith (1981: 39), enzim merupakan komplek molekul
organik yang berada dalam sel hidup yang beraksi sebagai
katalisdalam mempercepat laju reaksi kimia. Tanpa enzim, tidak akan
ada kehidupan. Meskipun enzim hanya dibentuk dalam sel hidup,
namun beberapa dapat dipisahkan dari selnya dan melanjutkan
fungsinya dalam kondisi in vitro.
3
Menurut Steve Prentis (1990: 12), enzim adalah katalisator
biologis, karena suatu katalisator merupakan suatu senyawa yang
mempercepat laju reaksi kimia. Hampir semua reaksi kimia yang
penting bagi kehidupan akan berlangsung sangat lambat tanpa
adanya katalisator yang sesuai. ( 2 )
Bisa disimpulkan bahwa enzim merupakan senyawa organik
bermolekul besar yang berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi
metabolisme di dalam tubuh tanpa memperngaruhi keseimbangan
reaksi. Dari beberapa pengertian tersebut jelaslah bahwa enzim
sangat berperan dalam sebagian besar reaksi kimia dalam tubuh
makhluk hidup, tak terkecuali mikroba yang banyak digunakan
sebagai agen biologi dalam bioteknologi.
Mekanisme kerja enzim berlangsung dalam dua tahap. Banyak
enzim menggunakan lebih dari satu substrat tetapi untuk memahami
prinsip dasar kerja enzim dengan mudah dengan memperhatikan
reaksi enzim dengan satu substrat seperti berikut .
Kemampuan enzim yang unik, spesifik terhadap substrat
meningkatkan penggunaannya dalam proses industri secara kolektif
yang dikenal dengan istilah teknologi enzim. Teknologi enzim
mencakup produksi, isolasi, purifikasi, menggunakan bentuk yang
dapat larutdan akhirnya sampai pada immobilisasi dan penggunaan
enzim dalam skala yang lebih luas melalui sistem reaktor.

4
Peranan teknologi enzim berkontribusi pada pemecahan
beberapa masalah vital di era modern seperti sekarang, misalnya
produksi makanan, kekurangan dan pemeliharaan energi, dan
peningkatan lingkungan. Teknologi baru ini dasarnya dari biokimia
tetapi diterangkan lebih luas dengan mikrobiologi, kimia, dan proses
alat teknologi yang mendukung keberadaan sains. (2)
B. Klasifikasi Enzim
Menurut IUBMB (International Union of Biochemistry and
Molecular Biology), enzim-enzim dikelompokkan menjadi 6
golongan atau kelas, sebagaimana yang disajikan dalam tabel 3-3.
Masing-masing kelas ini dikelompok-kelompokkan lagi menjadi
beberapa subkelas. Misalnya, enzim kelas (1) yaitu kelas
Oksidoreduktase, dibagi menjadi beberapa subkelas, antara lain
subkelas (1) yaitu enzim oksidoreduktase yang bekerja pada gugus
CH-OH donor dan subkelas (2) yaitu enzim yang bekerja pada
gugus aldehida atau gugus okso senyawa donor, dan lain-lain.
Demikian pula enzim kelas (2), (3), (4) dan selanjutnya, masing-
masing juga dibagi-bagi lagi menjadi beberapa subkelas.
Kemudian, masing-masing subkelas juga masih dibagi-bagi
lagi menjadi beberapa sub-subkelas. Misal, enzim subkelas (1) dari
kelas (1) yaitu enzim oksidoreduktase yang bekerja pada gugus
CH-OH donor, dibagi lagi menjadi beberapa sub-subkelas, antara
lain sub-subkelas (1) yaitu yang bekerja dengan NAD or NADP
5
sebagai akseptor dan sub-subkelas (2) yaitu yang bekerja dengan
sitokrom sebagai akseptor. Masing-masing sub-subkelas ini
beranggotakan beberapa enzim yang memenuhi kriteria dalam
pengelompokannya. Untuk memudahkan memahami pembagian
enzim ini dapat dilihat skemanya pada Tabel 3-3 (4)














6
C. Enzim sebagai sasaran pengobatan
merupakan terapi di mana senyawa tertentu digunakan untuk
memodifikasi kerja enzim, sehingga dengan demikian efek yang
merugikan dapat dihambat dan efek yang menguntungkan dapat
dibuat. Berdasarkan sasaran pengobatan, dapat dibagi menjadi terapi
di mana enzim sel individu menjadi sasaran dan terapi di mana enzim
bakteri patogen yang menjadi sasaran. ( 5 )
a. Pada terapi di mana enzim sel individu sebagai sasaran kinerja
terapi, digunakan senyawa-senyawa untuk mempengaruhi kerja
suatu enzim sebagai penghambat bersaing. Contoh penyakit yang
dapat diobati dengan terapi ini adalah:
1. Diabetes Melitus. Pada penyakit Diabetes Melitus, senyawa
yang diinduksikan adalah akarbosa (acarbose), di mana
akarbosa akan bersaing dengan amilum makanan untuk
mendapatkan situs katalitik enzim amilase (pankreatik -
amilase) yang seyogyanya akan mengubah amilum menjadi
glukosa sederhana. Akibatnya reaksi tersebut akan
terganggu, sehingga kenaikan gula darah setelah makan
dapat dikendalikan.
