Anda di halaman 1dari 16

UNSUR UNSUR

MASYARAKAT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :


IKE WIDIANINGSIH
MUTIA SRI ANGGRAENI
SUHARYANTI
ZAENAL ARIFIN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KHARISMA


KARAWANG
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
"Unsur unsur Masyarakat" ini.

Makalah ini memaparkan Unsur-unsur yang ada dalam masyarakat seperti :


Kategori sosial, Golongan sosial, komunitas, Kelompok dan Perhimpunan. Dimana unsur-
unsur ini terbentuk karena adanya sifat sosial dan hasil interaksi antara manusia satu dengan
yang lainnya.

Unsur-unsur Masyarakat ini perlu dipahami oleh perawat. Karena dalam


prakteknya perawat tidak hanya berhubungan dengan individu-individu saja, melainkan
dengan beberapa kelompok atau komunitas sosial. Kelompok-kelompok dan komunitas
sosial ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan perilaku, terutama perilaku kesehatan
yang menjadi ranah bagi profesi perawat.

Pada akhirnya kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan bagi kita semua.
Aamiin.

Karawang, Oktober 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk
hidup dengan lainnya. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain
disebut gregariousness sehingga manusia disebut social animal (hewan sosial).
Karena sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua kecenderungan pokok,
yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya
(masyarakat), dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam
sekelilingnya. Kecenderungan manusia untuk hidup bersosial-bermasyarakat
sudah ada sejak lahir.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang hidup bersama dan yang
menghasilkan kebudayaan.Dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak
memiliki kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat
sebagai wadah dan pendukungnya.Terdapat hubungan timbal balik antara
kebudayaan dengan masyarakat, sebagaiamana ada hubungan antara
kebudayaan, peradaban dan sejarah.Masyarakat itu menghasilkan kebudayaan,
sedangkan kebudayaan itu menentukan corak masyarakat. Jadi antara manusia
dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang memiliki hubungan yang
sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Melalui ini,kita akan
melihat seberapa eratnya masyarakat dengan budayanya,dan budaya dengan
masyarakatnya,serta seberapa penting dan bagaimana kebudayaan itu ada di
dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana unsur-unsur yang ada di masyarakat ?
2. Bagaiman pentingnya mengetahui unsur-unsur yang ada di masyarakat ?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


1. Untuk mengetahui unsur-unsur yang ada di masyarakat.
2. Untuk mengetahui pentingnya unsur-unsur yang ada di masyarakat
berkaitan interaksi antara individu di dalam masyarakat tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Unsur-unsur Masyarakat
Masyarakat sebagai suatu kolektif manusia sangat umum sifatnya. Untuk
memudahkan pemahaman tentang masyarakat perlu dikenal unsur-unsur dalam
masyarakat yang dibedakan menjadi : Kategori sosial, Golongan sosial,
Komunikasi, kelompok dan perhimpunan.
1. Kategori Sosial
a. Pengertian Kategori Sosial
Menurut Koentjaraningrat, kategori sosial adalah kesatuan
manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri-ciri obyektif yang
dikenakan pada manusia-manusia tersebut. Dalam kategori sosial tidak
terikat oleh unsur adat istiadat, sistem norma, sistem nilai tertentu, tidak
memiliki identitas, tidak memiliki lokasi, tidak mempunyai organisasi,
dan tidak memiliki pemimpin.

