Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

EKONOMI MIKRO
“Analisis Biaya Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Padi di Desa Ciliang
Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran ”

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ekonomi mikro)

Disusun Oleh :

Iqbal Muhammad Ath Har

NIM : 5009210017

AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia – Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini sesuai dengan
waktunya. Kami mencoba berusaha menyusun laporan praktikum ini sebaik
mungkin dengan harapan dapat membantu pembaca dalam memahami mata
kuliah Ekonimi Mikro.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan laporan praktikum Ekonomi
Mikro ini masih ada kekurangan sehingga kami berharap saran dan kritik dari
pembaca sekalian khususnya dari dosen mata kuliah Ekonomi Mikro agar dapat
meningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Pangandaran, 18 Januari 2023

Penyusun

PAGE \* MERGEFORMAT ii
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM................................................................................................1
EKONOMI MIKRO..........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Praktikum.............................................................1
1.2. Tujuan Praktikum...............................................................................................3
1.3. Manfaat Praktikum.............................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI PRAKTIKUM...................................................................................4
2.1. Teori Biaya Produksi..........................................................................................4
2.2. Konsep Penerimaan dan Pendapatan..................................................................6
BAB III..............................................................................................................................8
METODE PELAKSANAAN PRAKTEK..........................................................................8
3.1. Metode Dasar Praktek........................................................................................8
BAB IV..............................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................9
4.1 Gambaran Umum Lokasi Pelaksanaan Praktek dan Karakterristik Responden. .9
4.2 Analisi Biaya......................................................................................................9
4.3. Analisi Penerimaan dan Pendapatan.................................................................12
BAB V.............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
5.1. Kesimpulan......................................................................................................14
5.2. Saran................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

PAGE \* MERGEFORMAT ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Praktikum
Usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir fa
ktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberi
kan manfaat sebaik-baiknya.Usahatani merupakan cara-cara menentukan, m
engorganisasikan, dan mengkoordinasi penggunaan faktor-faktor produksi see
fektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan
semaksimal mungkin (Suratiyah, 2008).

Kelayakan ekonomi usahatani berkaitan erat dengan masalah


pengambilan keputusan manajemen, karena pengambilan keputusan secara
tepat dalam pelaksanaan aktivitas usahatani akan meningkatkan kelayakan
ekonomi usahatani tersebut (Suharyanto dkk, 2013). Harus diakui bahwa
pengambilan keputusan yang menyangkut masalah produksi pertanian sangat
dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian (uncertainty), karena selain usahatani
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dikontrol (faktor internal),
usahatani juga dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar kontrol petani (faktor
eksternal) (Prihtanti, 2014).
Beberapa alat pengambilan keputusan kuantitatif yang juga berfungsi
sebagai indikator kelayakan ekonomi ialah : 1) Pendapatan atau keuntungan
absolut Pendapatan atau yang disebut juga keuntungan absolut digunakan
terutama bagi usaha atau bisnis yang ditujukan untuk mencari keuntungan
absolut. Pendapatan atau keuntungan absolut adalah selisih antara penerimaan
total dengan biaya produksi total. Secara matematis definisi ini dinyatakan
dengan rumus : π = TR – TC di mana : π = pendapatan/keuntungan absolut
TR = total revenue/penerimaan total TC = total cost/biaya produksi total
Usaha atau bisnis dinyatakan layak (feasible) jika π > 0. Jika π < 0 usaha atau
bisnis dinyatakan tidak layak, sedangkan jika π = 0 usaha dinyatakan impas.
Perolehan pendapatan merupakan motivasi bagi petani untuk berusahatani
guna Jurnal Envira Volume 2 Nomor 1 Desember 2016

