Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH AKUNTANSI KONTEMPORER

PERSEDIAAN ASET BIOLOGIS & NILAI WAJAR (PSAK 14 DAN PSAK 69)

DISUSUN OLEH :

M. FAIZ KURNIAWAN

2018 060 022

DOSEN PENGASUH :

ENDANG SRI MULATSIH, S.E.,M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

MULIA DARMA PRATAMA

TAHUN AKADEMIK 2021-2022


Kata Pengantar

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, yang telah memberikan rezki dan karunia-Nya sehinga kami
dapat menyelesaikan Makalah Akuntansi Kontemporer yang membahas tentang Persediaan Aset
Biologis & Nilai Wajar dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Endang Sri Mulatsih,
S.E.,M.Si. Selaku dosen pengasuh mata kuliah Akuntansi Kontemporer di STIE Mulia Darma
Pratama Palembang. Selain itu, penulis juga berharap agar proposal ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca dan juga penulis tentang pengelolaan usaha.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Endang Sri Mulatsih, S.E.,M.Si. selaku
dosen mata kuliah Akuntansi Kontemporer. Yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang sttudi yang ditekuni.

Penulis meyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat diperlukan demi kesempurnaan Makalah ini dan untuk kebaikan penlis ke depannya.

                                                                                            

  Palembang, 28 November 2021

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan Umum....................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................2

1. Persediaan........................................................................................................2

A. Tujuan....................................................................................................2
B. Ruang Linkup........................................................................................2
C. Definisi..................................................................................................3
D. Teknik Pengukuran Biaya......................................................................4
E. Rumus Biaya..........................................................................................5
F. Nilai Realisasi Neto...............................................................................5

2. Aset Biologis.....................................................................................................7

A. Tujuan...............................................................................................7
B. Ruang Lingkup..................................................................................8
C. Pengakuan dan Pengukuran..............................................................9
D. Keuntungan dan Kerugian................................................................10

ii
E. Ketidakmampuan untuk Mengukur Nilai Wajar secara Andal.........10
F. Hibah Pemerintah..............................................................................10
G. Kebijakan Akuntansi Hewan Ternak dan Susu................................11
H. Pengungkapan...................................................................................11

PerbedaanDengan IFRS....................................................................14
Contoh Kasus....................................................................................15

BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................23

Kesimpulan........................................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi yang semakin pesat serta tingkat persaingan yang semakin ketat
mendorong para pelaku ekonomi untuk lebih tanggap terhadap perubahan yang terjadi dalam dunia
bisnis. Banyak perusahaan-perusahaan yang melaksanakan strategi-strategi tertentu agar kegiatan
produksi tetap berjalan dan bertahan dalam persaingan pangsa pasar. Bahkan kalau perlu produk
yang dihasilkan menjadi produk utama dan produk unggulan yang mampu memaksimalkan nilai
perusahaan.
Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam perusahaan manufaktur
merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca maupun laporan rugi laba, oleh karena itu
persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dapat
dibebankan sebagai biaya (HPP) yang akan dilaporkan dalam laporan rugi laba dan mana yang masih
belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca.
Selain persediaan yang biasa digunakan dalam perusahaan manufaktur, terdapat juga
persediaan yang berupa aset biologis yang memerlukan perlakuan akuntansi yang berbeda pula.
Untuk itulah kelompok kami membahas mengenai PSAK 14 dan PSAK 69 yang mengatur mengenai
perlakuan akuntansi untuk persediaan dan aset biologis atau agrikultur.

B. RumusanMasalah

1. Bagaimana perlakuan akuntansi untuk persediaan sesuai dengan PSAK 14?


2. Bagaimana perlakuan akuntansi untuk aset biologis sesuai dengan PSAK 69?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai tujuan, definisi, ruang lingkup, pengukuran, pengakuan, dan
pengungkapan persediaan sesuai dengan PSAK 14.
2. Untuk mengetahui mengenai tujuan, definisi, ruang lingkup, pengukuran, pengakuan, dan
pengungkapan aset biologis (agrikultur) sesuai dengan PSAK 69.
1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Persediaan (PSAK 14)

A. Tujuan
Tujuan Pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan. Permasalahan
pokok dalam akuntansi persediaan adalah penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai aset dan
perlakuan akuntansi selanjutnya atas aset tersebut sampai pendapatan terkait diakui. Pernyataan ini
menyediakan pedoman dalam menentukan biaya dan pengakuan selanjutnya sebagai beban, termasuk
setiap penurunan menjadi nilai realisasi neto. Pernyataan ini juga memberikan pedomen rumus biaya
yang digunakan untuk menentukan biaya persediaan.

