MAKALAH
Pemikiran Aliran Monetaris
Disusun Untuk Memenuhi MataKuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi yang dibimbing Oleh Nurul
Setianingrum, SE., MM.
Oleh :
Zainudin (083144030)
Muhammad Subhan (083144026)
LailiatulHidayati (083144045)
Aisyah (083144020)
Rofiqoh (083144042)
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Aliran Monetaris .......................................................................................... 3
2.2. Kritikan terhadap Kebijaksanaan Investasi Keynesian ................................ 5
2.3. Pokok-pokok Pikiran Aliran Monetaris ....................................................... 6
2.4. Tokoh-tokoh Aliran Monetaris .................................................................... 8
2.5.Milton Friedman Mengembalikan Pemikiran Klasik Adam Smith
……………………………………………………………………… ............... 9
2.6. Perbedaan Monetaris dengan Keynesian ………………………… ............ 10
KATA PENGANTAR
Bismallahirrahmanirrahim
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena izin dan ridhonya kami
dapat merampungkan makalah ini.Selanjutnya shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Yang telah menata cara hidup bermasyarakat berdasarkan ajaran agama
yang benar.
Makalah ini membahas tentang “Aliran Monetaris” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Sejarah Pemikiran Ekonomi yang diampu oleh Ibu Nurul Setianingrum, SE., MM. Kami dalam
makalah ini berusaha mengumpulkan referensi serta berusaha menulis makalah ini dengan sebaik
Akhirnya kepada Allah juga kami memohon ampun, sekiranya terjadi kesalahan dalam
BAB I
PENDAHULUAN
ekonomi. Pandangan itu antara lain tentang perlunya campur tangan pemerintah dalam
mengarahkan dan membimbing perekonomian pada arah yang diinginkan. Selama kurang
lebih tiga dekade setelah Perang Dunia II ajaran Keynes mendominasi alam pikiran
mengendalikan besarnya permintaan masyarakat tanpa diiringi inflasi seperti yang pernah
berlangsung lama. Berkali-kali prediksi yang didasarkan pada ajaran Keynes meleset dan
tidak berhasil memecahkan masalah stagnasi yang dihadapi ekonomi dunia setelah tahun
70-an. Apalagi, dalam menyelesaikan masalah stagflasi, kebijaksanaan fiskal dan
dengan pembentukan aliran sendiri dalam madzhab ekonomi. Pada bab berikutnya akan
Smith?
Smith.
BAB II
PEMBAHASAN
Selama kurang lebih tiga dekade setelah Perang Dunia II ajaran Keynes
mendominasi alam pikiran perumus kebijaksanaan di negara-negara barat. Hal itu bahkan
Pada tahun 50-an dan 60-an sebagian besar ekonom percaya bahwa boom dan
depresi merupakan penyakit masa lampau yang tidak perlu dikhatiekan akan muncul
kembali. Misalnya, kalau output rendah dan banyak orang menganggur, Keynesian
karya. Melalui proyek-proyek padat karya ini, output nasional akan meningkat, lapangan
pekerjaan baru terbuka sehingga tenaga kerja banyak tertampung, dan dengan sendirinya
agregat terlalu besar. Maka, untuk memberantas inflasi tersebut pemerintah perlu
mengurangi atau meningginya tingkat pajak. Hal lain yang perlu dilakukan adalah
mengurangi jumlah uang yang beredar melalui kebijaksanaan uang tepat (tight money
Pada tahun 60-an orang percaya bahwa ada hubungan terbalik antara inflasi
dengan tingkat pengangguran. Artinya, selama ini para ahli percaya jika inflasi tinggi,
rendah sesuai teori Phillips. Akan tetapi, gejala-gejala ekonomi yang terjadi pada tahun
70-an tidak sinkron dengan anggapan tersebut. Pada waktu itu, harga-harga menunjukkan
1[1] Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 193.
minyak tahun 1973/1974. Yang sungguh merisaukan, pada saat terjadinya kenaikan
Dengan demikian, teori Keynesian yang menyatakan bahwa selama masih banyak
pengangguran maka selama itu pula pengangguran masyarakat (public spending) dapat
realitas. Nyatanya, kegiatan yang diarahkan untuk menurunkan inflasi pada tahun 70-an
inflasi.