2. Penumpukan cairan. Enzim anhidrase karbonat merupakan
enzim yang mengatur pertukaran H dan Na di tubulus ginjal,
di mana H akan terbuang keluar bersama urine, sedangkan
Na akan diserap kembali ke dalam darah. Adalah senyawa
7
turunan sulfonamida, yaitu azetolamida yang berfungsi
menghambat kerja enzim tersebut secara kompetitif
sehingga pertukaran kation di tubulus ginjal tidak akan
terjadi. Ion Na akan dibuang keluar bersama dengan urine.
Sifat ion Na yang higroskopis menyebabkan air akan ikut
keluar bersamaan dengan ion Na; hal ini membawa
keuntungan apabila terjadi penumpukan cairan bebas di
ruang antar sel (udem). Dengan kata lain senyawa
azetolamida turut berperan dalam menjaga kesetimbangan
cairan tubuh.
3. Pengendalian tekanan darah diatur oleh enzim renin-EKA
dan angiosintase. Enzim renin-EKA berperan dalam
menaikkan tekanan darah dengan menghasilkan produk
angiotensin II, sedangkan angiosintase bekerja terbalik
dengan mengurangi aktivitas angiotensin II. Untuk
menghambat kenaikan tekanan darah, maka manipulasi
terhadap kerja enzim khususnya EKA dapat dilakukan
dengan pemberian obat penghambat EKA (ACE Inhibitor).
4. Mediator radang prostaglandin yang dibentuk dari asam
arakidonat melibatkan dua enzim, yaitu siklooksigenase I
dan II (cox 1 dan cox II). Ada obat atau senyawa tertentu
yang mempengaruhi kinerja cox 1 dan cox II sehingga dapat
digunakan untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit.
8
5. Dengan menggunakan prinsip pengaruh senyawa
terhadap enzim, maka enzim yang berfungsi untuk
memecah AMP siklik (cAMP) yaitu fosfodiesterase (PD)
dapat dihambat oleh berbagai senyawa, antara lain kafein
(trimetilxantin), teofilin, pentoksifilin, dan sildenafil. Teofilin
digunakan untuk mengobati sesak nafas karena asma,
pentoksifilin digunakan untuk menambah kelenturan
membran sel darah merah sehingga dapat memasuki relung
kapiler, sedangkan sildenafil menyebabkan relaksasi kapiler
di daerah penis sehingga aliran darah yang masuk akan
bertambah dan tertahan untuk beberapa saat.
6. Penyakit kanker merupakan penyakit sel ganas yang harus
dicegah penyebarannya. Salah satu cara untuk mencegah
penyebarannya adalah dengan menghambat mitosis sel
ganas. Seperti yang diketahui, proses mitosis memerlukan
pembentukan DNA baru (purin dan pirimidin). Pada
pembentukan basa purin, terdapat dua langkah reaksi yang
melibatkan formilasi (penambahan gugus formil) dari asam
folat yang telah direduksi. Reduksi asam folat ini dapat
dihambat oleh senyawa ametopterin sehingga sintesis DNA
menjadi tidak berlangsung. Selain itu penggunaan azaserin
dapat menghambat biosintesis purin yang membutuhkan
asam glutamate. 6-aminomerkaptopurin juga dapat
9
menghambat adenilosuksinase sehingga menghambat
pembentukan AMP (salah satu bahan DNA).