B. Ruang Lingkup

Berdasarkan PSAK 14 Penyesuaian 2014, Pernyataan ini diterapkan untuk seluruh


persediaan, kecuali:
a. Pekerjaan dalam proses yang timbul dalam kontrak konstuksi, termasuk kontrak jasa yang terkait
langsung (diatur di PSAK 34: Kontrak Konstruksi)
b. Instrumen keuangan (diatur di PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian dan PSAK 55:
Instrumen Keuangan: pengakuan dan Pengukuran)

Pernyataan ini tidak diterapkan untuk pengukuran persediaan yang dimiliki oleh:
A. Produsen produk agrikultur dan kehutanan, hasil agrikultur setelah panen, dan mineral dan
produk mineral, sepanjang persediaan tersebut diukur pada nilai realisasi neto sesuai dengan
praktik yang berlaku di industri tersebut. Perubahan nilai realisasi bersih diakui dalam laba rugi
pada periode terjadinya.
B. Pialang-pedagang komoditi yang mengukur persediaannya pada nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual. Jikapersediaantersebutdiukurpadanilaiwajardikurangibiayauntukmenjual, maka
perubahan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual diakui dalam laba rugi pada periode
terjadinya.

2
C. Definisi

Persediaan adalah aset:


a. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa
b. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut: atau
c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian
jasa

Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi
biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran (PSAK 68: PengukuranNilaiWajar).

Pengukuran Persediaan

Persediaan diukur pada mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi
neto.

BiayaPersediaan

Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul
sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat kini.

a. Biaya pembelian
Biaya pembelian meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (selain yang dapat ditagih kembali
setelahnya oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya
lainnya yang dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang,
rabat, dan hal serupa lain yang dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.

3
b. Biaya konversi
Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang
diproduksi seperti biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis overhead
produksi tetap dan variabel yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi.

c. Biaya lain
Biaya-biaya lain yang termasuk dalam biaya persediaan hanya sepanjang biaya tersebut timbul
agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Sebagai contoh, dalam keadaan tertentu
diperkenankan untuk memasukkan overhead non produksi atau biaya perancangan produk untuk
pelanggan tertentu sebagai biaya persediaan.
Biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode
terjadinya:
- Jumlah pemborosan yang tidak normal
- Biaya penyimpanan kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum
dilanjutkan pada tahap produksi selanjutnya
- Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat persediaan
berada dalam kondisi dan lokasi saat kini
- Biaya penjualan

Biaya Persediaan Pemberi Jasa


Sepanjang pemberi jasa memiliki persediaan, mereka mengukur persediaan tersebut pada biaya
produksinya. Biaya persediaan tersebut terutama terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya personalia
lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia, dan
overhead yang dapatdiatribusikan. Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya yang terkait dengan
personaliapenjualan dan administrasi umum tidak termasuk sebagai biaya persediaan tetapi diakui
sebagai beban pada periode terjadinya. Biaya persediaan pemberi jasa tidak termasuk marjin laba
atau overhead yang tidak dapat diatribusikan yang seringkali merupakan faktor pembebanan harga
oleh pemberi jasa

4
D. Teknik Pengukuran Biaya

Teknik pengukuaran biaya persediaan, seperti meode biaya standar atau metode eceran, demi
kemudahan dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya. Biaya standar memperhitungkan tingkat
normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi dan utilisasi kapasitas. Biaya
standar ditelaah secara reguler dan jika diperlukan direvisi sesuai denagn kondisi terakhir.

E. Rumus Biaya
Biaya untuk persediaan yang secara umum tidak dapat ditukar dengan persediaan lain (not
ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu
diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya masing-masing.

