Anda di halaman 1dari 15

Metabolisme

Nama Kelompok:
Aviva Aura
Faisal
Mutia Sari Devi
Natasha Khairunnisa
Raisa Mutia Alzena
Rizky Hidayat

SMA NEGERI 1 TARAKAN


TAHUN AJARAN 2023/2024
Daftar isi
Bab 1 ……………………………………………………………………………
Pendahuluan ……………………………………………………………………
1. Latar belakang ……………………………………………………………
2. Rumusan masalah ………………………………………………………..
3. Tujuan…………………………………………………………………….
Bab 2 ……………………………………………………………………………
Pembahasan …………………………………………………………………….
Metabolisme …………………………………………………………………….
A. Enzim ……………………………………………………………………..
B. Katabolisme ………………………………………………………………
C. Anabolisme ……………………………………………………………….
Bab 3 …………………………………………………………………………….
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….
B. Saran ……………………………………………………………………..
Daftar pustaka ………………………………………………………………….
Bab 1
Pendahuluan
1. LATAR BELAKANG

Salah satu ciri dari mahluk hidup ialah melakukan proses di dalam tubuhnya. Proses tersebut
ialah proses penguraian makanan yang dikonsumsi oleh semua mahluk hidup. Setiap mahluk
hidup pasti memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya Selain itu makanan juga
menjadi sumber tenaga dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh mahluk hidup. Makanan
tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ pencemaan Setelah masuk ke dalam tubuh
makanan tersebut akan mengalami proses perombakan. Zat-zat yang terkandung dalam makanan
diuraikan menjadi sumber energi. Hasil dari penguraian zat-zat makanan tersebut yang menjadi
sumber tenaga untuk melakukan aktivitas kehidupan Bisa kita bayangkan, jika zat-zat yang ada
dalam makanan tidak diuraikan pasti tidak ada tenaga yang dihasilkan dalam tubuh. Maka
mahluk hidup tidak akan mempunyai kemampuan untuk menjalani aktivitas kehidupan. Sebagai
contoh kita dapat melihat seekor harimau yang memangsa makanannya. Makanan yang di cerna
oleh tubuh harimau diubah di konversi menjadi energi dan tenaga yang dapat di gunakan oleh
harimau untuk berlari dan mencari mangsa yang lain. Mungkin akan berbeda halnya jika
makanan yang si makan oleh harimau tidak mengalami proses penguraian, pasti harimau
tersebut tidak akan mempunyai kemampuan untuk berlari bahkan mencari mangsanya. Oleh
karena itu, harimau memerlukan energi yang diperoleh dari proses penguraian zat-zat makanan
Proses inilah yang kita kenal dengan proses metabolisme.

2. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini akan membahas mengenai:

1. Membahas mengenai proses metabolisme dan pengertiannya.

2. Membahas tentang dua macam proses yang terjadi dalam metabolisme yaitu pembentukan
zat (anabolisme) dan penguraian zat (kataboliosme).

3. Membahas tentang peranan enzim dalam proses metabolisme.

3. Tujuan
1. Apa yang dimaksud dengan metabolisme.
2. Apa saja jenis-jenis proses yang terjadi dalam metabolisme.
3. Apa saja peranan enzim dalam proses metabolisme.
Bab 2
Pembahasan
Metabolisme

