Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan lainnya. Karena itulah, sejak dilahirkan
manusia sudah mempunyai dua kecenderungan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi
satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat), dan keinginan untuk menjadi
satu dengan suasana alam sekelilingnya. Kecenderungan manusia untuk hidup bersosial-
bermasyarakat sudah ada sejak lahir.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi Masyarakat?
2. Apa saja Unsur-Unsur Masyarakat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Masyarakat
2. Untuk mengetahui Unsur-Unsur Masyarakat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semu tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada di dalam kelompok tersebut.
Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, yaitu musyarak.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling ketergantungan satu
sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu pada sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Berikut ini pengertian
masyarakat menurut beberapa ahli :
1. Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa
identitas bersama.
2. Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan
kebudayaan.
3. Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup
bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu,
mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam
kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
4. L. Gillin dan J. P. Gillin
Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
5. Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota
sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri.
6. Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-
kelompok yang terbagi secara ekonomi.

2
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah
golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia, yang hidup dalam waktu
cukup lama, dan dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan saling
mempengaruhi satu sama lain hingga memliki kebiasaan, tradisi, sikap dan rasa
persatuan.

B. Unsur-Unsur Masyarakat
Unsur-unsur Masyarakat terdiri dari :
1. Kesatuan-kesatuan sosial (social units)
Kesatuan-kesatuan sosial ini terdiri dari:
a. Orang banyak atau Crowd
Crowd adalah pengelompokkan orang banyak pada suatu tempat tertentu.
Ciri-ciri crowd adalah:
 Terjadi karena adanya pusat perhatian yang sama.
 Interaksi antara individu sudah ada, yang tampak berupa komentar-
komentar, tanya jawab sekitar objek yang menjadi pusat perhatian.
 Crowd biasanya berjalan dalam waktu yang tidak lama.
Perasaan sebagai satu kesatuan telah ada walaupun hanya bersifat sementara dan
akan hilang pada saat kerumunan itu bubar.
2. Golongan sosial (social category)
Golongan adalah kelompok-kelompok dalam masyarakat yang didasarkan atas
ciri-ciri umum. Baik ciri umum yang objektif, maupun ciri umu yang tidak
objektif, yaitu stereotipe dari individu-individu anggota kelompok.
a. Pengertian Golongan Sosial
Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat/hierarkhis.
Perwujudannya dikenal dengan adanya kelas sosial tinggi (upper class)
contohnya: pejabat, penguasa, dan pengusaha; kelas sosial menengah (middle
class) contohnya: dosen, pegawai negeri, pengusaha kecil dan menengah;
kelas sosial rendah (lower class) contohnya: buruh, petani, dan pedagang
kecil.
b. Timbulnya Golongan Sosial
Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai
hasil proses pertumbuhan masyarakat. Faktor penyebabnya antara lain:

3
kemampuan/kepandaian, umur, jenis kelamin, sifat keaslian, keanggotaan
masyarakat dan lain-lain. Faktor penentu dari setiap masyarakat berbeda-
beda, misalnya pada masyarakat berburu faktor penentunya adalah
kepandaian berburu.
c. Dasar-Dasar Pembentukan Golongan Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, kriteria yang dipergunakan sebagai ukuran
dalam menggolongkan masyarakat ke dalam golongan sosial/pelapisan sosial
adalah:
1) Ukuran Kekayaan
2) Unsur kekuasaan atau wewenang
3) Ukuran Ilmu Pengetahuan
4) Unsur kehormatan (keturunan)
d. Karakteristik Golongan Sosial
Beberapa karakteristik golongan sosial/pelapisan sosial yang terjadi di dalam
suatu masyarakat adalah :
1) Adanya perbedaan status dan peranan
2) Adanya pola interaksi yang berbeda
3) Adanya distribusi hak dan kewajiban
4) Adanya penggolongan yang melibatkan kelompok
5) Adanya prestise dan penghargaan
6) Adanya penggolongan yang bersifat universal
e. Pembagian Golongan dalam Masyarakat
Berdasarkan karakteristik golongan sosial di atas, maka terdapat beberapa
pembagian golongan sosial sebagai berikut :
1) Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Pertanian (Agraris), di
dasarkan pada hak dan pola kepemilikan tanah, terbagi menjadi:
 Golongan Atas : para pemilik tanah pertanian dan pekarang untuk
rumah tinggal (penduduk inti).
 Golongan Menengah: para pemilik tanah pekarangan dan rumah tapi
tidak memiliki tanah pertanian (kuli gendul).
 Golongan Bawah : orang yang tidak memiliki rumah atau
pekarangan (inding ngisor).