Untuk barang lain dihitung dengan menggunakan rumus biaya:


- Masuk pertama keluar pertama (FIFO)
- Rata-rata tertimbang (Weighted Average)

F. Nilai Realisasi Neto


Biaya persediaan mungkin tidak akan diperoleh kembali jika persediaan rusak, seluruh atau
sebagian persediaan telah usang, atau harga jualnya telah menurun. Biaya persediaan juga tidak akan
dipulihkan kembali jika estimasi biaya penyelesaian atau estimasi biaya untuk membuat penjualan
telah meningkat. Praktik penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi
neto konsisten dengan pandangan bahwa aset seharusnya tidak dinyatakan melebihi jumlah yang
diharapkan dapat direalisasi dari penjualan atau penggunaannya.
Nilai persediaan biasanya diturunkan ke nilai realisasi neto secara terpisah untuk setiap unit
dalam persediaan. Akan tetapi, dalam beberapa keadaan, penurunan nilai persediaan mungkin lebih
sesuai jika dihitung terhadap kelompok unit yang serupa atau berkaitan. Kasus ini dapat terjadi pada
barang-barang yang termasuk dalam lini produk dengan tujuan atau penggunaan akhir yang serupa,
yang diproduksi dan dipasarkan di wilayah yang sama, dan tidak dapat dievaluasi terpisah dari unit-
unit lain dalam lini produk tersebut. Penurunan nilai persediaan tidak sesuai jika dihitung
5
berdasarkan klasifikasi persediaan, sebagai contoh, barang jadi, atau seluruh persediaan dalam suatu
industri atau segmen geografis tertentu. Pemberi jasa pada umumnya mengakumulasikan biaya-biaya
untuk setiap jasa dimana harga jual terpisah ditentukan. Oleh karena itu, masing-masing jasa tersebut
diperlakukan secara terpisah.

Estimasi nilai realisasi neto didasarkan pada bukti paling andal yang tersedia pada saat
estimasi dilakukan terhadap jumlah persediaan yang diharapkan dapat direalisasi. Estimasi ini
mempertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang langsung terkait dengan peristiwa yang terjadi
setelah akhir periode sepanjang peristiwa tersebut menegaskan kondisi yang ada pada akhir periode

A. Pengakuan Sebagai Beban


Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada
periode diakuinya pendapatan. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi
nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya
penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena
peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban
persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

B. Pengungkapan
Laporan keuangan mengungkapkan:
1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang
digunakan
2. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas
3. Jumlah tercatat persediaan dan jumlah dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan
5. Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui
sebagai beban dalam periode berjalan
6. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah
persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan
7. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan
8. Jumlah tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan liabilitas
6
Beberapa entitas mengadopsi suatu format laba rugi yang mengakibatkan jumlah yang
diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode yang
bersangkutan. Dalam kasus ini, entitas mengungkapkan biaya yang diakui sebgai beban untuk bahan
baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya bersama-sama dengan perubahan
jumlah neto persediaan pada periode tersebut.

B. Aset Biologis (PSAK 69)

A. Tujuan

Tujuan dari PSAK 69 untuk mengatur perlakuan akuntansi dan pengungkapan yang terkait
dengan aktivitas agrikultur. Aktivitas agrikultur mencakup berbagai aktivitas; sebagai contoh,
peternakan, kehutanan, tanaman semusim (annual) atau tahunan (perennial),budidaya kebun dan
perkebunan, budidaya bunga, dan budidaya perikanan (termasuk peternakan ikan). Terdapat
karakteristik umum tertentu dalam keanekaragaman ini:
a. Kemampuan untuk berubah. Hewan dan tanaman hidup mampu melakukan transformasi
biologis;
b. Manajemen perubahan. Manajemen mendukung transformasi biologis dengan meningkatkan,
atau setidaknya menstabilkan, kondisi yang diperlukan agar proses tersebut dapat terjadi (sebagai
contoh, tingkat nutrisi, kelembaban, temperatur, kesuburan, dan cahaya). Manajemen seperti ini
membedakan aktivitas agrikultur dari aktivitas lain. Sebagai contoh, proses ganti hasil panen dari
sumber yang tidak dikelola (seperti penangkapan ikan laut dan penebangan hutan) bukan
merupakan aktivitas agrikultur;
c. Pengukuran perubahan. Perubahan dalam kualitas (sebagai contoh, keunggulan genetik,
kepadatan, kematangan, kadar lemak, kadar protein, dan kekuatan serat) atau kuantitas (sebagai
contoh, keturunan, berat, meter kubik, panjang atau diameter serat, dan jumlah tunas) yang
dihasilkan oleh transformasi biologis atau panen diukur dan dipantau sebagai fungsi manajemen
yang rutin.

7
B. Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan untuk pencatatan hal-hal berikut ketika berkaitan dengan aktivitas
agrikultur:
a. aset biologis, kecuali tanaman produktif (bearer plants);
b. produk agrikultur pada titik panen;
c. hibah pemerintah yang termasuk dalam paragraf 34 dan 35.