7. Pada penderita penyakit kejiwaan, pemberian obat anti-
depresi (senyawa) inhibitor monoamina oksidase (MAO
inhibitor) dapat menghambat enzim monoamina oksidase
yang mengkatalisis oksidasi senyawa amina primer yang
berasal dari hasil dekarboksilasi asam amino. Enzim
monoamina oksidase sendiri merupakan enzim yang
mengalami peningkatan jumlah ada sel susunan saraf
penderita penyakit kejiwaan.
b. Pada terapi dimana enzim mikroorganisme yang menjadi sasaran
kerja, digunakan prinsip bahwa enzim yang dibidik tidak boleh
mengkatalisis reaksi yang sama atau menjadi bagian dari proses
yang sama dengan yang terdapat pada sel pejamu. Hal ini
bertujuan untuk melindungi sel pejamu, sekaligus meningkatkan
spesifitas terapi ini. Karena yang dibidik adalah enzim
mikroorganisme, maka penyakit yang dihadapi kebanyakan adalah
penyakit-penyakit infeksi. Contoh terapi dengan menjadikan enzim
mikroorganisme sebagai sasaran kerja antara lain:
1. Pada penyakit tumor, sel tumor dapat dikendalikan
perkembangannya dengan menghambat mitosisnya. Mitosis
sel tumor membutuhkan DNA baru (purin dan pirimidin baru).
Proses ini membutuhkan asam folat sebagai donor metil
10
yang dapat dibuat oleh mikroorganisme sendiri dengan
memanfaatkan bahan baku asam p-aminobenzoat (PABA),
pteridin, dan asam glutamat. Suatu analog dari PABA, yaitu
sulfonamida dan turunannya dapat dimanfaatkan untuk
menghambat pemakaian PABA untuk membentuk asam
folat.
2. Penggunaan antibiotika, yaitu senyawa yang dikeluarkan
oleh suatu mikroorganisme di alam bebas dalam rangka
mempertahankan substrat dari kolonisasi oleh
mikroorganisme lain dalam memperebutkan sumber daya,
juga berperan dalam terapi. Contohnya adalah penisilin,
suatu antibiotik yang menghambat enzim transpeptidase
yang mengkatalisis dipeptida D-alanil D-alanin sehingga
peptidoglikan di dinding sel bakteri tidak terbentuk dengan
sempurna. Bakteri akan rentan terhadap perbedaan tekanan
osmotik sehingga gampang pecah.
3. Perbedaan mekanisme sintesis protein antara
mikroorganisme dan sel pejamu. juga dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu prinsip terapi. Penggunaan antibiotika
tertentu dapat menghambat sintesis protein pada
mikroorganisme. Contohnya antara lain:
11
Tetrasiklin yang menghambat pengikatan asam amino-tRNA
pada situs inisiator subunit 30S dari ribosom sehingga asam
amino tidak dibawa oleh tRNA.
Streptomisin yang berikatan langsung dengan subunit 50S
dari ribosom sehingga laju sintesis protein berkurang dan
terbentuk protein yang tidak semestinya akibat kesalahan
baca kodon mRNA.
Kloramfenikol yang menyaingi mRNA untuk duduk di ribosom.
Neomisin B yang mengubah pengikatan asam amino-tRNA ke
kompleks mRNA ribosom.
D. Pengertian alergen
Alergen adalah setiap antigen yang dapat menimbulkan
reaksi alergi.Istilah alergen ini merujuk baik pada molekul antigen
itu sendiri maupun kepada sumber antigen seperti serbuk sari,
animal dander, bisa bintang, dan produk makanan. Alergen dapat
mensensitisasi tubuh dan pada individu yang hipersensitif sksn
menyebabkan suatu respon tertentu. Alergen dapat berasal dari
golongan yang berbeda-beda seperti senyawa biologis, senyawa
kimia baik alam maupun sintesis bahkan beberapa faktor lain pun
dapat bertindak memacu timbulnya alergi misalnya faktor
emosional, lingkungan, psikosomati, serta penyakit infeksi.
Menurut ilmu imunologi, alergen adalah senyawa yang dapat
menginduksi immunoglobulin E (IgE) melalui paparan berupa
12
inhalasi (dihirup), ingesti (proses menelan), kontak, ataupun injeksi.
