Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MENGUKUR PENDAPATAN SUATU NEGARA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi
Makro

Dosen Pengampu: Fernaldi Anggadha Ratno, M.Si.

Disusun oleh:

Intan Nuraini 63030220060

Lutviseviana 63030220061

Elsa Falaqiyah Azmi 63030220062

Halimahtu Sa’diah 63030220069

AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya
kita diberikan kesempatan untuk melanjutkan hidup, dan juga kita mampu
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas serta nilai mata kuliah Pengantar Ekonomi
Makro yang diampu oleh Bapak Fernaldi Anggadha Ratno, M.Si. Namun,selain
itu, pembuatan ini juga bertujuan untuk memberikan kita wawasan yang lebih luas
mengenai Pengantar Ekonomi Makro.

Kami dari penulis ingin mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada


berbagai pihak karena tanpa adanya mereka mungkin makalah ini tidak
terselesaikan. Kami atas nama penulis dengan sangat terbuka menerima saran,
kritik dan juga masukan dari para pembaca sekalian. Agar kami dapat
menyempurnakan makalah kami berikutnya. Dan agar kami tidak mengulangi
kesalahan yang sama pada makalah-makalah selanjutnya. Dan semoga makalah
ini dapat memberi sedikit manfaat bagi para pembaca sekalian.

Salatiga, Maret 2023

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ...........................................................................I

DAFTAR ISI..........................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah..........................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................3

A. Pendapatan dan Pengeluaran dalam Perekonomian....................3


B. Pengukuran Produk Domestik Bruto..........................................5
C. Komponen-Komponen PDB.......................................................6
D. PDB Riil vs PDB Nominal.........................................................
E. Deflator PDB..............................................................................7
F. PDB dan Kesehatan Nominal.....................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................16

A. Kesimpulan.................................................................................16
B. Saran...........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika Anda hendak menilai prestasi ekonomi seseorang, Anda
kemungkinan memeriksa pendapatannya terlebih dahulu. Orang
berpenghasilan besar dapat lebih mudah menjangka kebutuhan dan
kemewahan hithup. Tidak mengherankan jika orang berpenghasilan besar
menikmati standar hidup yang lebih tinggi.
Karena kondisi perekonomian secara keseluruhan berpengaruh
sangat besar terhadap kita semua, perubahan kondisi perekonomian
dilaporkan secara meluas oleh media, bahkan sulit untuk membaca surat
kabar tanpa melihat laporan terbaru tentang statistik perekonomian
Statistik tersebut kemungkinan mengukur pendapatan total semua orang
dalam perekonomian (Gross Domestic Products-GDP atau Produk
Domestik Bruto-PDB), tingkat kenaikan harga rata-rata (inflasi),
persentase tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan (pengangguran),
jumlah pembelanjaan di toko-toko (penjualan ritel), atau
ketidakseimbangan perdagangan antara negara Anda dengan negara-
negara lain di dunia (defisit perdagangan). Semua statistik ini disebut
dengan ekonomi makro. Statistik-statistik ini tidak memberikan informasi
kepada kita tentang rumah tangga atau perusahaan tertentu, tetapi tentang
perekonomian secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendapatan dan pengeluaran dalam perekonomian?
2. Bagaimana pengukuran produk domestik bruto?
3. Apa saja komponen-komponen PDB?
4. Apa yang dimaksud PDB Riil vs PDB Nominal?
5. Apa yang dimaksud Deflator PDB?
6. Apa hubungan PDB dan kesehatan perekonomian?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui begaimana pendapatan dan pengeluaran dalam
perekonomian.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran produk domestik bruto.
3. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen PDB.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud PDB Riil vs PDB Nominal.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Deflator PDB.
6. Untuk mengetahui apa hubungan PDB dan kesehatan perekonomian.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendapatan dan Pengeluaran dalam Perekonomian
PDB mengukur dua hal sekaligus, yaitu pendapatan total semua orang
dalam perekonomian dan jumlah pembelanjaan untuk membeli barang dan
jasa hasil dari perekonomian. Alasan PDB dapat mengukur pendapatan total
dan pengeluaran secara bersamaan adalah kedua hal ini pada dasarnya sama
saja. Untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan total harus
sama dengan pengeluaran total. Mengapa demikian? Pendapatan
perekonomian sama dengan pengeluarannya karena setiap transaksi
melibatkan dua pihak, yakni penjual dan pembeli. Setiap uang yang
dibelanjakan oleh pembeli merupakan pendapatan bagi penjual.

