Absorbsi terjadi pada kolon proksimal dan kolon bagian distal sebagai tempat penyimpanan feses sampai akhirnya
dikeluarkan.
ABSORBSI DAN SEKRESI ELEKTROLIT DAN
AIR
Mukosa usus besar mirip seperti usus halus, mempunyai kemampuan absorpsi aktif natrium yang tinggi dan klorida juga ikut
terabsorpsi.
Ditambah taut epitel di usus besar lebih erat dibanding usus halus sehingga mencegah difusi kembali ion tersebut, apalagi
ketika aldosteron teraktivasi.
Absorbsi ion natrium dan ion klorida menciptakan gradien osmotic di sepanjang mukosa usus besar yang kemudian
menyebabkan absorbsi air.
Kemampuan absorpsi maksimal usus besar sekitar 5-8 L cairan dan elektrolit setiap hari sehingga bila jumlah cairan masuk
melalui sekresi usus besar melebihi jumlah ini akan terjadi diare.
KERJA BAKTERI DALAM KOLON
Pen
dor
ong
an
mas
sa
yan
g
teru
s
me
ner
us
aka
n
dic
ega
h
ole
h
kon
stri
ksi
toni
k
dari
1)
sfin
gter
ani
inte
rni;
2)
sfin
gter
ani
ekst
ern
us
REFLEKS DEFEKASI
Keinginan berdefekasi muncul pertama kali saat tekanan rectum
mencapai 18 mmHg dan apabila mencapai 55 mmHg, maka sfingter
ani internus dan eksternus melemas dan isi feses terdorong keluar
Adalah penurunan frekuensi defekasi yag diikuti oleh pengeluaran feses lama, keras dan kering.
b. Impaksi
Adalah kumpulan feses yang mengeras, mengendap di dalam rektum, yang tidak dapat dikeluarkan. Pada kondisi berat dapat lebih jauh sampai sigmoid
c. Diare
Adalah peningkatan jumlah feses dan peningkatan pengeluaran feses yang cair dan tidak berbentuk.
NEXT...
d. Inkontinensia
e. Flatulen
Adalah penyebab umum abdomen menjadi penuh, terasa nyeri, dan kram.
f. Hemoroid
Aktifitas fisik
Faktor psikologis
Kebiasaan pribadi
Nyeri
Kehamilan
Obat-obatan
PENGKAJIAN MASALAH DEFEKASI
• A. RIWAYAT TENTANG POLA ELIMINASI FEKAL
2) Identifikasi rutinitas; adalah
1) Penentuan pola: konsumsi yang dilakukan setiap 3) Gambaran
hari untuk meningkatkan defekasi
waktu, frekuensi, dengan, cairan panas, penggunaan setiap perubahan
dan tempatnya laksatif, konsumsi makanan
tertentu eliminasi
Visualisasi langsung
karakteristik feses
3. UPAYA MENANGANI MASALAH DEFEKASI
a. Meningkatkan c. Meningkatkan
e. Mempertahankan
kebiasaan defekasi latihan fisik secara
integritas kulit
secara teratu teratur
2. Taburi bedak pada punggung dan bokong untuk mencehah kulit menempel pada pispot.
3. Letakkan pispot tepat dibawah bokong dengan posisi tepat bagian yang tercelah mengarah ke kaki
4. Letakkan tangan pada pinggul klien bagian destal, dan tangan yang lain memegang pispot, minta klien
menggeser tubuhnya ke atas pispot, jangan menggesar pispot dibawah klien.
LANGKAH-LANGKAH PELAKSAAN DIMULAI:
Penjelasan kepada klien tentang prosedur yang akan dilaksanakan,
Mendekatkan peralatan kedekat klien agar Bidan mudah mengambil saat melakukan prosedur.
Pelaksanaan prosedur dengan memperhatikan kebersihan dan kenyamanan dan privacy klien
Selesai pelaksaan prosedur, membereskan peralatan dan merapikan klien serta lingkungan
Enema adalah memasukkan larutan ke dalam rektum dan kolon sigmoid. Enema atau Hukna diberikan untuk
Obat-obatan kadang diberikan dengan enema untuk mengeluarkan efek lokal pada mukosa rektal.
meningkatkan defekasi dengan merangsang peristaltik
LANGKAH-LANGKAH PELAKSAAN DIMULAI:
Prosedur untuk
Namun, karena
memberikan enema
kurangnya kontrol Tindakan pencegahan
pada bayi atau anak-
motorik pada rektum, lebih umum dan
anak tidak mempunyai
bayi dan anak kecil mencakup pelunakan
perbedaan yang
mungkin tidak mampu feses, perubahan diet,
bermakna seperti
menahan masukan dan hidrasi adekuat.
halnya pada orang
cairan.
dewasa.