Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
Febriafnita P 11.0176
6.
7.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat
dalam sel hidup. Sekarang, kira-kira lebih dari 2.000 enzim telah
teridentifikasi, yang masing-masing berfungsi sebagai katalisator
reaksi kimia dalam sistem hidup. Sintesis enzim terjadi di dalam sel
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah analisa enzim ini yaitu
:
1. Agar pembaca dapat mengetahui pengertian enzim
2.
3.
4.
5.
mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui
fungsi enzim
mekanisme kerja enzim
tatanama enzim
enzim-enzim yang digunakan
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah analisa enzim ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tambahan untuk diri penulis
2. Memberikan pengetahuan tambahan untuk pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Enzim
Enzim adalah molekul protein yang mengatalisis reaksi kimia
tanpa mengalami perubahan secara kimiawi. Ensim mengatur
metabolisme dengan ikut serta pada hampir pada semua fungsi sel.
Setip enzim bersifat spesifik bagi substrat yang diubahnya menjadi
suatu produk tertentu. Pada dasarnya, terdapat ribuan enzim yang
berlainan, tetapi hanya beberapa yang secara rutin diperiksa untuk
diagnosis klinis.
Karena enzim terdapat di dalam sel, adanya peningkatan
jumlah suatu enzim dalam serum atau plasma umumnya merupakan
konsikuensi dari cedera sel sehingga molekul-molekul intrasel dapat
lolos keluar. Dengan demikian, jumlah enzim yang sangat berlimpah
dalam serum digunakan secara klinis sebagai bukti adanya
kerusakan organ. Enzim-enzim yang dibebaskan ke dalam sirkulasi
tidak memiliki fisiologik di sana dan secara bertahap dibersihkan
melalui rute ekskresi normal.
Pada keadaan abnormal atau aktivitas berlebihan suatu enzim
dapat menimbulkan penyakit. Analisis enzim dalam serum dapat
digunakan untuk mendiagnosis penyakit, seperti: infarktus otot
jantung, prostat, hepatitis, dan lain-lain. Ditemukannya suatu enzim
dalam darah dengan tingkat berlebihan seringkali menunjukkan
adanya kerusakan sel di dalam organ yang sakit. Penyakit tertentu
seperti hepatitis terinfeksi menyebabkan jaringan hati mengalami
kerusakan akibat infeksi, sehingga terjadi pelepasan enzim hati ke
dalam darah.
B. Fungsi Enzim
Fungsi suatu enzim yaitu sebagai katalisis untuk proses reaksi
biokimia yang terjadi dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim
dapat berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, disamping itu
mempunyai derajat kekhasan yang tinggi, seperti katalis lainnya
maka enzim dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia.
Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang
sama.
Fungsi biologis enzim
Apoenzim
Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan
panas, dan berfungsi menentukan kekhususan dari enzim. Contoh,
dari substrat yang sama dapat menjadi senyawa yang berlainan,
tergantung dari enzimnya.
2. Koenzim
Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada
apoenzim. Akan tetapi, koenzim tidak begitu erat dan mudah
dipisahkan dari apoenzim. Koenzim bersifat termostabil (tahan
panas), mengandung ribose dan fosfat.
Fungsinya menentukan sifat dari reaksinya. Misalnya, Apabila
koenzim NADP (Nicotiamida Adenin Denukleotid Phosfat) maka reaksi
yang terjadi adalah dehidrogenase. Disini NADP berfungsi sebagai
akseptor hidrogen.
Ada dua cara kerja enzim , yautu model kunci gembok dan induksi
pas.
1. Model kunci gembok (block and key)
Enzim dimisalkan sebagai gembok karena memiliki sebuah bagian
kecil yang dapat berikatan dengan substrat . bagian tersebut disebut
sisi aktif. Substrat dimisalkan sebagai kunci karena dapat berikatan
secara pas dengan sisi aktif enzim (gembok). Setiap enzim memiliki
sisi aktif yang tersusun dari sejumlah asam amino. Bentuk sisi aktif
ini sangat spesifik, sehingga hanya molekul dengan bentuk tertentu
yang dapat menjadi substrat bagi enzim.