Pendapatan Pembelanjaan
(=PDB) (=PDB)

PASAR BARANG DAN JASA


Barang dan jasa Barang dan jasa
yang dijual yang dibeli

PERUSAHAAN RUMAH TANGGA

Factor-faktor Tenaga kerja,


produksi lahan, dan modal
PASAR FAKTOR PRODUKSI

Upah, biaya, sewa, Pendapatan


dan keuntungan (=PDB)
(=PDB)
= aliran input dan output
= aliran uang

gambar 1
Cara lain untuk memandang persamaan pendapatan dan pengeluaran
adalah dengan diagram arus lingkar pada gambar 1. Diagram ini
menggambarkan semua transaksi yang dilakukan oleh runiah tangga dan
perusahaan dalam suatu perekonomian sederhana. Dalam perekonomian ini,
rumah tangga membeli barang dan jasa dari perusahaan; Pengeluaran ini
mengalir melalui pasar barang dan jasa. Sebaliknya, perusahaan
menggunakan uang yang mereka peroleh dari penjualan untuk membayar
upah pegawal, sewa pemilik tanah, dan keuntungan pemilik perusahaan.
Semua pendapatan ini mengalir melalui pasar faktor produksi. Dalam
perekonomian ini, uang mengalir dari rumah tangga ke perusahaan kemudian
kembali ke rumah tangga.
Kita dapat menghitung PDB perekonomian ini melalui satu dari dua cara,
yaitu dengan menjumlahkan pengeluaran rumah tangga atau menjumlahkan
pendapatan (upah, sewa, dan keuntungan) yang dibayar oleh perusahaan.
Karena seluruh pengeluaran dalam perekonomian pada akhirnya menjadi
pendapatan bagi seseorang, PDB selalu sama tanpa memandang cara
perhitungannya.
Perekonomian nyata, tentu saja, jauh lebih rumit daripada perekonomian
yang diilustrasikan pada gambar 1. Secara spesifik, rumah tangga tidak
membelanjakan seluruh pendapatannya. Mereka memberikan sebagian
pendapatan mereka kepada pemerintah dalam bentuk pajak dan mereka
menyimpan sebagian pendapatan mereka untuk digunakan pada masa depan.
Selain itu, rumah tangga tidak membeli seluruh barang dan jasa yang
diproduksi dalam perekonomian.
Sebagian barang dan jasa dibeli oleh pemerintah dan sebagian lain dibeli
oleh perusahaan yang berencana untuk menggunakannya pada masa depan
untuk memproduksi produk mereka sendiri. Namun, tanpa memandang
apakah rumah tangga, pemerintah, atau perusahaan yang membeli barang atau
jasa, transaksi tersebut melibatkan penjual dan pembeli. Dengan demikian,
dalam perekonomian secara keseluruhan, pengeluaran dan pendapatan selalu
sama.

B. PENGUKURAN PRODUK DOMESTIK BRUTO


Mari kita bahas definisi Produk Domestik Bruto (PDB). Pengertian umum
dari Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar dari seluruh barang dan
jasa jadi yang diproduksi di suatu negara pada periode tertentu. Definisi ini
mungkin terlihat cukup sederhana. Namun, sebenarnya banyak persoalan
rumit yang muncul dalam perhitungan PDB suatu perekonomian. Oleh karena
itu, mari kita kaji setiap frase dalam definisi ini secara saksama.
“PDB Adalah Nilai Pasar…”
Anda mungkin pernah mendengar ungkapan, "Kita tidak bisa
membandingkan apel dengan jeruk." Namun, itulah yang dilakukan oleh
PDB. PDB menjumlahkan berbagai jenis produk menjadi satu ukuran nilai
kegiatan ekonomi. Untuk melakukan hal ini, PDB menggunakan harga pasar.
Karena mengukur jumlah yang bersedia dibayarkan oleh orang untuk
membeli berbagai barang, harga pasar mencerminkan nilai barang-barang
tersebut. Jika harga sebuah apel dua kali lebih mahal daripada harga jeruk
maka sebuah apel berkontribusi terhadap PDB dua kali lebih besar daripada
sebuah jeruk.

