Anda di halaman 1dari 18

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional sampai dengan saat ini masih tetap dianggap pilar utama penyangga
Politik Ekonomi artinya, ke arah peningkatan Pendapatan Nasional itulah hampir semua
kebijaksanaan difokuskan.
Tidak ada satu negara pun didunia ini yang tidak memandang penting masalah pendapatan
Nasional ini. Tetapi apakah Pendapatan nasional itu? Uraian di bawah ini segera akan
menguraikan melalui sub bab sebagai berikut;
1. Konsep-konsep pendapatan
2. Perubahan pendapatan nasional
3. Pembagian pendapatan nasional

a. Konsep-konsep Kegiatan Ekonomi
Arus Perputaran Kegiatan Ekonomi
Ada dua pihak yang menggerakkan roda perokonomian. Kedua pihak itu adalah pihak swata dan
pemerintah. Apabila di pihak swasta diadakan pembagian pula, maka terdapat dua bagian yakni
individu (di dalam ilmu ekonomi sering juga desebut dunia rumah tangga dan business (rumah
tangga perusahaan), kini sesudah adanya pembagian dipihak swasta didapati tiga pihak dalam
perekonomian, yakni Pemerintah, Individu dan business.
Didalam perekonmian lieral, maka peranan di dalam perekonomian dimainkan oleh pihak
swasta, yakni oleh pihak individu. Hubungan antara business dan individu :
Barang dan
jasa
Jasa-jasa
Produksi
Masyarakat Business
Upah, bunga dll


Gambar Lingkran aliran Pendapatan (income Circular Flow)
2

Rumah tangga binis (RTB) mendapatkan jasa-jasa produksi dari rumah tangga konsumen (RTK) atau
masyarakat luas. Sebagai imbalan, RTB memberikan pendapatan (dalam bentuk sewa, upah,bunga laba) kepada
RTK. Sesuda jasa-jasa produksi diolah jadilah barang dan jasa. Ini dialirkan oleh RTB kepada RTK. Sebagai
imbalannya RTK membelinya dengan pendapatan yang diterima tadi itu.
Tampak didalam gambar hubungan yang jelas antara indidu dan business. Business
menyediakan barang dan jasa yang menjadi pemuas kebutuhan masyarakat, sebagai imbalan bagi
jasa-jasa produksi yang diterimanya dari masyarakat seperti tenaga, tanah, dan sebagainya.
Dipihak lain, dari pihak masyarakat ke pihak business mengalir uang dalam bentuk pembelian-
pembelian, sedangkan dari arah sebaliknya dari business ke masyarakat mengalir pula uang
dalam bentuk upah, gaji, bunga, sewa dan sebagainya. Demikianlah perputaran perokonomian
dari saat-ke saat di dalam sebuah perekonomian swasta.
Tetapi adakah peneriamaan yang diperoleh bukan dari aktivitas produktif itu? Ada!
Seperti pemberian seorang temannya. Di dalam ilmu ekonomi, penerimaan seperti itu disebut
sebagai transfer payment (pembayaran transfer).
Ciri khusus pembayaran transfer seperti itu adalah bahwa pembayaran itu bukanlah berasal
dari kegiatan produktif sehingga tidak merupakan balas jasa dari sesuatu jasa apapun. Dalam
pada itu, dikenal adanya tiga macam transfer payment, yaitu :
1. Government transfer payment (pembayaran transfer pemerintah) seperti misalnya
pembayaran tunjangan untuk para veteran, tunjangan anak dan istri untuk para pegawai
negeri dan sebagainya.
2. Business transfer payment (pembayaran transfer business) misalnya utang ragu-ragu dari
pihak konsumen kepada pihak perusahaan, dan
3. Interpersonal transfer payment (pembayaran transfer antar peseorangan) misalnya
pemberian seseorang kepada orang lain.

