Anda di halaman 1dari 22

PENDAPATAN

NASIONAL
(CARA 3)

DEWI WAHYU LESTARI


TAATIKA SULISTYOWATI
PIRMA REZKY JR SIHOMBING
 
PENGGOLONGAN PENDAPATAN FAKTOR PRODUKSI
Pendapatan Nasional tidak selalu ditentukan
dengan menghitung dan menjumlahkan
seluruh gaji dan upah, sewa, bunga, dan
keuntungan yang diterima oleh seluruh faktor-
faktor produksi dalam suatu tahun tertentu.
Contoh dari bentuk pendapatan yang
demikian adalah pendapatan yang
diperoleh perusahaan-perusahaan
perseorangan. Untuk suatu perusahaan
perseorangan (misalnya restoran yang
dikelola anggota keluarga), yang
dimaksudkan "keuntungan usahanya"
adalah gabungan dari gaji, upah, tenaga,
sewa, dan keuntungan sebenarnya dari
usaha yang dilakukan oleh keluarga
tersebut.
 Oleh karenanya, penghitungan pendapatan
nasional dengan cara pendapatan pada umumnya
digolongkan pendapatan yang diterima faktor-
faktor produksi secara berikut:

 Pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah.


 Pendapatan dari usaha perseorangan (perusahaan
perseorangan).
 Pendapatan dari sewa.

 Bunga neto - yaitu seluruh nilai pembayaran


bunga yang dilakukan dikurangi bunga ke atas
pinjaman konsumsi dan bunga ke atas pinjaman
pemerintah.
 Keuntungan perusahaan. 
HUBUNGAN DIANTARA GNP DAN
NI   

Dalam penghitungan cara pengeluaran nilai


pendapatan nasional yang diperoleh adalah Produk
Nasional Bruto atau GNP, sedangkan penghitungan
cara pendapatan menghasilkan Pendapatan
Nasional (National Income) atau Nl.

 Rumus GNP (Gross National Product)


Rumus yang secara umum biasanya digunakan
untuk memperoleh hasil dari GNP atau PDB adalah :
 GNP  =  GDP + Produk Netto Terhadap Luar
Negeri
 GNP  =  PDB + PPPN

 GNP  =  PDB – PPLN + PPDN


CONTOH SOAL :
 Diketahui Produk Domestik Bruto negara Indonesia pada tahun
2005 adalah Rp 131.101,6 Miliar. Pendapatan atau produk
netto terhadap luar negeri Rp 4.955,7 Miliar, Pajak tidak
langsung Rp 8.954,1 Miliar, penyusutan Rp 6.984,1 Miliar,
Iuran asuransi 30 Miliar, Laba ditahan 5,1 Miliar, Transfer
Payment Rp 6 Miliar, dan Pajak tidak langsung Rp 12 Miliar.
Hitunglah besar GNP atau PNB negara Indoensia tersebut?

Jawab :
GNP  =  GDP + Produk Netto Terhadap Luar Negeri
GNP  = 131.101,6 + 4.955,7
GNP = 136.057,3
Jadi, besarnya GNP atau PNB negara Indonesia pada
tahun 2005 adalah sebesar 136.057,3 Miliar.
Pendekatan pendapatan = menjumlahkan
pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor
produksi.
NI = R + W + I + P
keterangan :
R = Rent / Sewa : Tanah
W = Wages / upah : Tenaga kerja
I = Interest / bunga : modal
P = Profit / laba : skill
 Contoh :
Pendapatan yang diperoleh masyarakat dalam suatu perekonomian
sebagai berikut:
Upah dan gaji Rp 15.000.000,- Sewa tanah Rp 9.250.000,- Konsumsi Rp
18.000.000,- Pengeluaran pemerintah Rp 14.000.000,- Bunga Modal Rp
3.500.000,- Keuntungan Rp 12.000.000,- Investasi Rp 4.500.000,-
Ekspor Rp 12.500.000,- Impor Rp 7.250.000,-
Tentukan pendapatan nasional pendekatan pendapatan!
Jawab :
Rumus pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan :
Y= R + W + I + P
Y = 9.250.000 + 15.000.000 + 3.500.000 + 12.000.000
Y = 39.750.000

Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
R = Sewa
W = Upah
I = Bunga
P = Laba/Untung 

Jadi, perkiraan nilai pendapatan nasional dengan menggunakan


pendekatan pendapatan adalah Rp. 39.750.000,-
 
PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSEBEL
 Pendapatan Pribadi
 Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai
semua jenis pendapatan, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa
memberikan sesuatu kegiatan apa pun, yang
diterima oleh penduduk sesuatu negara.

Dari arti istilah pendapatan pribadi ini


dapatdisimpulkan bahwa dalam pendapatan
pribadi telah termasuk juga pembayaran
pindahan. Pembayaran tersebut merupakan
pemberian-pemberian yang dilakukan oleh
pemerintah kepada berbagai golongan
masyarakat di mana para penerimanya tidak
podu memberikan suatu balas jasa atau usaha
apa pun sebagai imbalannya.
Jenis-Jenis Pembayaran Pindahan   
 Pengeluaran pemerintah yang dapat
digolongkan sebagai pembayaran pindahan
antara lain adalah bantuan-bantuan yang
diberikan kepada para penganggur, uang
pensiun yang dibayarkan kepada pegawai
pemerintah yang tidak bekerja lagi, bantuan-
bantuan kepada orang cacat, bantuan
kepada wraeran dan berbagai beasiswa yang
diberikan pemerintah.
 Bunga Pinjaman Konsumen dan
Pemerintah
 Pendapatan masyarakat lain yang tidak
tergolong kepada Pendapatan Nasional tetapi
termasuk di dalam pendapatan pribadi adalah
pendapatan yang berupa bunga ke atas utang
negara dan bunga ke atas pinjaman untuk
konsumsi. Karena pendapatan pribadi meliputi
semua pendapatan masyarakat, tanpa
menghiraukan apakah pendapatan itu diperoleh
dari menyediakan faktor-faktor produksi atau
tidak, maka wajiblah kedua jenis bunga di atas
dimasukkan ke dalam pendapatan pribadi.        
 Yang Tidak Termasuk dalam Pendapatan
Pribadi 
 i.      Keuntungan perusahaan yang tidak
dibagikan. 
 ii.     Pajak yang dikenakan pemerintah ke
atas keuntungan perusahaan. 
 iii.    Kontribusi yang dilakukan oleh
perusahaan dan para pekerja kepada Dana
Pensiun.
 
 Hubungan antara Pendapatan Nasional dan
Pendapatan Pribadi
Dari uraian mengenai hal-hal yang membedakan
Pendapatan Nasional dan pendapatan pribadi dapatlah
diringkaskan sifat hubungan di antara kedua konsep
tersebut. Hubungan tersebut adalah seperti yang
diringkaskan di bawah ini:
 
PENDAPATAN NASIONAL
 Dikurangi:

1.      Keuntungan perusahaan tak dibagi.       


2.      Pajak keuntungan perusahaan.
3.      Kontribusi kepada dana pensiun (kalau ada).
 Ditambah:      

1.  Pembayaran pindahan.


2.  Bunga pinjaman konsumen.
3.  Bunga pinjaman pemerintah.
=  PENDAPATAN PRIBADI.
 Pendapatan Disposebel
 Pendapatan pribadi dikurangi olehpajakyang
harus dibayar oleh para penerima
pendapatan, nilai yang tersisa dinamakan
pendapatan disposebel. Dengan demikian
pada hakikatnya pendapatan disposebel
adalah pendapatan yang dapat digunakan
oleh para penerimanya, yaitu semua rumah
tangga yang ada dalam perekonomian, untuk
membeli barang-barang dan jasa-jasa yang
mereka ingin
MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN
EKONOMI

Salah satu kegunaan penting dari data


pendapatan nasional adalah untuk menentukan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai
sesuatu negara dari tahun ke tahun.
pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh
sesuatu negara perlulah dihitung pendapatan
nasional nil, yaitu Produk Nasional Bruto riil atau
Produk Domestik Bruto riil. Dalam penghitungan
pendapatan nasional di beberapa negara telah
dilakukan penghitungan pendapatan nasional
dan komponen komponennya menurut harga
tetap, yaitu pada harga-harga barang yang
berlaku di tahun dasar yang dipilih.
 Formula Penghitungan
1. Formula yang akan digunakan untuk menentukan
tingkat pertumbuhan ekonomi ialah:
g = (PN rill1 – PN rill 0)/(PN rill 0 ) x 100
 di mana g adalah tingkat pertumbuhan ekonomi dan
dinyatakan dalam persen. PN-riil1 adalah pendapatan
nasional untuk tahun di mana tingkat pertumbuhan
ekonominya dihitung dan PN-riil0 adalah pendapatan
nasional pada tahun sebelumnya.
2. Menghitung pendapatan nasional riil dengan
mendeflasikan pendapatan nasional pada harga, masa
ini dilakukan dengan menggunakan formula berikut:
PN rill a = 100 / HI a x PN masa ini
 di mana PNriiln adalah pendapatan nasional riil
tahun n, HIn adalah indeks harga atau pendeflasi
pendapatan nasional (GNP deflator) pada tahun n,
dan PN masa ini adalah pendapatan nasional pada
harga masa ini, yaitu pada tahun n.
 Contoh Penghitungan          
 Pada tahun 2001 pendapatan Nasioal riil
adalah Rp.120,2 triliun sedangkan pada
tahun 2002 nilainya telah meningkat kepada
Rp.128,8 triliun. Dengan demikian tingkat
pertumbuhan yang dicapai negara itu adalah
:

 g2002 = [(128,8 - 120,2) / 120,2] x 100% =


7,0 %
MASALAH PENGHITUNGAN DAN KEGUNAAN
DATA

 Masalah-masalah Perhitungan
Menghitung pendapatan nasional sesuatu negara
bukanlah mudah. Beberapa masalah perlulah diatasi
untuk memastikan penghitungan pendapatan nasional
yang cermat dan teliti. Di bawah ini diterangkan
beberapa masalah penting di dalam penghitungan
tersebut.

1. Masalah Mengumpulkan Data dan Informasi      


 Tidak semua kegiatan ekonomi di dalam suatu negara
dicatatkan dengan baik. Di banyak kegiatan ukuran
perusahaan adalah kecil dan dalam sesuatu negara
terdapat banyak sekali dalam suatu industri yang
sama.
2. Memilih Kegiatan yang Nilai Produksinya
Dihitung
 Dalam prinsip penghitungan pendapatan nasional,
yang dihitung dalam pendapatan nasional adalah
nilai barang-barang yang dihasilkan oleh kegiatan-
kegiatan yang produktif dan barang-barang tersebut
adabah diproduksikan untuk keperluan pasar (dijual).

3. Masalah Penghitungan Dua Kali


 Dalam praktik adakalanya timbul kesulitan dalam
menentukan apakah sesuatu barang itu barang jadi
atau barang setengah jadi. Kerumitan ini
menyebabkan masalah penghitungan dua kali
mungkin wujud
4. Menentukan Harga Barang-Barang          
 Masalah ini merupakan satu hal yang rumit.
Pada suatu masa tertentu harga adalah
berbeda di antara satu kawasan dengan
kawasan yang lain, dan berbeda pula di
pasaraya dan di pasar malam. Di samping itu
dalam jangka masa satu tahun harga barang
dapat berubah.

5. Investasi Bruto dan Investasi Neto      


 Perbedaan antara investasi neto dan investasi
bruto adalah depresiasi.
6. Masalah Kenaikan Harga dan
Perubahan Kualitas Barang
 Data pendapatan nasional bukan saja
digunakan untuk melihat nilai produksi dalam
suatu tahun tertentu tetapi juga
perubahannya dari tahun ke tahun. Untuk
tujuan ini, seperti telah diterangkan, perlulah
dihitung pendapatan nasional riil dengan
bantuan indeks harga.
 
KEGUNAAN DATA PENDAPATAN NASIONAL

 Menilai Prestasi Kegiatan Ekonomi


 Menentukan Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi yang Dicapai
 Memberi Informasi Mengenai Struktur
Kegiatan Ekonomi
 Memberi Gambaran Mengenai Taraf
Kemakmuran
 Data Asas untuk Membuat Ramalan dan
Perencanaan
CONTOH KASUS
 Pembangunan Jalan Tol
 Beberapa tahun terakhir Pemerintah Indonesia memutuskan untuk
membangun insfrastruktur jalan dengan membangun jalan Tol
Cikopo-Palimanan. Hal ini menyebabkan jalur puncak yang menjadi
jalur arteri yang menghubungkan dua kota besar yaitu Jakarta dan
Bandung berangsur angsur ditinggalkan masyarakat, demikian juga
halnya dengan jalur nasional Pantura. Sisi ekonomi masyarakat di
beberapa daerah pantura seperti daerah Indramayu dan Subang
terkena dampak baik secara ekonomi maupun bisnis. Masyarakat
yang daerahnya dilalui Tol Cipali khususnya kedua daerah tersebut
belum tentu merasakan banyak manfaat dari kehadiran tol
sepanjang 116,7 km tersebut. Bahkan, ada daerah yang justru
“mati” dengan kehadiiran tol tersebut. Manfaat akan dirasakan
apabila daerah yang dilewati adalah daerah tujuan perjalanan atau
daerah industri, karena kemungkinan hal ini akan mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah. Namun karena jalan tol bukan
merupakan akses lokal maka daerah-daerah yang dilewatinya justru
akan “mati”. Dapat dipastikan sisi ekonomi usaha mulai dari
pedagang hingga angkutan umum di sekitaran Pantura akan
terganggu akibat dioperasikannya Tol Cipali tersebut.

Anda mungkin juga menyukai