Metabolisme merupakan keseluruhan proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup. Pada metabolisme terjadi proses pembentukan atau pengurain zat di dalam sel
hidup yang di sertai dengan adanya perubahan energi. Proses pembentukan zat terjadi
pada proses fotosintesis dan kemosintesis. Proses penguraian zat dapat berupa respirasi
sel dan fermentasi sel Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa dalam proses
metabolisme ada dua proses yaitu proses pembentukan dan penguraian. Proses
pembentukan dalam metabolisme di sebut juga proses anabolisme. Sedangkan proses
penguraian disebut dengan proses katabolisme. Kedua proses ini disebut juga sebagai
arah lintasan dari proses metabolisme. Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan
setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan
oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepatkan oleh senyawa
organik yang disebut sebagai enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia
disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis. Pada proses
anabolisme, energi yang dibutuhkan lebih banyak sehingga reaksinya dapat berlangsung
cepat dan efisien serta memerlukan energi dalam bentuk energi panas. Proses ini
memerlukan energi yang lebih besar karena, dalam proses anabolisme proses yang
terjadi lebih banyak dan prosesnya yang cepat dan efisien sehingga energi yang di
perlukan lebih besar. Reaksi seperti ini disebut juga reaksi endergonik atau reaksi
endoterm. Sedangkan dalam proses katabolisme energi yang di butuhkan lebih sedikit.
Hal ini terjadi dikarenakan pada reaksi katabolisme hanya menguraikan zat dan
melepaskan energi. Jadi energi yang diperlukan lebih sedikit. Suatu proses di mana
terjadi pelepasan energi disebut juga reaksi eskergonik atau reaksi eksoterm. Dalam
proses metabolisme baik anabolisme maupun katabolisme, kedua proses tersebut
melibatkan peran enzim. Enzim sangat diperlukan sebagai katalisator (senyawa yang
dapat mempercepat proses terjadinya reaksi tanpa habis reaksi ). Enzim bekerja dengan
cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi, dan dengan demikian
dapat mempercepat proses reaksi.

A. Enzim
Reaksi metabolisme pada tubuh makhluk hidup membutuhkan bantuan enzim. Enzim
adalah sejenis protein yang dapat mempercepat reaksi metabolisme. Enzim bekerja di
dalam tubuh makhluk hidup dengan mempercepat reaksi. Namun, enzim ini tidak
akan ikut bereaksi, sehingga pada hasil akhir reaksi, diperoleh kembali zat dalam
bentuk yang semula.
Enzim dapat mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi, yang
diperlukan selama berlangsungnya reaksi tersebut. Tanpa adanya enzim, reaksi
metabolisme dalam tubuh makhluk hidup akan berlangsung sangat lama.

1. Struktur Enzim
Gugus Protein
Gugus protein yang disebut juga "asam amino" adalah unit dasar dari protein, yang
berperan penting dalam pembentukan rantai polipeptida yang membentuk struktur
protein.

Asam amino memiliki struktur dasar yang sama, terdiri dari sebuah atom karbon
sentral (C) yang terikat pada empat gugus fungsional: gugus amino (NH2), gugus
karboksil (COOH), sebuah atom hidrogen (H), dan sebuah gugus samping (R). Gugus
samping (R) adalah gugus yang berbeda pada setiap asam amino dan memberikan
sifat dan karakteristik khusus pada setiap jenis asam amino.

Gugus Non Protein


Struktur enzim yang bukan protein disebut "koenzim." Koenzim adalah molekul
organik nonprotein yang berperan penting dalam aktivitas enzim. Mereka berfungsi
sebagai "asisten" untuk enzim protein, membantu katalisis reaksi kimia dan
memungkinkan enzim berfungsi dengan optimal.

Gugus non protein ini berupa molekul organik dan ion logam. Contohnya, koenzim
seperti NAD+ (Nicotinamide Adenine Dinucleotide) dan FAD (Flavin Adenine
Dinucleotide), serta kofaktor seperti ion besi (Fe2+ atau Fe3+) dan ion magnesium
(Mg2+).

Mereka bekerja sama dengan enzim protein dalam katalisis reaksi kimia,
memfasilitasi reaksi, dan membantu memindahkan atau menyalurkan gugus kimia
tertentu dalam proses biokimia. Gugus non protein ini sangat penting dalam menjaga
fungsi optimal enzim dan menjalankan berbagai jalur metabolisme dalam tubuh.

