Anda di halaman 1dari 7

KELAS SOSIAL-EKONOMI DAN STRUKTUR SOSIAL

DALAM MASYARAKAT MARITIM

NAMA : ENIK PARWATI

NIM : A031221060

KKELOMPOK : 5 (LIMA)

DEPARTEMEN : AKUNTANSI
KELAS SOSIAL-EKONOMI DAN STRUKTUR SOSIAL DALAM
MASYARAKAT MARITIM

Secara umum, pendapatan nelayan memang sangat berfluktuasi dari hari ke hari. Pada satu
hari mungkin memperoleh tangkapan yang sangat tinggi, tapi pada hari berikutnya bisa saja
“kosong”. Hasil tangkapan, dan pada gilirannya pendapatan nelayan, juga sangat dipengaruhi
oleh jumlah nelayan yang beroperasi di suatu daerah penangkapan (fisihing ground). Di
daerah yang padat penduduknya, seperti daerah pantai utara Jawa, misalnya sudah terjadi
kelebihan tangkap (overfishing). Hal ini mengakibatkan volume hasil tangkapan para nelayan
menjadi semakin kecil, sehingga pada akhirnya akan memengaruhi pendapatan mereka.

Kondisi di atas turut pula mendorong munculnya pola hubungan tertentu yang sangat umum
dijumpai di kalangan nelayan dan juga petani tambak, yakni pola hubungan yang bersifat
patron-klien. Karena keadaan ekonomi yang buruk, maka para nelayan kecil, buruh nelayan,
petani tambak kecil, dan buruh tambak seringkali terpaksa meminjam uang dan barang-
barang kebutuhan hidup sahari-hari dari para juragan atau para pedagang pengumpul (tauke).
Konsekuensinya, para peminjam tersebut menjadi terikat dengan pihak juragan atau
pedagang. Keterikatan tersebut antara lain berupa keharusan menjual produknya kepada
pedagang atau juragan tersebut. Pola hubungan yang tidak simetris ini tentu saja sangat
mudah berubah menjadi alat dominansi dan eksploitasi.

Stratifikasi yang sangat menonjol pada masyarakat nelayan dan petani tambak adalah
stratifikasi yang berdasarkan penguasaan alat produksi. Pada masyarakat nelayan, umumnya
terdapat tiga strata kelompok, yaitu :

1. Strata yang pertama dan paling atas adalah mereka yang memiliki kapal motor
lengkap dengan alat tangkapnya. Mereka ini biasanya dikenal dengan nelayan besar
atau modern. Biasanya mereka tidak ikut melaut. Operasi pennagkapan diserahkan
kepada orang lain. Buruh atau tenaga kerja yang digunakan cukup banyak, bisa
sampai dua atau tiga puluhan.
2. Strata kedua adalah mereka yang memiliki perahu dengan motor temple. Pada strata
ini biasanya pemilik tersebut ikut melaut memimpin kegiatan penangkapan. Buruh
yang ikut mungkin ada tapi terbatas dan seringkali merupakan anggota keluarga saja.
3. Strata terakhir adalah buruh nelayan. Meskipun para nelayan kecil bisa juga
merangkap menjadi buruh, tetapi banyak pula buruh ini yang tidak memiliki sarana
produksi apa-apa, hanya tenaga mereka itu sendiri.

Seringkali nelayan besar juga merangkap sebagai pedagang pengumpul. Namun demikian,
biasanya ada pula pedagang pengumpul yang bukan nelayan, sehingga pedagang ini
merupakan kelas tersendiri. Mereka biasanya menempati posisi yang dominan ketika
berhadapan dengan para nelayan kecil.

Dalam masyarakat petani tambak, stratifikasi sosial berdasarkan penguasaan alat produksi ini
juga menonjol. Mirip dengan strata sosial yang ada pada masyarakat nelayan, masyarakat
petani tambak juga terdiri dari 3 strata sosial yang dominan, yaitu :

1. Strata atas adalah mereka yang menguasai tambak yang luas


2. Strata menengah yang memiliki luas tambang sedang/kecil
3. Strata paling bawah adalah para pengelola atau buruh.

Bagi para nelayan, penguasaan alat produksi tadi sangat berhubungan dengan daya jelajah
mereka dalam melakukan penangkapan. Mereka yang beroperasi dengan menggunakan kapal
motor, dapat melakukan penangkapan dan sekaligus pemasaran di daerah-daerah yang sangat
jauh. Sementara nelayan kecil yang menggunakan perahu tanpa motor hanya mampu
beroperasi di daerah yang dekat atau daerah pantai/pesisir saja.

Aspek lain yang perlu diperhatikan pada masyarakat pantai adalah aktivitas kaum wanita dan
anak-anak. Pada masyarakat ini, umumnya wanita dan anak-anak ikut bekerja mencari
nafkah. Kaum wanita (orang tua maupun anak-anak) seringkali bekerja sebagai pedagang
ikan (pengencer), baik pengencer ikan segar maupun ikan olahan. Mereka juga melakukan
pengolahan ikan, baik kecil-kecilan di rumah untuk dijual sendiri maupun sebagai buruh pada
pengusaha pengolahan ikan. Sementara itu, anak laki-laki seringkali sudah dilibatkan dalam
kegiatan melaut. Ini antara lain yang menyebabkan anak-anak nelayan banyak yang tidak
sekolah.
Intisari Video