b. Pendapatan Nasional
Menurut Sir William Petty pada tahun 1665 menaksirkan pendapatan nasional inggris
sebanyak 40 juta pound. Perhitungan Petty didasarkan kepada anggapannya bahwa pendapatan
nasional merupakan penjumlahan biaya hidup selama setahun.
Para ahli ekonomi modern kurang menyepakati pendapat Petty itu. Menurut pandangan
ilmu ekonomi yang baru, komsumsi bukanlah satu-satunya unsur di dalam pendapatan nasional.
Sedangkan pendapatan nasional itu sendiri bukanlah pokok pangkal daripada konsepsi
3

pendapatan nasional. Para ahli ekonomi modern lebih menyukai Produk Nasional Bruto (Gross
National Product GNP) sebagai alat pengukur pokok kegiatan perekonomian.
GNP dan GNI, alat pengukur yang paling menyeluruh bagi output nasional. Produk
Nasional Bruto atau GNP adalah nilai semua barang dan jasa yang tiap tahun dihasilkan oleh
barang dan jasa yang tiap tahun dihasilkan oleh barang yang bersangkutan, diukur menurut harga
pasar.
Produksi menciptakan pendapatan. Pemmbuatan barang dan jasa oleh bisnis tentunya
memerlukan jasa-jasa produktif dari semua factor produksi dan disitulah munculnya pendapatan.
Selanjutnya pendapatan itu menciptakan pengeluaran. Sebab semua orang berpendapatan itu
pasti mengeluarkan pendapatannya untuk dibelikan barang dan jasa.




Produksi
Pendapatan
pengeluaran

Gambar. Lingkaran Pendapatan
Produksi menciptakan pendapatan, pendapatan menciptakan pengeluaran, dan pengeluaran
mendorong rumah tangga bisnis untuk melaksanakan proses produksi

Cara menghitung GNP, semua barang dan jasa itu haruslah dinilai dahulu dengan cara
penilaian yang seragam, dan sesudah itu baru kemudian dijumlahkan untuk mendapat GNP.
Ukuran untuk menetapkan nilai itu adalah harga pasar (market prices).
Secara teoritis, perhitungan GP dilakukan dengan tiga cara, yakni :
1. Pendekatan produksi (production approach), cara ini menghasilkan gross national
product atau GNP
2. Pendekatan pendapatan (income approach), cara ini menghasilkan gross national
income atau GNI
4

3. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach) cara ini menghasilakan gross
national expenditure atau GNE.

Sektor sektor GNP
Sesuai dengan namanya, yang dihitung adalah nilai pasar produk, baik barang maupun
jasa. Dalam prakteknya, produk dihitung berdasarkan sector yang menghasilkannya. Dewasa ini
telah disepakati untuk menggunakan 11 sektor penghasil produk :
a. Sector pertanian
b. Sector pertambangan
c. Sector industry
d. Sector bangunan
e. Sector perdagangan
f. Sector listrik, gas dan air minum
g. Sector bank dan lembaga keuangan lainnya
h. Sector perhubungan dan telekomunikasi
i. Sector pemerintahan dan hankam
j. Sector sewa rumah
k. Sector jasa-jasa lainnya.

Unsur unsur GNP
GNP terdiri atas berbagai macam produk atau output. Semua produk itu pada hakikatnya
adalah setan dengan pendapatan (income). Itulah sebabnya, unsur-unsur GNP diterapkan di
bawah ini dinyatakan dalam bentuk pendapatan yaitu GNI. Unsur unsur GNI itu adalah :
a. Wages and salaries (upah dan gaji)
b. Interest (bunga)
c. Rent (sewa)
d. Profit of unincorporated firms (laba perusahaan bukan perseroan)
e. Dividens (dividen)
f. Corporation profit tax (pajak atas laba perusahaan perseroan)
g. Undivided corporation profit ( laba perusahaan yang tidak di bagikan)
h. Indirect business tax (pajak tak lansung perusahaan)
5

i. Depreciation (penyusutan)

c. Konsep konsep pendapatan :

Upah dan Gaji
Penyusutan
Pajak tak lansung
Laba tak di bagi
Pajak Laba
perusahaan
Dividen
Laba perusahaan
bukan perseroan
Sewa
Bunga
Upah dan Gaji
Pajak tak lansung
Laba tak di bagi
Pajak Laba
perusahaan
Dividen
Laba perusahaan
bukan perseroan
Sewa
Bunga
Upah dan Gaji
Laba tak di bagi
Pajak Laba
perusahaan
Dividen
Laba perusahaan
bukan perseroan
Sewa
Bunga
Upah dan Gaji
Transfer payment
Dividen
Laba perusahaan
bukan perseroan
Sewa
Bunga
Tabungan
Pengeruaran
komsumsi
Pajak pribadi
GNI NNI National Income Personal Income Disposible income