Pernyataan ini diterapkan untuk produk agrikultur, yang merupakan hasil panen dari aset
biologis milik entitas, pada titik panen. Oleh karena itu karakteristik yang termasuk yang bukan
tanaman produktif:
a. tanaman yang dibudidayakan untuk dipanen sebagai produk agrikultur (sebagai contoh, pohon
yang ditanam untuk digunakan sebagai potongan kayu)
b. tanaman yang dibudidayakan untuk menghasilkan produk agrikultur ketika terdapat
kemungkinan yang sangat jarang bahwa entitas juga akan memanen dan menjual tanaman
tersebut sebagai produk agrikultur, selain sebagai penjualan sisa insidental (sebagai contoh,
pohon yang dibudidayakan baik untuk buahnya maupun potongan kayu)
c. tanaman semusim (annual crops) (sebagai contoh, jagung dan gandum).

8
Transformasi biologis menghasilkan jenis keluaran sebagai berikut:
a. Perubahan aset melalui
- pertumbuhan (peningkatan kuantitas atau perbaikan kualitas hewan atau tanaman),
- degenerasi (penurunan kuantitas atau penurunan kualitas hewan atautanaman),
- prokreasi (penciptaan hewan atau tanaman hidup tambahan);
b. Produksi produk pertanian seperti getah karet, daun teh, wol, dan susu.

C. Pengakuan Dan Pengukuran


Entitas mengakui aset biologis atau produk agrikultur ketika, dan hanya ketika:
a. entitas mengendalikan aset biologis sebagai akibat dari peristiwa masa lalu;
b. besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan aset biologis tersebut
akan mengalir ke entitas;
c. nilai wajar atau biaya perolehan aset biologis dapat diukur secara andal.

Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan pada
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus yang dideskripsikan dalam paragraf
30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal.Produkagrikultur yang dipanen dari aset
biologis milik entitas diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.

Pengukuran nilai wajar aset biologis atau produk agrikultur dapat didukung dengan
mengelompokkan aset biologis atau produk agrikultur sesuai dengan atribut yang signifi kan; sebagai
contoh, berdasarkan usia atau kualitas. Entitas memilih atribut yang sesuai dengan atribut yang
digunakan di pasar sebagai dasar penentuan harga.

Entitas tidak memperhitungkan arus kas untuk pembiayaan aset, perpajakan, atau
penumbuhan kembali aset biologis setelah panen (sebagai contoh, biaya penanaman kembali hutan
kayu setelah panen).

Biaya perolehan terkadang dapat mendekati perkiraan nilai wajar, terutama ketika:
a. sedikit transformasi biologis telah terjadi sejak timbulnya biaya awal (sebagai contoh, untuk bibit
yang ditanam segera sebelum akhir periode pelaporan atau ternak yang baru yang didapatkan);
b. dampak transformasi biologis pada harga tidak diharapkan menjadi material (sebagai contoh,
untuk pertumbuhan awal dalam suatu siklus produksi perkebunan pinus yang berusia 30 tahun).

9
D. Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan atau kerugian yang timbul pada saat pengakuan awal produk agrikultur pada nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual dimasukkan dalam laba rugi pada periode dimana keuntungan
atau kerugian tersebut terjadi. Keuntungan atau kerugian dapat timbul pada saat pengakuan awal
produk agrikultur sebagai akibat dari hasil panen.

E. Ketidakmampuan untuk Mengukur Nilai Wajar secara Andal


Terdapat asumsi bahwa nilai wajar aset biologis dapat diukur secara andal. Namun, asumsi
tersebut dapat dibantah hanya pada saat pengakuan awal aset biologis yang harga kuotasi pasarnya
tidak tersedia dan yang alternatif pengukuran nilai wajarnya secara jelas tidak dapat diandalkan.
Dalam kasus tersebut, aset biologis tersebut diukur pada biaya perolehannya dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Ketika nilai wajar aset biologis tersebut dapat
diukur secara andal, entitas mengukur aset biologis tersebut pada nilai wajarnya dikurangi biaya
untuk menjual.

Entitas mengukur produk agrikultur pada titik panen pada nilai wajar setelah dikurangi biaya
untuk menjual. Pernyataan ini mencerminkan pandangan bahwa nilai wajar produk agrikultur pada
titik panen selalu dapat diukur secara andal.