2.
D.
Tatanama Enzim
Lebih dari 5000 macam enzim telah ditemukan pada
organisme hidup, dan masih bertambah terus sejalan dengan
berlangsungnya penelitian. Tiap enzim dinamai menurut sistem baku
dan juga diberi nama umum yang sederhana. Pada kedua sistem
tersebut nama enzim pada umumnya diakhiri dengan ase dan
mencirikan substrat yang terlibat dan jenis reaksi yang dikatalisis.
Sebagai contoh,sitokrom oksidase, suatu enzim utama dalam
respirasi, mengoksidasi molekul sitokrom . Asam malat
dehidrogenase melepaskan dua atom hidrogen dari asam malat.
Namun contoh di atas tidak menjelaskan siapkah penerima elektron
atau atom hidrogen yang dilepaskan.
Persatuan Internasional Biokimia memberi nama yang lebih
panjang tapi lebih deskriptif dan baku bagi semua enzim yang telah
dicirikan dengan jelas. Sebagai contoh, sitokrom oksidase dinamakan
sitokrom c: O2 oksidoreduktase, menunjukkan bahwa elektron
dilepaskan dari sitokrom tertentu, yakni jenis c dan molekul oksigen
adalah penerima elektron. Dehidrogenase asam malat disebut Lmalat : NAD oksidoreduktase, menunjukkan enzim tersebut khas
untuk bentuk L-asam malat terionisasi, dan molekul yang disingkat
NAD adalah penerima atom hidrogen. Tabel berikut mencantumkan
enam kelas utama enzim berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisis,
disertai beberapa contoh.
Tabel klasifikasi enzim menurut jenis reaksi yang dipacu
Kelas dan sub kelas
Jenis reaksi
Oksidoreduktase
Oksidase
Reduktase
Dehidrogenase
Melepaskan hidrogen
Transferase
Kinase
Hidrolase
Proteinase
Ribonuklease
Menghidrolisis RNA
Deoksiribonuklease
Menghidrolisis DNA
Lipase
Menghidrolisis lemak
Liase
Isomerase
polimerase
F.
1.
Pemeriksaan Enzim
Pemeriksaan serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase
(SGOT) / Aminotransferase Asparat (AST)
Aminotransferase asparat/transaminase oksaloasetat
glutamat serum (AST/SGOT) merupakan enzim yang sebagian besar
ditemukan dalam otot jantung dan hati, sementara dalam
konsentrasi sedang dapat ditemukan pada otot rangka , ginjal, dan
pankreas. Konsentrasinya yang rendah terdapat dalam darah, kecuali
jika terjadi cedera selular, kemudian dalam jumlah yang banyak,
dilepas ke dalam sirkulasi.
Kadar AST serum tinggi dapat ditemukan setelah trjadi infark
miokardium (MI) akut dan kerusakan hati. 6 sampai 10 jam setelah
MI akut, AST akan keluar dari otot jantung dan memuncak dalam 24
sampai 48 jam setelah terjadi infark. Kadar AST serum akan kembali
normal dalam 4 sampai 6 hari kemudian, jika terjadi proses infark
tambahan. Kadar AST serum biasanya dibandingkan dengan kadar
enzim-jantung yang lain (kreatin kinase [creatine kinase, CK], laktat
dehidrogenase [lactate dehydrogenase, LDH]).
Pada penyakit hati, kadar serum akan meningkat 10 kali atau
lebih, dan tetap demikian dalam waktu yang lama.
Metode : kinetik UV
Prinsip :
2- oxoglutarate+L-asparttate
L-glutamte+
Oxaloacetat dccc
Oxaloacetate + NADH + H2
L malate + NAD+
oxalaacetat yang di hasilkan sebanding dengan oksidasi dari
NADH menjadi NAD. Reaksi tersebut menggambarkan aktifitas AST
dan di ukur secara fotometrik.