4
2) Sistem Golongan Sosial pada Masyarakat Feodal, di dasarkan pada
hubungan kekerabatan dengan raja/kepala pemerintahan, terbagi menjadi
:
 Golongan Atas : kaum kerabat raja atau bangsawan.
 Golongan Menegah : rakyat biasa (kawula).
3) Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Industri, meliputi :
 Golongan teratas terdiri para pengusaha besar atau pemilik modal,
direktur, komisaris.
 Golongan menengah atau madya terdiri dari tenaga ahli dan
karyawan.
Golongan bawah seperti buruh kasar, pekerja setengah terampil, pekerja
sektor informal (pembantu).
f. Sifat Penggolongan
Klasifikasi dari sifat sistem penggolongan sosial, meliputi :
1) Sistem lapisan tertutup: sistem yang tidak memungkinkan seseorang
pindah ke golongan/lapisan sosial lain..
2) Sistem lapisan terbuka: sistem yang memungkinkan seseorang
pindah/naik ke golongan sosial atasnya.
3) Sistem campuran: sistem kombinasi antara terbuka dan tertutup.
g. Fungsi Golongan Sosial
Golongan sosial memiliki fungsi-fungsi berikut ini:
1) Distribusi hak istimewa yang obyektif seperti penghasilan, kekayaan.
2) Sistem pertanggaan pada strata/tingkat yang diciptakan masyarakat
menyangkut prestise dan penghargaan.
3) Penentu simbol status/kedudukan seperti cara berpakaian, tingkah laku.
4) Alat solidaritas di antara individu/kelompok yang menduduki sistem
sosial yang sama dalam masyarakat.
h. Pengertian Kategori Sosial
Menurut Koentjaraningrat, kategori sosial adalah kesatuan manusia yang
terwujud karena adanya suatu ciri-ciri obyektif yang dikenakan pada
manusia-manusia tersebut. Dalam kategori sosial tidak terikat oleh unsur
adat istiadat, sistem norma, sistem nilai tertentu, tidak memiliki  identitas,
tidak memiliki lokasi, tidak mempunyai organisasi, dan tidak memiliki
pemimpin.

5
3. Perkumpulan (asosiasi)
a. Pengertian Perkumpulan
Perkumpulan atau asosiasi adalah kesatuan manusia yang dibentuk secara
sadar untuk tujuan-tujuan khusus. Terbentuknya perkumpulan dilandasi oleh
kesamaan minat, tujuan, kepentingan, pendidikan, keahlian profesi, atau
agama. Perkumpulan merupakan suatu organisasi buatan yang bersifat
formal, dengan jumlah anggota relatif terbatas, memiliki kepentingan-
kepentingan tertentu, hubungan antar anggota tidak bersifat pribadi, memiliki
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
b. Bentuk-Bentuk Perkumpulan
Bentuk-bentuk perkumpulan dalam masyarakat adalah :
1) Berdasarkan sifat hubungan anggotanya, terbentuk kelompok sekunder
(secondary group). Kelompok sekunder adalah suatu perkumpulan yang
terdiri dari banyak orang dengan bentuk hubungan tidak bersifat pribadi
dan bersifat sementara. Contohnya: negara, bangsa dan suku.
2) Berdasarkan sifat organisasi, terbentuk organisasi formal (formal group)
yaitu kesatuan manusia yang tergabung dalam sebuah organisasi yang
memiliki peraturan tegas yang sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk
mengatur hubungan antar sesama. Contohnya: perkumpulan mahasiswa,
perkumpulan organisasi massa, instansi pemerintah, dan sebagainya.
3) Berdasarkan pola hubungan yang diciptakan para anggotanya, terbentuk
kelompok patembayan (gesellschaft). Kelompok patembayan merupakan
ikatan lahir yang bersifat pokok, biasanya untuk jangka waktu pendek,
dan terdapat dalam hubungan perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik
(kontrak). Misalnya: ikatan karyawan dan majikan dalam organisasi
suatu pabrik.
4) Berdasarkan prinsip guna/fungsinya, terdapat perkumpulan atas dasar
ekonomi. Contohnya: perkumpulan pedagang, koperasi, suatu perseroan
suatu perusahaan dan sebagainya.
5) Berdasarkan keperluan, terdapat banyak perkumpulan contohnya seperti
perkumpulan untuk memajukan pendidikan maka dibentuk yayasan
pendidikan, suatu perkumpulan pemberantasan buta huruf.
6) Perkumpulan untuk memajukan ilmu pengetahuan atau organisasi
profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Insinyur

6
Indonesia (PII), Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial
(HISPI), Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), dan sebagainya.
7) Berdasarkan aktivitas keagamaan, terdapat banyak perkumpulan,
contohnya seperti organisasi penyiar agama, kelompok pengajian,
organisasi gereja, gerakan kebatinan, dan sebagainya.
8) Berdasarkan aktivitas politik, terdapat banyak perkumpulan, contohnya
seperti Parpol, kelompok kepentingan/penekan, dan sebagainya.
9) Berdasarkan kepentingan memajukan olah raga, terdapat banyak
perkumpulan, contohnya: PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia), PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia).
4. Kolektif (collective)
Kolektif biasanya didasarkan atas ciri-ciri yang mencolok, baik fisik, maupun
ciri-ciri kebudayaannya.
5. Kelompok
Kelompok adalah kesatuan sosial yang memiliki ciri-ciri: sistem organisasi yang
merupakan pengelompokkan individu pada masa-masa tertentu dan berulang-
ulang, memiliki unsur pimpinan dan memiliki aturan-aturan tertentu.
6. Kelompok Sosial
a) Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuan-kesatuan manusia
yang hidup bersama, terdapat hubungan timbal balik, saling memengaruhi
sehingga timbul suatu kesadaran untuk saling menolong di antara mereka.
Kesatuan manusia yang hidup bersama disebut kelompok sosial harus
memenuhi kriteria :
 Adanya kesadaran setiap kelompok bahwa dirinya merupakan bagian dari
kelompok tersebut.
 Terdapat hubungan timbal balik (interaksi) antar anggota kelompok
 Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku tertentu.Memiliki suatu
sistem dan proses tertentu.
 Adanya faktor pengikat yang dimiliki anggota-anggota kelompok, seperti
persamaan nasib, kepentingan tujuan, ideologi politik dan lain- lain.
b) Jenis-Jenis Kelompok Sosial
Jenis-jenis kelompok sosial dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi
:

7
 Berdasarkan Identifikasi Diri, dikenal adanya in group dan out group. In
group adalah kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu untuk
mengidentifikasi dirinya. In group sering dikaitkan dengan istilah “kami
atau kita” dan pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan perasaan
dekat dengan anggota kelompoknya. “Kami anggota kelompoknya”.
Sedangkan Out group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan
sebagai lawan in group-nya. Out group sering dihubungkan dengan
istilah”mereka”. Sikap out group ditandai oleh suatu sikap antipati.
 Berdasarkan hubungan kedekatan anggota, teridentifikasi adanya
kelompok primer (primary group). Menurut Charles Horton Cooley
kelompok primer/primary group adalah kelompok sosial yang paling
sederhana, anggotanya saling mengenal, serta terdapat kerjasama yang
erat dan bersifat pribadi, interaksi sosial berlangsung secara tatap muka
(face to face), Contohnya: keluarga, kelompok bermain, klik/clique.
 Berdasarkan hubungan familistik (sifat kekeluargaan), dikenal adanya
paguyuban (Gemeinschaft). Ferdinand Tonnies mengataakan bahwa
paguyuban (gemeinscaft) adalah bentuk kehidupan hubungan batin yang
murni terikat oleh hubungan batin yang kekal berdasarkan rasa cinta dan
rasa persatuan batin. Contohnya: kelompok kekerabatan, rukun
tetangga/RT.
 Berdasarkan sifat organisasi, terdapat informal group. Informal group
adalah kelompok yang tidak memiliki struktur/organisasi tertentu,
kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk berdasarkan pertemuan
yang berulangkali. Contohnya: kelompok arisan, kelompok belajar,
klik/clique.
 Berdasarkan keanggotaan, terdapat adanya kelompok membership group
dan reference group. Kelompok membership adalah kelompok yang para
anggotanya tercatat secara fisik sebagai anggota. Contohnya: peserta
asuransi nasabah bank, anggota OSIS, anggota PGRI. Sedangkan
kelompok reference/kelompok rujukan atau acuan adalah kelompok sosial
yang dijadikan rujukan/acuan oleh individu-individu yang tidak tercatat
dalam anggota kelompok tersebut untuk membentuk kepribadiannya
dalam berperilaku. Contohnya; seseorang yang gagal menjadi mahasiswa
UI tetapi ia tetap bertingkah laku seperti mahasiswa UI.