Saat terjadi dua kali resesi yang sangat tajam pada tahun 1974 dan 1982, tingkat
harga-harga tidak turun padahal, sesuai dengan teori yang dianut ketika itu, terjadinya
diiringi oleh turunnya harga-harga secara umum. Karena yang terjadi dalam kenyataan
sudah sering tidak sama dengan yang seharusnya terjadi menurut resep Keynes, sejak saat
itu ajaran-ajaran Keynes terpaksa ditinjau kembali dan bahkan didiskreditkan. 2[2]
Pandangan itu antara lain tentang perlunya campur tangan pemerintah dalam
mengarahkan dan membimbing perekonomian pada arah yang diinginkan. Kritik paling
dua golongan, yaitu golongan tua dan golongan muda. Dari golongan tua dapat
disebutkan beberapa nama seperti: Menger, Friedrich August von Heyek, dan Ludwig
von Mises (semuanya dari Austria), Wilhelm Ropke, Lionel Robbins (dari Inggris).
Celaan palimg keras datang dari kelompok yang menamakan dirinya libertarian.
Mereka ini menempatkan kebebasan individu diatas segala-galanya. Mereka pun melihat
bahwa intervensi pemerintah dalam bentuk apapun sebagai ancamann bagi kebebasan
individu. Alasan penolakan tersebut diwakili oleh pendapat Friedrich August von Heyek
yang teruang dalam bukunya The Road to Serfdom (1944). Dalam buku tersebut, Hayek
mengatakan: “sekali pemerintah melakukan intervensi pasar, ini akan mengarah pada
khawatir sebagai individu-individu, orang akan berubah sekadar menjadi hamba bagi
pemerintah. Lebih jauh Hayek mengatakan: “Orang bisa percaya bahwa ia bebas, tetapi
dalam kenyataan kebebasan telah hilang karena pikiran tiap orang sudah dicekoki oleh
pemerintah, dan apa-apa yang diinginkan mereka terpaksa disesuaikan dengan apa-apa
tokoh-tokoh tua libertarians yang sama sekali tidak menginginkan campur tangan
berlangsung lama. Berkali-kali prediksi yang didasarkan pada ajaran Keynes meleset dan
tidak berhasil memecahkan masalah stagnasi yang dihadapi ekonomi dunia setelah tahun
yang dihadapi melahirkan suatu aliran baru yang disebut “aliran monetaris”, yang
Istilah ini pertamakali digunakan oleh Karl Brunner untuk menggambarkan berbagai
ekonomi ril. Ketidakstabilan dalam pertumbuhan moneter akan tercermin dalam berbagai
aktivitas ekonomi. Dari hasil studi historisnya, ia menyimpulkan bahwa secara umum
laju perumbuhan uang yang tinggi akan menyebabkan terjadinya booms dan inflasi.
Sementara itu, penurunan dalam laju pertumbuhan uang dapat menimbulkan resesi dan
unjuk kerja GNP, dampaknya sendiri berlangsung setelah beberapa waktu (adanya lag).
Jangka waktu ini sulit diperkirakan secara pasti. Lamanya lag tersebut bisa enam bulan
(short lag) dan bisa juga sekitar dua tahun (long lag). Karena sukar diprediksi. Friedman
moneter. Perekonomian jangan terlalu sering distel (fine-tunning) seperti yang dianjurkan
kubu Keynesian. Hal itu disebabkan dampak kebijaksanaan moneter yang berubah-ubah
Sebetulnya aliran monetaris sudah berdiri sejak lama. Hanya saja pandangan-
pandangan kaum monetaris ini baru diperhatikan setelah tejadinya kasus membubungnya
inflasi yang dibarengi dengan semakin tingginya tingkat pengangguran pada tahun70-an.
profesor ekonomi dari University of Chicago. Sesudah bekerja di komisi sumber daya
Research tahun 1937 (dalam usia 25 tahun). Karena jasa-jasanya yang sangat besar dalam
Friedman dan monetaris sering dianggap sebagai synonyms. Akan tetapi, ini tidak
berarti ia sebagai satu-satunya. Tokoh-tokoh lain yang dianggap sealiran atau pendukung-
pendukung aliran monetaris antara lain: Karl Brunner (University of Rochester), Allan
Meltzer dan Bennet McCallum (dari Carnegie Mellon), Thomas Mayer (University of
California, Davis), Phillip Cagan (Columbia University), David Laidler dan Michael
Parkin (University of Western Ontario), dan William Poole (Brown University). Perlu
juga dicatat, pendukung aliran monetaris tidak terbatas pada ahli-ahli ekonomi dari
kalangan akademis saja. Lembaga seperti Federal Reserve Bank dari St. Louis dan
sehingga para ekonom pasar bebas tak banyak didengar di kampus-kampus sampai
Selama tiga puluh tahun, seluruh generasi ekonomi tidak menyadari seberapa
besar bahsya yang ditimbulkan oleh Federal Reserve terhadap ekonomi dari 1929
sampai 1933. Mereka mendapat kesan bahwa Federal Reserve telah melakukan segala
sesuatu yang secara manusiawi dimungkinkan untuk menjaga agar depresi tidak
bertambah parah tetapi mereka tidak berdaya untuk menghadapi kekuatan deflasi yang
kuat. Menurut apologi resmi dari Federal Reserve, sistem, lembaga ini telah berbuat
besar”, demikian Friedman dan Schwartz menyebutnya, “Sesungguhnya adalah saksi dari
betapa pentingnya kekuatan moneter”. Ditempat lain Friedman menjelaskan “awal 1930-
an bukan saksi atas tidak relevannya faktor moneter dalam mencegah depresi, tetapi
merupakan saksi merupakan saksi tragis bagi penting pentingnya fakto moneter dalam
dan malah memperparah depresi terburuk abad ini. Salah satu alasan dari pengabaian
Friedman mengatakan, “jika Federal Reserve Sytem pada 1929 sampai 1933
mempublikasikan statistik kuantitas uang, saya tidak percaya bahwa depresi besar akan
8[8] Apridar, Teori Ekonomi Sejarah Dan Perkembangannya (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), 82.
terjdi seperti itu. ” jadi, Friedman menyimpulkan, “fakta bahwa depresi besar, seperti
periode pengangguran lainnya, lebih karna diakibatkan oleh mis manajemen pemerintah
ketimbang oleh ketidakstabilan dari ekonomi swasta.” Libih jauh dia menulis, “depresi
bukan kegagalan sistem usaha bebas, tetapi kegagalan tragis dari pemerintah.” Sejak saat
itu, berkat karya Friedman dan Schwartz, buku-buku ajar ekonomi pelan-pelan mengganti
“kegagalan pasar” dengan “kegagalan pemerintah” dalam bagian tentang depresi besar.
Solusi Friedman, pendekatan yang lebih baik adalah mengadopsi standar uang
(fiat money), sebuah sistem yang didasarkan pada uang kertas yang tidak dapat
ditukarkan lagi yang mencakup 100 persen persyaratan cadangan pada permintaan
deposit (checking account) di Bank, dan kemudian mengadopsi aturan legislatif yang
mensyaratkan persediaan uang dinaikkan pada tingkat yang tetap yang kira-kira sama
dengan tingkat pertumbuhan nasional. Friedman menyarankan target moneter antara 3-5
persen. Aturan moneter ini akan mudah untuk diimplementasikan sehingga bahkan
Banyak perbedaan pandangan antara kubu keynesian dan monetaris dalam melihat
output rendah ( low level equilibrium). Ini terjadi karena pengeluaran agregat cenderung
lebih kecil dari penerimaan agregat. Selain itu, hal ini disebabkan pula kurang ampuhnya
mekanisme pasar dalam melakukan penyesuaian upah. Hal ini bisa terjadi karena adanya
perusahaan.
Kaum monetaris tidak percaya pada teori keynesian yang mengatakan bahwa
kurang ampuhnya mekanisme korektif untuk membawa pasar kembali pada posisi
keseimbangan pemanfaatan sumber daya penuh.12[12] Para ahli ekonomi dari aliran
dinilai tidak benar (incorrect). Kaum monetaris menghendaki agar analisis tentang
penentuan pendapatan memberi penekanan pada pentingnya peranan jumlah uang beredar
tersebut juga berbeda. Misalnya dalam usaha meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi
dan dalam mengatasi pengangguran, kubu keynesian lebih menyukai kebijaksanaan yang
13[13]Muana Nanga, Makro Ekonomi ( Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2005), 50.
kebijaksanaan fiskal tidak disenangi frietman. Misalnya, ada usaha untuk meningkatkan
output dengan menurunkan pajak. Menurut keynesian, langkah ini akan meningkatkan
output. Dalam “Bahasa” kurva IS-LM yang dikembangkan keynesian, hal ini, terjadi
karena penurunan dalam pajak akan mendorong kurva IS bergerak kekanan. Akan tetapi,
menurut kaum monetaris hal seperti ini tidak akan terjadi. Hal itu karena dalam
tegak lurus. Dampak dari pergeseran kurva IS tidak akan memberi pengaruh pada output
perekonomian dimana penggunaan modal itu ditekankan kepada permintaan yang tinggi,
dan permintaan yang tinggi itu diharapkan dapat diikuti oleh penawaran yang tinggi pula.