b. Contoh Kategori Sosial dalam masyarakat


Dalam masyarakat sustu negara melalui ketentuan hukum yang
berlaku ada kategori warga berdasarkan kelompok umur seperti kategori
warga di atas umur 18 tahun dan kategori untuk membedakan warga
negara yang telah memiliki hak pilih dengan warga negara yang tidak
memiliki hak pilih dalam pemilu.
Contoh lain ada kategori orang yang memiliki mobil dan ada
kategori orang yang tidak memiliki mobil dengan maksud untuk
menentukan warga masyarakat yang harus membayar dan yang tidak
membayar pajak kendaraan.
2. Golongan Sosial
a. Pengertian Golongan Sosial
Secara teoritis manusia sama derajatnya, tetapi dalam kenyataan
hidup di masyarakat ada penghargaan yang berbeda terhadap
sekelompok manusia berdasarkan kelebihan yang dimiliki seperti:
kekayaan, kekuasaan, pendidikan dan keturunan. Adanya penilaian yang
berbeda ini menimbulkan terjadinya pengelompokan masyarakat yang
selanjutnya dikenal dengan nama golongan sosial (istilah sosiologinya:
stratifikasi sosial / pelapisan sosial ).
Koentjaraningrat mengartikan golongan sosial adalah kesatuan
manusia yang ditandai oleh ciri-ciri tertentu dan memiliki identitas sosial
serta idealisme. Ikatan identitas sosial muncul karena adanya kesadaran
identitas sebagai reaksi atas pandangan pihak luar terhadap golongan
sosial tersebut atau dapat pula terjadi karena golongan sosial tersebut
terikat oleh suatu sistem nilai, norma dan adat istiadat tertentu.
Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat/hierarkhis. Perwujudannya dikenal dengan adanya kelas sosia
ltinggi (upper class) contohnya: pejabat, penguasa, dan pengusaha; kelas
sosial menengah (midle class) contohnya: dosen, pegawai negeri,
pengusaha kecil dan menengah; kelas sosial rendah (lower class)
contohnya: buruh, petani, dan pedagang kecil.
Sejak manusia hidup bersama dalam masyarakat dan selama dalam
masyarakat ada sesuatu yang dihargai, baik benda ekonomis (kekayaan),
kekuasaan, keturunan, ilmu pengetahuan dsb, maka sesuatu yang
dihargai tersebut akan menjadi bibit timbulnya sistem penggolongan
sosial atau pelapisan sosial dalam masyarakat. Masyarakat telah
mengenal sistem pembagian atau penggolongan masyarakat sejak
dahulu. Aristoteles telah menyatakan bahwa dalam setiap negara selalu
terdapat tiga unsur yaitu orang kaya sekali, orang melarat, dan orang
yang berada di tengahnya.
Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya
sebagai hasil proses pertumbuhan masyarakat. Faktor penyebabnya
antara lain: kemampuan/kepandaian, umur, jenis kelamin, sifat keaslian,
keanggotaan masyarakat dll. Faktor penentu dari setiap masyarakat
berbeda-beda, misalnya pada masyarakat berburu faktor penentunya
adalah kepandaian berburu.
Dalam perkembangannya, ada pula golongan sosial yang sengaja
berbentuk/disusun untuk mengejar tujuan/kepentingan tertentu, biasanya
berkaitan dengan pembagian kekuasaan dalam suatu organisasi formal
misalnya pemerintahan, partai politik, sekolah, universitas, perusahaan,
kemiliteran dsb.

b. Dasar-dasar pembentukan Golongan Sosial


Menurut Soerjono Soekanto, kriteria yang dipergunakan sebagai
ukuran dalam menggolongkan masyarakat ke dalam golongan
sosial/pelapisan sosial adalah:
a) Ukuran Kekayaan
b) Unsur kekuasaan atau wewenang
c) Ukuran Ilmu Pengetahuan
d) Unsur kehormatan (keturunan)

c. Karakteristik Golongan Sosial


Beberapa karakteristik golongan sosial/pelapisan sosial
yang terjadi di dalam suatu masyarakat adalah :
a) Adanya perbedaan status dan peranan
b) Adanya pola interaksi yang berbeda
c) Adanya distribusi hak dan kewajiban
d) Adanya penggolongan yang melibatkan kelompok
e) Adanya prestise dan penghargaan
f) Adanya penggolongan yang bersifat universal
d. Pembagian Golongan dalam Masyarakat
Berdasarkan karakteristik golongan sosial di atas, maka terdapat
beberapa pembagian golongan sosial sebagai berikut :
1) Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Pertanian (Agraris),
didasarkan pada hak dan pola kepemilikan tanah, terbagi menjadi:
a) Golongan Atas
Para pemilik tanah pertanian dan pekarang untuk rumah
tinggal (penduduk inti).
b) Goongan Menengah
Para pemilik tanah pekarangan dan rumah tapi tidak memiliki
tanah pertanian (kuli gendul).
c) Golongan Bawah
Orang yang tidak memiliki rumah atau pekarangan (inding
ngisor).

2) Sistem Golongan Sosial pada Masyarakat Feodal, di dasarkan


pada hubungan kekerabatan dengan raja/kepala pemerintahan,
terbagi menjadi:
a) Golongan Atas : kaum kerabat raja atau bangsawan.
b) Golongan Menegah : rakyat biasa (kawula).