2. Cara kerja enzim


Salah satu ciri khas enzim yaitu cara kerjanya dilakukan secara spesifik. Itu artinya, enzim hanya bisa
bekerja pada substrat tertentu. Lalu, bagaimana cara kerja suatu enzim? Terdapat dua teori yang
menjelaskan mengenai cara kerja enzim, antara lain:
1. Teori Gembok dan Kunci (Lock and Key Theory)
Teori gembok dan kunci pertama kali dikemukakan oleh Emil Fischer, di tahun 1894. Di
dalam teori penelitian ini, enzim akan berhubungan pada substrat dengan bentuk yang
serupa atau spesifik pada sisi aktif enzim. Teori yang satu ini disebut dengan Teori
Gembok dan Kunci. Dimana enzim digambarkan sebagai sebuah kunci yang bisa
membuka sebuah substrat yang digambarkan sebagai gembok.

2. Teori Ketepatan Induksi


Sisi aktif enzim sendiri bersifat fleksibel, sehingga bisa berubah bentuk menyesuaikan
bentuk substrat. Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa enzim merupakan sebuah protein
katalis. Katalis adalah suatu agen kimia yang merubah kecepatan reaksi tanpa ikut
berubah karena adanya reaksi tersebut. Enzim bisa melakukan hal itu berdasarkan
pengaruhnya pada energi aktivasi yang diperlukan oleh setiap reaksi kimia. Energi
aktivasi merupakan energi yang diperlukan untuk memecahkan molekul senyawa
reaktan.

Sementara peran enzim yaitu untuk menurunkan batasan energi aktivasi yang diperlukan
untuk memulai reaksi. Turunnya batasan energi tersebut memungkinkan reaksi kimia itu
terjadi pada temperatur yang lebih rendah. Hal tersebut menjadi penting karena
mayoritas molekul yang berhubungan proses kehidupan sangat sensitif terhadap suhu
yang tinggi.

1. faktor-faktor yang mempengaruhi enzim

-Suhu

Sebagian besar enzim bekerja optimal di suhu tubuh normal. Masing-masing enzim
mempunyai suhu optimum yang berbeda-beda. Pada umumnya enzim bekerja optimum
pada suhu 400C. Apabila suhu di lingkungan enzim sedikit menurun, maka efektifitas
enzim cenderung akan melambat. Kondisi ini terjadi karena energi kinetik yang rendah,
sehingga mereka bergerak lambat dan tidak sering bertabrakan.

-Derajat Keasaman (pH) Seperti halnya suhu, enzim akan bekerja optimum pada kondisi
pH tertentu. Pada umumnya pH optimum enzim berkisar antara 6-8. Namun, terdapat
beberapa pengecualian, sebagai contoh enzim pepsin bekerja optimum pada pH = 2 di
lambung untuk memecah protein menjadi pepton.

- Konsentrasi Substrat Laju suatu reaksi enzim akan meningkat seiring dengan penurunan
konsentrasi substrat. Ketika konsentrasi substrat semakin banyak kerja enzim akan
menurun, sehingga dibutuhkan penambahan enzim untuk mengatasinya.

- Konsentrasi Enzim Konsentrasi enzim dengan laju reaksi enzim berbanding lurus,
artinya laju reaksi enzim akan bertambah secara konstan seiring dengan adanya
penambahan konsentrasi enzim.

- Aktivator
Zat pengaktif seperti bahan kimia tertentu mampu meningkatkan kerja enzim.
Contohnya, logam alkali, logam alkali tanah, Co, Mg, Mn, dan Cl. Inhibitor Inhibitor
adalah senyawa yang mampu menghambat kerja enzim.

- Inhibitor menyebabkan aktivitas enzim terganggu, sehingga enzim tidak bekerja secara
optimal. Terdapat 2 macam inhitor, yaitu :

• Inhibitor kompetitif, merupakan suatu senyawa kimia yang menyerupai struktur


substrat dan akan bersaing dengan substrat untuk menempati sisi aktif enzim. Apabila
sisi aktif enzim sudah ditempati oleh inhibitor kompetitif dari substrat maka substrat
tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim.