Respon tubuh terhadap suatu alergen terjadi melalui proses yang
kompleks dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sifat inang,
lingkungan, dan sifat fisik dari alergen. Sebagian besar alergen
merupakan protein yang dapat merangsang respon imun tubuh
melalui reaksi enzimatik atau aktivasi reseptor pada sel epitelium
mukosasecara langsung. (6)
E. Jenis- jenis Alergen
a. Beberapa contoh antigen spesifik adalah :
1. Aeroalergen
Protein atau glikoprotein yang tersebar di udara dan
bersumber dari berbagai macam sumber, seperti spora kapang,
serbuk sari tumbuhan, bulu hewan, dan kotoran tungau serta
kecoa.
2. Alergen makanan
Beberapa contoh makanan yang biasanya menimbulkan
alergi pada anak-anak adalah telur, susu, kedelai, gandum, dan
kacang.
3. Alergen lateks
Alergi yang disebabkan oleh karet lateks sering ditemukan
pada pekerja industri karet, petugas kesehatan, dan orang yang
menjalani operasi di saat bayi.

13
4. Alergen farmasi
Contohnya penisilin dan sefalosporin.
5. Alergen bisa serangga
Sengatan serangga dapat menimbulkan alergi pada
sebagian orang
b. Berdasarkan jalur masuknya alergen :
1. Alergen inhalan
Alergen golongan ini terdistribusi di udara dan akan masuk
ke dalam tubuh saat terhirup (pada saat respirasi). Contoh
dari alergen inhalan serbuk sari tanaman tertentu misalnya
ragweed (Ambrosia spesies), rumput bermuda (Cynodon
dactylon), pohon oak (Quercus alba), debu, serpihan benang
dari sarung bantal danselimut, serpihan kapuk bantal,
serpihan epidermis hewan, spora jamur, kutu, dan sediaan
kosmetik yang didalamnya
2. Alergen ingestan
Alergen yang masuk ke dalam tubuh dengan cara ditelan.
Alergi yang disebabkan makanan umunya menimbulkan
gangguan gastrointestinal, disamping dapat juga
menyebabkan ruam kulit, bengkak pada bibir dan lidah,
migrain, rhinitis, asma bronkial, dan ekzema. Contoh alergen
ini adalah cukup banyak misalnya obat-obatan, susu sapi, sea
14
food, coklat, jus jeruk, minyak ikan, bahkan tomat dan
strowbery.
3. Alergen injektan
Alergen yang memasuki tubuh lewat jalur parenteral
misalnya reaksi alergi terhadap injeksi penisillina. Sengatan
tawon, dan gigitan ular termasuk alergen injekatan
4. Alergen kontaktan
Substansi yang dapat menimbulkan alergi jika kontak
dengan kulit. Contoh tanaman Poison ivy (Toxicodendron
radicans) Sediaan kosmetik seperti sabun mandi, cat kuku, cat
rambut, hairspray, serta detergen.
5. Alergen infektan
Beberapa organisme dapat memicu alergi melalui produk
metabolismenya. Contoh hasil metabolisme bakteri
6. Alergen infestan
Organisme parasit (Mis cacing) dapat mensensitisasi tubuh.
Produk metabolisme parasit ini yang terdapat dalam tubuh
dapat bertindak sebagai infestan alergen
F. Cara kerja Alergen
Alergi adalah respon tubuh kita yang tidak tepat terhadap
sesuatu yang sebenarnya tidak berbahaya seperti makanan, zat
yang terhirup, inhalan, atau zat zat kimia pada makanankimia
tertentu. Dalam tubuh kita terdapat sistem kekebalan tubuh yang
15
bertugas melindungi tubuh dari segala benda atau zat asing dari
luar yang dianggap membahayakan.
Sistem ini bertugas mendeteksi tipe zat penyerang itu dan
membentuk antibodi untuk menanggulanginya. Nah, ketika ada zat-
zat tertentu yang masuk ke tubuh kita, adakalanya sistem
kekebalan tubuh kita salah menafsirkan itu sebagai zat yang
berbahaya. Sel-sel kekebalan tubuh pun segera bekerjasama
membentuk antibodi untuk memerangi zat asing tersebut.
G. Reaksi alergi
Reaksi sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh secara
berlebihan ini, tidak hanya menciptakan antibodi yang
menghancurkan zat-zat yang dianggap sebagai penyerang,
melainkan juga menghancurkan dirinya sendiri.
Reaksi berlebihan terhadap alergen (yang menyebabkan
alergi) tertentu yang datang inilah yang kemudian menimbulkan
reaksi alergi. Molekul-molekul antibodi yang disebut IgE
(imunoglobulin E) ini kemudian menempel pada reseptor, pada sel-
sel mast, yang menjadi tempat pernikahan tempat menerima zat-
zat alergen dari luar untuk pertama kalinya. IgE kemudian
melepaskan zat histamin yang menjadi biang keladi bersin-bersin,
alergi pada kulit, kulit gatal, mata berair, dan reaksi-reaksi alergi
lainnya
16
Adakalanya pula terjadi reaksi alergi yang hebat, seperti
alergi pada ikan, kandungan kacang tanah kacang atau sengatan
serangga. Alergi hebat ini kemudian menyebabkan jaringan yang
membengkak bahkan kesulitan bernafas jika pembengkakan terjadi
pada saluran pencernaan saluran pernafasan. Alergi jenis ini
disebut anafilaksis. Reaksi alergi jenis ini bisa dinetralisir dengan
menyuntikkan epinefrin sintesis, atau hormon sintesis yang biasa
dihasilkan oleh adrenalin.
Orang-orang yang memiliki potensi mengalami alergi hebat,
sangat dianjurkan untuk selalu membawa pena epinefrin, sehingga
sewaktu-waktu serangan alergi hebat terjadi bisa segera
ditanggulangi
H. Cara Menghindari Alergi
Berikut beberapa tips menghindari alergi.
Kenali alergen atau sesuatu yang membuat Anda alergi.
Apakah itu jenis-jenis makanan tertentu, zat-zat tertentu yang
terhirup, atau kondisi cuaca tertentu. Jika Anda mengenali alergen
Anda, akan lebih mudah bagi Anda untuk menghindarinya.
Jika Anda alergi terhadap suatu makanan tertentu, hindarilah
mengkonsumsi makanan tersebut. Cermati pula kandungan yang
terdapat pada suatu makanan, termasuk juga mencermati label
makanan yang terdapat pada makanan kemasan. Jika Anda makan
17
di rumah makan, tidak ada salahnya Anda menanyakan kandungan
makanan tersebut kepada sang juru masak.
Jika Anda alergi terhadap debu, hindari terpapar debu dalam
tempo yang lama. Kenakan masker saat mengendarai sepeda di
jalan, atau pada saat membersihkan rumah.
Jika Anda alergi udara dingin, lindungi diri Anda dengan jaket
bagus (maksudnya, yang sesuai) tebal yang memungkinkan tubuh
Anda tetap berada pada kondisi hangat sehingga sistem kekebalan
tubuh Anda tidak akan bereaksi terhadap alergen dingin yang hadir.
Bagi Anda yang memiliki potensi mengalami alergi hebat,
selalu bawa pena epinefrin, untuk mencegah kemungkinan terburuk
yang mungkin terjadi. ( 7 )









18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Enzim ialah senyawa protein yang disintesiskan di dalam sel
secara biokimiawi. Enzim merupakan biokatalis yaitu senyawa yang
diproduksi oleh organisme. Peranan enzim sangat besar dalam
kehidupan manusia. alergen adalah senyawa yang dapat menginduksi
immunoglobulin E (IgE) melalui paparan berupa inhalasi (dihirup),
ingesti (proses menelan), kontak, ataupun injeksi. Respon tubuh
terhadap suatu alergen terjadi melalui proses yang kompleks dan
dipengaruhi oleh beberapa factor.
B. Saran
Peranan enzim dalam kesehatan sangat penting, untuk itu
manusia hendaknya lebih menjaga kesehatan. Dan penyusun
mengharapkan masukan untuk penyempurnaan makalah ini.






19
DAFTAR PUSTAKA
1. Albert Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
2. Campbel and Reece. 1987. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
3. John E. Smith. 1981. Biotechnology. London: Edward Arnold
Publisher.
4. Prentis, Steve. 1990. Bioteknologi Suatu Revolusi Industri Yang
Baru. Erlangga : Jakarta
5. Primrose. 1987. Modern Biotechnology. London: Blackwell
Scientific Publications
6. http://www.scribd.com/doc/78721550/ALERGEN. Diakses tanggal 30 juni
2014
7. http://www.herdinbisnis.com/2012/02/mekanisme-alergi-
mekanisme-alergi.html . Diakses tanggal 30 juni 2014


20

Anda mungkin juga menyukai