PAGE \* MERGEFORMAT ii
2) R/C Ratio (Revenue-Cost Ratio) R/C Ratio merupakan rasio atau
nisbah antara penerimaan total dan biaya produksi total yang secara
matematis dinyatakan dengan rumus : R/C Ratio = TR TC Usaha atau bisnis
dinyatakan layak (feasible) jika R/C Ratio > 0. Jika R/C Ratio < 0 usaha atau
bisnis dinyatakan tidak layak, sedangkan jika R/C Ratio = 0 usaha dinyatakan
impas. Semakin besar nilai R/C Ratio maka usaha atau bisnis akan semakin
menguntungkan, sebab penerimaan yang diperoleh produsen dari setiap
pengeluaran biaya produksi sebesar 1 unit akan semakin besar (Fitriadi dan
Nurmalina, 2008). 3) π/C Ratio (Income-Cost Ratio) π/C Ratio merupakan
rasio atau nisbah antara pendapatan atau keuntungan absolut dengan biaya
produksi total. Secara matematis dinyatakan dengan rumus : π/C Ratio = π
TC Usaha atau bisnis dikatakan layak apabila nilai π/C Ratio > tingkat bunga
bank yang berlaku. Nilai π/C Ratio merupakan salah satu alat keputusan
investasi, karena nilai π/C Ratio yang lebih besar daripada tingkat bunga bank
yang berlaku menunjukkan bahwa adalah lebih menguntungkan jika
pengusaha menginvestasikan dananya dalam kegiatan usaha dibandingkan
menabung di bank (saving). 4) Break Even Point (BEP) atau titik impas
Break Even Point (BEP) atau titik impas adalah titik di mana pengusaha atau
produsen tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Titik impas
digunakan untuk mempelajari hubungan antara penjualan, produksi, harga
jual, biaya, dan rugi laba. Berdasarkan hubungan tersebut maka menurut
Lumintang (2013) analisis BEP dapat digunakan untuk beberapa hal, yaitu :
a. Perencanaan laba (profit planning) Melalui analisis titik impas dapat
ditentukan volume usaha yang diperlukan guna menghasilkan tingkat laba
tertentu yang merupakan bagian penting dari perencanaan laba. b. Perubahan
biaya Dampak dari setiap perubahan biaya dapat diketahui dengan melakukan
analisis BEP, di mana manajer dapat memproyeksikan berbagai hasil yang
bisa diperoleh dari bermacam-macam alternatif sebelum mengambil
keputusan akhir. c. Perubahan harga Perubahan harga, terutama penurunan
harga dapat menyebabkan penurunan keuntungan yang diperoleh produsen
atau pengusaha. Analisis BEP dapat digunakan sebagai salah satu acuan
penentuan batas aman penurunan harga yang masih memberikan keuntungan

PAGE \* MERGEFORMAT ii
bagi produsen. d. Penentuan harga jual Analisis BEP harga merupakan cara
untuk menentukan harga pokok suatu produk. Perbandingan antara harga
pokok dengan harga jual akan menentukan besaran keuntungan yang
diperoleh produsen atau pengusaha. Analisis BEP terdiri atas 3 komponen,
yaitu : a. BEP Penerimaan, dinyatakan dengan rumus : BEP Penerimaan = FC
1− VC TR Keterangan : FC = Biaya tetap VC = Biaya variabel b. BEP
Produksi, dinyatakan dengan rumus : BEP Produksi = FC P−AVC
Keterangan : AVC = Biaya variabel rata-rata c. BEP harga, dinyatakan
dengan rumus : BEP Harga = TC Q Hasil analisis BEP akan menunjukkan
tingkat penerimaan, produksi, dan harga di mana produsen atau pengusaha
tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. 5) Perubahan harga
Perubahan harga, terutama penurunan harga produk biasanya menimbulkan
kekuatiran pada produsen akan penurunan jumlah keuntungan yang akan
diperoleh. Analisis perubahan harga bertujuan membandingkan antara harga
BEP dengan harga aktual. Perbandingan tersebut akan menentukan batas
aman penurunan harga yang dapat ditolerir bagi produsen, di mana produsen
masih dapat memperoleh keuntungan dan aktivitas usaha masih layak untuk
dijalankan (Suratiyah, 2008). Faktor harga merupakan indikator ekonomi
yang mampu mendorong petani untuk mengalokasikan sumberdaya yang
dimiliki, dalam hal ini faktor-faktor produksi Jurnal Envira Volume 2 Nomor
1 Desember 2016.
1.2. Tujuan Praktikum
1.Untuk mengetahui teori biaya produksi, konsep penerimaan dan
pendapatan
2.Untuk mengetahui analisis biaya
3.Sebai pemenuhan terhadap tugas praktikum matakuliah ekonomi mikro.
1.3. Manfaat Praktikum
Mampu menghitung analisis biaya, penerimaan, dan pendapatan usahatani
padi sawah di Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.

PAGE \* MERGEFORMAT ii
BAB II
TINJAUAN TEORI PRAKTIKUM

2.1. Teori Biaya Produksi


Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dapat di ukur dengan
uang, baik yang telah,sedang maupun yang akan di keluarkan untuk
menghasilkan suatu produk.Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang
di lakukan oleh perusahaan untuk memperoleh factor- factor produksi dan
bahan -bahan mentah yang akan di gunakan untuk menciptakan barang-
barang yang di produksikan perusahaan tersebut. Untuk menghasilka barang
atau jasa perlu factor factor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal,
dan keahlian pengusaha. Semua factor produksi yang di pakai merupakan
pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran yang
menentukan harga pokok barang.Input yang di gunakan untuk memproduksi
output tersebut sering di sebut biaya oportunis. Biaya oportunis sendiri
merupakan biaya suatu factor produksi tang memiliki niali maksimum yang
menghasilkan output dalam suatu penggunaan alternatif. Biaya peroduksi
dapat meliputi unsur-unsur sebgai berikut:

1. Sarana produksi yang meliputi.benih.pupuk.dan pestisida


2. Upah tenaga kerja yang meliputi tenaga kerja dalam keluarga dan luar
keluarga
3. Penyusutan peralatan
4. Sewa lahan bagi petani yang menyewa dan pajak (PBB) bagi petani yang
lahannya milik sendiri.

Jenis jenis biaya froduksi menurut perilakunya dalam hubungannya


dengan volume kegiatan.Keberhasilan dalam perencanaan dan pengendalian
biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh mengenai hubungan
antara terjadinya biaya dan kegiatan bisnis .telaah dan analisis yang
cermat.yang mempengaruhi kegiatan bisnis terhadap biaya umumnya akan
menghasilkan pengelongan setiap jenis pengeluaran ke dalam biaya

PAGE \* MERGEFORMAT ii
tetap.variabel .atau semi variabel.

1. Biaya tetap atau fixed cost (FC)

Biaya tetap umumnya didefinikasi sebagai biaya yang relative tetap


jumlahnya,Dan terus dikeluarkan walaupun froduksi yang diperoleh
banyak atau sedikit. Jadi Besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada
besar kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya tetap ini beragam, dan
kadang kadang tergantung daei peneliti apakah mau memberlakukan
variabel itu sebagai biaya tetap antara lain sewa tanah.pajak.alat
pertanian.dan iuran irigasi. Biaya variabel atau variabel cost (VC)

Biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefinisikan


swbagai biaya yang besar kecilnya di pengaruhi oleh produksi yang di
peroleh. Contohnya adalah biaya untuk sarana produksi. Kalau
menginginkan produksi yang tinggi, maka tenaga kerja perlu di tambah,
pupuk juga perlu di tambah dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya
berubah-ubah tergantung dari besar kecilnya produksi yang di inginkan.
Kesilitan dalam menghitung biaya usahatani biasanya timbul bila tanaman
yang di usahakan itu lebih dari satu macam tanaman. Dalam analisis usaha
tani, sering di lakukan dengan dua cara yaitu analisis finansial dan analisis

Berdasarkan hal tersebut biaya variabel adalah biaya yang secara


total berubah proposional seiring dengan perubahan kegiatan produksi.
Biaya variabel meliputi biaya bahan langsung ,pekerja langsung, bahan
penolong tertentu,biaya pengerjaan ulang. Biasanya biaya variabel dapat
secara langsung didentifikasikan dengan kegiatan yang mengakibatkan
adanya biaya tersebut. Contoh biaya variabel : bahan material, bahan
bakar, upah buruh langsung, biaya energi, reklamasi,biaya lembur.

Jenis biaya variabel dapat di bedakan sebagai berikut:

a) Biaya variabel total atau biaya variabel cost (TVC)


Biaya variabel total merupakan seluruh biaya yang harus di
keluarkan selama masa produksi output dalam jumlah tertentu

PAGE \* MERGEFORMAT ii
untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya.
Dimisalkan bahwa factor produksi yang dapat berubah jumlahnya
adalah tenaga kerja. Setiap tenaga kerja yang di gunakan
memperoleh pendapatan sebesar RP 50.000,-. Bahan- bahan
mentah merupakan variabel yang berubah jumlah dan nilainya
dalam proses produksi. Semakin tinggi produksi, semakin banyak
bahan mentah yang di perlukan. Oleh sebab itu, biaya berubah
biasanya merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja
yang digunakan.
b) Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variabel Cost (AVC)
Biaya variabel rata rata merupakan nilai biaya yang di
peroleh dari perhitungan biaya variabel di bagi dengan jumlah
produksi.

2.2. Konsep Penerimaan dan Pendapatan


Pendapatan adalah hasil bersih dari kegiatan suatu usaha tani yang
diperoleh dari hasil bruto (kotor)di kurangi biaya yang di gunakan dalam
proses produksi dan biaya pemasaran.Menurut Soekartawi (2004), bahwa
pendapatan di bagi menjadi dua bagian yaitu :

1) Pendapata kotor (penerimaan) usahatani yaitu nilai produksi total


usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang di jual, di
konsumsi oleh rumah tangga petani, dan di simpan di Gudang pada
akhir tahun.
2) Pendapatan bersih usahatani yaitu selisih antara pendapatan kotor
usahatani dengan biaya produksi seperti upah buruh,pembelian
bibit, obat-obatan dan pupuk yang di gunakan dalam usaha tani.

Soekartawi (1995) membagi pendapatan usaha tani menjadi dua


yaitu : Pendapatan kotor usaha tani (gross farm income) dan pendapatan
bersih usahatani ( net fram income).

Pendapatan kotor usaha tani yaitu nilai produk total usahatani dalam

PAGE \* MERGEFORMAT ii
jangka waktu tertentu yang meliputi seluruh produk yang di hasilkan baik
yang :

1) Di jual
2) Di konsumsi rumah tangga petani
3) Di gunakan dalam usahatani seperti untuk bibit dan makan ternak
4) Di gunakan untuk pembayaran dan,
5) Untuk di simpan

Untuk menghitung nilai produk tersebut, harus di kalikan dengan


harga yang berlaku, yaitu harga jual bersih di tingkat petani. Sementara
pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor
usahatani dan pengeluaran total usahatani. Pendapatan usahatani di
pengaruhi oleh penerimaan usaha tani dan biaya produksi. Pendapatan
usaha tani di tentukan oleh harga jual pokok yang di terima di tingkat
petani maupun harga-harga factor produksi yang di keluarkan petani
sebagai biaya produksi. Jika harga produk atau harga factor produksi
berubah, maka pendapatan usahatani juga akan mengalami perubahan.

PAGE \* MERGEFORMAT ii
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTEK
3.1. Metode Dasar Praktek
Menurut pendapat Hamzah, (2008: 200), Belajar praktik adalah
belajar keterampilan yang membutuhkan gerakkan motorik, pelaksanaan
pembelajaran dilakukan di tempat kerja/ lapangan. Berdasarkan pendapat
Hamzah tersebut, maka belajar praktik adalah suatu proses pembelajaran
yang melibatkan kemampuan motorik atau gerak di tempat kerja atau
lapangan.

Menurut David A. Jacobsen, Paul Eggen, dan Donald Kauchak


(2009: 203) Metode praktik dibagi menjadi dua yakni metode praktik terbi
mbing dan praktik mandiri. Praktik terbimbing merupakan metode praktik
dalam pembelajaran, guru memberikan umpan balik agar siswa mengetahu
i cara praktik sesuai dengan materi yang telah dijelaskan. Sedangkan
praktik mandiri yakni metode pembelajaran dengan memberikan kesempat
an siswa untuk melakukan praktik secara mandiri.

Dari berbagai teori diatas dapat ditegaskan bahwa metode praktik a


dalah suatu teknik pembelajaran yang memiliki tujuan mengembangkan ke
mampuan peserta didik dengan menerapkan keterampilan yang telah dimil
iki peserta didik dalam suatu kegiatan nyata.

PAGE \* MERGEFORMAT ii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Pelaksanaan Praktek dan Karakterristik
Responden
Parigi adalah ibu kota Kabupaten Pangandaran yang sekaligus
menjadi pusat pemerintahan dari Kabupaten Pangandaran. Parigi juga
merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat,
yang dimana disana terdapat baanyak sekali pesawahan. Pesawahan
Kecamatan Parigi tergolong subur dengan pengairan yang baik. Warga
disana sangat ramah dan selalu menghormati satu sama lain.

4.2 Analisi Biaya


Responden 1

Biaya Variabel :

• Benih : 300.000
• Urea : 150.000
• NPK : 150.000
• Allyplus : 75.000
• Tenaga kerja : 2.900.000
Jumlah : 3.575.000

Biaya Tetap

• Penyusutan alat : 1.106.969


• Iuran : 100.000
• Pajak lahan : 30.000
• Jumlah : 1.236.969

Biaya Total : 4.811.969

PAGE \* MERGEFORMAT ii
Responden 2

Biaya Variabel :

• Benih : 150.000
• Urea : 75.000
• NPK : 105.000
• Tigold : 18.000
• Tenaga kerja : 810.000
• Jumlah : 1.068.000

Biaya Tetap :

• Penyusutan alat : 81.666


• Iuran. : 100.000
• Pajak lahan : 10.000
• Jumlah : 191.666

Biaya Total : 1.259.666

Responden 3

Biaya Variabel :

• Benih : 225.000
• Urea : 150.000
• NPK : 150.000
• Furadan : 35.000
• Tenaga kerja : 2.840.000
• Jumlah : 3.400.000

Biaya Tetap :

• Penyusutan alat : 778.666


• Iuran : 100.000
• Pajak lahan : 18.000

PAGE \* MERGEFORMAT ii
• Jumlah : 896.666

Biaya Total : 4.296.666

Responden 4

Biaya Variabel :

• Benih : 300.000
• Pupuk kandang : 600.000
• Urea : 150.000
• NPK : 150.000
• ZA : 150.000
• Tabas : 60.000
• Tigold : 80.000
• Tenaga kerja : 3.930.000
• Jumlah : 5.420.000

Biaya Tetap :

• Penyusutan alat : 1.828.666


• Iuran : 100.000
• Pajak lahan : 80.000
• Jumlah : 2.008.666

Biaya Total : 7.428.666

Responden 5

Biaya Variabel :

• Benih : 225.000
• Urea : 150.000
• NPK : 150.000

PAGE \* MERGEFORMAT ii
• Furadan : 35.000
• Tenaga kerja : 2.270.000
• Jumlah : 2.830.000

Biaya Tetap :

• Penyusutan alat : 230.000


• Iuran : 100.000
• Pajak lahan : 11.000
• Jumlah : 341.000

Biaya Total : 3.171.000

4.3. Analisis Penerimaan dan Pendapatan

Responden 1

Penerimaan : 10 x Rp. 550.000 = Rp. 5.550.000

Pendapatan : Rp. 5.550.000 - Rp. 4.811.969 = Rp. 688.031

Responden 2

Penerimaan : 3 x Rp. 550.000 = Rp. 2.718.000

Pendapatan : Rp. 2.718.000 - Rp. 1.259.666 = Rp. 1.458.334

Responden 3

Penerimaan : 8 x Rp. 550.000 = Rp.4.400.000

Pendapatan : Rp. 4.400.000 - Rp. 4.296.666 = Rp. 103.334

Responden 4

Penerimaan : 25 x Rp. 550.000 = Rp. 13.750.000

PAGE \* MERGEFORMAT ii
Pendapatan : Rp. 13. 750.000 - Rp. 7.428.666 = Rp. 6.321.334

Responden 5

Penerimaan : 8 x Rp. 550.000 = Rp. 4.400.000

Pendapatan : Rp. 4.400.000 - Rp. 3.171.000 = Rp. 1.229.000

PAGE \* MERGEFORMAT ii
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
Berdasarkan hasil observasi pratikum lapangan yang dilakukan di Desa
Ciliang Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran Bahwa berdasarkan
hasil pengumpulan data melalui wawancara dengan informasi yang telah
diuraikan bahwa sebagaian lahan pertanian di Desa Ciliang rata - rata
milik bukan sewa dan hasil dari panennya juga di konsumsi dan
selebihnya dijual ke pengepul. Dan di desa Ciliang ini banyak yang
bergerak dalam bidang pertanian, seluruh anggota keluarga maupun
kelompok tani akan saling membantu satu sama lain.

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh adapun beberapa saran
yang penulis ajukan adalah :
1. Petani harus lebih meningkatkan produktifitasnya agar bisa mengelola
lahan pertanian sehingga lahan tersebut masih bisa dikembangkan
sehingga produksi padi bisa ditingkatkan lagi dan akhirnya pendapatan
juga bisa meningkat.
2. Petani harus berusaha dan terus meningkatkan produktifitas dengan cara
mempelajari cara menanam padi dengan berbagai metode yang dianggap
mampu untuk meningkatkan jumlah produksi padi dengan biaya yang
minimum seperti membuat pupuk kompos dan pupuk kandang dari bahan-
bahan yang ada dilingkungan sekitar sehingga tidak terlalu bergantung
kepada pupuk kimia sehingga pendapatan juga akan meningkat.

DAFTAR PUTAKA
Junaidi, Zamzami, dan E. Achmad, 2014. Analisis Produksi, Distribusi
Pendapatan Petani dan Dampak Program Optimalisasi Lahan

PAGE \* MERGEFORMAT ii
Terhadap Produksi Padi Sawah di Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal
Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah. 2 (1) : 51 – 61.

Kaparang, G., 2015. Kajian Usahatani Padi Sawah di Kelurahan Taratara


Satu Kota Tomohon. Jurnal Cocos. 6 (6) : 1 – 12.

Lumintang, F.M., 2013. Analisis Pendapatan Petani Padi di Desa Teep


Kecamatan Langowan Timur. Jurnal EMBA. 1 (3) : 991 – 998.

Anonim. 2012. Statistik Pertanian 2012. Pusat Data dan Sistem Informas
i Pertanian. Kementrian Pertanian. Jakarta.

PAGE \* MERGEFORMAT ii

Anda mungkin juga menyukai