3) Sistem Golongan Sosial pada Masa Pemerintahan Kolonial,


meliputi
a) Golongan Eropa, merupakan lapisan atas, terdiri orang
Belanda, Eropa, Jepang .
b) Golongan Timur Asing, merupakan lapisan menengah, tediri
keturunan China dan Arab.
c) Golongan Bumi Putera, merupakan lapisan bawah, tediri dari
pribumi atau bangsa Indonesia asli.
4) Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Industri, meliputi :
a) Golongan teratas terdiri para pengusaha besar atau pemilik
modal, direktur, komisaris.
b) Golongan menengah atau madya terdiri dari tenaga ahli dan
karyawan.
c) Golongan bawah seperti buruh kasar, pekerja setengah
terampil, pekerja sektor informal (pembantu).

Disamping berdasarkan karakteristik seperti di atas, golongan


sosial dapat pula dibagi berdasarkan sudut pandang ekonomi,
sosial, politik sebagaimana terurai di bawah ini.
Berdasarkan bidang ekonomi, penggolongan masyarakat
dibedakan menjadi :
1) Penggolongan masyarakat berdasarkan atas kepemilikan harta,
yang terdiri tiga golongan, yaitu:
a) Golongan atas yang terdiri orang-orang kaya.
b) Golongan menengah terdiri orang-orang yang sudah dapat
mencukupi kebutuhan pokoknya.
c) Golongan bawah yang terdiri orang-orang miskin.
2). Penggolongan masyarakat berdasarkan profesi / mata pencaharian,
yang terdiri dari enam golongan, yaitu:
a) Golongan elite, yaitu orang-orang kaya, yang punya
kedudukan/pekerjaan terpandang.
b) Golongan profesional, yaitu mereka yang bergelar sarjana dan
yang berhasil dalam dunia profesinya.
c) Golongan semi professional, yang terdiri pedagang, teknisi,
pegawai kantor.
d) Golongan tenaga trampil, seperti tukang cukur, pekerja pabrik,
juru tulis.
e) Tenaga semi terlatih, seperti sopir, pelayan restoran.
f) Tenaga tidak terlatih, seperti pembantu rumah tangga, tukang
kebun.
Berdasarkan bidang sosial, penggolongan masyarakat dibedakan
berdasarkan status sosial. Contohnya pembagian kasta di Bali, yang
terdiri Brahmana, Ksatria,Waisya yang ketiganya disebut golongan
Triwangsa dan kasta Sudra (kasta ini disebut Jaba dan sebagai golongan
terbesar di Bali). Golongan Triwangsa dan Jaba berhak memakai tanda
gelar yang terlihat pada nama depannya, yaitu:
a) Kasta Brahmana = Ida Bagus, I Gusti, Ida Ayu.
b) Kasta Ksatria = Cokorda, Dewa, Ngakan.
c) Kasta Waisya = Bagus, Gusti
d) Kasta Sudra = Pande, Lebon, Sawan, Pulosari

Berdasarkan bidang politik, penggolongan masyarakat


berdasarkan kekuasaan atau wewenang seseorang. Semakin tinggi
kekuasaan akan menempatkan seseorang pada golongan atas. Contohnya
dalam kemiliteran:
a) Golongan atas terdiri Jenderal, Perwira Tinggi
b) Golongan menengah terdiri para Bintara, dan Serda hingga
Mayor
c) Golongan bawah terdiri para Prajurit sampai Kopral Kepala

e. Sifat Sistem Penggolongan Sosial


Klasifikasi dari sifat sistem penggolongan sosial, meliputi
tersebut di bawah ini.
a) Sistem lapisan tertutup
Sistem yang tidak memungkinkan seseorang pindah ke
golongan/lapisan sosial lain. Contohnya kasta di Bali dan India.

b) Sistem lapisan terbuka


Sistem yang memungkinkan seseorang pindah / naik ke golongan
sosial atasnya. Contohnya pedangan kecil yang giat berusaha
dengan keras dapat menjadi pengusaha atau konglomerat.
c) Sistem campuran
Sistem kombinasi antara terbuka dan tertutup. Misalnya seorang
bangsawan Solo yang dihormati masyarakat Solo, ketika pindah
Jakarta harus menyesuaikan dengan aturan kelompok masyarakat
yang baru dan dia akan diperlakukan sesuai kedudukannya di
tempat yang baru.

f. Fungsi Golongan sosial


Golongan sosial memiliki fungsi-fungsi berikut ini:
a) Distribusi hak istimewa yang obyektif seperti penghasilan,
kekayaan.
b) Sistem pertanggaan pada strata/tingkat yang diciptakan
masyarakat menyangkut prestise dan penghargaan.
c) Penentu simbol status/kedudukan seperti cara berpakaian,
tingkah laku.
d) Alat solidaritas di antara individu/kelompok yang menduduki
sistem sosial yang sama dalam masyarakat.