Keterangan :
Upah dan gaji = Wage and salari Pajak laba perusahaan = corporation profit tax
Bunga = Interest laba tak dibagi = undistributed profit
Sewa = rent pajak tak lansung = indicrect (business) tax
Laba perusahaan bukan perseroan = unincorporated net profit
Transfer payment = pembayaran transfer dividen = dividend
Pajak pribadi = personal tax

1. Gross National Income (GNI) atau pendapatan Nasional Bruto
Gross National Product (GNP) adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-
faktor produksi milik warga negara baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri,
tetapi tidak termasuk warga negera asing yang tinggal di negara tersebut
2. Net National Income (NNI) atau Pendapatan Nasional Netto
Pendapatan Nasional Netto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak
tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak
penjualan, pajak hadiah, dll.
6

3. National Income (NI) atau Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional (PN) atau Net National Income (NNI) yaitu
Jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat dalam kurun waktu satu tahun setelah
dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Contoh pajak tidak langsung: pajak penjualan, pajak impor, bea ekspor, cukai, pajak
pertambahan nilai (PPN), dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM)
PN = PNN Pajak tidak langsung + Subsidi
4. Personal Income (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan
kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer
payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa
produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh
pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga
utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan,
NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam
perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan
iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan
maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
5. Disposible Income (Yd)
Pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan, penerimaannya
setelah dikurangi pajak lansung
DI = PI Pajak langsung

Penggunaan GNP
Di dalan GNP, maka produk yang ada didalamnya itu terdiri dari berbagai macam.
Mereka yang membeli sekalian produk yang menjadi unsur GNP itu hanya terdiri dari
empat jenis ;
Konsumen yang membeli barang-barang konsumsi
Investor yang membeli barang-barang investasi
7

Pemerintah
Pihak luar negeri yang membeli barang-barang ekspor.
Di dalam GNI, maka pendapatan yang ada didalamnya itu pun dibelanjakan untuk
berbagai macam kebutuhan. Ada 4 pembelian seperti GNP,yakni :
Komsumsi
Investasi
Pengeluaran Pemerintah
Perdagangan luar negeri
GNP sebagai alat pengukur laju Pertumbuhan Ekonomi
GNP masih dipakai orang untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi
Ada juga yang menggunakan ukuran pendapatan perkapita (percapita
incomeNI/P)
GNP yang banyak dipakai karena memiliki sifat lebih menyeluruh
GNP bukan pengukur kekayaan dan laju pertumbuhan penduduk.
GNP dan GDP
Hasil produksi orang asing di dalam negeri yg harus dibayarfactor income
payment to abroad
Hasil produksi suatu negara di luar negrifactor income receipt from abroad
Selisih keduanya net factor income payment to abroad (n)
GNP+n=GDP, GDP- n = GNP
Jika n<0, maka GDP > GNP
Jika n>0, maka GDP < GNP
GNP dapat berubah karena perubahan jumlah output yg dihasilkan dan atau juga
karena perubahan harga
d. Perubahan Pendapatan Nasional.
GNP bukan saja dapat berubah, bahkan harus diupayakan agar berubah (meningkat) dan
diupayakan juga agar jangan sampai menurun. Mengapa? Karena GNP menyatakan tingkat
kemakmuran suatu perekonomian dan laju pertumbuhannya menyatakan kemajuan ekonominya.
Jika GNP meningkat pendapatan per kapita juga akan meningkat dan hal ini menyatakan
meningkatnya tingkat kesejahteraan penduduknya. Dan meningkatnya GNP merupakan salah
satu kebijakan utama ekonomi di Negara manapun juga.
8

