Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Mekanisme Konsep Dan Perhitungan Nilai Tambah

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu


Mata Kuliah: Ekonomi Regional
Dosen Pengampu: Erwina Kartika Devi, M.E

Disusun Oleh:
ZULFI
(ES.211030)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
STIE SYARI’AH AL-MUJADDID
TANJUNG JABUNG TIMUR
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat, nikmat
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tidak
lupa kita hadiahkan kepada sang junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW
Tidak lupa pula penyusun ucapakan terimakasih kepada Ibuk Erwina Kartika
Devi, M.E selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi Regional. Penyusun
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang hal-
hal yang berkaitan dengan makalah yang ber judul “mekanisme konsep dan
perhitungan nilai tambah”.
Penyusun menyadari walaupun makalah ini telah disusun semaksimal
mungkin, tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak disengaja.
Maka dari itu penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Terima kasih.

Muara Sabak Barat, 04 Oktober 2023

Zulfi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3

A. Konsep dan pengertian nilai tambah ............................................................ 3

B. Nilai tambah bruto.......................................................................................... 5

C. Contoh perhitungan nilai tambah................................................................... 5

D. Pendapatan regional atas dasar harga berlaku dan konstan............................ 7

BAB III PENUTUP................................................................................................ 8

A. Kesimpulan .................................................................................................... 8

B. Saran............................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu data
statistik yang digunakan untuk menilai kinerja ekonomi secara makro di suatu
wilayah dalam periode waktu tertentu.Dua kriteria kinerja ekonomi makro yang
terkait dengan PDRB ialah laju pertumbuhan ekonomi dan kontribusi sektor-sektor
ekonomi.Untuk melihat pergeseran kontribusi sektor ekonomi dapat dilakukan
dengan mengkaji PDRB atas dasar harga berlaku.Sedangkan untuk mengetahui laju
pertumbuhan ekonomi dalam periode waktu tertentu menggunakan analisis terhadap
PDRB atas dasar harga konstan.
Dalam upaya mengetahui perkembangan ekonomi makro secara dini dan
berkesinambungan, maka kajian terhadap PDRB tersebut disusun dalam jangka
triwulan pada tahun berjalan. Lebih lagi, dalam era otonomi daerah saat ini, daerah
dituntut kemandiriannya untuk mempercepat laju pembangunan dan menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi daerah sangat bergantung
pada keberhasilan pergerakan seluruh sektor ekonomi dalam mempercepat laju
pembangunan, yang ditunjukkan oleh berhasil tidaknya pembangunan ekonomi
diberbagai bidang atau sektor.
PDRB mencerminkan nilai produksi yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi
yang ada di suatu daerah, dan biasanya dalam periode tertentu dalam hal ini adalah
triwulanan Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sangatlah diperlukan
perhitungan Produk Domestik Regional Bruto dalam rentang waktu yang lebih
pendek yakni setiap tiga bulanan, untuk mengetahui perkembangan perekonomian
lebih dini dari waktu ke waktu

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini
antara lain :
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Mekanisme Konsep Pendapatan Regional?
2. Bagaimana Perhitungan Nilai Tambah?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan makalah diatas maka tujuan dalam makalah ini
Antara lain :
1. Mengetahui Penjelasan Mekanisme Konsep Pendapatan Regional
2. Dapat Memahami Perhitungan Nilai Tambah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Pengertian Nilai Tambah


Dalam membicarakan pendapatan dan pertumbuhan regional, sangat perlu
diketahui tentang arti nilai tambah. Salah pengertian yang biasa terjadi adalah apabila
orang menganggap bahwa pendapatan regional adalah identik dengan nilai produksi
yang dihasilkan diwilayah tersebut. Nilai produksi tidak sama dengan nilai tambah
karena di dalam nilai produksi telah terdapat nilai produksi diantara (intermediate
cost), yaitu biaya pembelian/biaya perolehan dari sektor lain yang telah dihitung
sebagai produksi di sektor lain atau berasal dari impor (dihitung sebagai nilai
produksi di Negara pengekspor).1
Menghitung pendapatan produksi sebagai pendapatan regional bisa
mengakibatkan perhitungan ganda (double - counting). Misalnya, seorang tukang kue
menghasilkan 100 buah kue perhari yang dijualnya dengan harga Rp 300,00
sehingga nilai penjualannya/nilai produksinya adalah Rp 30.000,00. Padahal untuk
menghasilkan kue tersebut dia terpaksa membeli berbagai jenis input seperti tepung
beras, gula, kelapa, vanili, minyak goreng, dan bahan bakar. Bahan-bahan yang di
gunakan telah dihitung disektor lain. Misalnya, beras dihitung disektor pertanian dan
di sektor industri penggilingan beras menjadi tepung, gula telah dihitung di sektor
pertanian dan minyak goreng disector industri.
Jika bahan baku di impor dari Negara lain, berarti nilai bahan baku itu telah
dihitung sebagai pendapatan wilayah lain. Bahan-bahan yang berasal dari sektor lain
disebut “biaya antara” (intermediate). Pada umumnya yang termasuk nilai tambah
dalam suatu kegiatan produksi/jasa adalah berupa gaji/upah, laba,sewa tanah, dan
bunga uang yang dibayarkan (bagian dari biaya), penyusutan danpajak tidak
langsung (neto).
1
Robinson Tarigan.ekonomi regional ; teori dan aplikasi,edisi revisi, jakarta : bumi
Aksara.2014.h.13