• Inhibitor non kompetitif, adalah suatu senyawa kimia yang menghambat kerja enzim
dengan cara melekat pada bagian selain sisi aktif enzim yaitu sisi alosterik. Pengikatan
tersebut menyebabkan terjadinya perubahan sisi aktif enzim, akibatnya substrat tidak
dapat berikatan dengan sisi aktif enzim.

2. Sifat-Sifat Enzim

Secara umum, enzim memiliki enam sifat khas, lho! Keenam sifat ini antara lain adalah
sebagai berikut:

1. Enzim tersusun atas protein

Komponen penyusun utama enzim tersusun atas protein, tapi tidak semua protein
merupakan enzim.

2. Enzim merupakan biokatalisator

Seperti dalam pengertiannya, enzim bersifat biokatalisator. Itu berarti, enzim hanya
mengubah kecepatan reaksi dengan menurunkan energi aktivasinya.

3. Enzim bekerja secara spesifik

Suatu enzim hanya bekerja pada substrat yang spesifik untuk membentuk produk yang
spesifik juga. Dalam hal ini, kamu bisa membayangkan enzim sebagai “kunci” yang
mempunyai bentuk khusus, sehingga hanya bisa membuka satu “gembok” aja.
Contohnya, enzim amilase yang hanya bekerja pada substrat berupa amilum (pati).

4. Enzim dapat digunakan berulang kali (reusable)

Selama enzimnya nggak rusak, enzim bisa dipakai berulang-ulang karena nggak ikut
bereaksi.

5. Enzim tidak ikut berubah menjadi produk

Walaupun enzim bekerja untuk mengubah substrat menjadi produk, tapi enzim nggak
ikut berubah menjadi produk juga, ya.

6. Kerja enzim bersifat bolak balik (reversible)

Suatu enzim dapat melakukan reaksi dua arah, yaitu dari substrat menjadi produk atau
produk menjadi substrat.
B. Katabolisme

Katabolisme merupakan proses pemecahan molekul-molekul besar dan kompleks


menjadi bentuk yang lebih sederhana, dan salah satunya adalah kalori atau energi.
Bentuk sederhana ini kemudian akan digunakan sebagai bahan bakar untuk reaksi
anabolisme guna menghasilkan zat atau molekul yang lebih besar.

1) Katabolisme Karbohidrat

Katabolisme karbohidrat adalah proses metabolisme seluler yang berfokus


pada pemecahan molekul- molekul karbohidrat menjadi molekul-molekul yang
lebih sederhana, seperti glukosa. Proses ini terutama terjadi dalam dua tahap
utama:

a. Glikolisis Glikolisis adalah tahap awal katabolisme karbohidrat di mana


glukosa, yang merupakan sumber utama karbohidrat, dipecah menjadi dua
molekul piruvat. Proses ini berlangsung di sitoplasma sel dan menghasilkan
beberapa molekul ATP sebagai sumber energi.

b. Siklus Asam Sitrat (Siklus Krebs) Setelah glikolisis, piruvat yang dihasilkan
akan masuk ke dalam mitokondria dan diubah menjadi asetil-KoA. Selanjutnya,
asetil-KoA akan berpartisipasi dalam siklus asam sitrat, juga dikenal sebagai
siklus Krebs. Dalam siklus ini, asetil-KoA diuraikan lebih lanjut untuk
menghasilkan energi berupa ATP, NADH, dan FADH2. Hasil akhir dari
katabolisme karbohidrat adalah produksi energi yang dapat digunakan oleh sel
ik berbagai proses biologis penting. Katab ↑ e karbohidrat juga menghasilkan
produk sampingan berupa air dan karbon dioksida, yang dikeluarkan dari
tubuh sebagai hasil respirasi seluler.