MASYARAKAT

A. Unsur-Unsur Masyarakat
- Kesatuan hidup manusia di lingkup desa, kota, maupun negara merupakan konsep
masyarakat
- Di setiap kesatuan masyarakat, selalu ada unsur unsur yang membentuk
kesatuannya, sejumlah unsur tersebut adalh sebagi berikut :
o Beranggotakan paling sedikit dua orang atau lebih
o Seluruh anggota sadar sebagai satu kesatuan
o Berhubungan dalam waktu yang cukup lama, menghasilkan individu baru
yang saling berkomunikasi dan membuat aturan aturan hbubungan antar
anggota masyarakat
o Menjadi sistem hidup bersama yang memunculkan kebudayaan dan
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat
o Berbagai pola tingkah laku yang khas menjadi pengikat satu kesatuan manusia
yang kemudian disebut masyarakat
o Pola pola tersebut harus bersifat tetap dan berkelanjutan agar menjadi
kebudayaan
o Kebudayaan dilahirkan dari proses berpikir manusia, yang kemudian diyakini
sebagai nilai nilai hidup
o Dengan demikian, masyarakat dan kebudayaan tidak akan mungkin
terpisahkan karena masyarakat adalah wadah kebudayaan itu sendiri.
B. Ciri-Ciri Masyarakat
- Hidup berkelompok
- Melahirkan kebudayaan
- Mengalami perubahan
- Berinteraksi
- Terdapat kepemimpinan
- Stratifikasi sosial
C. Fungsi Masyarakat
- Fungsi Adaptasi, menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial
dengan sub-sistem organisme perilaku dan dengan dunia fisik organic
- Fungsi Integrasi, mencakup jaminan terhadap koordinasi yang diperlukan antara
sistem sosial
- Fungsi Mempertahankan Pola, berkaitan dengan hubungan antara masyarakat
sebagai sistem sosial dengan sub-sistem kebudayaan
- Fungsi Pencapaian Tujuan, menyangkut penentuan tujuan tujuan yang sangat
penting bagi masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut
D. Bentuk Bentuk Masyarakat
- Masyarakat Primitf, yaitu masyarakat yang pola hidupnya masih tradisional
dengan ciri khas memiliki tingkat kebudayaan yang cukup tinggi.
- Masyarakat Modern, yaitu masyarakat yang sudah memandang kehidupan sebagai
hal yang perlu untuk melakukan kemajuan dalam perubahan sosial, alat yang
dipergunakannya pun lebih canggih lagi.
- Masyarakat Madani, yaitu masyarakat yang sudah menerima segala bentuk-bentuk
kemajuan serta dapat memanfaatkannya sebagai kebutuhan.
- Masyarakat Multikultural, yaitu masyarakat yang hidup bersama dalam banyak
perbedaan.
- Masyarakat Majemuk, yaitu masyarakat yang bersatu karena banyak perbedaan di
dalamnya, masyarakat ini cenderung melakukan hubungan sosial yang terbatas
untuk dapat menghindari konflik sosial yang ada.

INTERAKSI SOSIAL

A. Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial, yaitu :


- Kontak Sosial, dapat bersifat primer dan bersifat sekunder.
- Komunikasi, yang terjadi antara satu individu dengan indibvidu lainnya, dengan
maksud adanya saling mengungkapkan perilaku entah itu dalam berbicara, sikap
bahkan gesture untuk menyampaikan pesan
- Tindakan Sosial, tindakan yang memengaruhi individu dalam masyarakat yang
dilakukan dengan mempertimbangkan keberadaan orang lain.
B. Faktor-Faktor Terbentuknya Interaksi Sosial
- Faktor Internal, dorongan dalam diri terkait dengan pengembangan diri,
pemenuhan kebutuhan, dan bagaimana mempertahankan hidup.
- Faktor Eksternal, yaitu Imitasi, Identifikasi, Sugesti, Simpati, Empati, dan
Motivasi
C. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
- Jumlah pelaku lebih dari satu orang
- Terdapat komunikasi antar pelaku
- Ada dimensi waktu
- Ada maksud dan tujuan interaksi
- Terdapat reaksi yang ditimbulkan

PROSES SOSIAL

A. Macam-Macam Proses Sosial


- Proses/interaksi sosial asosiatif :
 Akulturasi
 Asimilasi
 Kerja sama
 Akomodasi
 Toleransi
 Amalgamasi
- Proses/interaksi sosial disosiatif :
 Konflik sosial/pertentangan
 Persaingan
 Kontrovensi

SISTEM SOSIAL

A. Ciri Sistem Sosial


1. Sistem terhubung dengan pluralitas aktor individu
2. Tujuan dan objek
3. Keteraturan dan pola di antara berbagai unit konstituen
4. Hubungan fungsional adalah dasar persatuan
5. Aspek fisik atau lingkungan sistem sosial
6. Terhubung dengan sistem budaya
7. Tujuan dan objek yang dinyatakan dan tersirat
8. Karakteristik penyesuaian
9. Keteraturan, pola, dan keseimbangan
B. Fungsi Sistem Sosial
Talcott Parsons telah memberikan paradigma empat fungsi sistem sosial yang terdiri
atas
- Adaptasi
- Pencapaian tujuan
- Integrasi
- Pemeliharaan pola laten

PERUBAHAN SOSIAL

A. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perubahan Sosial


Faktor Internal
 Penemuan baru
 Bertambah dan berkurangnya penduduk
 Konflik dalam masyarakat
 Adanya revolusi

Faktor Eksternal

 Pengaruh lingkungan fisik


 Peperangan
 Pengaruh dari kebudayaan lain, baik dilakukan dengan cara asimilasi,
akulturasi, maupun amalgamasi.

Anda mungkin juga menyukai