3
Nilai tambah bruto terdiri atas:
a. Upah dan gaji,
b. Laba,
c. Sewa tanah,
d. Bunga uang,
e. Penyusutan.
f. Pajak tidak langsung neto.
g. Farm gate

B. Nilai Tambah Bruto


Nilai Tambah Bruto (NTB) merupakan hasil pengurangan dari nilai output
dengan biaya antaranya, atau apabila dirumuskan menjadi :
NTB = Output - Biaya Antara

NTB atau nilai tambah bruto merupakan penjumlahan dari seluruh besaran nilai
tambah bruto dari seluruh unit produksi yang berada pada wilayah tertentu dalam
jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun namun dalam hal kajian ini adalah dalam
kurun waktu triwulanan. Dengan demikian pengertian total output dalam suatu
wilayah merupakan penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) dari
seluruh proses produksi, bukan penjumlahan dari seluruh outputnya sebab terdapat
inter-relasi antara satu proses produksi yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh,
produksi pisang akan menjadi input antara bagi industri pisang goreng, industri
kripik dan sebagainya.
Oleh karena itu, apabila dijumlahkan seluruh output dari semua proses produksi,
akan terjadi penghitungan ganda/ duplikasi. Jelaslah, bahwa yang dihitung bukanlah
outputnya tetapi nilai tambah (NTB).2

2
https://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_Tambah_Bruto#cite_note-2. Diakses pukul 15:10
tanggal 07-10-2023. Muara sabak barat.

4
C. Contoh Perhitungan Nilai Tambah
Misalnya, seorang, seorang petani mengolah sebidang tanah seluas 1 hektar
yang ditanami jagung. Untuk memproduksi jagung, petani tersebut mengeluarkan
biaya sebagai berikut:
 Membeli bibit 25 kg @ Rp 8.000,00 = Rp 200.000,00
 Menyewa traktor untuk lahan 1 ha = Rp 300.000,00
 Tenaga kerja yang digaji 50 hk @ Rp 8.000,00 = Rp 400.000,00
 Pupuk 250 kg @Rp 2.000,00 = Rp 500.000,00
 Pestisida 10 ltr @ Rp 10.000,00 = Rp 500.000,00
 Sewa mesin pipil = Rp 500.000,00
 Total pengeluaran = Rp 2.500.000,00
 Hasil produksi 5.000 kg @ Rp 10.000,00 = Rp 5.000.000,00·
 Keuntungan = Rp 2.600.000,00

Dari contoh di atas, biaya diantaranya adalah bibit, pupuk, dan pestisida
sebesarRp 1.200.000,00 sehingga nilai tambah dari kegiatan tersebut adalah
Rp5.000.000,00-Rp 1.200.000,00 = Rp 3.800.000,00. ini adalah bagian yang bisa
diamati oleh masyarakat setempat seandainya seluruh fakto-faktor produksi itu
dimiliki oleh masyarakat setempat dengan catatan dari penghasilan tersebut masi
hperlu di kurangkan biaya penyusutan dan pajak yang mungkin ditagih pemerintah.

Terhadap contoh di atas perlu dipersoalkan lebih lanjut beberapa hal


sebagaiberikut:

1. Seandainya selain tenaga kerja yang digaji yang disebutkan diatas, juga
ada tenaga anggota keluarga yang turut bekerja (tidak dibayar), kata
kanlah sebanyak 20 hk. Apakah akan mengubah nilai tambah dari kegiatan
tersebut? Jawabnya adalah tidak, karena nilai tenaga keluarga yang tidak
dibayar tersebut tercakup dalam keuntungan petani, yang merupakan unsur
nilai tambah.
2. Seandainya petani itu bukan pemilik lahan, sehingga harus menyewa
sebesar Rp 500.000,00 untuk sekali tanam, apaka akan mengubah total

5
nilai tambah? Jawabnya tidak, hanya saja pengeluaran petani naik Rp
500.000,00 sehingga keuntungan turun Rp 500.000,00. baik tanah maupun
keuntungan adalah nilai tambah.
3. Seandainya petani itu tidak memiliki cukup modal untuk membeli
bibit,pupuk, dan insektisida sehingga ia terpaksa meminjam uang dari
pihak ketiga dan setelah panen ia harus mengembalikan pinjaman
ditambah bunga, misalnya Rp 400.000,00 apakah hal itu akan mengubah
total nilai tambah? Jawabnya adalah tidak, karena hal ini hanya akan
menambah biaya bunga Rp400.000,00 dan mengurangi laba dengan
jumlah yang sama. Baik bunga maupun keuntungan adalah unsur dari nilai
tambah.