Apabila terjadi perubahan di dalam besar atau jumlah output yang dihasilkan dalam
sesuatu periode tertentu, pendapatan nasional pun tentu akan berubah pula, sebagaimana GNP
sehingga NNP juga akan berubah. Hal itu disebabkan karena GNP merupakan penjumlahan
output, baik barang maupun jasa. Akan tetapi, GNP juga dapat berubah besarnya, tidak karena
perubahan jumlah output yang dihasilkan seperti itu, namun disebabkan karena perubahan harga
semata-mata. Hal tersebut disebabkan karena semua output yang dihasilkan oleh sesuatu bangsa
itu pertama sekali dinilai menurut harga jualnya (atau nilai pasar).
Jika ada terjadi perubahan di dalam tingkat harga/nilai pasar barang-barang dan jasa-jasa,
GNP juga akan berubah besarnya. Dengan perkataan lain, karena GNP merupakan nilai pasar
semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh sesuatu bangsa selama suatu periode tertentu,
sehingga perubahan nilai (atau harga) pasar itu tentulah akan mengubah GNP pula. Demikianlah,
GNP dapat berubah baik karena berubahnya jumlah output yang dihasilkan, atau karena
perubahan harga-harga, maupun karena perubahan kedua-duanya.
Kenaikan Harga dan Penurunan Harga
Apabila harga-harga naik, kebanyakan orang akan merasa menjadi lebih miskin daripada
keadaan sebelumnya, sekalipun ternyata jumlah pendapatan yang mereka terima tetap sama.
Misalkanlah gaji yang diterima oleh si A meningkat dari Rp 300.000,00 menjadi Rp 330.000,00-
sebulan. Itu berarti gaji si A telah naik sebesar 10% selama bulan itu. Namun demikian, apabila
pada bulan itu pula tingkat harga umum telah naik dengan kenaikan sebesar 10% (sama dengan
kenaikan pendapatan) apakah hal itu berarti si A telah menjadi kaya sesudah kenaikan
pendapatannya itu? Bahkan, jika pendapatan si B telah mengalami kenaikan sebesar 25%, namun
tingkat harga umum mengalami kenaikan sebesar 30%, si B bukan saja tidak menjadi semakin
kaya, tetapi lebih daripada itu, bahkan menjadi lebih miskin, sekalipun pendapatannya dinaikkan.
Di dalam Bahasa Ekonomi, untuk si A tersebut dikatakan bahwa pendapatan uang (money
income)-nya bertambah, tetapi secara riil pendapatannya tidak mengalami perubahan, atau
pendapatan riil (real income)-nya tetap karena kenaikan pendapatannya itu telah diimbangi
dengan tepat oleh kenaikan tingkat harga sehingga apa yang sekarang dapat dibelinya sama saja
dengan apa yang dahulu dapat dibeli (sebelum pendapatannya naik). Dengan kata lain, daya beli
si A tidak mengalami perubahan.
Hal yang parah adalah keadaan si B. pendapatan uangnya memang naik pesat dengan
kenaikan sebesar 25%, namun kenaikan pendapatannya ini telah diikuti dengan kenaikan tingkat
9

harga umum yang bahkan lebih tinggi dari presentase kenaikan pendapatannya. Akibatnya
adalah real income si B, sesudah kenaikan money income-nya itu, justru semakin turun.
Akibatnya lebih lanjut adalah bahwa apa yang sekarang dapat dibeli oleh si B ini justru
menjadi lebih kecil atau lebih sedikit dari apa yang dahulu dapat dibelinya dengan
pendapatannya. Dengan kata lain, daya beli (purchasing power) si B mengalami penurunan.
Angka indeks tahun dasar. Didlam ilmu fisika kenaikan tingkat harga serta penurunannya
dinyatakan melalui apa yang disebut indeks. Angka indeks menunjukkan perbandingan tingkat
harga antara harga sesuatu tahun tertentu dengan tingkat harga yang terjadi tahun lainnya.
Apabila angka indeks menunjukkan kenaikan, maka tingkat harga pun pasti juga naik. Adapun
tahun yang dijadikan sebagai pembanding itu disebut sebagai tahun dasar (base year). Adapun
angka indeks (index number) di hitung dengan rumus :

I
n
=

x 100
Dimana : I
n
adalah angka indeks
P
n
adalah harga di tahun n, dan
P
o
adalah harga ditahun pasar (base year)

Pada masalah tahun dasar (base year) pada hakikatnya, setiap orang boleh saja memilih
tahun mana pun yang ingin dijadikan sebagai tahun dasar. Namun demikian,yang biasa dipakai
untuk pegangan dalam pemilihan tahun dasar itu adalah :
Suatu tahun yang di tahun itu tidak terjadi suatu kegoncangan harga yang berarti;
Suatu tahun yang mana terjadi suatu peristiwa penting di bidang ekonomi; misalnya saja pada
tahun 1969 (mulainya Pelita I) , tahun 1971 (sensus penduduk) dan pada tahun 1993
(Keppres).
Di Indonesia, tahun dasar ditetapkan berdasarkan sebuah Keputusan Presiden. Tahun yang
dipakai sebagai tahun dasar selalu berubah-ubah karena pola konsumsi serta jenis produk yang
lazim dibeli masyarakat juga selalu berubah. Jika tidak dilakukan perubahan dan penyesuaian
terus-menerus, perubahan GNP tidak akan mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Telah ditetapkan bahwa tahun dasar Indonesia berubah tiap 10 tahun sekali. Saat ini, dalam
Pidato Kenegaraan Presiden di depan anggota DPR tanggal 16 Agustus 1995, ditetapkan bahwa
10