Alat dan bahan :
1. Alat :
Tabung reaksi
Rak tabung
Spektrofotometer
Centrifuge
Mikropipet
Serum
Reagen SGOT
aquadest
Cara kerja :
a. Persiapan reagen kerja
Buffer / reagen 1
Substrat / reagen 2
2000 l
500 l
Pemeriksaan
500 l
Serum
50 l
Tujuan :
Untuk mendeteksi peningkatan Ast serum, enzim yang
ditemukan, terutama dalam otot jantung dan hati, yang meningkat
selama MI akut dan kerusakan hati.
Untuk membandingkan temuan AST dengan kadar CK dan LDH
dalam mendiagnosis MI akut.
Masalah Klinis :
Penurunan kadar : kehamilan, ketoasidosis diabetik. Pengaruh
obat : salisilat.
Peningkatan kadar : MI akut, hepatitis, nekrosis hati, penyakit dan
traumamuskuloskeletal, pankreatitis akut, kanker hati, angina
pektoris yang serius, olahraga berat, injeksi IM. Pengaruh obat :
antibiotik (ampisilin, karbenisilin, klindamisin, kloksasilin, eritromisin,
gentamisin, linkomisin, nafsilin, oksasilin, polisilin, tetrasiklin),
vitamin (asam folat, piridoksin, vitamin A), narkotik (kodein, morfin,
meperidin [demerol]), antihipertensif (metildopa [aldomet],
guanetidin), mitramisin, preparat digitalis, kortison, flurazepam
(dalmane), indometasin (indocin), isoniazid (INH), rifampin,
kontrasepsi oral, salisilat, teofilin.
2.
Tabung reaksi
Rak tabung
Spektrofotometer
Centrifuge
Mikropipet
Bahan :
Serum
Reagen SGOT
Aquadest
Cara kerja :
1. Persiapan reagen kerja
Buffer / reagen 1
Substrat / reagen 2
2000 l
500 l
Pemeriksaan
Pipet ke dalam tabung
Reagen kerja
500 l
Serum
50 l
Tujuan :
Untuk mendeteksi penyakit hati.
Masalah klinis :
Peningkatan kadar :
Peningkatan tertinggi : hepatitis (virus) akut, nekrosis hati
(toksiksitas obat atau kimia).
Peningkatan ringan atau medium : sirosis, kanker hati, kegagalan
jantung kongestif, intoksikasi akut alkohol. Pengaruh obat : antibiotik
(karbenisilin, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin,
mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotik (meperidin [demerol],
morfin, kodein), antihipertensif (metildopa, guanetidin), persia[an
digitalis, indometasin (indocin), salisilat, rifampin, flurazepam
(dalmane), propranolol (inderal), kontrasepsi oral (progestinestrogen), lead, heparin.
3.
testis, ovarium, tuba faloppi, uterus, paru-paru, susu, otot lurik dan
jaringan lemak.
Peningkatan kadar amilase serum dapat terjadi setelah
pembedahan abdomen yang mengenai kandung empedu (batu atau
saluran empedu) dan lambung (gastrektomi parsial). Setelah
pembedahan abdomen, beberapa dokter bedah mungkin akan
menganjurkan pemeriksaan amilase serum secara rutin selama 2
hari untuk memastikan apakah pankreas mengalami cedera.
Kadar amilase urin sangat membantu untuk menetapkan
signifikansi kadar amilase serum apakah normal atau agak naik,
terutama jika klien menunjukkan gejala pankreatitis. Kadar amilase
juga dapat diperoleh dari cairan abdomen, cairan asites, efusi pleura,
dan saliva.
Ada dua jenis isoenzim amilase, jenis P (berasal dari
pankreas) dan jenis S (berasal dari saliva). Peningkatan jenis P lebih
sering terjadi pada pankreatitis akut. Penigkatan jenis S dapat terjadi
akibbat parotitis, dan tumor ovarium dan bronkogenik. Isoenzim
amilase biasanya diperlukan untuk menentukan apakah peningkatan
kadar amilase serum berasal bukan dari pankreas. Alat pemeriksaan
isoenzim pankreas tersedia di pasaran.