3. Komunitas
a. Pengertian Komunitas
Komunitas adalah suatu kesatuan hidup manusia, yang menempati
wilayah yang nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat,
serta yang terikat oleh suatu rasa identitas komunitas dan merupakan
pangkal dari perasaan patriotisme dan nasionalisme. Komunitas
merupakan pengertian dari masyarakat dalam arti sempit karena
komunitas bersifat khusus dengan adanya ciri tambahan yaitu ikatan
lokasi (dibatasi oleh wilayah geografis).

b. Contoh Komunitas
Kesatuan-kesatuan seperti : kota, desa, RW, RT atau masyarakat
pengrajin, pedagang, petani dan sebagainya.
4. Kelompok Sosial
a. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuan-
kesatuan manusia yang hidup bersama, terdapat hubungan timbal balik,
saling memengaruhi sehingga timbul suatu kesadaran untuk saling
menolong di antara mereka.
Kesatuan manusia yang hidup bersama disebut kelompok sosial
harus memenuhi kriteria :
a) Adanya kesadaran setiap kelompok bahwa dirinya merupakan
bagian dari kelompok tersebut.
b) Terdapat hubungan timbal balik (interaksi) antar anggota
kelompok
c) Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku tertentu.
d) Memiliki suatu sistem dan proses tertentu.
e) Adanya faktor pengikat yang dimiliki anggota-anggota
kelompok, seperti persamaan nasib, kepentingan tujuan,
ideologi politik dll.

b. Jenis-Jenis Kelompok Sosial


Jenis-jenis kelompok sosial dalam masyarakat dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a) Berdasarkan Identifikasi Diri
Dikenal adanya in group dan out group. In group adalah kelompok
sosial yang dijadikan tempat oleh individu untuk mengidentifikasi
dirinya. In group sering dikaitkan dengan istilah kami atau kita dan
pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan perasaan dekat
dengan anggota kelompoknya. Kami anggota
kelompoknya. Sedangkan Out group adalah kelompok sosial yang
oleh individu diartikan sebagai lawan in group-nya. Out group sering
dihubungkan dengan istilahmereka. Sikap out group ditandai oleh
suatu sikap antipati.
b) Berdasarkan hubungan kedekatan anggota
Teridentifikasi adanya kelompok primer (primary group). Menurut
Charles Horton Cooley kelompok primer/primary group adalah
kelompok sosial yang paling sederhana, anggotanya saling mengenal,
serta terdapat kerjasama yang erat dan bersifat pribadi, interaksi sosial
berlangsung secara tatap muka (face to face), Contohnya: keluarga,
kelompok bermain, klik/clique.
c) Berdasarkan hubungan familistik (sifat kekeluargaan)
Dikenal adanya paguyuban (Gemeinschaft). Ferdinand Tonnies
mengataakan bahwa paguyuban (gemeinscaft) adalah bentuk
kehidupan hubungan batin yang murni terikat oleh hubungan batin
yang kekal berdasarkan rasa cinta dan rasa persatuan batin.
Contohnya: kelompok kekerabatan, rukun tetangga/RT.
d) Berdasarkan sifat organisasi
Terdapat informal group. Informal group adalah kelompok yang tidak
memiliki struktur/organisasi tertentu, kelompok-kelompok tersebut
biasanya terbentuk berdasarkan pertemuan yang berulangkali.
Contohnya: kelompok arisan, kelompok belajar, klik/clique.
e) Berdasarkan keanggotaan
Terdapat adanya kelompok membership group danreference
group. Kelompok membership adalah kelompok yang para
anggotanya tercatat secara fisik sebagai anggota. Contohnya: peserta
asuransi nasabah bank, anggota OSIS, anggota PGRI. Sedangkan
kelompok reference/kelompok rujukan atau acuan adalah kelompok
sosial yang dijadikan rujukan/acuan oleh individu-individu yang tidak
tercatat dalam anggota kelompok tersebut untuk membentuk
kepribadiannya dalam berperilaku. Contohnya; seseorang yang gagal
menjadi mahasiswa UI tetapi ia tetap bertingkah laku seperti
mahasiswa UI.
5. Perkumpulan (Asosiasi)
a. Pengertian Perkumpulan
Perkumpulan atau asosiasi adalah kesatuan manusia yang dibentuk
secara sadar untuk tujuan-tujuan khusus. Terbentuknya perkumpulan
dilandasi oleh kesamaan minat, tujuan, kepentingan, pendidikan,
keahlian profesi, atau agama. Perkumpulan merupakan suatu organisasi
buatan yang bersifat formal, dengan jumlah anggota relatif terbatas,
memiliki kepentingan-kepentingan tertentu, hubungan antar anggota
tidak bersifat pribadi, memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga.

b. Bentuk-bentuk Perkumpulan
Bentuk-bentuk perkumpulan dalam masyarakat dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1) Berdasarkan sifat hubungan anggotanya, terbentuk kelompok
sekunder (secondary group).
Kelompok sekunder adalah suatu perkumpulan yang terdiri dari
banyak orang dengan bentuk hubungan tidak bersifat pribadi dan
bersifat sementara. Contohnya: negara, bangsa dan suku.
2) Berdasarkan sifat organisasi, terbentuk organisasi formal (formal
group).
Yaitu kesatuan manusia yang tergabung dalam sebuah organisasi
yang memiliki peraturan tegas yang sengaja diciptakan oleh
anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesama. Contohnya:
perkumpulan mahasiswa, perkumpulan organisasi massa, instansi
pemerintah, dsb.
3) Berdasarkan pola hubungan yang diciptakan para anggotanya,
terbentuk kelompok patembayan (gesellschaft).
Kelompok patembayan merupakan ikatan lahir yang bersifat
pokok, biasanya untuk jangka waktu pendek, dan terdapat dalam
hubungan perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik (kontrak).
Misalnya: ikatan karyawan dan majikan dalam organisasi suatu
pabrik.
4) Berdasarkan prinsip guna/fungsinya, terdapat perkumpulan atas
dasar ekonomi. Contohnya: perkumpulan pedagang, koperasi,
suatu perseroan suatu perusahaan dsb.
5) Berdasarkan keperluan, terdapat banyak
perkumpulan contohnya seperti perkumpulan untuk memajukan
pendidikan maka dibentuk yayasan pendidikan, suatu perkumpulan
pemberantasan buta huruf.
6) Perkumpulan untuk memajukan ilmu pengetahuan atau organisasi
profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Insinyur
Indonesia (PII), Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial
(HISPI), Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), dsb.
7) Berdasarkan keperluan memajukan kesenian, terdapat banyak
perkumpulan,contohnya seperti sanggar tari, sanggar budaya, dsb.
8) Berdasarkan aktivitas keagamaan, terdapat banyak
perkumpulan, contohnya seperti organisasi penyiar agama,
kelompok pengajian, organisasi gereja, gerakan kebatinan, dsb.
9) Berdasarkan aktivitas politik, terdapat banyak
perkumpulan, contohnya seperti Parpol, kelompok
kepentingan/penekan, dsb.
10) Berdasarkan kepentingan memajukan olah raga, terdapat banyak
perkumpulan, contohnya: PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia), PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia sebagai individu merupakan bagian dari kelompok anggota
masyarakat. Manusia tidak dapat hidup sendiri, tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidup sendiri.
Sejak dilahirkan manusia sebagai individu membutuhkan pergaulan
dengan orang lain dalam memenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan fisik
maupun psikis. Oleh karena itu manusia harus selalu sering berinteraksi satu
dengan yang lainnya sehingga setiap manusia dapat memberi dan menerima
apa yang diinginkan, walaupun tidak selalu memperoleh apa yang
diharapkannya, namun ia akan selalu berusaha untuk memenuhinya.

B. Saran
Dari penjelasan mengenai unsur-unsur masyarakat dalam makalah ini
diharapkan mahasiswa dapat mengenali dan memahami unsur-unsur yang ada
dalam masyarakat. Sehingga kedepannya mahasiswa pada khususnya, dan
masyarakat pada umumnya dapat menggali lebih dalam mengenai unsur-unsur
masyarakat untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Pada akhirnya penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam
penunyusunan makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk penyusunan yang lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2012. Pengertian Masyarakat. http://wawan-junaidi.blogspot.com


(diunduh tanggal 22 Oktober 2017)

Dimas, Setiawan. 2012. Definisi Masyarakat. http://definisimu.blogspot.com


(diunduh tanggal 22 Oktober 2017)

Irawanto.2008.Psikologi umum. Jakatra: Gramedia Pustaka Umum.

Marham, Dimaz. 2009. Faktor-Faktor/Unsur-Unsur Masyarakat.


http://dimazmarham.blogspot.com
(diunduh tanggal 22 Oktober 2017)

Anda mungkin juga menyukai