tahun dasar yang dipakai adalah tahun 1993. Perubahan tahun dasar ini dilakukan bersamaan
dengan perubahan jumlah sektor GDP Indonesia.

e. Pembagian Pendapatan Nasional
Sebagaimana yang telah diuraikan didepan, GNP terdiri dari semua output yang dihasilkan
(atau: pendapatan yang diterimah ) oleh seluruh pihak didalam perekonomian. Namun sementara
itu, sering kali dipertanyakan orang: bagaimanakah pembagian GNP itu diantara anggota
masyarakat? Atau secara lebih lazim: bagaimanakah pembagian pendapatan nasional itu
diantara anggota masyarakat? Yang dimaksud dengan perkataan bagaimana didalam dua
pertanyaan tersebut adalah; apakah semua pihak diantara anggota masyarakat telah menerimah
pembagian pendapatan nasional? Apakah semua pihak menerimah bagian yang sama didalam
pembagian pendapatan nasional itu; atau dengan perkataan lain: apakah pendaptan nasional
sudah terbagikan dengan merata di antara anggota masyarakat? Ataukah belum
Pembagian dalam pendapatan nasional adalah pembagian aktivitas ekonomi diantara
anggota-anggota masyarat. Sebabnya adalah karena setiap aktivitas ekonomi itu niscaya
memberikan pendapatan pada pelakunya. Sudah barang tentu bahwa dalam hal itu tidak ada
seorangpun atau sebuah badan lembaga pun yang bertindak selaku pembagi, dan dengan
demikian juga tidak ada yang menerima pembagian dari siapapun. Setiap orang menerimah
pembagian aktivitas ekonomi itu dari dirinya sendiri; setiap orang menerimah bagian dari
pendapatan nasioanl dari dirinya sendiri
Dari aktivitas ekonomi yang dilakukannya sendiri itulah setiap orang menerima
pendapatan, sedangkan pendapatan setiap orang tentulah bagian daripada pendapatan nasional.
Demikianlah, setiap orang memperoleh pembagian pendapatan nasional dan dirinya sendiri,
tergantunh kepada perananya didalam aktivitas ekonomi secara keseluruhan

f. Pernanan Pemerintah
Pembagian pendapatan nasional itu adalah merupakan sesuatu yang given atau yang
sudah tertentu keadaanya. Tidak ada seorang pun atau satu badan pun yang mula-mula sekali
11