Tujuan :
Untuk membantu dalam mendiagnosis pankreatitis akut dan
masalah kesehatan lainnya (lihat masalah klinis).
Masalah Klinis :
4.
Cara kerja :
Kumpulkan 3 sampai 5 ml darah vena dalam tabung bertutup
merah. Cegah terjadinya hemolisis.
Terapkan puasa pada klien, kecuali tetap diperbolehkan minum
air selama 8 sampai 12 jam.
Pemberian obat narkotik dihentikan selama 24 jam sebelum uji
dilakukan jika obat narkotik diberikan dalam 24 jam sebelum uji
dilakukan, nama obat dan waktu pemberian harus tertulis pada
formulir laboratorium.
Nilai Rujukan
Dewasa : 20-180 IU/l, 114-286 U/l, 14-280 U/l (Satuan SI). Nilainya
berfariasi disetiap laboratorium.
Anak : Bayi : 9-105 IU/l pada suhu 37C. Anak : 20-136 IU/l pada suhu
37C.
Tujuan
Untuk mengetahui keberadaan pankreatitis akut atau gangguan
pankreatik lainnya (lihat masalah klinis).
Masalah klinis
Penurunan kadar: kanker pankreas stadium akhir, hepatitis.
Peningkatan kadar: pankreatitis akut dan kronis, kanker pankreas
(stadium awal), ulkus terperforasi, obstruksi duktus pankreatikus,
kolesistitis akut (sebagian kasus), gagal ginjal akut (tahap awal).
Pangaruh obat: kodein, morfin, meperidin (demerol), steroid
betanekol (urecholine), guanetidin.
5.
6.
Tujuan
Untuk menemukan apakah terjadi gangguan hati atau tulang.
Untuk membandingkan hasil pengujian ALP dengan pengujian
laboratorium lain, guna memastikan apakah terjadi gangguan hati
atau tulang.
Masalah Klinis
Penurunan kadar : hipotiroidisme, malnutrisi, sariawan/skorbut
(kekurangan vitamin C), hipofosfatasia, anemia pernisiosa,
insufisiensi plasenta. Pengaruh obat : fluorida, oksalat, propranolol
(inderal).
7.
Nilai Rujukan
Dewasa : LDH total : 100-190 IU/l, 70-250 U/l. Kadar dapat berbeda
berdasarkan metode yang digunakan.
Isoenzim : LDH1, 14-26% ; LDH2, 27-37% ; LDH3, 13-26% ; LDH4, 816% ; LDH5, 6-16%. Perbedaan sebesar 2% sampai 4% dianggap
normal.
Anak : bayi baru lahir : 300-1500 IU/l. Anak : 50-150 IU/l ; 110-295
U/l.
Tujuan
Untuk mendiagnosis kerusakan otot miokardium atau otot rangka.
8.
keratin-fosfat + ADP
Cara kerja :
Kumpulkan 5 sampai 7 ml darah vena dalam tabung bertutup
merah. Cegah hemolisis
Catat dalam formulir laboratorium jumlah frekuensi injeksi IM
yang diterima klien 24 sampai 48 jam terakhir.
Tidak ada pembatasan asupan makanan dan minuman.
Nilai rujukan :
Dewasa :
Pria : 5-35 g/ml, 30-180 IU/l, 55-170 U/l pada suhu 37oC (satuan SI).
Wanita : 5-25 g/ml, 25-150 IU/l, 30-135 U/l pada suhu 37oC (satuan
SI).
Anak :
Pria : 0-70 IU/l pada suhu 30oC.
Wanita : 0-50 IU/l pada suhu 30oC.
Bayi baru lahir : 65-580 IU/l pada suhu 30oC.
Isoenzim CPK :
CPK-MM : 94%-100% (otot)
CPK-MB : 0%-6% (jantung)
CPK-BB : 0% (otak)
Sebagian besar laboratorium sudah mengganti uji isoenzim CPK
dengan pecahan CPK-MB.
