Di Susun Oleh :
Marsela 011118079
Jessica 011118091
Joe Antho
Dimas
SEMESTER II
UNIVERSITAS PAKUAN
Karena modalnya sebagian besar dikuasai oleh negara, maka keberadaan BUMN pun
dilindungi oleh negara. Dalam UU No. 19 Th 1003 disebutkan ada dua bentuk BUMN. Yaitu
perum dan persero. Dua bentuk tersebut merupakan hasil perkembangan ekonomi yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pada zaman sebelum reformasi, ada satu bentuk
lagi dari BUMN yang sekarang telah dihapuskan. Yaitu BUMN dengan jenis perusahaan
jawatan.
Pengolahan sektor utama dalam masyarakat menjadi fokus utama dari BUMN. Sekarang
BUMN tidak sepenuhnya dikuasai oleh negara. Beberapa jenis BUMN di negara kita telah
membuka diri bagi pihak swasta yang ingin berinvestasi demi pengembangan perusahaan.
Semua lapisan masyarakat mengharapkan adanya manfaat nyata dari BUMN yang dikuasai
negara. Bentuk badan usaha lain yang juga dikuasai oleh pemerintah adalah BUMD (Badan
Usaha Milik Daerah) yang notabenenya dikendalikan oleh pemerintah daerah.
Fungsi BUMN:
Pengelola cabang-cabang produksi sumber daya kekayaan alam yang menyangkut hajat hidup
orang banyak dengan efektif dan efisien
Peranan BUMN:
Memberikan pengarahan serta bantuan untuk para pengusaha golongan ekonomi lemah, baik
itu untuk koperasi maupun UKM.
Menjadi perintis usaha yang belum dilaksanakan oleh koperasi dan pihak swasta, seperti
menyediakan kebutuhan masyarakat dengan barang dan jasa yang bermutu serta memadai.
Menjadi sumber pendapatan negara dari pendapatan nonpaja untuk mengisi kas negara.
Mencegah agar cabang-cabang produksi yang penting tidak dikuasai oleh sekelompok
masyarakat tertentu.
Pemilik : Pemerintah RI yang diwakili Menteri Keuangan dan Menteri Negara Investasi dan
BUMN
Komisaris : Para pejabat Departemen Keuangan, Kementerian Negara Investasi dan BUMN
dan departemen lainnya
Kekuatan BUMN :
Definisi negara sebagai pemilik dan pemerintah sebagai regulator sulit untuk dipisahkan dan
melekat pada BUMN itu sendiri.
Kelemahan BUMN :
Keterlibatan birokrasi dengan kepentingannya menimbulkan penyimpang-an policy direction
yang merugikan BUMN sendiri
Policy direction yang merugikan timbul karena adanya kepentingan elite BUMN yang
ditampilkanmelalui formal policy
Birokrat di BUMN sulit membedakan dirinya sebagai birokrat atau profe-sional perusahaan,
sehinggamenimbulkan political cost yang sulit diukur
Aset yang besar dan tidak disertai utilitas optimal berakibat over-investment dan pemborosan
yang membebani BUMN itu sendiri
Kemudahan dari negara adalah bentuk subsidi yang setara dengan cost bagi rakyat banyak
Perlakuan istimewa negara kepada BUMN menjadikannya tidak peka terhadap lingkungan
usahanya, lemah dalam persaingan, tidak lincah dalam bertindak, lamban mengambil
keputusan, sehingga hilangnya momentum yang berakhir pada kerugian
Keterlibatan birokrasi dalam BUMN yang berlangsung lama sering menyulitkan direksi
untuk bertindak objektif.
4 Peran BUMN Dalam Perekonomian Indonesia
Tujuan BUMN
Sebagai perusahan milik negara, tentu saja BUMN berdiri dan beroperasi dengan memegang
tujuan-tujuan penting. Tujuan ini termuat pada
Pasal 33 khususnya ayat (1) dan (3) UUD 1945 yang menyatakan bahwa cabang-cabang
produksi penting bagi Negara yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
Negara. Kemudian bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Wujud dari bunyi peraturan tersebut adalah peran BUMN dalam perekonomian Indonesia
sebagai berikut :
Agak berbeda dengan kondisi jika seluruh sektor dibuka lebar untuk perusahaan swasta. Laba
yang didapat akan masuk ke dalam kantong perusahaan swasta yang memiliki tujuan mencari
laba sebesar-besarnya. Apabila keadaan ini menimpa negara kita, tentu saja akan meningkat
jarak kesenjangan sosial akibat tidak meratanya pembangunan.
Di sinilah pemerintah mengambil peran sebagai pihak pengelola sesuai asas keadilan dan
kesejahteraan rakyat. Sektor-sektor potensial semacam listrik, air, bahan bakar minyak, dan
sumber daya lain yang menyangkut hajat hidup masyarakat luas akan ditangani oleh negara.
Bahkan seringkali negara memberikan subsidi bagi orang-orang yang tidak mampu agar
dapat turut menikmati hasil alam Indonesia yang bernilai besar.
Badan usaha yang berbasiskan swasta akan memerlukan modal yang besar untuk dapat
mengambil tender di bidang-bidang potensial. Sehingga tidak banyak perusahaan swasta
maupun koperasi yang dapat menggarap dengan cepat dan baik sektor-sektor tertentu.
Dengan kewenangan pemerintah, BUMN dapat mengupayakan perhatian bagi sektor-sektor
yang masih terabaikan padahal potensial.
Jika memang diperlukan, pemerintah dapat melakukan impor tenaga kerja, mesin-mesin dan
alat produksi lainnya sebagai faktor produksi dalam kegiatan usaha di sektor tertentu. Tentu
saja dengan pertimbangan neraca pembayaran.
Keberadaan BUMN sebagai pusat dari perekonomian potensial negara akan membuat banyak
pihak swasta belajar mengembangkan diri. BUMN dapat menginspirasi atau bahkan
membimbing pihak swasta agar dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan pasar.
Kita lihat saja PT Pos yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, pada zaman dahulu
perusahaan yang dulunya berjenis jawatan ini menjadi pilihan mutlak bagi masyarakat yang
ingin berkirim kabar atau barang dengan saudara.
Pada hari ini kita dapat menyaksikan pertumbuhan berbagai usaha swasta yang bergerak di
bidang jasa kurir dan telekomunikasi. Mulai dari Tiki hingga JNE saat ini sudah dapat
membantu meringankan kewajiban PT Pos melayani masyarakat di pelosok daerah. Belum
lagi perkembangannya yang hanya menerima pengiriman surat hingga detik ini sudah dapat
melayani pembayaran listrik.
Jika seluruh saham dari perusahaan negara dijual untuk swasta, maka besar kemungkinan
pembangunan di Indonesia tidak akan sebaik yang telah kita alami. Kejadian ini dikarenakan
perusahaan sudah beralih ke tangan swasta yang tidak berkewajiban memenuhi kebutuhan
hidup rakyat dengan merata dan adil. Lagi pula untung dari penjualannya pun hanya akan
berhenti satu kali.
Service ataupun produk yang dihasilkan oleh negara pun tidak kalah saing dengan produksi
luar negeri maupun swasta profesional. Contohnya PT Garuda Indonesia yang menjadi
bintang maskapai penerbangan di Indonesia. Keberadaan perusahaan-perusahaan BUMN
juga akan melapangkan beban masyarakat bawah yang berpotensi dalam bidang pendidikan
dengan kreativitas. Banyak beasiswa dan bantuan yang dikeluarkan oleh perusahaan-
perusahaan milik negara. Nominal dan penerimanya juga lebih besar dari umumnya beasiswa
yang diberikan oleh pihak swasta.
Sementara itu, BUMD hanya mencakup wilayah daerah tertentu. Kebijakan ekonomi ini
diberikan kepada daerah melalui wewenang otonomi daerah. BUMD ini memiliki beberapa
peran penting yang secara general sama dengan BUMN, akan tetapi BUMD memiliki
peranan yang lebih spesifik dan khusus.
Karena pemerintah pusat tidak dapat memonitor seluruh daerah secara utuh, maka otonomi
daerah dapat dijadikan alat pelaksana. Wewenang dari pusat telah dilimpahkan kepada
pemerintah daerah yang lebih memahami keadaan daerahnnya sendiri. Harapannya, BUMD
dapat mengembangkan industri kreatif yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
Selain itu, pastinya dengan tujuan utama meningkatkan pertumbuhan dan kestabilan ekonomi
daerah.
Ternyata bukan karena badan usaha menjadi milik negara, lantas tidak mengalami kendala
dan hambatan dalam perjalanannya. Redaksi dalam undang-undang yang mengatur tentang
posisi BUMN dan BUMD perlu diperjelas sehingga tidak timbul multitafsir.
Selain itu juga perlu dilakukan kerjasama diantara berbagai sektor pemerintahan. Kebijakan
ini diperlukan mengingat masih banyaknya sektor penting negara yang diserahkan kepada
pihak asing. Keuntungan yang diperoleh negara memang lebih cepat dibandingkan
menyekolahkan putra-putri bangsa agar siap menjadi pengemban tugas negara. Akan tetapi
besar dan luasnya keuntungan tidak dapat diremehkan.
Freeport, Exxon Mobile dan perusahaan-perusahaan asing lainnya masih aman bertengger
menjadi penguasa sektor potensial di Indonesia yang seharusnya sudah dapat menuntaskan
kemiskinan di daerah sekitar. Pada kenyataannya, masih banyak masyarakat yang hidup di
sekitar perusahaan asing tersebut berada di ambang kemiskinan.
Dalam posisi rumit semacam paparan di atas, BUMN dan BUMD sangat menentukan
cepatnya pertumbuhan ekonomi. Kestabilan harga, tersedianya tenaga kerja dan lapangan
pekerjaan yang sesuai standar menjadi tanggungjawab dari para pengambil keputusan. Yang
jelas, BUMN dan BUMD terbukti efektif menambah kas negara sekaligus menggerakkan
roda perekonomian dan kesejahteraan suatu negara.