EKONOMI MAKRO
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat serta karunianya, penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai
bagaimana cara menghitung pendapatan suatu negara dengan baik meskipun
dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Dalam makalah
ini disajikan beberapa penjelasan singkat mengenai mengukur pendapatan suatu
Negara disertai dengan tambahan jurnal nasional sebagai referensi dan pendukung
bagi penulis dalam membuat makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai Mengukur pendapatan suatu Negara dan
penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan yang
membangun demi perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran serta kritik yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah ini juga dapat berguna bagi saya sendiri dan
pembaca sekalian. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan.
penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. PDB merupakan nilai pasar untuk semua
barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri.
Menurut (Mankiw, 2009: 5) PDB Mengukur dua hal saat bersamaan yakni
total pendapatan semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan
Negara untuk membeli barang dan jasa dari perekonomian. Alasan PDB dapat
melakukan pengukuran total pendapatan dan pengeluaran adalah karena kedua hal
ini benar-benar sama persis. Untuk suatu perekonomian secara keseluruhan,
pendapatan pasti sama dengan pengeluaran. Pertumbuhan ekonomi berkaitan
dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi
masyarakat. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang digunakan
adalah PDB berdasarkan harga konstan (PDB riil) sehingga angka pertumbuhan
yang dihasilkan merupakan pertumbuhan riil yang terjadi karena adanya tambahan
produksi. Adanya keseimbangan dalam suatu perekonomian merupakan salah satu
target dalam rangka peningkatan perekonomian suatu negara. Hal tersebut dapat
dicapai melalui keterlibatan variabel ekonomi yang mempengaruhi dalam
keseimbangan tersebut.(Silvia, Wardi, & Aimon, 2013: 225)
2
1.4 Manfaat Penulisan Makalah
1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Manajemen
perubahan terutama pembahasan mengenai Lingkungan dan budaya
perusahaan
2. Sebagai referensi dan acuan bagi penulisan Tugas Mandiri dengan materi
yang sama selanjutnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pasar
Rumah
Barang dan
Tangga
Jasa
Pasar
Perusahaan Faktor
Produksi
• Faktor- • Tenaga
faktor Kerja, Lahan
Produksi dan Modal
4
pendapatan (upah, sewa, dan keuntungan) yang dibayar oleh perusahaan. Karena
seluruh pengeluaran dalam perekonomian pada akhirnya menjadi pendapatan bagi
seseorang, PDB selalu sama tanpa memandang cara perhitungannya.
Perekonomian secara nyata tentu saja jauh lebih rumit daripada perekonomian
yang diilustrasikan diatas. Secara spesifik rumah tangga tidak membelanjakan
seluruh pendapatannya. Mereka memberikan sebagian pendapatan mereka kepada
pemerintah dalam bentuk pajak dan mereka menyimpan sebagian pendapatan
mereka untuk digunakan pada masa depan. Selain itu, rumah tangga tidak
membeli seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Sebagian
barang dan jasa dibeli oleh pemerintah dan sebagian lain dibeli oleh perusahaan
yang berencana untuk menggunakannya pada masa depan untuk memproduksi
produk mereka sendiri. Namun, tanpa memandang apakah rumah tangga,
pemerintah, atau perusahaan yang membeli barang dan jasa, transaksi tersebut
melibatkan penjual dan pembeli. Dengan demikian dalam perekonomian secara
keseluruhan pendapatan dan pengeluaran selalu sama. (Mankiw et al., 2014: 5)
Berikut ini data performa PDB Indonesia, negara dengan perekonomian
terbesar di Asia Tenggara yang mana Antara tahun 1965 sampai dengan 1997
perekonomian Indonesia tumbuh dengan persentase rata-rata per tahunnya hampir
tujuh persen. Pencapaian ini memampukan perekonomian Indonesia bertumbuh
dari peringkat “Negara berpendapatan rendah” masuk ke dalam kategori “negara
berpendapatan menengah ke bawah”. Kendati begitu, Krisis Finansial Asia yang
“meletus” pada akhir tahun 1990-an mengakibatkan dampak sangat negatif untuk
perekonomian Indonesia, menyebabkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB)
sebesar 13,6 persen pada tahun 1998 dan pertumbuhan yang sangat terbatas pada
0,3 persen pada tahun 1999. Kemudian sejak akhir 2000-an hingga saat ini dan
menyorot dengan lebih spesifik pada dua topik yaitu perlambatan perekonomian
yang terjadi di periode 2011-2015 dan lambatnya proses percepatan pertumbuhan
ekonomi yang mulai dari 2016.
5
Rata – rata pertumbuhan PDB (%)
1998 – 1999 -6,65
2000 – 2004 4,60
2005 – 2009 5.62
2010 – 2015 5,63
2016 – 2017 5,05
Sumber : Indonesia Investments
Pada Tabel diatas diketahui bahwa persentase PDB tertinggi berada diantara
tahun 2010-2015 yaitu sebesar 5,63%. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh
meningkatnya laju perkembangan nilai konsumsi dan investasi yang juga
meningkat pada tahun tersebut serta penurunan inflasi pada tahun tersebut. Badan
Pusat Statistik mencatat pertumbuhan perekonomian indonesia tahun 2017 sebesar
5,07% meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 5,03% Sedangkan
tingkat PDB 2017 tercatat sebesar Rp 13.588,8 triliun. Meskipun jumlah PDB
mengalami peningkatan ditahun 2017 namun inflasi tetap terjadi. Badan Pusat
Statistik (BPS) merilis data inflasi tahun tahun 2017 sebesar 3,61%. Realisasi
inflasi ini lebih tinggi dibanding inflasi 2016 yang sebesar 3,02%. Kenaikan
inflasi ini kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya jumlah uang beredar.
ketika PDB meningkat inflasi akan turun, karena bisa menyebabkan kelebihan
penawaran. Hal ini akan mengakibatkan harga-harga akan turun.
6
dijual di pasar secara legal. Ditekankan pula bahwa yang masuk dalam
penghitungan PDB hanyalah barang akhir, ini dilakukan karena nilai barang
setengah jadi sudah termasuk ke dalam harga barang jadi. Penambahan nilai
pasar dari barang setengah jadi akan menyebabkan penghitungan ganda dari
harga suatu komoditas
7
4. PDB yang diproduksi
PDB yang diproduksi mencakup barang dan jasa yang sedang di
produksi, PDB tidak termasuk transaksi barang-barang yang di produksi
pada masa lalu. (Mankiw et al., 2014: 7) Seperti ketika Samsung
memproduksi dan menjual sebuah HP baru, nilai tersebut di masukkan ke
dalam PDB. Sedangkan jika seseorang menjual HP bekas, nilai HP tersebut
tidak masuk ke dalam PDB.
8
2.3 Komponen-Komponen PDB
Menurut (Mankiw et al., 2014: 9) Pembelanjaan dalam perekonomian
bervariasi bentuknya. Untuk memahami bagaimana ekonomi memanfaatkan
sumber daya langka, para ekonomi sering tertarik untuk mempelajari
komposisi PDB (Produk Domestik Bruto)dari berbagai jenis pembelanjaan.
Untuk melakukannya, PDB (yang dilambangkan Y) dibagi menjadi empat
komponen, yaitu konsumsi (C), investasi (I), belanja pemerintah (G), dan
ekspor neto (NX):
Y = C + I +G + NX
9
adalah untuk mengukur nilai produksi ekonomi dan barang yang
ditambahkan ke dalam persediaan merupakan bagian dari produksi pada
periode tersebut.
3. Belanja pemerintah
(Mankiw et al., 2014) Belanja pemerintah merupakan pembelanjaan
untuk barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah. Belanja pemerintah
meliputi upah pegawai negeri dan pengeluaran untuk pekerjaan umum.
Karena tujuan dari PDB untuk mengukur pendapatan dan pengeluaran untuk
produksi barang dan jasa, pembayaran transfer tidak dihitung sebagai bagian
dari belanja pemerintah.
4. Ekspor Neto
(Mankiw et al., 2014: 11) Ekspor neto sama dengan pembelian barang
produksi domestic oleh warga asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian
barang asing oleh warga domestic (impor). Penjualan yang dilakukan oleh
prusahaan domestic kepada pembeli luar negeri, seperti penjualan boeing
kepada Air Asia, meningkatkan ekspor neto. Kata neto dalam kata ekspor
neto berarti impor dikurangi dari ekspor. Pengurangan ini dilakukan karena
impor barang dan jasa termasuk ke dalam komponen PDB lainnya. Dengan
demikian, apabila rumah tangga, perusahaan, atau pemerintah membeli
barang atau jasa dari luar negeri, pembelian tersebut mengurangi ekspor-
namun karena meningkatkan konsumsim investasi, atau belanja pemerintah,
pembelian itu tidak memengaruhi PDB.
10
inflasi , yang menyebabkan peningkatan PDB Nominal bahkan jika jika volume
barang dan jasa yang dihasilkan tidak berubah.
PDB Riil mengukur nilai output dalam dua tahun atau lebih yang berbeda
dengan menilai barang dan jasa disesuaikan dengan inflasi. Secara khusus, para
ekonom ingin mengukur jumlah barang dan jasa yang di produksi oleh
perekonomian yang tidak dipengaruhi oleh perubahan harga barang dan jasa. PDB
riil menjawab satu pertanyaan hipotesis, yakni berapa nilai barang dan jasa yang
diproduksi pada tahun ini jika kita menilai barang dan jasa tersebut dengan harga
yang berlaku pada tahun tertentu pada masa lampau. PDB riil memperlihatkan
bagaimana produksi barang dan jasa dalam perekonomian berubah seiring
berjalannya waktu.
Ukuran tingkat harga yang dihitung sebagai rasio PDB nominal dengan
PDB Rill dikali 100 disebut deflator PDB. Deflator PDB mengukur tingkat harga
kini relative dengan tingkat harga pada tahun basis. Deflator ini merupakan satu
ukuran yang digunakan oleh para ekonom untuk memonitor tingkat harga-harga
dalam perekonomian.
11
menghapuskan keuntungan dari produksi dan konsumsi barang dan jasa
dalam jumlah yang besar.
2. PDB juga mengabaikan seluruk kegiatan yang dilakukan di luar pasar.
Seperti barang-barang produksi yang tidak dijual di pasar konvensional,
contohnya adalah masakan yang dibuat oleh koki yang disajikan
dirumahnya sendiri tidak termasuk kedalam PDB, berbeda jika disajikan
direstoran maka makanan tersebut menjadi bagian PDB.
3. Hal lain yang dikecualikan oleh PDB adalah mutu lingkungan dan PDB juga
mengabaikan distribusi pendapatan.
12
dengan uang misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan
menyandarkan hidup pada norma-norma agama.
c. PDB per kapita dan Masalah Produktivitas
Sampai batas-batas tertentu, ankga PDB per kapita dapat mencerminkan
tingkat produktivitas suatu Negara. Untuk memperoleh perbandingan
produktivitas antarnegara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
seperti jumlah dan komposisi penduduk, jumlah dan struktur kesempatan
kerja dan faktor-faktor nonekonomi.
d. Perhitungan PDB dan kegiatan-kegiatan ekonomi tak tercatat
Angka statistic PDB indonesia yang dilaporkan oleh badan Pusat Statistik
hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistic PDB
belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu Negara.
Misalnya upah pembantu rumah tangga di indonesia tidak tercatat dalam
statistic PDB. Dinegara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan
pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur
kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan formal.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PDB merupakan ukuran yang baik untuk kesejahteraan ekonomi untuk
sebagian besar , namun tidak semua tujuan. PDB adalah nilai pasar semua barang
dan jasa akhir yang diproduksi dalam satu perekonomian dalam kurun waktu
tertentu. PDB mencakup seluruh barang yang diproduksi dalam perekonomian
dan kemudian dijual secara legal dipasar. PDB juga mencakup nilai pasar jasa
perumahan yang disediakan oleh stok perumahan dalam perekonomian. PDB
suatu Negara mengukur nilai produksi di dalam batas-batas wilayah geografis
suatu Negara. PDB Nominal mengukur nilai output selama tahun tertentu
menggunakan harga yang berlaku selama tahun itu. Seiring waktu, tingkat umum
harga naik karena inflasi yang menyebabkan peningkatan PDB Nominal bahkan
jika jika volume barang dan jasa yang dihasilkan tidak berubah. PDB Riil
mengukur nilai output dalam dua tahun atau lebih yang berbeda dengan menilai
barang dan jasa disesuaikan dengan inflasi. Secara khusus, para ekonom ingin
mengukur jumlah barang dan jasa yang di produksi oleh perekonomian yang tidak
dipengaruhi oleh perubahan harga barang dan jasa.
3.2 Saran
PDB memang digunakan sebagai indikator pengukuran pendapatan suatu
Negara. Namun dengan meningkatnya PDB suatu Negara belum tentu
perekonomian masyarakat mengalami peningkatan. Pemerintah hanya mengukur
secara garis besar. Namun Masih banyak masyarakat yang hidup dibawah digaris
kemiskinan yang berarti PDB hanya digunakan sebagai tolak ukur tetapi tidak
berdampak pada meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu,
pemerintah harus lebih memaksimalkan pemerataan dan mendistribusikan
pendapatan, agar tidak menjadi kesenjangan di dalam tingkat kehidupan
masyarakat yang berakibat munculnya suatu ketegangan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15