berkata bahwa pola pembagian pendapatan nasional itu haruslah begini atau begitu. Menghadapi
keadaan yang sudah tertentu seperti itu, orang hanya dapat puas atau tidak puas saja, artinya,
orang hanya boleh berkata: ah, pembagian pendapatan nasional negaraku ini sudah cukup
merata atau: jadi kiranya, pendapatan nasional negaraku ini masih terbagikan dalam keadaan
yang tidak merata, sehingga perbedaan antara si kaya dan si miskin sangat jelas sekali terlihat.
Namun sekalipun demikian, sekali orang hanya bisa merasa puas ataupun tidak puas
melihat pola pembagian pendapatan nasional, tetapi oarang yang dapat berikhtiar baik untuk
mempertahankan pemerataan (kalau sejak sebelumnya pendapatan nasioanal memang sudah
terbagikan dengan cukup merata), maupun untuk lebih meratakan (jikalau keadaan cukup merata
itu memang belum pernah tercapai sebelumnya).
Tujuan hendak dicapai dengan tindakan pemerintah itu adalah untuk sedapat mungkin
menggeser kurva lorenz kekiri (kearah pembagian yang kirain merata), atau setidak-tidaknya
menghalangi tergesrnya atau bergesernya kurva lorenz itu kekanan (kearah pembagian yang kian
tidak merata). Pada hakikatnya, pola pembagian pendapatan nasianal yang memiliki karakteristik
seperti itu. Yakni, kalau tidak ada campur tangan pemerintah yang akan mengawasi serta
mengontrol jalannya perekonomian negara, maka semua pihak akan berjuang sendiri-sendiri
tanpa menghiraukan yang lainnya. Semua pihak akan berlari mengejar keuntungan yang sebesar
besarnya tidak peduli apakah untuk itu ia harus menjegal atau bahkan menjagal kawannya.
Akibatnya usaha-usaha yang sejak semula sudah merupakan usaha besar akan semakin menjadi
besar sebab ia memiliki kemampuan yang paling besar untuk menaklukkan pesaing pesainnya.
Sebaliknya, usaha-usaha yang sejak semulah memang merupakan usaha kecil akan segera
tergilas, merosot rugi, dan.... gulung tikar. Walhasil, tanpa campur tangan pemerintah dilapangan
perekonomian, maka yang kuat akan memakan yang lemah yang besar akan membesar sedang
yang kecil mengecil sehinggga akhirnya bubar, yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin
semakin menderita, jurang simiskin dan si kaya semakin dalam dan semakin melebar
Dengan singkat, semua keadaan itu dapat dikatakan: bergesernya kurva lorenz ke kanan.
Inilah yang dinamakan ketidakadialan. Sebab menilik bahwa setiap orang berhak hidup layak
dan wajar, disini malah berlaku sebaliknya: yang kaya berlebihan, sedangkan yang miskin
senantiasa hidup didalam kekurangan. mungkin saja ada orang yang akan mengatakan, bahwa itu
bukanlah ketidakadialan,sebab semua orang mendapatkan apa yang diusahakannya sendiri.
12

Salahnya sendirilah mengapa ia bodoh, sehingga hanya mendapatkan pembagian sedikit. Itu
benar. Tetapi itu tidak dapatlah pemerintah turun tangan untuk meredakan hal ini? Tidak
pantaskah pemerintah berbuat itu? Bukan saja pantas, tetapi menegakkan serta menyebarluaskan
keadilan memanglah tugas pemerintah.
Pemerintah bertindak meratakan pembagian pendapatan nasional (atau dengan perkataan
lain: menggeser kurva lorenz kekiri) dengan salah satu alatnya yang bernama pajak progresif
(progressive tax)
Untuk dapat memahami hal ini dengan lebih baik, marilah terlebih dahulu melihat, apakah
yang dimaksud dengan progressive tax itu
Didalam ilmu perpajakan, dikenal adanya tiga sistem atau cara pengenaan pajak kepada para
wajib pajak. Ketiga cara itu adalah:
1. Pajak progresif atau progresive tax,
2. Pajak degresif atau degresive tax dan
3. Pajak proporsional atau proportional tax
Pajak progresif adalah pajak yang dikenakan semakin berat kepada mereka yang
berpendapatan semakin tinggi. Hendaknya dicatat bahwa yang semakin berat itu bukanlah
nominal pajaknya, melainkan beban pajaknya. Tegasnya, persentase pajak atas pendapatan itu
semakin tinggi apabila pendapatan juga semakin besar. Contoh untuk pajak progresif inilah
adalah misalnya pajak pendapatan, pajak rumah tangga, dan sebagainya.
Pajak degresif adalah kebalikan pajak progresif tadi, pajak ini dikenakan semakin berat
kepada mereka yang pendapatannya semakin kecil. juga, disini yang dimaksudkan dengan
perkataan semakin berat itu adalah beban pajaknya. Jadi, persentase pajak itu atas pendapatan
akan semakin tinggi, jika pendapatan semakin rendah, sebaliknya prosentase pajak itu atas
pendapatan akan semakin rendah, apabila pendapatan semakin besar. Contoh untuk pajak -
pajak degresif ini adalah beberapa pajak tidak langsung, seperti pajak penjualan, pajak tontonan,
dan sebagainya. Kalau kite membeli sebungkus rokok, misalnya, hyang berharga katakan sajalah
rp. 100,-maka sebetulnya harga rokok itu sendiri tidak sekian. Entah, berapa tetapi yang jelas
tentu tidak sampai atau di bawah seratus rupiah. Misalanlah harga rokok hanya rp. 80,-saja.
13