“….Dari Semua…”
PDB dibuat agar komprehensif. PDB mencakup seluruh barang yang
diproduksi dalam perekonomian dan dijual secara legal di pasar. PDB tidak
hanya mengukur nilai pasar apel dan jeruk, tetapi juga buah pir dan anggur,
buku dan film, model rambut dan layanan kesehatan, dan sebagainya.
Namun, ada sebagian produk yang tidak dimasukkan ke dalam PDB
karena sulit diukur PDB tidak memasukkan sebagian besar barang yang
diproduksi dan dijual secara tidak sah, misalnya obat-obatan terlarang. PDB
juga tidak memasukkan sebagian besar barang yang diproduksi dan
dikonsumsi di rumah sehingga tidak pernah memasuki pasar. Sayuran yang
Anda beli di minimarket adalah bagian dari PDB dan sayuran yang Anda
tanam sendiri di rumah bukan bagian dari PDB.
Pengecualian beberapa barang dari PDB terkadang dapat memberikan
hasil bertolak belakang. Contohnya adalah apabila Ms. Tan membayar Mr.
Lee untuk memotong rumput di halaman rumahnya, transaksi itu termasuk ke
dalam PDB. Jika Ms. Tan akan menikah dengan Mr. Lee maka situasinya pun
berubah. Meskipun Mr. Lee tetap memotong rumput di halaman rumah Ms.
Tan, nilal jasa pemotongan rumput itu kini dikecualikan dari PDB karena jasa
Mr. Lee tidak lagi dijual di pasar. Dengan demikian, apabila Ms. Than dan
Mr. Lee menikah, PDB mengalami penurunan.

"...Akhir..."
PDB hanya memasukkan nilai barang jadi. Alasannya adalah nilai barang
antara sudah termasuk ke dalam harga barang jadi. Menambahkan nilai pasar
kertas ke dalam nilai pasar kartu ucapan berarti perhitungan ganda.
Pengecualian penting untuk prinsip ini timbul apabila suatu barang antara
diproduksi, bukan digunakan kemudian dimasukkan ke dalam persedian
barang perusahaan untuk digunakan atau dijual kemudian hari. Dalam kasus
ini, barang antara tersebut untuk sementata dianggap sebagai barang "jadi”,
dan nilainya sebagai investasi persediaan dimasukkan ke dalam PDB. Apabila
persediaan barang antara digunakan atau dijual pada kemudian hari maka
investasi persediaan perusahaan itu menjadi nol dan PDB pada periode
tersebut berkurang sesuai jumlah barang antara yang digunakan atau dijual
tersebut.

"...Barang dan Jasa...


PDB mencakup, baik barang berwujud (makanan, pakaian, mobil) maupun
jasa tidak berwujud (pangkas rambut, membersihkan rumah, kunjungan
dokter). Ketika membeli CD band favorit Anda, Anda membeli barang, dan
harga pembelian CD tersebut termasuk ke dalam PDB. Ketika Anda
membayar tiket konser band yang sama, Anda membeli jasa dan harga tiket
itu juga termasuk ke dalam PDB.

"...Yang Diproduksi..."
PDB mencakup barang dan jasa yang sedang diproduksi. PDB tidak
termasuk transaksi yang melibatkan barang-barang yang diproduksi pada
masa lalu. Ketika Toyota memproduksi dan menjual sebuah mobil baru, nilai
mobil itu dimasukkan ke dalam PDB. Apabila seseorang menjual mobil bekas
kepada orang lain, nilai mobil bekas itu tidak dimasukkan ke dalam PDB.

"...Dalam suatu Negara...


PDB mengukur nilai produksi di dalam batas-batas wilayah geografis
suatu negara. Apabila seorang warga Malaysia bekerja untuk sementara
waktu di Indonesia, produksi yang ia hasilkan menjadi bagian dari PDB
Indonesia. Apabila seorang warga Singapura memiliki sebuah pabrik di
Filipina, produksi pabriknya bukan merupakan bagian dari PDB Singapura.
(Produksi pabriknya merupakan bagian dari PDB Filipina.) Dengan demikian,
barang-barang dimasukkan ke dalam PDB suatu negara jika diproduksi secara
domestik tanpa memandang kewarganegaraan produsennya.

“…Pada suatu Periode..."


PDB mengalir nilai produksi yang dilakukan dalam rentang waktu
tertentu. Rentang waktu tersebut biasanya selama satu tahun atau satu
triwulan (tiga bulan). PDB mengukur arus pendapatan dan pengeluaran
perekonomian selama rentang waktu tersebut. Ketika melaporkan PDB untuk
satu triwulan, pemerintah biasanya menyajikan PDB pada tingkat tahunan: Ini
berarti bahwa angka PDB triwulanan yang dilaporkan adalah pendapatan total
dan pengeluaran selama satu triwulan dikali 4. Pemerintah menggunakan
konvensi ini agar angka PDB triwulanan dan tahunan dapat dibandingkan
dengan mudah.
Selain itu, ketika melaporkan PDB triwulanan, pemerintah menyajikan
data yang telah dimodifikasi melalui suatu primesdar statistik yang disebut
dengan penyesuaian maiman. Data yang belum disesuaikan memperlihatkan
dengan jelas bahwa perekonomian memproduksi lebih banyak barang dan
jasa selama waktu tertentu pada tahun berjalan daripada waktu lainya (Seperti
dapat Anda duga, musim belanja hari raya Imlek di sebagian negara Asia
merupakan titik puncak) Ketika memonitor kondisi perekonomian, para
ekonom dan pembuat kebijakan sering ingin melihat lebih dari sekadar
perubahan musiman rutin ini. Oleh karena itu, badan statistik negara
menyesuaikan data triwulanan dengan siklus musiman Data PDB yang
dilaporkan oleh berita biasanya adalah data yang telah disesuaikan.