Asumsi keynes :
Bagi kaum moneteris, jumlah uang beredar merupakan faktor penentu yang utama
(main determinant) dari tingkat kegiatan ekonomi dan harga-harga didalam suatu
perekonomian. Dalam jangka pendek (short run), jumlah uang beredar mempengaruhi
jangka panjang (long-run) jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat harga atau inflasi(
rate of inflation). Bahkan dalam sebuah tulisanya dimajalah newsweek (1977), Milton
“There is one and only one basic cause of inflation, too haigh a rate of growth in quantity
of money..... there is one and only one basic cure for inflation, slowing monetary
growth.”
Sedangkan dalam salah satu tulisannya yang lain, Milton Friedman mengatakan
“inflasi itu slalu ada dimana saja dan merupakan fenomena moneter” pertumbuhan
moneter atau jumlah uang beredar yang berlebihan (excessive monetary growth) menurut
kaum moneteris bertanggung jawab atas timbulnya inflasi, dan pertumbuhan moneter
yang tidak stabil (unstable monetary growth) bertanggungjawab atas timbulnya gejolak
atau fluktuasi ekonomi. Oleh karena itu pertumbuhan moneter memiliki pengaruh, baik
terhadap variabilitas di dalam tingkat harga maupun pertumbuhan output, maka kebijakan
moneter yang diambil pemerintah sedapat mungkin haruslah dapat menjamin terciptanya
suatu tingkat pertumbuhan moneter yang konstan (constant monetary growth) dan tetap
BAB III
PENUTUP
16[16] Muana Nanga, Makro Ekonomi Teori, Masalah dan Kebijakan (Jakarta: RajaGrafindo Persada), 51.
Kesimpulan
1. Aliran Monetaris muncul karena saat terjadi dua kali resesi yang sangat tajam pada tahun
1974 dan 1982, tingkat harga-harga tidak turun padahal, sesuai dengan teori yang dianut
Keynesian ketika itu, terjadinya resesi dan depresi seharusnya menyebabkan tersendat-
sendatnya perekonomian yang diiringi oleh turunnya harga-harga secara umum. Karena
yang terjadi dalam kenyataan sudah sering tidak sama dengan yang seharusnya terjadi
menurut resep Keynes, sejak saat itu ajaran-ajaran Keynes terpaksa ditinjau kembali dan
bahkan didiskreditkan.
2. Ada bebarapa pandangan Keynes yang tidak disukai pakar-pakar ekonomi. Pandangan
itu antara lain tentang perlunya campur tangan pemerintah dalam mengarahkan dan
dihadapi melahirkan suatu aliran baru yang disebut “aliran monetaris”, yang
Istilah ini pertamakali digunakan oleh Karl Brunner untuk menggambarkan berbagai
4. Tokoh utama aliran monetaris, tidak diragukan lagi, adalah Milton Friedman (1912)
profesor ekonomi dari University of Chicago. Sesudah bekerja di komisi sumber daya
5. Revolusi Keynesian telah menguasai akademia sampai 1950-an dan 1960-an sehingga
para ekonom pasar bebas tak banyak didengar di kampus-kampus sampai Milton
Friedman berhasil mengubah iklim intelektual dari model Keynesian ke model klasik
Adam Smith.
6. Banyak perbedaan pandangan antara kubu keynesian dan monetaris dalam melihat
gejala-gejala ekonomi. Dalam melihat perekonomian secara agregat, atau jumlah total
dari barang-barang yang diminta dalam perekonomian, kubu keynesian percaya bahwa
perekonomian cenderung berada dalam posisi keseimbangan tingkat output rendah ( low
level equilibrium).
DAFTAR PUSTAKA
Apridar. 2013. Teori Ekonomi Sejarah Dan Perkembangannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Muana Nanga. 2005. Makro Ekonomi Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.