Sisanya, yakni yang sejumlah rp. 20,- adalah merupakan pajak penjualan rokok itu. Misalkanlah
sekarang ada dua orang perokok, si labib dan si hilal, yang masing-masing perpendapatan rp
30.000,-dan rp 20.000,- sebulan. Apabila masing-masing merokok jumlah rokok yang sama
dalam sebulan, katakanlah sepuluh bungkus, maka itu berarti bahwa dalam sebulan mereka
masing-masing harus membayar pajak penjualan rokok sebesar Rp 20,-x 10= Rp 200- jumlah ini,
bagi silabib hanyalah merupakan 0,67% saja dari pendapatannya, sedangkan buat si hilal, pajak
yang harus dibayar itu adalah sebesar 1,0% dari pendapatannya. dengan demikian, jelaslah
bahwa pajak itu dirasakan semakin berat oleh orang yang pendapatannya semakin rendah.
Adapun pajak proporsional adalah pajak yang dikenakan berdasarkan pembebanan
(prosentase) yang sama terhadap semua tingkat pendapatan. Artinya, berapapun tingginya
pendapatan seseorang namun pajak proporsional (proportional tax) dikenakan atasnya
berdasarkan persentase tertentu.
Oleh karena yang sedang dibicarakan disini adalah usaha pemerintah untuk menggeser
kurva lorenz kekiri, dan untuk keperluan itu alatnya adalah pajak progresif maka jenis pajak
inilah yang akan dibicarakan lebih lanjut, dengan sedikit (atau sama sekali tidak ) menyinggung
jenis pajak lainnya.
Seperti yang sudah diuraikan didepan, pajak progresif dikenakan semakin berat kepada
mereka yang berpendapatan semakin tinggi. Oleh karena sifatnya yang seperti inilah, maka
sistem pengenaann pajak seperti ini dapat lebih meratakan pembagian pendapatan nasional.
Sebabnya karena sikaya dipajaki lebih berat daripada si miskin, sehingga jarak antara keduanya
menjadi semakin sempit.
akibat yang akan terjadi sesudah dikenakannya pajak progresif ini adalah bergesernya atau
tergesesrnya kurva lorenz kekiri, kerah yang semakin mendekati garis diagonal yang menyatakan
pembagian pendapatan nasional yang sangat merata. Hal ini ditunjukkan dengan jelas sekali
terlihat bagaimana kurva lorenz tergeser kekiri sesudah adanya pajak progresif (after progressive
tax curve-OEA). Dalam pada itu hal yang sebaliknya pun dapat pula terjadi yaitu suatu keadaan
dimana dikenakan pajak degresif (degressive tax).
Apabila pajak progresif menggeser kurva lorenz kekiri, maka pajak degresif ini akan
menngeser kurva lorenz kekanan, semakin mendekati the line (atau the curve) of absolute
14

inequality income distribution. Kurva lorenz sesudah adanya degressve tax ini ditunjukkan oleh
garis lengkung OFA yang disebut after degressive-tax curve
Tabel 7.6 pengenaan pajak progresif
(1) (2) (3) (4) (5)
Personal income Personal Tax Avararage tax (rate(%) Marginal Tax Disposable income
sampai
Rp 100.000,- 0 0 0 Rp 100.000,-
Rp 150.000,- 6000,- 4 12 Rp 144.000,-
Rp 200.000,- 13.000,- 6,5 14 Rp 187.000,-
Rp 250.000,- 21.000,- 8,4 16 Rp 229.000,-
Rp 200.00,- 31.000,- 10,3 20 Rp 269.000,-

Sebuah contoh mengenai pengenaan pajak progresif dikemukakan didalam tabel 7.6.
Tabel diatas itu dapat diterangkan sebagai berikut:
Kolom (1), adalah besarnya pendapatan perseorangan yang dikenai pajak. Kolom itu
bermula dengan jumlah Rp 100.000,-.itu berarti bahwa mereka yang berpendapatan di bawah Rp
100.000,- setahun di bebaskan dari pajak. Di indonesia, jumlah pendapatan maksimal yang
dibebaskan dari pajak itu disebut PTKP (pendapatan tidak kena pajak).
Kolom (2) menunjukkan besarnya (nominal) pajak.
Kolom (3) menunjukkan besarnya atau beban pajak yang dinyatakan sebagai persentase dari
pendapatan perseorangan (personal income)
Di dalam kolom (3) inilah pajak progresif terlihat dengan jelas. Hal ini dapat diperiksa dari
kenyataan bahwa persentase pajak itu semakin lama menjadi semakin besar! Itu berarti beban
pajak adalah semakin berat bagi mereka yang berpendapatan semakin tinggi.
Kolom (4) menunjukkan berapa besarnya setiap tambah pendapatan yang dipajaki. Kolom (4)
inipun dinyatakan dalam persentase. Cara mendapatkan angka-angka didalam kolom (4) ini
adalah dengan rumus:
15