C. KOMPONEN-KOMPONEN PDB
Untuk memahami bagaimana ekonomi memanfaatkan sumber daya
langka, para ekonom sering tertarik untuk mempelajari komposisu PDB dari
berbagai jenis pembelanjaan. Untuk melakukannya, PDB (yang
dilambangkan dengan Y) dibagi menjadi empat komponen, yata konsumsi
(C), investasi (I), belanja pemerintah (G), dan ekspor neto (NX):

Y=C+1+G+NX
Persamaan ini merupakan persamaan identitas-persamaan yang
kebenarannya ditentukan oleh definisi variabel-variabel di dalamnya. Dalam
kasus ini, karena setiap unit pengeluaran yang dimasukkan ke dalam PDB
merupakan satu dari empat komponen PDB maka jumla keempat komponen
tersebut harus sama dengan PDB. Mari kita pelajari masing-masing keempat
komponen tersebut secara lebih mendalam sebagai berikut :
1. Konsumsi
Konsumsi (consumption) adalah pembelanjaan rumah tangga untuk
barang dan jasa. "Barang" meliputi pembelanjaan rumah tangga untuk
barang awet, seperti mobil dan alat rumah rumah tangga, dan barang
tidak awet, seperti makanan dan pakaian. "Jasa" meliputi barang dengan
peny barang tidak kasat mata, seperti potong rambut dan layanan
kesehatan. Pembelanjaan rumah tangga untuk pendidikan juga termasuk
ke dalam konsumsi jasa (meskipun kita dapat berpendapat bahwa
pembelanjaan untuk pendidikan lebih cocok dikelompokkan ke dalam
komponen berikutnya).
2. Investasi
Investasi (investment) adalah pembelian barang yang akan
digunakan pada masa depan untuk menghasilkan barang dan jasa yang
lebih banyak. Investasi adalah jumlah pembelian peralatan modal,
persediaan, dan bangunan atau struktur. Investasi pada bangunan
meliputi pengeluaran untuk rumah baru. Sesuai kesepakatan bersama,
pembelian rumah baru adalah satu bentuk pembelanjaan rumah tangga
yang dikategorikan sebagai investasi, bukan konsumsi.
Perlakuan terhadap akumulasi persediaan perlu diperhatikan.
Ketika Toshiba memproduksi sebuah komputer dan memasukkannya ke
dalam persediaan, bukan menjualnya, Toshiba dianggap telah "membeli
komputer itu untuk dirinya sendiri. Artinya, akuntan pendapatan nasional
memperlakukan komputer sebagai bagian dari pengeluaran investasi
Toshiba. (Jika Toshiba kemudian menjual komputer itu dari persediaan
maka investasi persediaan Toshiba menjadi negatif sehingga saling
menghapuskan pengeluaran pembeli yang menjadi positif.) Persediaan
diperlakukan seperti ini karena salah satu tujuan PDB adalah untuk
mengukur nilai produksi ekonomi dan barang yang ditambahkan ke
dalam persediaan merupakan bagian dari produksi pada periode tersebut.
3. Belanja Pemerintah
Belanja pemerintah (government purchases) meliputi pengeluaran
untuk barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah. Belanja
pemerintah mencakup upah pegawai negeri dan pengeluaran untuk
pekerjaan umum. Arti "belanja pemerintah perlu diperjelas. Apabila
pemerintah membayar upah seorang jenderal, upah tersebut merupakan
bagian dari belanja pemerintah. Namun, bagaimana jika pemerintah
membayar uang pensiun bagi warga lanjut usia? Pengeluaran pemerintah
seperti itu disebut dengan pembayaran transfer karena tidak untuk ditukar
dengan barang atau jasa yang diproduksi pada saat itu. Pembayaran
transfer memengaruhi pendapatan rumah tangga, namun tidak
mencerminkan produksi ekonomi. (Dari sudut pandang ekonomi makro,
pembayaran transfer sama seperti pajak negatif.) Karena PDB bertujuan
untuk mengukur pendapatan dan pengeluaran untuk produksi barang dan
jasa, pembayaran transfer tidak dihitung sebagai bagian dari belanja
pemerintah.
4. Ekspor Neto
Ekspor neto (net exports) sama dengan pembelian barang produksi
domestik oleh warga asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian barang
asing oleh warga domestik (impor). Penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan domestik kepada pembeli luar negeri, seperti penjualan
Boeing kepada Air Asia, meningkatkan ekspor neto.
Kata neto dalam istilah "ekspor neto" berarti bahwa impor
dikurangi dari ekspor. Pengurangan ini dilakukan karena impor barang
dan jasa termasuk ke dalam komponen PDB lainnya. Sebagai contoh,
anggap bahwa sebuah rumah tangga membeli mobil dari Hyundai,
produsen mobil Korea. Transaksi tersebut meningkatkan konsumsi dalam
jumlah tertentu karena mobil tersebut merupakan barang impor.
Dengan kata lain, ekspor neto mencakup barang dan jasa yang
diproduksi di luar negeri (dengan tanda minus) karena barang dan jasa ini
termasuk ke dalam konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah (dengan
tanda plus). Dengan demikian, apabila rumah tangga, perusahaan, atau
pemerintah membeli barang atau jasa dari luar negeri, pembelian tersebut
mengurangi ekspor-namun karena meningkatkan konsumsi, investasi,
atau belanja pemerintah, pembelian itu tidak memengaruhi PDB.

