Anda di halaman 1dari 13

Indaru Shan

Pengertian
Soerjono Soekanto berpendapat bahwa dinamika
kelompok sosial adalah perubahan dan
perkembangan suatu kelompok yang juga
menyangkut gerak atau perilaku kolektif serta
kemungkinan terjadinya antagonisme antarkelompok.
Faktor pendorong terjadinya
dinamika kelompok sosial
1. Fakor pendorong dari luar
kelompok
a. perubahan situasi politik
b. perubahan situasi sosial
c. perubahan situasi
ekonomi
2. Faktor pendorong dari
dalam kelompok
1. Pergantian anggota
kelompok
2. Konflik antaranggota
kelompok
3. Perbedaan
kepentingan
individu/golongan di
dalam kelompok
PROSES PERKEMBANGAN BERBGAI KELOMPOK SOSIAL

1. Keluarga
Keluarga batih
dianggap sebagai
suatu sistem sosial
karena memiliki
norma-norma,
kedudukan dan peran,
sanksi, perasaan,
serta tujuan bersama.
Keluarga batih mempunyai
peran peran tertentu
diantaranya :
a. Sebagai pelindung bagi para
anggotanya
b. Merupakan unit sosial
ekonomi yang dapat
memenuhi kebutuhan para
anggotanya
c. Menumbuhkan dasar-dasar
bagi kaidah-kaidah pergaulan
hidup
d. Merupakan tempat awal
proses sosialisasi
Keluarga batih akan berkembang menjadi kelompok kekerabatan
sejalan dengan besarnya para anggota
keluarga batih.
2. Masyarakat desa
Tidak semua masyarakat desa
adalah masyarakat tradisional,
karena ada desa yang sedang
dan telah berkembang karena
mengalami perubahan ke arah
kemajuan dan meninggalkan
kebiasaan-kebiasaan
tradisionalnya.
Masyarakat desa yang telah
berkembang dan menjadi
masyarakat transisi dengan
struktur sosial dan kebudayaan
madya, telah mengenal
diferensiasi dan stratifikasi sosial
yang semakin kompleks, dan hal
tersebut biasanya karena
pengaruh industrialisasi.
3. Kelompok volunter
Pada kelompok volunter, terdapat
orang-orang yang mempunyai
kepentingan sama, tetapi tidak
mendapatkan perhatian dari
masyarakat karena daya jangkau
masyarakat semakin luas. Dengan
demikian, kelompok-kelompok
volunter akan berusaha memenuhi
segala macam kebutuhan para
anggotanya secara mandiri.
Kelompok volunter dapat
berkembang menjadi kelompok
yang mantap karena diakui oleh
masyarakat umum.
Contoh : KIPP (Komite Independen
Pemantau Pemilu), dsb
4. Kelompok Okupasional
Dalam masyarakat yang
heterogen akan timbul
spesialisasi pekerjaan atas dasar
bakat dan kemampuan.
Munculnya industrialisasi
menuntut para pekerja dapat
mengerjakan pekerjaannya
dengan baik dan bertanggung
jawab pada satu jenis
pekerjaan, tetapi kurang mampu
mengerjakan pekerjaan lain.
Dengan demikian fungsi
kelompok okupasional menjadi
memudar.
Kelompok okupasional
merupakan kelompok yang
terdiri dari orang-orang yang
melakukan pekerjaan sejenis.
Dalam masyarakat yang
semakin berkembang, muncul
lembaga-lembaga pendidikan
tinggi yang menghasilkan
orang-orang terampil dan
menguasai ilmu yang
dipelajari. Oleh sebab itu
muncul kelompok profesi yang
terdiri atas kalangan
profesional; seperti kelompok
pengacara, pendidik, dokter,
dan lain-lain.
Masyarakat Kota
Ada beberapa ciri yang menonjol pada
masyarakat perkotaan, yaitu :
1. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala
tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan
yang cenderung kearah keduniaan saja.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus
dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang
lain (Individualisme).
3. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga
lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
3. Kemungkinan untuk
mendapatkan pekerjaan
lebih banyak dibanding
masyarakat desa karena
adanya sistem pembagian
kerja yang jelas.
4. Lebih menghargai waktu
dibandingkan masyarakat
desa sehingga kedisiplinan
merupakan kunci
keberhasilan seseorang.
5. Perubahan-perubahan sosial
tampak nyata sehingga
menjadi daya tarik kota bagi
masyarakat desa.

Anda mungkin juga menyukai