Marginal Tax =
PT
2
PT
1

PT
2
PT
1

Dimana: PT adalah personal tax (pajak perseorangan)
PI adalah personal income ( pendapatan perseorangan)
Kolom (5) adalah disposable income yang sudah kita kenal, yang merupakan selisih antara
personal income dengan personal tax.
























16

BAB III
PENUTP
Kesimpulan
Secara konseptual, pendapatan senantiasa sama dengan pengeluaran. Oleh karena
pengeluaran itu pasti dipakai untuk membeli produk, maka besarnya pengeluaran itupun samalah
pula dengan nilai produk. Karena dihasilkanya produk inilah, setiap individu memperoleh
pendepatan sebesar sumbangannya terhadap pembuatan produk tersebut. Lingkaran inilah yang
telah mengajarkan kepada kita, bahwa produk = pendapatan = pengeluaran.
Variabel pendapatan nasional yang paling lengkap adalah GNP, yang merupakan penjumlahan
nilai final goods yang dihasilkan selama setahun. Kemudian, berturut-turut, konsep-konsep
pendapatan adalah:
(i) GNP
(ii) NNP = GNP penyusutan
(iii) NI = NNP pajak tidak langsung
(iv) Personal Income = NI ( Corporate Tax + Undivided Corporate Propit ) Pembayaran
Transfer.
(v) Disposable Income = Personal Income Personal Tax.
Dalam pada itu dalam sebuah perekonomian terbuka ( empat sektor ), seluruh produk yang
tergabung didalam GNP itu dibeli oleh empat pihak, yakni konsumen, investor, pemerintah, dan
luar negeri. Sehubungan dengan pihak itulah, kita kenal konsepsi GNP sebagai GNP =
komsumsi, ditambah investasi, ditambah pengeluaran pemerintah, ditambah ekspor netto; atau:
Y = C + I + G + (X-M)
Dalam pada itu, oleh karena GNP merupakan penjumlahan nilai pasar dari seluruh barang dan
jasa, maka GNP dapat berubah, baik karena perubahannya jumlah output, maupun karena
berubahnya tingkat harga.
Pembicaraan mengenai perubahan tingkat harga mengajak kita untuk mendalami pengertian-
pengertian:
(i) Indeks,
(ii) Indeks harga,
(iii) Pendapatan uang,
(iv) Pendapatan nyata,
17

(v) Tahun dasar,
(vi) GNP at market price ( GNP menurut harga pasar ), dan
(vii) GNP at constant price ( GNP menurut harga tetap ).
Dalam kenyataannya, perubahan GNP menurut harga tetap itulah yang dengan rill,
menyatakan perubahan nilai GNP.
Dalam kenyataannya, pendapatan nasional tidaklah pernah terbagikan secara merata
diantara anggota masyarakat. Namun demikian secara konseptual, sekurang-kurangnya kita
mengenal tiga konsep atau pola distribusi pendapatan, yakni:
(i) Distribusi yang mutlak merata
(ii) Distribusi yang mutlak timpang, dan
(iii) Distribusi yang aktual
Suatu situasi distibusi pendapatan yang menunjukkan gejalah yang mengarah kepada
ketimpangan haruslah dibenahi. Sebab, hal itu bertentangan dengan rasa keadilan. Pembenahan
kondisi distribusi pendapatan itu disebut redistribusi pendapatan. Untuk melakukan redistribusi
pendapatan nasional ini, maka para ahli ekonomi mengajukan sebuah alat, yaitu pajak progresif.





















18

DAFTAR PUSTAKA

http://himawanpras67.blogspot.com/2013/03/pendapatan-nasional.html
http://wardayadi.wordpress.com/materi-ajar/kelas-x/pendapatan-nasional-2/
http://share.its.ac.id/mod/resource/view.php?id=1084

Anda mungkin juga menyukai