D. PDB RIIL VERSUS PDB NOMINAL


PDB mengukur jumlah pembelanjaan untuk barang dan jasa di seluruh
pasar dalam perekonomian. Jika jumlah pembelanjaan meningkat dari tahun
ke tahun, salah satu dari dua kemungkinan berikut bernilai benar, yaitu
(1) Perekonomian memproduksi barang dan jasa dalam jumlah lebih banyak.
(2) Barang dan jasa dijual dengan harga lebih tinggi.
Dalam mempelajari perubahan perekonomian seiring berjalannya waktu,
para ekonom ingin memisahkan kedua pengaruh ini. Secara khusus, mereka
ingin mengukur jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh perekonomian
yang tidak dipengaruhi oleh perubahan harga barang dan jasa.
Untuk melakukan hal tersebut, para ekonom menggunakan ukuran yang
disebut dengan "PDB riil". PDB riil menjawab satu pertanyaan hipotesis,
yakni Berapa nilai barang dan jasa yang diproduksi pada tahun ini jika kita
menilai barang dan jasa tersebut dengan harga yang berlaku pada tahun
tertentu pada masa lampau? Dengan mengevaluasi produksi yang berjalan
dengan menggunakan harga yang ditetapkan pada tingkat pada masa lampau.
PDB riil memperlihatkan bagaimana produksi barang dan jasa dalam
perekonomian berubah seiring berjalannya waktu.
Untuk melihat konstruksi PDB secara lebih akurat, amati contoh berikut.
Contoh Numerik