2) Katabolisme Lemak

Katabolisme lemak adalah proses metabolisme seluler yang berfokus pada


pemecahan molekul-molekul lemak menjadi asam lemak dan gliserol yang
lebih sederhana.

Proses katabolisme lemak terjadi dalam dua tahap utama:

1. Lipolisis

Lipolisis adalah tahap awal katabolisme lemak, dimana molekul-molekul


lemak, seperti trigliserida, dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Proses ini
terjadi terutama dalam jaringan adiposa atau sel-sel lemak.

2.Oksidasi Asam Lemak

Selanjutnya, asam lemak yang dihasilkan dari lipolisis akan masuk ke dalam
mitokondria sel untuk mengalami oksidasi. Oksidasi asam lemak menghasilkan
energi dalam bentuk ATP melalui proses beta-oksidasi. Energi ini kemudian
digunakan oleh sel untuk berbagai fungsi biologis.

Hasil akhir dari katabolisme lemak adalah produksi energi yang digunakan oleh
sel dan tubuh. Katabolisme lemak adalah mekanisme penting untuk
mendukung kebutuhan energi saat tubuh kekurangan pasokan glukosa, seperti
pada saat puasa atau aktivitas fisik yang intens.
Selain itu, katabolisme lemak juga berperan dalam penyimpanan energi dalam
bentuk lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dalam tubuh.
Katabolisme lemak juga disebut beta-oksidasi.

2) KATABOLISME PROTEIN
- Pengertian katabolisme protein -
Katabolisme protein merupakan pemecah protein yang akan menjadi
sebuah senyawa organik yang bernama asam amino. Dan membuat
sebuah senyawa turunan yang sederhana untuk melakukan pergerakan ke
dalam sel melalui semua jenis sel atau yang disebut dengan membran
plasma.
Dan akhirnya untuk melakukan reaksi kimia menggabungkan dua molekul
kecil supaya terjadi pembuatan molekul yang lebih besar dengan kata lain
proses polimerisasi akan menjadi sebuah protein baru dengan melalui
penggunaan asam yang terdiri dari adenin, sitosin, dan urasil yang sering
terdapat pada inti sel atau disebut dengan asam ribonukleat.
-Tujuan katabolisme protein-
Tujuan katabolisme protein adalah agar saat organisme terjadi dapat
mengubah sebuah protein menjadi sebuah energi yang diperlukan untuk
kebutuhan pada tubuh manusia, dan saat akan menggunakan protein.
Maka sebuah bakteri atau sebuah mikroorganisme memecah sebuah
protein melalui katabolisme protein yang akan menjadi sebuah asam
amino yang hidupnya berdiri sendiri atau individu dan akan digunakan
untuk membuat sebuah protein bakteri atau dengan melalui
penggabungan suatu zat atau oksigen untuk membuat sebuah energi.
-Hormon pada katabolisme protein-
Di saat sedang melakukan reaksi katabolisme ada hormon-hormon yang
terlibat saat melakukan reaksi tersebut. Dibawah ini merupakan
hormon-hormon yang membantu dalam melakukan reaksi katabolisme
protein, diantara lain:
• Kortisol, hormon ini akan membantu mengatur pertukaran zat pada
organisme yang meliputi dari segi hal kimia dan fisika, dari lemak dan
karbohidrat, oleh kelenjar adrenal atau yang dikenal hormon “stress”.
• Glukagon, salah satu hormone yang dihasilkan oleh sebuah pancreas,
dan bersama dengan hormone yang mengatur kadar gula dalam darah
atau yang disebut insulin. Insulin ini berfungsi dalam menjaga kadar gula di
dalam darah.
• Sitokin, merupakan zat yang mengatur sebuah interaksi antara sebuah
sel yang berperan dalam sistem yang mengatur kekebalan tubuh, dan
beberapa jenis sitokin juga berfungsi untuk merangsang kekebalan tubuh
• Adrenalin, salah satu hormone yang dikenal dengan sebagai sebuah
epinefrin yang dapat meningkatkan detak jantung, serta menguatkan dan
mengerut atau kontraksi pada jantung supaya meningkatkan aliran darah
ke dalam otot.
-cara kerja katabolisme protein-
Berikut adalah salah satu penjelasan dalam cara kerja katabolisme protein
: saat makanan yang sudah kita konsumsi dan masuk kedalam organ
pencernaan dan akan dipecahkan oleh sebuah enzim yang berada di dalam
sebuah sistem pencernaan kita. Melalui proses tersebut, protein akan
dipecahkan menjadi sebuah asam amino, asam amino ini berguna untuk
sumber energy ketika tubuh membutuhkannya. Asam amino bias juga di
daur ulang untuk membuat sebuah protein atau penggabungan suatu zat
dengan oksigen atau disebut juga oksidasi menjadi sebuah Kristal putih tak
berbabau atau urea, selain memecahkan protein, katabolisme juga bias
memecahkan sebuah glikogen menjadi glukosa. Dan karbohidrat
sederhana dengan kemudian akan melalui proses dimana penggabungan
suatu zat dengan oksigen, ini dinamakan dengan glikolis atau dari glukosa
dan lisis. Dari sebuah reaksi inilah sebuah energi yang dihasilkan.
C. Anabolisme
Anabolisme disebut juga asimilasi atau sintesis merupakan rangkaian proses reaksi
kimia yang berkaitan dengan proses penyusunan atau sintesis molekul/senyawa
kompleks dari molekul/ senyawa sederhana atau penyusunan zat dari
senyawa/molekul sederhana menjadi senyawa yang kompleks. Proses tersebut
berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup. Anabolisme merupakan kebalikan dari
katabolisme. Proses anabolisme memerlukan energi, baik energi panas, cahaya, atau
energi kimia. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya disebut fotosintesis,
sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia disebut kemosintesis.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai fotosintesis dan kemosintesis.

1) Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses anabolisme, yaitu proses penyusunan atau sintesis molekul
kompleks dari berbagai molekul sederhana. Karenanya, anabolisme juga disebut dengan istilah
asimilasi atau sintesis. Selain fotosintesis, proses anabolisme lain adalah kemosintesis.
a. Tempat berlangsung fotosintesis

Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun
secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi
ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis


Ada beberapa faktor yang umumnya dapat memengaruhi proses fotosintesis berlangsung, di
antaranya sebagai berikut.

1. Kadar CO2 di udara

Fotosintesis bisa berjalan meningkat seiring dengan naiknya kadar CO2 udara. Namun, CO2 yang
terlalu tinggi dapat meracuni atau menyebabkan stomata tertutup dan fotosintesis terganggu.

2. Suhu

Peningkatan suhu pada titik tertentu bisa saja meningkatkan laju fotosintesis. Tapi, jika suhunya
terlalu tinggi maka proses metabolisme sel tumbuhan bisa terhambat.

3. Cahaya

Energi cahaya yang mampu diserap tumbuhan ketika fotosintesis bergantung pada intensitas dan
panjang gelombang cahaya.

-Intensitas Cahaya

Semakin rendah intensitas cahayanya, maka semakin lambat proses fotosintesisnya karena energi
yang diserap tidak cukup.

-Panjang Gelombang Cahaya

Spektrum warna memiliki panjang gelombang berbeda-beda. Tapi klorofil akan lebih banyak
menyerap warna merah dan biru karena panjang gelombang cahayanya sangat efektif.

4. Lama penyinaran

Apabila tumbuhan selalu mendapat penyinaran, maka proses fotosintesis akan berlangsung
terus-menerus. Proses fotosintesis membutuhkan komponen pendukung, seperti:

-Air

Air sangat diperlukan tumbuhan saat fotosintesis karena berguna dalam pembentukan karbohidrat.
Apabila kekurangan air, proses fotosintesis menjadi terganggu.

-Kadar O2

Semakin tinggi kadar oksigen, laju fotosintesis secara signifikan akan menjadi rendah. Hal ini
merupakan efek interaksi antara konsentrasi CO2 dan O2 terhadap fotosintesis.

-Kandungan hara dalam tumbuhan

Unsur Mg (magnesium) dan N (nitrogen) sangat dibutuhkan klorofil. Apabila kedua kandungan
tersebut kurang, dampaknya bisa menurunkan laju fotosintesis.

2) kemosintesis
Kemosintesis merupakan proses penyusunan atau pembentukan zat organik dengan memanfaatkan
sumber energi hasil reaksi kimia. Pada kemosintesis energi diperoleh dari hasil oksidasi senyawa
anorganik yang diserap dari lingkungan, misanya sulfur, hydrogen, besi, ammonia, nitrit hydrogen
sulfida.

Kemosintesis dapat ditemukan dalam:

1. Pembentukan sulfat oleh bakteri sulfur (Thiobacillus, bagiatoa)

2. Pembentukan nitrat oleh bakteri nitrat dan bakteri nitrit (Nitrosomonas, Nitrosococcus,
Nitrobacter).

Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu. Misalnya
bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (Ferro) menjadi Fe (Ferri). Bakteri
Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH,, tepatnya
amonium karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi berikut ini:

Organisme yang melakukannya disebut kemoautotrof. Bakteri kemoautotrof ini akan mengoksidasi
senyawa-senyawa tertentu dan energi yang dihasilkan tersebut akan digunakan untuk asimilasi
karbon.

Beberapa bakteri kemosintesis ini mempunyai kemampuan seperti organisme berklorofil, yaitu
mampu membuat karbohidrat dari bahan mentah anorganik, tetapi mereka tidak menggunakan
energi cahaya untuk melakukan hal itu. Pengubahan karbondioksida menjadi karbohidrat dapat pula
terjadi dalam sel-sel hewan seperti pada sel-sel tumbuhan. Bakteri pelaku kemosintesis memperoleh
energi dan elektron-elektron dengan melaksanakan oksidasi beberapa substansi tereduksi yang ada
di alam sekitarnya. Energi bebas tersedia oleh oksidasi ini kemudian digunakan untuk pembuatan
karbohidrat.

Energi yang telah didapat tersebut dipakai untuk mereduksi karbondioksida menjadi karbohidrat
dengan cara yang sama seperti yang dilakukan bakteri belerang fotosintetik. Mereka menyelesaikan
oksidasi senyawa besi yang teroksidasi sebagian dan mampu merangkaikan energi yang dihasilkan
oksidasi ini untuk mensintesis karbohidrat. Oksidasi ini menghasilkan energi untuk mendorong reaksi
sintesis bakteri tersebut. Nitrat yang dihasilkan menyediakan keperluan nitrogen bagi tumbuhan.
Untuk mudahnya, kamu bisa lihat di bagan di bawah ini.
Bab 3
Penutup
A. Kesimpulan

Kesimpulannya, Metabolisme adalah serangkaian proses biokimia kompleks yang terjadi di dalam
sel-sel tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi yang dibutuhkan dalam menjalankan
fungsi-fungsi tubuh. Katabolisme dan anabolisme adalah dua proses utama dalam metabolisme.

B. Saran

Saran Akhir kata kami ucapkan terima kasih, demikian makalah ini. Mohon maaf makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan untuk
kesempurnaan makalah ini.
Daftar Pustaka

https://repositori.kemdikbud.go.id/22104/2/XII_Biologi_KD-3.2_Final.pdf

https://www.pijarbelajar.id/blog/katabolisme

https://mamikos.com/info/ringkasan-materi-biologi-metabolisme-kelas-12-pljr/

Anda mungkin juga menyukai