Tujuan
Untuk memastikan keberadaan penyakit miokardium atau otot
rangka.
9.
Masalah klinis
Peningkatan kadar : Infark miokardium akut (MCI akut), penyakit
otot rangka, cedera serebrovaskular (CVA), dan akibatnya terjadi
peningkatan isoenzim CPK. Pengaruh obat : injeksi IM, deksametason
(Decadron), furosemid (lasix), aspirin (dosis tinggi), ampisilin,
karbenisilin, klofibrat.
Isoemzim CPK-MM : distrofi muskular, delirium tremen,
cedera/trauma remuk, status bedah dan pascabedah, aktivitas berat,
injeksi IM, hipopalemia, hemofilia, hipotiroidisme.
CPK-MB : MCI akut, angina pektoris berat, bedah jantung, iskemia
jantung, miokarbitis, hipokalemia, defibrilasi janting.
CPK-BB : CVA, perdarahan subaraknoid, kanker pada otak, cedera
otak akut, sindrom RAYE, embolisme dan infark paru, kejang.
Faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium
Injeksi IM dapat menyebabkan peningkatan kadar total CPK/CK
serum.
Aktifitas berat dapat menyebabkan peningkatan kadar.
Trauma dan tindakan bedah dapat meningkatkan kadar serum.
Pemeriksaan Gamma-Glutamil Transferase (GGT) serum
Enzim gamma-glutamil transferase (gamma glutamyl
transferase, GGT) ditemukan terutama dalam hati dan ginjal,
sementara kuantitas yang lebih rendah ditemukan dalam limpa,
kelenjar prostat dan otot jantung. GGPT merupakan uji yang sensitif
untum mendeteksi beragam jenis penyakit parenkim hepar (hati).
Kadarnya dalam serum akan meningkat lebih awal dan akan tetap
meningkat selama kerusankan sel tetap berlangsung.
Enzim ini bekerja dengan memindahkan suatu gugus
gamma-glutamil dari suatu peptide atau senyawa lain yang
mengandung gugus ini, ke suatu molekul lain yang menerima
(akseptor).
Kadar tinggi GGT terjadi setelah 12 sampai 24 jam bagi
orang yang minum alkohol dalm jumlah banyak, dan mungkin akan
tetap meningkat selama 2 sampai 3 minggu setelah asupan alkohol
dihentikan. Beberapa program rehabilitasi pencandu alkohol
menggunakan kadar GGPT sebagai arahan saat merencakan asuhan
dikarenakan bagi pecandu alkohol.
Kuvet
Pipet 1,0 mL
Mikropipet 50L
centrifuge
Tissue
2.
Bahan :
Reagen kerja
Serum
Cara kerja :
1. Pembuatan larutan kerja
Larutan ini stabil selama 21 hari pada suhu 2-8oC dan 3 hari pada
suhu kamar (18-30oC).
Bahan pemeriksaan :
Spesimen terbaik adalah serum (dari darah yang tidak
hemolisis). -GT dalam serum stabil selama 7 hari pada suhu 2-25oC
dan 1 tahun pada suhu -20oC.
Masukkan ke dalam cuvet
Test
1,0 mL
Serum
50 L
3.
Pemeriksaan :
Campur homogen dan hangatkan pada 30oC / 37oC selama 60
detik. Baca Absorbance test setiap 60 detik selama 3 menit terhadap
blanko air/udara 405nm. Hitung nilai rata-rata dari selisih
absorbance nya.
Faktor : 2211
Perhitungan :
-GT (IU/L) = ( Abs. Test / menit) x Faktor
Nilai rujukan :
30 oC
37 oC
Pria
8-37 ( IU/ L )
9-54 ( IU/L)
Wanita
6-24 ( IU / L)
8-35 (IU/L)
Tujuan
Untuk mendeteksi keberadaan gangguan hepar
Untuk memantau kadar enzim GGT selama terjadi gangguan hati
dan selama pengobatan yang diberikan.