gambar 2

Gambar 2 memperlihatkan sejumlah data tentang perekonomian yang


hanya memproduksi dua barang yaitu ayam dan burger. Tabel tersebut
memperlihatkan jumlah kedua barang yang diproduksi dan masing-masing
harganya tahun 2007, 2008, dan 2009.
Untuk menghitung jumlah pembelanjaan dalam perekonomian ini, kita
harus mengalikan jumlah ayam dan burger dengan harga keduanya. Pada
2007, 100 potong ayam dijual dengan harga $1 per potong sehingga
pengeluaran untuk ayam sama dengan $100. Pada tahun y sama, 50 burger
dijual dengan harga $2 per burger sehingga pengeluaran untuk burger juga
sama dengan $100), Pengeluaran total dalam perekonomian ini-pengeluaran
total untuk ayam dan burger--adalah sebesar $200. Jumlah ini, yaitu produksi
barang dan jasa yang dinilai pada harga terkini disebut dengan PDB nominal
(nominal GDP).
Gambar 2 memperlihatkan perhitungan PDB nominal pada ketiga tahun
tersebut. Jumlah pembelanjaan meningkat dari $200 pada 2007 menjadi 5600
pada 2008 kemudian menjadi $1.200 pada 2009, Peningkatan ini salah
satunya disebabkan oleh peningkatan jumlah ayam dan burger. Selain itu,
juga disebabkan oleh kenaikan harga ayam dan burger.
Untuk memperoleh ukuran jumlah produksi yang tidak dipengaruhi oleh
perubahan harga, kita menggunakan PDB riil (real GDP), yaitu produksi
barang dan jasa yang dinilal pada harga tetap. Kita menghitung PDB riil
pertama-tama dengan memilih suatu tahun sebagai tahun basis. Kita
kemudian menggunakan harga ayam dan burger pada tahun basis untuk
menghitung nilai barang dan jasa pada semua tahun. Dengan kata lain, harga
pada tahun basis menjadi dasar perbandingan kuantitas pada tahun-tahun
yang berbeda.
Diasumsikan bahwa kita memilih tahun 2007 sebagai tahun basis pada
contoh kita. Kita kemudian dapat menggunakan harga ayam dan burger tahun
2007 untuk menghitung nilai barang dan jasa yang diproduksi pada 2007,
2008, dan 2009. Tabel 2 memperlihatkan perhitungan ini. Untuk menghitung
PDB riil tahun 2007, kita menggunakan harga ayam dan bruger tahun 2007
(tahun basis) dan jumlah ayam dan burger yang diproduksi pada 2007. (Oleh
karena itu, untuk tahun basis, PDB riil selalu sama dengan PDB nominal.)
untuk menghitung PDB riil tahun 2008, kita menggunakan harga ayam dan
burger tahun 2007 (tahun basis) dan jumlah ayam dan burger yang diproduksi
tahun 2008. Serupa dengan hal itu, untuk menghitung PDB riil tahun 2009,
kita menggunakan harga tahun 2007 dan jumlah tahun 2009, Setelah melihat
bahwa PDB riil naik dari $200 pada 2007 menjadi $350 pada 2008, kemudian
menjadi $500 pada 2009, kita mengetahui bahwa kenalkan ini disebabkan
oleh kenaikan jumlah yang diproduksi, karena harga ditetapkan di tingkat
harga pada tahun basis.
Kesimpulanya PDB nominal menggunakan harga saat ini untuk menilai
produksi barang dan jasa dalam perekonomian. PDB riil menggunakan harga
tahun basis untuk menilai produksi barung dan jasa dalam perekonomian.
Karena PDB riil tidak dipengaruhi oleh perubahan harga, perubahan PDB riil
hanya mencerminkan perubahan jumlah yang diproduksi. Oleh karena itu,
PDB riil merupakan ukuran produksi barang dan jasa dalam perekonomian.
Tujuan kita menghitung PDB adalah untuk mengukur jalannya
perekonomian secara keseluruhan. Karena PDB riil mengukur produksi
barang dan jasa dalam perekonomian, PDB riil mencerminkan kemampuan
perekonomian untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat orang sehingga PDB
rill menjadi ukuran kesehatan ekonomi yang lebih baik daripada PDB
nominal. Apabila para ekonom membicarakan PDB suatu perekonomian,
yang mereka maksud biasanya adalah PDB riil, bukan PDB nominal. Apabila
mereka membicarakan pertumbuhan ekonomi, mereka mengukur
pertumbuhan tersebut sebagai persentase perubahan PDB rill dari satu periode
ke periode lainnya.
E. Deflator PDB
PDB nominal mencerminkan, baik harga barang dan jasa maupun jumlah
barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Sebaliknya, dengan
menetapkan harga pada tingkat tahun basis, PDB riil hanya mencerminkan
jumlah yang diproduksi. Dari kedua statistik ini, kita dapat menghitung
statistik ketiga yang disebut dengan deflator PDB yang mencerminkan harga
barang dan jasa, namun bukan jumlah yang diproduksi. Deflator PDB
(deflator GDP) dihitung sebagai berikut.

PDB Nominal
Deflator PDB : PDB riil X 100

Karena besar PDB nominal dan PDB riil pada tahun basis harus sama,
deflator PDB pada tahun basis selalu sama dengan 100. Deflator PDB pada
tahun-tahun berikutnya mengukur perubahan PDB nominal dari tahun basis
yang semestinya tidak disebabkan oleh perubahan PDB riil.
Deflator PDB mengukur tingkat harga kini relatif dengan tingkat harga
pada tahun basis. Untuk melihat kebenaran dari pernyataan ini, amatilah
sejumlah contoh berikut. Pertama, bayangkan bahwa jumlah yang diproduksi
dalam perekonomian meningkat seiring berjalannya waktu, namun harga
tidak berubah. Di sini, baik PDB nominal maupun PDB riil sama-sama
mengalami kenaikan sehingga deflator PDB tidak berubah. Di sini, PDB
nominal mengalami kenaikan, namun PDB riil tidak berubah sehingga
deflator PDB pun mengalami kenaikan. Perlu diperhatikan bahwa dalam
kedua kasus tersebut, deflator PDB mencerminkan apa yang terjadi dengan
harga, bukan dengan jumlah.