Dari contoh di atas, ada yang perlu dipersoalkan, yaitu penyewaan traktor
atau mesin pipil. Apakah kegiatan tersebut nilai tambahnya dihitung disektor
pertanian. Atau dihitung disektor masing- masing, misalnya pada sektor jasa.
Kuncinya adalah apakah perusahaan persewaan itu dianggap sebuah sektor sendiri.
Apabila dihitung pada kedua sektor maka terjadi perhitungan ganda. Dalam hal ini
alat pertanian tersebut di asumsikan milik perorangan sehingga tidak tercakup dalam
jasa perusahaan persewaan, sehingga nilai tambah dimasukkan pada sektor pertanian.
Dari contoh di atas terlihat bahwa kegiatan petani untuk menanam jagung,
membuka peluang bagi berbagai sektor/pihak lain untuk meningkatkan aktivitasnya.
Adanya lapangan kerja bagi pencari kerja, peningkatan permintaan akan
bibit/pupuk/pestisida, meningkatnya penerimaan penyewaan traktor/penyewaan
mesin pipil, pemilik tanah mendapat sewa, pemilik modal mendapat bunga, dan
petani mendapat laba. Ini semua tidak akan terjadi, seandainya tidak ada investor
yang berniat melakukan kegiatan bisnis dan lahan itu tetap dibiarkan terolah. Hal
yang dikemukakan di atas berdampak langsung dan tidak langsung seperti
meningkatnya perdagangan,transportasi, dan kegiatan jasa.
Demikian juga ada dampak lanjutan di mana kenaikan pendapatan berbagai pihak
tersebut sebagian akan dibelanjakannya dan hal ini menciptakan pengganda
pendapatan.

6
D. Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan
Seperti telah diuraikan diatas, angka-angka pendapatan regional menggambarkan
adanya kenaikan ataupun penurunan tingkat pendapatan masyarakat di daerah tersebut.
Kenaikan atau penurunan tersebut dapat dibedakan oleh dua faktor :
1. Kenaikan/penurunan riil yaitu kenaikan/penurunan tingkat pendapatan
yang tidak dipengaruhi oleh faktor perubahan harga. Bila terjadi kenaikan
riil pendapatan penduduk berarti daya beli penduduk di daerah tersebut
meningkat.
2. Kenaikan/penurunan pendapatan yang disebabkan karena adanya faktor
perubahan harga. Bila terjadi kenaikan pendapatan yang hanya disebabkan
karena adanya inflasi (menurunnya nilai uang) akan melemahkan daya beli
masyarakat.

Oleh karena itu untuk mengetahui pendapatan yang sebenarnya (riil), faktor
inflasi ini terlebih dahulu harus dikeluarkan. Pendapatan regional dengan faktor inflasi
yang masih ada didalamnya merupakan pendapatan regional atas dasar harga berlaku.
Sedangkan pendapatan regional dengan faktor inflasi yang sudah ditiadakan
merupakan pendapatan regional atas dasar harga konstan. Dengan alasan inilah, maka
pendapatan regional perlu disajikan dalam dua bentuk, yaitu atas dasar yang berlaku
dan atas dasar harga konstan.3

3
Rahardjo Adisasmita, Teori-Teori Pembangunan Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi dan
Pertumbuhan wilayah, cetakan pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta,2013, h. 4.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendapatan Regional merupakan ukuran ekonomi yang menilai kinerja ekonomi
suatu wilayah. Salah satu indikator utama yang digunakan untuk mendapatkan
ukuran pendapatan regional adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
NTB atau nilai tambah bruto merupakan penjumlahan dari seluruh besaran nilai
tambah bruto dari seluruh unit produksi yang berada pada wilayah tertentu dalam
jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. PDRB atas dasar harga konstan digunakan
untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi pada suatu periode ke periode (tahun ke
tahun atau triwulan ke triwulan).

B. Saran
Demikianlah makalah tentang mekanisme konsep dan perhitungan nilai tambah
Diindonesia yang telah kami paparkan. Kami menyadari makalah jauh dari sempurna
maka dari itu kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk
perbaikan makalah ini. Harapan pemakalah, semoga makalah ini dapat memberi
pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua.

8
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo, Teori-Teori Pembangunan Ekonomi, Pertumbuhan


Ekonomi dan Pertumbuhan wilayah, cetakan pertama, Graha Ilmu,
Yogyakarta,2013,

https://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_Tambah_Bruto#cite_note-2. Diakses pukul


15:10 tanggal 07-10-2023. Muara sabak barat.

Tarigan, Robinson.ekonomi regional ; teori dan aplikasi,edisi revisi, jakarta : bumi


Aksara.2014.

Anda mungkin juga menyukai