F. Hibah Pemerintah
Hibah pemerintah tanpa syarat yang terkait dengan aset biologis yang diukur pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual diakui dalam laba rugi ketika, dan hanya ketika, hibah pemerintah
tersebut menjadi piutang.
Jika hibah pemerintah yang terkait dengan aset biologis yang diukur pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual adalah bersyarat, termasuk ketika hibah pemerintah mensyaratkan
entitas untuk tidak terlibat dalam aktivitas agrikultur tertentu, maka entitas mengakui hibah
pemerintah dalam laba rugi ketika, dan hanya ketika, kondisi yang melekat pada hibah pemerintah
tersebut telah terpenuhi

10
Syarat dan ketentuan hibah pemerintah bervariasi. Sebagai contoh, hibah mungkin
mensyaratkan entitas untuk melakukan aktivitas pertanian di lokasi tertentu selama lima tahun dan
mensyaratkan entitas untuk mengembalikan seluruh hibah jika entitas melakukan aktivitas pertanian
tersebut dalam jangka waktu kurang dari lima tahun. Dalam kasus ini, hibah tersebut tidak diakui
dalam laba rugi sampai jangka waktu lima tahun telah berlalu. Namun, jika persyaratan hibah
memperkenankan sebagian dari hibah untuk dipertahankan sesuai dengan waktu yang telah berlalu,
maka entitas mengakui bagian tersebut dalam laba rugi seiring berjalannya waktu.

G. Kebijakan Akuntansi Hewan Ternak dan Susu

Hewan ternak diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Nilai wajar hewan
ternak didasarkan pada harga kuotasian hewan ternak dengan usia, jenis, dan keunggulan genetik
yang serupa dalam pasar utama (atau pasar paling menguntungkan) untuk hewan ternak tersebut.
Pengukuran awal susu dilakukan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada saat
pemerahan. Nilai wajar susu didasarkan pada harga kuotasian di area lokal dalam pasar utama (atau
pasar paling menguntungkan).

H. Pengungkapan
Entitas mengungkapkan keuntungan atau kerugian gabungan yang timbul selama periode
berjalan pada saat pengakuan awal aset biologis dan produk agrikultur, dan dari perubahan nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual aset biologis. Entitas mendeskripsikan setiap kelompok aset
biologis.
Pengungkapan dapat berbentuk deksritif naratif ataupun kuantitatif. Entitas juga dianjurkan
untuk memberikan deskripsi kuantitatif dari setiap kelompok aset biologis, membedakan antara aset
biologis yang dapat dikonsumsi dan aset biologis produktif (bearer biological assets), atau antara aset
biologis menghasilkan (mature) dan yang belum menghasilkan (immature), sesuai keadaan aset
biologis. Sebagai contoh, entitas dapat mengungkapkan jumlah tercatat aset biologis yang dapat
dikonsumsi dan aset biologis produktif berdasarkan kelompok. Entitas selanjutnya dapat membagi
jumlah tercatat tersebut antara aset yang telah menghasilkan dan belum menghasilkan. Pembedaan ini
11
memberikan informasi yang mungkin berguna dalam menilai waktu arus kas masa depan. Entitas
mengungkapkan dasar dalam membuat pembedaan tersebut.
Entitas menyajikan rekonsiliasi perubahan jumlah tercatat aset biologis antara awal dan akhir
periode berjalan.tersebut mencakup:
a. keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual;
b. kenaikan karena pembelian
c. penurunan yang diatribusikan pada penjualan dan aset biologis yang diklasikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok pelepasan yang diklasikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual) sesuai dengan PSAK 58
d. penurunan karena panen
e. kenaikan yang dihasilkan dari kombinasi bisnis
f. selisih kurs neto yang timbul dari penjabaran laporan keuangan ke mata uang penyajian yang
berbeda, dan penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri ke mata uang penyajian entitas pelapor;
dan
g. perubahan lain

Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset biologis dapat berubah baik dikarenakan
perubahan fisik maupun perubahan harga di pasar. Pengungkapan terpisah atas perubahan fisik dan
perubahan harga berguna dalam menilai kinerja periode berjalan dan prospek masa depan, terutama
ketika terdapat siklus produksi yang berusia lebih dari satu tahun. Dalam kasus tersebut, entitas
dianjurkan untuk mengungkapkan, berdasarkan kelompok atau lainnya, jumlah perubahan nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual yang termasuk dalam laba rugi akibat perubahan fisik dan perubahan
harga. Informasi ini umumnya kurang berguna ketika siklus produksi berusia kurang dari satu tahun
(sebagai contoh, ketika beternak ayam atau menanam tanaman biji-bijian).

Transformasi biologis mengakibatkan beberapa jenis perubahan fisik–pertumbuhan,


degenerasi, produksi, dan prokreasi, yang setiap perubahannya dapat diobservasi dan diukur. Setiap
perubahan fisik tersebut memiliki hubungan langsung dengan manfaat ekonomik masa depan.
Perubahan nilai wajar aset biologis karena panen juga merupakan suatu perubahan fi sik.

Aktivitas agrikultur sering terekspos oleh iklim, penyakit, dan risiko alam lain. Jika suatu
peristiwa terjadi sehingga menimbulkan suatu pos pendapatan atau beban yang material, maka sifat
dan jumlah pendapatan dan beban tersebut diungkapkan sesuai dengan PSAK 1: Penyajian Laporan

12
Keuangan. Contoh dari peristiwa tersebut termasuk wabah penyakit mematikan, banjir, kekeringan
atau pembekuan yang parah, dan wabah serangga.

Pengungkapan Tambahan untuk Aset Biologis yang Nilai Wajarnya Tidak Dapat Diukur
secara Andal
Jika entitas mengukur aset biologis pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan
dan akumulasi kerugian penurunan nilai (lihat paragraf 30) pada akhir periode, maka entitas
mengungkapkan untuk aset biologis tersebut:
a. deskripsi dari aset biologis tersebut
b. penjelasan tentang mengapa alasan nilai wajar tidak dapat diukur secara andal
c. jika memungkinkan, rentang estimasi dimana nilai wajar kemungkinan besar berada
d. metode penyusutan yang digunakan
e. umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
f. jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (digabungkan dengan akumulasi kerugian
penurunan nilai) pada awal dan akhir periode.

Jika, selama periode berjalan, entitas mengukur aset biologisnya pada biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai (lihat paragraf 30 dalam
PSAK 69 terkait pengukuran nilai aset biologis), maka entitas mengungkapkan keuntungan atau
kerugian yang diakui atas pelepasan aset biologis tersebut dan rekonsiliasi yang disyaratkan dalam
paragraf 50 (cakupan rekonsiliasi)mengungkapkan jumlah yang berkaitan dengan aset biologis
tersebut secara terpisah. Sebagai tambahan, rekonsiliasi tersebut mencakup jumlah b erikut dalam
laba rugi terkait dengan aset biologis tersebut:

a. kerugian penurunan nilai


b. pembalikan rugi penurunan nilai
c. penyusutan

Jika nilai wajar aset biologis sebelumnya diukur pada biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai menjadi dapat diukur secara andal selama
periode berjalan, maka entitas mengungkapkan untuk aset biologis tersebut:

a. deskripsi dari aset biologis tersebut


b. penjelasan tentang mengapa nilai wajar dapat diukur secara andal
13
c. dampak dari perubahan tersebut.

Hibah Pemerintah

Entitas mengungkapkan hal berikut yang berkaitan dengan aktivitas agrikultur yang dicakup dalam
Pernyataan ini:

a. sifat dan cakupan hibah pemerintah yang diakui dalam laporan keuangan
b. kondisi yang belum terpenuhi dan kontinjensi lain yang melekat pada hibah pemerintah
c. penurunan signi kan yang diperkirakan dalam jumlah hibah pemerintah.

PerbedaanDengan IFRS

 Perbedaan PSAK 14 Dengan IFRS


 IAS 2 paragraf 2 ( c ) tentangpengecualianuntukasetbiolojiktidakdiadopsi, karena IAS 41
Agriculture belumdiadopsi.
 IAS 2 paragraf 20 tentangbiayahasilpanenAgrikulturdariasetbiolojiktidakdiadopsikarena IAS 41
Agriculture belumdiadopsi.
 IAS 2 paragraf 40 tentangtanggalefektif.
 IAS 2 paragraf 40A – 40B tentangtanggalefektiftidakdiadopsikarenatidakrelevan.
 IAS 2 paragraf 40C tentangtanggalefektiftidakdiadopsikarenatidakrelevan. Adopsi IAS 2
menjadi PSAK 14 telahmengakomodiramandementersebut.
 IAS 2 paragraf 42 tidakdiadopsikarenatidakrelevan.
 PSAK 14 paragraf 40 A tentangtanggalefektifpenyesuaian.

 Perbedaan PSAK 69 Dengan IFRS


1. IAS 41 paragraf 02(a) tentang ruang lingkup yang menambahkan pengecualian atas aset tanah
yang termasuk dalam ruang lingkup ISAK 25: Hak atas Tanah.
2. IAS 41 paragraf 58 tentang tanggal efektif dan ketentuan transisi, kecuali untuk opsi penerapan
dini.

14
3. IAS 41 paragraf 60-63 tentang tanggal efektif dan ketentuan transisi tidak diadopsi karena adopsi
IAS 41 menjadi PSAK 69 telah menggunakan IAS 41 yang telah mengakomodir Amandemen
IAS 41.
4. IAS 41 paragraf pembukaan Contoh Ilustratif tidak diadopsi karena tidak relevan

Lampiran : Contoh Kasus

CONTOH KASUS

Penerapan Pencatatan Aset Biologis menurut IAS 41

Misalkan, sebuah perusahaan perkebunan membeli bibit tanaman sebanyak 300 batang dengan harga
satuan Rp. 20.000,- , maka pencatatan berdasarkan IAS 41 dapat dicatat sebagai berikut:

Aset biologis belum dewasa Rp 6.000.000,-

Kas/Utang Rp 6.000.000,-

(jurnal di atas dicatat ketika harga perolehan dari aset biologis sama besar dengan nilai wajarnya)

Aset biologis dewasa/belum dewasa Rp 5.275.000,-

Kerugian atas penilaian aset biologis Rp 725.000,-

Kas Rp 6.000.000,-

(jurnal di atas dicatat ketika harga perolehan dari aset biologis lebih besar dari pada nilai
wajarnya, misalkan nilai wajar dari 300 batang bibit tanaman sebesar Rp. 5.275.000,- )

Aset biologis dewasa/belum dewasa Rp 6.245.000,-

Kas Rp 6.000.000,-

Laba atas penilaian aset biologis Rp 245.000,-


15
(jurnal di atas dicatat ketika harga perolehan dari aset biologis lebih rendah dari pada nilai
wajarnya, misalkan nilai wajar dari 300 batang bibit tanaman sebesar Rp. 6.245.000,-)

Pencatatan untuk mereklasifikasi tanaman belum dewasa ke tanaman dewasa bedasarkan IAS 41
dapat diilustrasikan sebagai berikut. Misalkan, diperoleh informasi bahwa terdapat tanaman belum
dewasa yang telah memenuhi syarat vegetatif untuk digolongkan menjadi tanaman dewasa sebesar
Rp. 200.000.000,- untuk itu harus dilakukan pencatatan atas reklasifikasi nilai

tanaman belum dewasa ke tanaman dewasa, maka jurnal dari kejadian tersebut adalah:

Aset biologis dewasa Rp. 200.000.000,-

Aset biologis belum dewasa Rp. 200.000.000,-

Misalkan, sebuah perekebunan menggunakan harga pokok setelah dikurangi dengan akumulasi
penyusutan aset biologis untuk menilai aset biologis dewasa yang dimilkinya, harga pokok dari
tanaman biologisnya sebesar Rp. 60.000.000,- dengan masa manfaat 15 tahun, maka jurnal untuk
mencatat penyusutan dari aset biologis dewasa dengan dalam penerapan IAS 41, yaitu:

Biaya penyusutan aset biologis dewasa Rp 4.000.000,-

Akumulasi penyusutan aset biologis dewasa Rp 4.000.000,-

Jurnal pengakuan awal produk agrikultur berdasarkan IAS 41 adalah sebagai berikut:

Produk Agrikultur Rp 5.000.000,-

Keuntungan penilaian persediaan Rp 5.000.000,-

(misalkan bahwa nilai nilai wajar dikurangi estimasi biaya penjualan dari produk agrilkultur yang
dihasilkan sebesar Rp 5.000.000,-)

Jurnal revaluasi atas aset biologis dan persediaan berupa produk agrikultur berdasarkan IAS 41
adalah sebagai berikut:

Aset biologis dewasa/belum dewasa Rp. 20.450.000,-

Laba penilaian aset biologis dws/belum dws Rp. 20.450.000,-

16
(jurnal di atas dicatat jika nilai nilai wajar pada tanggal neraca lebih tinggi sebesar
Rp.20.450.000,- dari pada nilai wajar yang tercatat)

Rugi penilaian aset biologis dws/belum dws Rp. 20.450.000,-

Aset biologis dewasa/belum dewasa Rp. 20.450.000,-

(jurnal di atas dicatat jika nilai wajar pada tanggal neraca lebih rendah sebasar Rp. 20.450.000,-
dari pada nilai wajar yang tercatat)

A1. Contoh 1 mengilustrasikan bagaimana persyaratan pengungkapan dalam Pernyataan ini dapat
diterapkan untuk entitas peternakan sapi perah. Pernyataan ini menganjurkan pemisahan perubahan
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset biologis milik entitas ke dalam perubahan fi sik dan
perubahan harga. Pemisahan tersebut tercermin dalam Contoh 1.