Mari kita beralih kembali pada contoh angka pada gambar 2. Deflator
PDB dihitung di bagian bawah tabel. Pada 2007, PDB nominal adalah sebesar
$200 dan PDB riil sebesar $200 sehingga deflator PDB pada tahun basis
selalu sebesar 100. Pada 2008, PDB nominalnya sebesar $600 dan PDB
riilnya sebesar $350 sehingga deflator PDB-nya adalah 171. Karena deflator
PDB mengalami kenaikan pada 2008 dari 100 menjadi 171, kita dapat
mengatakan bahwa tingkat harga naik sebesar 71 persen.

F. PDB DAN KESEHATAN PEREKONOMIAN


PDB disebut sebagai satu-satunya ukuran terbaik untuk mengetahui
kesehatan perekonomian suatu masyarakat. Kini, setelah mengetahui definisi
PDB, kita dapat mengevaluasi pernyataan ini.PDB mengukur pendapatan
total dalam perekonomian ataupun pengeluaran total barang dan jasa dalam
perekonomian. Oleh karena itu, PDB per kapita memberi informasi tentang
pendapatan dan pengeluaran warga rata-rata dalam perekonomian. Karena
sebagian besar akan memilih untuk memperoleh pendapatan lebih besar dan
menikmati pengeluaran lebih banyak, PDB per kapita kelihatannya menjadi
ukur alamiah untuk mengetahui kesehatan perekonomian warga rata-rata.
Namun, sebagian orang mempertanyakan validitas PDB sebagai ukuran
kesejahteraan Ketika Senator AS Robert Kennedy mencalonkan diri sebagai
presiden pada 1968, la melancarkan kritik yang meyakinkan terhadap ukuran
ekonomi semacam itu:
[Produk Domestik Bruto] tidak memperhitungkan kesehatan anak-anak
kita, mutu pendidikan mereka, atau kesenangan bermain mereka. PDB tidak
mencakup keindahan puisi kita atau keharmonisan pernikahan kita,
kecerdasan perdebatan publik kita atau integritas pejabat negara kita. PDB
tidak mengukur keberanian kita, atau kebijaksanaan kita, atau bakti kita
kepada negara. Pendeknya, PDB mengukur segala hal kecuali hal-hal yang
membuat hidup kita berarti, dan PDB dapat memberitahukan segala hal
tentang Amerika kecuali mengapa kita merasa bangga sebagai orang
Amerika.

Jawabannya adalah PDB tinggi memang membantu kita dalam menjalani


kehidupan yang baik. PDB tidak mengukur kesehatan anak-anak kita, namun
negara dengan PDB lebih tinggi dapat menyediakan layanan kesehatan yang
lebih baik bagi anak-anak mereka. PDB tidak mengukur mutu pendidikan,
namun negara dengan PDB lebih tinggi dapat menyediakan sistem pendidikan
yang lebih baik.
Namun, PDB bukan merupakan ukuran sempurna untuk kesejahteraan.
Sebagian hal yang menentukan hidup yang baik tidak diperhitungkan oleh
PDB. Salah satunya adalah waktu luang. Anggap, misalnya, bahwa semua
orang dalam perekonomian tiba-tiba mulai bekerja setiap hari selama
seminggu, dan tidak menikmati waktu luang pada akhir pekan. Barang dan
jasa yang diproduksi semakin banyak dan PDB mengalami kenaikan.
Meskipun PDB mengalami kenaikan, kita tidak dapat menyimpulkan bahwa
semua orang akan memperoleh keuntungan. Kerugian akibat berkurangnya
waktu luang akan menghapuskan keuntungan dari produksi dan konsumsi
barang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar.
Karena menggunakan harga pasar untuk menilai barang dan jasa, PDB
mengecualikan hampir semua kegiatan yang dilakukan di luar pasar. Secara
spesifik, PDB mengabaikan nilai barang dan jasa yang diproduksi di rumah
dan di sektor pertanian di negara-negara miskin apabila makanan diproduksi
untuk kebutuhan rumah tangga (pertanian subsistens) atau didistribusikan
untuk keluarga dan kerabat, namun tidak dijual di pasar konvensional.
Hal lain yang dikecualikan oleh PDB adalah mutu lingkungan. Bayangkan
apabila pemerintah menghapuskan semua peraturan tentang lingkungan.
Perusahaan-perusahaan pun dapat memproduksi barang dan jasa tanpa
memperhitungkan polusi yang mereka timbulkan dan PDB dapat mengalami
kenaikan. Namun, kesejahteraan besar kemungkinan tidak akan tercapai
Penurunan mutu udara dan air akan lebih dari sekadar menghapuskan
keuntungan dari produksi yang lebih besar.
PDB juga mengabaikan distribusi pendapatan. Suatu masyarakat yang
keseratus orang penduduknya memiliki penghasilan tahunan sebesar $50,000
memiliki PDB sebesar $5 juta dan tidak mengherankan apabila PDB per
kapitanya sebesar $50.000. Begitu pula masyarakat yang ke-10 orang
penduduknya berpenghasilan sebesar $500.000, sedangkan ke-90 orang
penduduk lainnya sama sekali tidak berpenghasilan. Hanya segelintir orang
saja yang melihat kedua situasi tersebut dan menganggap keduanya sama.
PDB per kapita memberikan informasi tentang kondisi warga rata-rata,
namun di balik kondisi rata-rata tersebut terdapat keanekaragaman
pengalaman personal.
Pada akhirnya, kita dapat menyimpulkan bahwa PDB merupakan ukuran
yang baik untuk kesejahteraan ekonomi untuk sebagian besar-namun tidak
semua-tujuan. Penting bagi kita untuk memperhatikan apa yang termasuk ke
dalam PDB dan apa yang dikecualikan dari PDR.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