Untuk membandingkan kadar enzim ini dengan kadar enzim hati
yang lain guna mengidentifikasi disfungsi hati.
Masalah klinis
Peningkatan kadar : Sirotis hati, nekrosis hati akut dan subakut,
alkoholisme, hepatitis akut dan kronis, kanker (hati, pankreas,
prostat, payudara, ginjal, paru-paru, otak), diabetes militus,
hiperlipoproteinemia (tipe IV), MCI akut (hari keempat), CHF,
pankreatitis akut, kolesistitis akut, epilepti, sindrom nefrotik.
Pengaruh obat : fenitoin (Dilantin), fenobarbital, aminoglikosida,
warfarin (coumadin).
Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium
Obat fenitoin dan barbiturat dapat menyebabkan uji GGT positif
palsu
Asupan alkohol yang berlebih dan dalam jangka waktu lama
dapat meningkatkan kadar GGT.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Enzim adalah molekul protein yang mengatalisis reaksi kimia
tanpa mengalami perubahan secara kimiawi. Ensim mengatur
metabolisme dengan ikut serta pada hampir pada semua fungsi sel.
Setip enzim bersifat spesifik bagi substrat yang diubahnya menjadi
suatu produk tertentu. Pada dasarnya, terdapat ribuan enzim yang
berlainan, tetapi hanya beberapa yang secara rutin diperiksa untuk
diagnosis klinis.
Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang
sama.
Enzim mempunyai berbagai fungsi bioligis dalam tubuh
organisme hidup. Enzim berperan dalamtransduksi signal dan
regulasi sel, seringkali melalui enzim kinase dan fosfatase Enzim juga
berperan dalam menghasilkan pergerakan tubuh,
dengan miosin menghidrolisis ATP untuk menghasilkankontraksi
otot ATPase lainnya dalam membran sel umumnya adalah pompa
ion yang terlibat dalamtranspor aktif. Enzim juga terlibat dalam
fungs-fungsi yang khas, seperti lusiferase yang menghasilkan cahaya
pada kunang-kunang. Virus juga mengandung enzim yang dapat
menyerang sel, misalnya HIV integrase dan transkriptase balik.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu
sama lainnya menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya
dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua
bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
Ada dua cara kerja enzim , yautu model kunci gembok dan
induksi pas.
Beberapa enzim umum sekali digunakan untuk tujuan
diagnosis. Enzim-enzim itu adalah :
Aldolase
Amylase-
Fossfatase alkali
1.
2.
3.
4.
5.
Fosfatase asam
-glutamil transferase
Glutamate dehidrogenase
isositrat dehidrogenase
kimotripsin
kolinesterase
kreatinkinase
laktat dehidrogenase (LDH)
lipase
5-nukleotidase
Tripsin
Enzim yang umum digunakan dalam proses diagnosis yaitu :
Serum Glutamic Oxaloacetic Transferase (SGOT) / Aminotransferase
Asparat (AST).
Tujuannya yaitu :
Untuk mendeteksi peningkatan Ast serum, enzim yang
ditemukan, terutama dalam otot jantung dan hati, yang meningkat
selama MI akut dan kerusakan hati.
Untuk membandingkan temuan AST dengan kadar CK dan LDH
dalam mendiagnosis MI akut.
Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) / Aminotransferase
Alanin (ALT). Tujuannya yaitu :
Untuk mendeteksi penyakit hati.
Amilase dengan isoenzim (serum)
Tujuannya yaitu :
Untuk membantu dalam mendiagnosis pankreatitis akut dan
masalah kesehatan lainnya (lihat masalah klinis).
Lipase (serum)
Tujuannya yaitu :
Untuk mengetahui keberadaan pankreatitis akut atau gangguan
pankreatik lainnya (lihat masalah klinis).
Fosfatase asam
Tujuannya yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium &
Diagnostik, Edisi 6, EGC, Jakarta, 2007.
Ronald A. Sacher dan Richard A. McPherson, Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta, 2004.