8
7. Pranata Sosial
a. Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial adalah wujud dari berbagai respon yang di formulasikan dan
disistematiskan dari segala kebutuhan hidup.
b. Sifat-sifat dan ciri-ciri pranata sosial adalah:
 Pranata sosial biasanya berwujud sebagai suatu unit dalam sistem
kebudayaan yang merupakan suatu kesatuan yang bulat
 Pranata sosial berfungsi menyediakan berbagai pemenuhan kebutuhan.
 Pranata sosial biasanya mempunyai berbagai pemenuhan kebutuhan.
 Pranata sosial biasanya relatif tetap dan kokoh.
 Pranata sosial timbul karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang jelas.
c. Tipe-tipe pranata sosial menurut Summer yang dikutif Harsojo dalam buku
“Pengantar Antropologi” yaitu:
1) Dresive institutions yaitu Pranata yang tumbuh tanpa direncanakan
terlebih dahulu dan tanpa disadari
2) Enacted institutions yaitu Pranata yang diorganisasikan secara sadar
3) Basic institutions yaitu Pranata yang dianggap esensial sebagai
pengaturan hubungan sosial dan bagi kelangsungan hidup suatu
masyarakat
4) Subsidiary institutions yaitu Pranata yang kurang penting sifatnya
dibandingkan dengan Basic institutions dalam suatu masyarakat tertentu.
d. Sifat Pranata Sosial
1) Pranata sosial yang bersifat umum, dan pranata sosial yang bersifat
khusus (restricted). Pranata sosial yang bersifat umu misalnya Religi
atau agama, pranata sosial yang bersifat khusus, misalnya agama islam.
2) Pranata Sosial yang bersifat Operatif dan pranata sosial yang bersifat
Regulatif. Pranata sosial yang bersifat operatif misalnya Industrialisasi.
Pranata sosial yang bersifat relatif, misalnya hukum.
e. Syarat suatu sistem dari aktivitas kemasyarakatan baru disebut pranata,
adalah :
 Harus memiliki aturan-aturan atau norma-norma yang hidup dalam
ingatan atau yang tertulis.
 Aktivitas-akitivitas bersama itu harus memiliki suatu sistem hubungan
yang didasarkan atas norma-norma tertentu.

9
 Aktivitas-aktivitas bersama itu harus memiliki tujuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tertentu yang disadari dan dipahami seluruh
kelompok masyarakat yang bersangkutan.
 Harus memiliki peralatan dan perlengkapan.
f. Macam-macam Pranata Sosial
Menurut Koentjaraningrat Pranata sosial paling sedikot dibagi
menjadi delapan golongan, walaupu kedelapan golongan ini belum lengkap.
Kedelapan golongan ini dimaksudkan untuk memberikan contoh mengenai
pranata sosial tersebut secara konkrit. Ke delapan macam pranata sosial
tersebut, yaitu :
1) Kinship atau domestic Institutions Yaitu pranata Sosial yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan. Contohnya:
Pelamaran, perkawinan, pengasuhan anak, Perceraian, pertunangan.
2) Economic Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan matapencaharian hidup,
memproduksi, mendistribusikan harta benda. Contohnya: pertanian,
peternakan, industri, barter, perdagangan, koperasi.
3) Educational Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi
kebutuhan penerangan dan pendidikan warga masyarakat, agar menjadi
anggota masyarakat yang berguna, Contohnya: Taman kanak-kanak, SD,
SMP, SMA, perguruan tinggi, kursus-kursus, pers, perpustakaan umum.
4) Scientific Instituions. Yaitu pranata sosial yang bertujuan memenuhi
kebutuhan memiliki pengetahuan, menyelami dan memahami alam
semesta. Contohnya: penelitian, metodik ilmiah, pendidikan ilmiah.
5) Aesthetic Institutions dan recreational Institutions Yaitu pranata sosial
yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk menyatakan
perasaan keindahan, dan kebutuhan rekreasi. Contohnya: seni rupa, seni
suara, seni tari, kesusastraas, sport, hiburan, dan sebagainya.
6) Religius Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi
kebutuhan manusia yang bertujuan dengan tuhan dan alam ghaib.
Contohnya: Gereja, Masjid, pura, do’a, mantra upacara keagamaan,
pantangan, penyiaran agama.
7) Political institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi
kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau

10
kehidupan bernegara. Contohnya: Pemerintahan, demokrasi, kehakiman,
kepartaian, kepolisian, TNI, dsb.
8) Somatic Institutions Yaitu pranata sosial yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan segi lahiriah atau jasmaniah manusia. Contohnya:
Pemeliharaan kecantikan, kesehatan, kedokteran, dsb.
g. Hubungan antara pranata dan adat istiadat
Hubungan antara pranata sosial dan adat istiadat dapat dilihat bahwa
adat istiadat merupakan dasar terbentuknya pranata-pranata sosial dalam
suatu masyarakat. Dengan pengertian lain bahwa adat istiadat merupakn
sumber bagi berbagai macam pranata sosial.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semu tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada di dalam kelompok tersebut.
Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, yaitu musyarak.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling ketergantungan satu
sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu pada sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

B. Saran
Dengan di susunnya makalah ini kami mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga
sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Di samping itu kami juga
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga kami  bisa berorientasi lebih
baik pada makalah kami selanjutnya.

12

Anda mungkin juga menyukai