PDB mengukur dua hal sekaligus, yaitu pendapatan total semua orang
dalam perekonomian dan jumlah pembelanjaan untuk membeli barang dan
jasa hasil dari perekonomian. Alasan PDB dapat mengukur pendapatan total
dan pengeluaran secara bersamaan adalah kedua hal ini pada dasarnya sama
saja. Karena setiap transaksi melibatkan penjual dan pembeli, pengeluaran
total dalam suatu perekonomian harus sama dengan pendapatan totalnya.
Produk Domestik Bruto (PDB) mengukur pengeluaran total barang dan
jasa yang baru diproduksi dalam suatu perekonomian dan pendapatan total
yang diperoleh dari produksi barang dan jasa tersebut. Lebih spesifik lagi,
PDB adalah nilai pasar dari seluruh barang dan jasa jadi yang diproduksi di
dalam negeri pada periode tertentu.
PDB terdiri atas empat komponen pengeluaran, yaitu konsumsi, investasi,
belanja pemerintah, dan ekspor neto. Konsumsi meliputi pembelanjaan
barang dan jasa oleh rumah tangga dengan pengecualian pembelian rumah
baru. Investasi meliputi pembelanjaan peralatan dan struktur baru, termasuk
pembelian rumah baru oleh rumah tangga. Belanja pemerintah meliputi
pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah. Ekspor neto sama dengan
nilai barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan dijual di luar negeri
(eskpor) dikurangi dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi di luar
negeri dan dijual di dalam negeri (impor).
PDB nominal menggunakan harga saat ini untuk menilai produksi barang
dan jasa dalam perekonomian. PDB riil menggunakan harga tahun basis
untuk menilai produksi barung dan jasa dalam perekonomian. Karena PDB
riil tidak dipengaruhi oleh perubahan harga, perubahan PDB riil hanya
mencerminkan perubahan jumlah yang diproduksi.
PDB nominal mencerminkan, baik harga barang dan jasa maupun jumlah
barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Sebaliknya, dengan
menetapkan harga pada tingkat tahun basis, PDB riil hanya mencerminkan
jumlah yang diproduksi. Dari kedua statistik ini, kita dapat menghitung
statistik ketiga yang disebut dengan deflator PDB yang mencerminkan harga
barang dan jasa, namun bukan jumlah yang diproduksi.

PDB per kapita memberi informasi tentang pendapatan dan pengeluaran


warga rata-rata dalam perekonomian. Karena sebagian besar akan memilih
untuk memperoleh pendapatan lebih besar dan menikmati pengeluaran lebih
banyak, PDB per kapita kelihatannya menjadi ukur alamiah untuk
mengetahui kesehatan perekonomian warga rata-rata. PDB tinggi memang
membantu kita dalam menjalani kehidupan yang baik. PDB tidak mengukur
kesehatan anak-anak kita, namun negara dengan PDB lebih tinggi dapat
menyediakan layanan kesehatan dan sistem pendidikan yang lebih baik.

B. SARAN

PDB merupakan ukuran kesejahteraan yang tepat karena orang lebih


memilih pendapatan tinggi daripada pendapatan rendah. Namun menurut
saya, PDB bukan ukuran sempurna untuk kesejahteraan. Contohnya saja,
PDB mengecualikan nilai waktu luang dan nilai lingkungan yang bersih.
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw. 2014. Pengantar Ekonomi Makro Edisi Asia-Volume 2. Jakarta:


Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai