Pendapatan Nasional
Dr. Sonny Harry B. Harmadi
P E ND A H U L U A N
konsep, rumus, contoh, tabel, latihan, rangkuman dan tes formatif untuk
menguji kemampuan Anda terhadap kompetensi yang telah disajikan.
Setelah mempelajari modul ini, secara khusus Anda dapat:
1. menjelaskan definisi produk domestik bruto (PDB);
2. menjelaskan komponen-komponen PDB;
3. menghitung nilai tambah;
4. menghitung PDB;
5. menjelaskan PDB nominal;
6. menjelaskan PDB riil;
7. membedakan antara PDB nominal dan PDB riil;
8. menunjukkan indikator pengukuran kinerja perekonomian selain PDB.
Anda akan berhasil mempelajari modul dengan cara membaca modul ini secara
cermat, pelajari kompetensi khusus yang ingin dicapai, buatlah catatan kecil
tentang hal-hal yang Anda anggap penting. Silakan Anda coba menghitung nilai
tambah
Selamat Belajar Sukses Selalu!
⚫ ESPA4110/MODUL 2 2.3
Kegiatan Belajar 1
kemudian dikonsumsi langsung oleh rumah tangga tersebut. Kedua hal ini
tidak masuk dalam perhitungan PDB karena tidak pernah masuk ke dalam
pasar sehingga tidak memiliki nilai pasar.
Frase “…barang/jasa…” menunjukkan bahwa PDB dihitung dengan
memasukkan barang nyata (seperti mobil dan tas) dan barang tidak nyata
(seperti pendidikan yang diberikan guru dan pelayanan kesehatan oleh dokter).
Barang yang tidak nyata ini dikenal juga dengan sebutan jasa.
Frase “…akhir…” menunjukkan bahwa barang/jasa yang dimasukkan
dalam perhitungan PDB adalah barang/jasa jadi (yaitu yang dapat langsung
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia), bukan produk yang
setengah jadi yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut sebelum dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, ataupun produk mentah
yang belum diolah sama sekali. Misalnya terhadap meja belajar; yang
dimasukkan dalam perhitungan PDB adalah nilai pasar dari meja belajar,
sementara nilai pasar dari kayu gergajian yang dibeli oleh tukang untuk
menghasilkan meja tidak dimasukkan dalam perhitungan. Kenapa kayu
gergajian tidak dimasukkan dalam perhitungan PDB padahal kayu ini memiliki
nilai pasar dan diperdagangkan secara legal di pasar? Hal ini ditujukan untuk
menghindari persoalan double counting ‘perhitungan ganda’ dari suatu
produk. Nilai kayu sebenarnya telah diperhitungkan dalam menentukan nilai
pasar dari meja, sehingga ketika nilai kayu juga dimasukkan dalam
perhitungan PDB, maka nilai kayu ini akan tercatat dua kali.
Frase “…dihasilkan..” merujuk pada kondisi bahwa PDB
memperhitungkan barang/jasa yang dihasilkan pada masa sekarang. Misalnya,
penjualan sepeda motor baru oleh Yamaha akan diperhitungkan dalam PDB,
namun jika yang melakukan penjualan adalah kalian, maka tidak dimasukkan
dalam perhitungan PDB karena sepeda motor yang kalian jual bukanlah
barang/jasa yang dihasilkan pada masa sekarang.
Frase “…oleh suatu negara dalam periode waktu tertentu”
menunjukkan bahwa barang/jasa yang diperhitungkan dalam PDB adalah
barang/jasa yang dihasilkan oleh daerah-daerah yang berada dalam kawasan
suatu negara, dan pengukuran dilakukan dalam kurun waktu tertentu, misalnya
dalam kurun waktu satu tahun dan tiga bulan.
⚫ ESPA4110/MODUL 2 2.5
Pendapatan (1)
Barang/Jasa (3)
Pengeluaran (4)
Gambar 2.1
Pengukuran PDB sebagai Pendekatan Pendapatan dan Pendekatan
Pengeluaran
2.6 Pengantar Ekonomi Makro ⚫
Pada Gambar 2.1 di atas terlihat bahwa aliran sebelah luar merupakan
aliran uang, sementara aliran sebelah dalam merupakan aliran barang/jasa dan
aliran tenaga kerja. Rumah tangga sebagai penyedia tenaga kerja menjual jasa
tenaga kerjanya kepada perusahaan (aliran 2) sehingga perusahaan menjadi
mampu untuk menghasilkan barang/jasa yang nantinya akan dibeli oleh rumah
tangga (aliran 3). Pembelian barang/jasa ini oleh rumah tangga akan
menimbulkan aliran uang dari rumah tangga ke perusahaan (aliran 4). Aliran
uang ini merupakan pengeluaran bagi rumah tangga (atau pendapatan bagi
perusahaan). Pengeluaran rumah tangga ini (yang merupakan pendapatan bagi
perusahaan) ini nantinya akan digunakan oleh perusahaan untuk membayar
upah pekerjanya.
Berdasarkan gambaran ini, terlihat bahwa setiap transaksi yang
mempengaruhi pengeluaran akan ikut mempengaruhi pendapatan, dan setiap
transaksi yang mempengaruhi pendapatan pasti akan mempengaruhi
pengeluaran, sehingga tidak salah untuk mengatakan bahwa pengeluaran yang
terjadi akan sama dengan pendapatan yang diterima.
PDB = C + I + G + NX
atau dengan kata lain, PDB merupakan penjumlahan dari konsumsi, investasi,
pengeluaran pemerintah, dan net ekspor.
Karena persamaan di atas merupakan terjemahan matematis dari definisi
PDB dengan pendekatan pengeluaran, maka persamaan ini disebut juga
dengan persamaan identitas, yaitu persamaan identitas pendapatan nasional.
a. Pengeluaran Konsumsi
Komponen yang termasuk ke dalam variabel konsumsi adalah barang dan
jasa yang dibeli oleh rumah tangga, yang dapat berupa barang tahan lama,
barang tidak tahan lama, dan jasa. Yang dimaksud dengan barang tahan lama
adalah barang yang dapat bertahan dalam jangka waktu lama, seperti mobil
⚫ ESPA4110/MODUL 2 2.7
dan televisi; dan barang yang tidak tahan lama merupakan barang yang
bertahan dalam jangka pendek seperti makanan dan pakaian.
b. Investasi
Yang dimaksud dengan investasi adalah kegiatan yang dapat
meningkatkan kemampuan perekonomian dalam menghasilkan output di masa
depan, yang dapat berupa peningkatan stok fisik dari modal, maupun stok
nonfisik. Dengan konsep ini, tindakan membeli saham/obligasi merupakan
tindakan yang tidak dikategorikan ke dalam investasi. Tindakan yang dapat
dikategorikan sebagai investasi di antaranya adalah membangun rumah,
membeli mesin, penambahan persediaan produk perusahaan, dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Tindakan membangun rumah, membeli mesin,
penambahan persediaan produk perusahaan dikategorikan sebagai tindakan
untuk meningkatkan stok fisik dari modal, sementara tindakan peningkatan
kualitas SDM merupakan tindakan meningkatkan stok non-fisik dari modal.
c. Pengeluaran pemerintah
Yang termasuk ke dalam kategori pengeluaran pemerintah adalah
tindakan pemerintah dalam membeli barang/jasa seperti pembelian peralatan
militer dan pembangunan jalan. Namun, tindakan pemerintah yang
memberikan transfer kepada individu, seperti tindakan pemberian Bantuan
Langsung Tunai (BLT) sebagai kompensasi kenaikan harga BBM, tidak
dikategorikan sebagai pengeluaran pemerintah karena tindakan pemerintah ini
tidak menyebabkan perubahan kemampuan perekonomian dalam
memproduksi barang/jasa.
d. Ekspor Bersih
Komponen net ekspor ini merupakan komponen dalam PDB yang
menghitung transaksi perdagangan suatu negara dengan negara lainnya. Net
ekspor ini dapat menggambarkan besarnya permintaan luar negeri terhadap
barang yang dihasilkan oleh suatu negara. Nilai net ekspor ini dihitung dengan
mengurangkan antara nilai ekspor dengan nilai impor suatu negara. Negara
dengan nilai net ekspor yang positif berarti bahwa negara tersebut memiliki
nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impornya. Sebaliknya
jika negara tersebut memiliki net ekspor yang negatif, berarti nilai impor
negara tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai ekspornya.
Boks 1
2.8 Pengantar Ekonomi Makro ⚫
Indonesia menggunakan Rp2.511,3 triliun atau sekitar 63,5 persen (dari produk
domestik bruto/PDB pada 2007 yang mencapai Rp3.957,4 triliun) untuk konsumsi rumah
tangga (RT). Penggunaan PDB untuk konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 0,8
persen dibandingkan 2006 yang mencapai 62,7 persen. Hal tersebut diungkapkan Deputi
Bidang Neraca dan Analisa Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Slamet Soetomo, dalam
konferensi pers mengenai laporan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
2007 di Jakarta, Jumat (15/2), seperti dikutip dari Antara.
"Konsumsi rumah tangga masih cukup besar. Hal ini karena makin banyaknya penawaran
konsumsi rumah tangga. Di mal-mal kita temui kredit nol persen untuk keperluan rumah
tangga," kata Slamet Soetomo.
Data BPS juga menunjukkan, PDB untuk pembentukan modal tetap bruto atau investasi
fisik sebesar Rp983,8 triliun (8,3 persen) meningkat sebesar 0,8 persen dari 2006 yang
mencapai 24,9 persen. Sedangkan, penggunaan PDB untuk konsumsi pemerintah
mencapai Rp329,8 triliun atau menurun sebesar 0,3 persen dibanding 2006. Penurunan
juga terjadi pada transaksi ekspor dan impor. Penggunaan PDB untuk transaksi ekspor
2007 sebesar Rp1.162 triliun (29,4 persen) atau menurun sebesar 0,6 persen dari tahun
2006, sedangkan impor sebesar Rp1.002,5 triliun (25,3 persen) atau menurun 0,3
persen.
pendekatan pendapatan ini, akan dikupas terlebih dahulu apa yang dimaksud
dengan pendapatan.
Pendapatan pada dasarnya adalah balas jasa terhadap input/faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dalam perekonomian,
terdapat empat kelompok besar faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal,
sumber daya alam, dan keahlian/kewirausahaan. Masing-masing faktor
produksi ini akan memperoleh balas jasa masing-masing berupa upah, bunga
atas modal, sewa, dan laba usaha.
Tabel 2.1
Faktor Produksi dan Balas Jasa yang Diterima
PDB = w + r + S + π
Dimana w adalah upah, r adalah bunga modal, S adalah sewa, dan 𝜋 adalah
laba usaha.
Tabel 2.2
Contoh Perhitungan PDB dengan Pendekatan Produksi
*) nilai tambah dari kayu gelondongan sama dengan nilai pasarnya karena kayu gelondongan ini
merupakan input primer, yaitu input yang diperoleh langsung dari alam dan belum diolah
lebih lanjut.
kayu gelondongan (100) + dengan nilai tambah dari kayu gergajian (50)). Nilai
ekonominya bukanlah 250 (= nilai pasar kayu gelondongan (100) + kayu
gergajian (150)) karena jika nilai ekonomi kayu gergajian dihitung dengan
konsep ini, maka akan terjadi perhitungan ganda. Kenapa? Hal ini karena
nilai pasar dari kayu gergajian yang bernilai 150 pada dasarnya telah
memasukkan nilai pasar dari kayu gelondongan yang menjadi bahan dasar
untuk menghasilkan kayu gergajian. Hal yang sama juga diterapkan untuk
menghitung nilai ekonomi dari mebel, yaitu dengan menjumlahkan seluruh
nilai tambah yang tercipta.
Penjumlahan total dari nilai tambah ini merupakan nilai dari pendapatan
nasional. Bila diamati, nilai ini sama dengan nilai akhir dari mebel seperti yang
tercantum dalam Tabel 2.2 kolom 2.
Jika diamati lebih dalam, perhitungan PDB dengan pendekatan nilai
tambah ini pada dasarnya adalah perhitungan nilai ekonomi yang diciptakan
oleh sektor-sektor ekonomi yang terdapat di suatu negara. Pada Tabel 2.2 di
atas, input-input yang digunakan dalam proses produksi mebel di atas pada
dasarnya dapat dikelompokkan atas tiga kelompok sektor ekonomi, yaitu
sektor primer (kayu gelondongan), sektor industri (kayu gergajian dan
kerangka mebel), dan sektor perdagangan (mebel). Jadi secara tidak langsung
perhitungan PDB dengan pendekatan nilai tambah ini merupakan perhitungan
PDB yang dilakukan per sektor ekonomi. Di Indonesia, hasil perhitungan PDB
dengan pendekatan nilai tambah ini disajikan menurut sembilan sektor
ekonomi.
Tabel 2.3
Perhitungan Pendapatan Nasional per Sektoral
Boks 2
Sektor Pertanian Kontributor terbesar Pertumbuhan Ekonomi
Menanggapi capaian sektor pertanian, Kepala BPS, Rusman Heriawan, berkata: “Ini
baru kali pertama terjadi. Ini adalah rahmat tak terduga di saat terjadi euphoria
⚫ ESPA4110/MODUL 2 2.13
Kontribusi sektor pertanian tahun 2007 sebesar 1,3% melebihi kontribusi sektor
industri dan perdagangan yang kali ini menyumbang masing-masing 1,2%. Berdasarkan
nilai sumbang sektor pertanian pada triwulan III 2007 mencapai angka 157 triliun.
Artinya naik sekitar Rp 22,6 triliun dibanding capaian pada triwulan II 2007 yang
mencapai Rp 134,4 triliun.
Menurut Rusman, meski sektor pertanian mencatat pertumbuhan paling tinggi, tapi
bobot paling besar dalam produk domestik bruto (PDB) tetap diduduki sektor industri.
Sektor ini pada pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2007 menyumbang 1,2 persen.
Jika dilihat per kuartal, PDB pada kuartal ketiga 2007 meningkat 3,9 persen
dibandingkan kuartal sebelumnya. Sementara secara kumulatif, PDB Indonesia hingga
triwulan ketiga 2007 dibandingkan periode sama tahun 2006, tumbuh 6,3 persen.
Besaran PDB pada tiga kuartal pertama di 2007 mencapai Rp 2.901,3 triliun. Nilai ini
meningkat dibanding periode sama tahun 2006 yang sebesar Rp 2.464,8 triliun.
Depkeu sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga hanya
akan mencapai 6,2-6,4 persen. Sedangkan hingga akhir tahun, proyeksi pertumbuhan
ekonomi diperkirakan sebesar 6,2-6,3 persen.
L A T IH A N
1) Jawaban untuk pertanyaan nomor satu ini berhubungan dengan nilai pasar
dari berbagai output akhir yang dihasilkan oleh sebuah negara dalam
periode waktu tertentu.
2) Hubungan jawaban pertanyaan dua dengan ada atau tidaknya nilai pasar
dari barang dan jasa yang ilegal. Nilai pasar diberikan kepada barang dan
jasa yang masuk pasar resmi.
3) Ada beberapa frase kunci pada definisi PDB. Frase ”...akhir...” akan
berhubungan dengan jenis output yang dihitung dalam PDB. Jenis output
yang dihitung dalam PDB diketahui tidak berjenis output antara.
4) Variabel konsumsi dalam PDB berasal dari barang jenis apakah yang
biasa dikonsumsi sektor rumah tangga. Biasanya barang yang dikonsumsi
rumah tangga adalah barang tahan lama, barang yang tidak tahan lama,
dan jasa.
5) PDB dengan pendekatan pendapatan berhubungan dengan balas jasa yang
diperoleh oleh para pemilik faktor produksi. Dalam perekonomian,
terdapat empat kelompok besar faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal,
sumber daya alam, dan keahlian/kewirausahaan. Masing-masing faktor
produksi ini akan memperoleh balas jasa masing-masing berupa upah,
bunga atas modal, sewa, dan laba usaha.
RA N GK U MA N
TE S FO R MA TI F 1
D. value added
4) Barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga dalam penghitungan PDB
termasuk ke dalam komponen ....
A. konsumsi
B. produksi
C. pengeluaran government
D. investasi
Kegiatan Belajar 2
Tabel 2.4.
Ilustrasi Pengukuran PDB Nominal dan PDB Riil
Jumlah
Jumlah Harga
Harga Padi produksi
Tahun Produksi Jagung
(Rp/Kg) Jagung
Padi (Kg) (Rp/Kg)
(Kg)
2004 200 100 100 50
2005 300 150 200 100
2006 400 200 300 150
2007 500 250 400 200
2.18 Pengantar Ekonomi Makro ⚫
perbandingan antara PDB nominal dan PDB riil. Deflator PDB dirumuskan
sebagai:
PDB Nominal
PDB deflator = × 100
PDB Rill
Karena PDB nominal dan PDB riil pasti sama pada tahun dasar, PDB
deflator pada tahun dasar selalu sama dengan 100. PDB deflator pada tahun
yang berurutan mengukur perubahan PDB nominal dari tahun pokoknya yang
tidak disebabkan oleh perubahan PDB riil. Deflator PDB mengukur tingkat
harga-harga saat ini relatif terhadap tingkat harga-harga di tahun pokok.
Tabel 2.5.
PDB Indonesia Berdasarkan Pendekatan Pengeluaran
(dalam ribuan rupiah)
LA T IH A N
1) Riil berarti sesuai dengan kenyataan, dan biasanya bersifat tetap (konstan).
PDB riil menghitung produksi barang dan jasa dengan menggunakan
harga konstan.
2) Perlu diingat bahwa PDB Nominal menghitung PDB berdasarkan harga
yang berlaku. Jadi peningkatan PDB yang terjadi bisa disebabkan karena
peningkatan harga, bukan peningkatan output seperti yang diharapkan.
Hal ini menjadikan PDB nominal rancu untuk digunakan sebagai indikator
kinerja perekonomian.
⚫ ESPA4110/MODUL 2 2.23
RA N GK U MA N
TE S FO R MA TI F 2
2) Jika Suatu nilai yang mencerminkan harga barang dan jasa disebut ....
A. PDB Riil
B. PDB Nominal
C. PNB
2.24 Pengantar Ekonomi Makro ⚫
D. PDB Deflator
Kegiatan Belajar 3
S ebelum ini kita telah membahas tentang produk domestik bruto nominal
dan PDB riil dan penghitungan PDB deflator, kemudian pembahasan akan
dilanjutkan indikator lain yang digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi
suatu negara. Untuk lebih jelasnya silakan Anda baca sajian berikut ini.
Mengamati kelemahan yang dimiliki oleh PDB, digunakanlah berbagai
indikator untuk mengakomodasi berbagai kelemahan PDB tersebut. Di antara
indikator perhitungan kinerja ekonomi yang berkembang adalah Produk
Nasional Bruto (PNB), Pendapatan Nasional Neto (PNN), Pendapatan
Nasional, Pendapatan Persolan, dan Pendapatan Disposable.
output, maka PNB nominal mengukur nilai rupiah dari output. Rasio dari PNB
nominal ke PNB riil adalah harga dari PNB yang disebut dengan deflator PNB.
PNB nominal
PNB riil =
deflator PNB
3. Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional (National Income); untuk memperoleh gambaran
tentang total penerimaan yang diperoleh oleh faktor produksi dalam negeri,
maka dikembangkan variabel Pendapatan Nasional (PN). Seperti yang
diketahui, penerimaan yang diperoleh faktor produksi sebenarnya tidak hanya
berupa upah, bunga atas modal, sewa, dan laba usaha yang merupakan imbalan
atas faktor produksi yang dimilikinya, namun juga dapat berupa subsidi yang
diberikan pemerintah.
Contoh nyata yang baru-baru ini diberikan pemerintah adalah dana BLT
(bantuan langsung tunai) yang merupakan dana kompensasi kenaikan harga
BBM bagi keluarga miskin. Dana ini, meskipun tidak diperoleh dari aktivitas
penawaran faktor produksi yang dilakukan rumah tangga, namun menjadi
sumber penerimaan rumah tangga. Perbedaannya dengan PNN adalah bahwa
pendapatan nasional tidak menghitung pajak usaha tidak langsung dan
menghitung subsidi usaha. Selain itu ketidakcocokan statistika juga
membedakan antara PNN dengan pendapatan nasional.
4. Pendapatan Perseorangan
Pendapatan perseorangan didefinisikan sebagai pendapatan yang diterima
rumah tangga dan usaha yang bukan perusahaan. Pendapatan perorangan tidak
2.28 Pengantar Ekonomi Makro ⚫
5. Pendapatan Perorangan
Pendapatan perorangan yang dapat dibelanjakan (disposable personal
income) adalah pendapatan yang tersisa dalam rumah tangga dan usaha bukan
perusahaan setelah semua kewajiban pada pemerintah dibayar. Pendapatan ini
adalah alat ukur untuk mengamati berapa banyak nominal uang yang
sebenarnya dimiliki oleh individu dalam perekonomian yang dapat digunakan
untuk membeli barang/jasa yang dibutuhkannya, dengan konsep perhitungan
yang dapat diamati pada bagan di atas.
Adapun perhitungan masing-masing jenis pendapatan di atas adalah
sebagai berikut:
PDB = C + I + G + NX
+ Pendapatan Faktor Produksi Domestik yang terdapat di Luar Negeri
- Pendapatan Faktor Produksi Asing yang terdapat di Dalam Negeri
= PNB (Produk Nasional Bruto)
= Penyusutan
= Pendapatan Nasional Neto (PNN)
- Pajak Tidak Langsung
+ Subsidi
= Pendapatan Nasional
- Laba ditahan
- Pembayaran Asuransi
+ Pendapatan bunga personal dari pemerintah dan konsumen
+ Penerimaan bukan balas jasa
= Pendapatan Personal (PI)
- Pajak Langsung
= Pendapatan Disposable
Pada tabel berikut disajikan contoh perhitungan berbagai indikator kinerja
ekonomi Indonesia pada tahun 2002.
⚫ ESPA4110/MODUL 2 2.29
Tabel 2.7
Penghitungan Pendapatan Nasional Indonesia, 2000 (triliun rupiah)
LA T IH A N
1) Kata kunci untuk jawaban pertanyaan nomor satu ini adalah menghitung
pendapatan dari seluruh warga negara, baik yang ada di dalam ataupun
luar negeri.
2) Perhatikan kata ”depresiasi” untuk menjawab pertanyaan nomor dua ini.
3) Kaitkan jawaban nomor tiga ini dengan definisi dari kata ”perseorangan”
yang berarti individu dan usaha yang bukan perusahaan.
4) Seperti kita ketahui pendapatan yang dapat dibelanjakan tentunya
pendapatan yang ada di tangan kita. Hubungkan jawaban ini dengan pajak,
dan instrumen lain yang sekiranya mengurangi gaji kita sebelum kita dapat
membawanya pulang dan membelanjakannya.
5) Pendapatan tertahan merupakan suatu alat ukur. Kalimat kuncinya adalah
alat ukur untuk mengamati berapa banyak nominal uang yang sebenarnya
dimiliki.
RA N GK U MA N
1) D 1) C 1) D
2) C 2) D 2) C
3) B 3) A 3) C
4) A 4) C 4) D
5) D 5) C 5) C
⚫ ESPA4110/MODUL 2 2.35
Daftar Pustaka
Parkin, Michael. (2008). Economics. 8th edition. USA: Person Edication, Inc.