Contoh 2 mengilustrasikan bagaimana memisahkan perubahan fi sik dan perubahan harga.

A2. Laporan keuangan dalam Contoh 1 tidak mematuhi keseluruhan persyaratan pengungkapan dan
penyajian Pernyataan lain. Pendekatan lain untuk penyajian dan pengungkapan mungkin lebih tepat.

17
Contoh 1 – Peternakan Sapi Perah XYZ

18
19
Catatan atas Laporan Keuangan

1 Operasi dan kegiatan utama

Peternakan Sapi Perah XYZ ('Perusahaan') bergerak dalam produksi susu untuk dipasok kepada
berbagai pelanggan. Pada tanggal 31 Desember 20X1, entitas memiliki 419 ekor sapi yang mampu
menghasilkan susu (mature assets) dan 137 sapi muda yang dipelihara untuk dapat menghasilkan
susu di masa depan (immature assets). Perusahaan menghasilkan 157.584kg susu dengan nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual sebesar 518.240 (pada saat pemerahan) pada tahun yang berakhir 31
Desember 20X1.
20
2 Kebijakan Akuntansi Hewan ternak dan susu

Hewan ternak diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Nilai wajar hewan ternak
didasarkan pada harga kuotasian hewan ternak dengan usia, jenis, dan keunggulan genetik yang
serupa dalam pasar utama (atau pasar paling menguntungkan) untuk hewan ternak tersebut.
Pengukuran awal susu dilakukan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada saat
pemerahan. Nilai wajar susu didasarkan pada harga kuotasian di area lokal dalam pasar utama (atau
pasar paling menguntungkan)

.3 Aset Biologis

Rekonsiliasi nilai tercatat ternak sapi perah 20X1

Jumlah tercatat per 1 Januari 20X1 459.570

Kenaikan karena pembelian 26.250

Keuntungan yang timbul dari perubahan

nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual

yang diatribusikan ke perubahan fi sik 15.350

Keuntungan yang timbul dari perubahan nilai

wajar dikurangi biaya untuk menjual yang

diatribusikan ke perubahan harga 24.580

Penurunan karena penjualan (100.700)

Jumlah tercatat per 31 Desember 20X1 425.050

Contoh 2

21
22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi yang lebih rendah.
 Estimasi nilai realsasi neto didasarkan pada bukti paling andal yang tersedia pada saat
estimasi dilakukan terhadap jumlah persediian yang diharapkan dapat direalisasikan.
Estimasi ini mempertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang langsung
terkaitdengan pristiwa yang terjadi setelah akhir periode sepanjang peristiwa
tersebutmenegakan kondisi yang ada pada akhir periode.
 Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai
beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan
nilai persediaan dibwah biaya menjadi nilai realisasi neto dan keseluruhan kerugian
persediian harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau
kerugian tersebut.
 Pengakuan awal dalam menentukan nilai aset biologis dilakukan dengan
menggunakan metode biaya historis.
 Aset biologis mengalami tiga tahapan reklasifikasi untuk pengakuan di dalam akun-
akun di laporan posisi keuangan, yaitu tahap Tanaman Belum Menghasilkan,
Tanaman Menghasilkan, dan Persediaan.
 Penurunan nilai aset biologis dilakukan berupa tanaman tahunan dapat dialami oleh
entitas pada masa aset berada dalam kualifikasi TBM, TM, maupun dalam bentuk
hasil produk tanaman.
 Pengukuran mengunakan konsep fair value ini menjawab kelemahan penyajian aset
biologis jikamengunakan konsep biaya historis. Dengan konsep ini, entitas tettap
dapat mengetahui laba atau rugi bersih yang dialaminya dalam periode-periode selama
proses transformasi biologis padatanaman perkebunan sampai tanaman tersebut dapat
menghasilkan manfaat ekonomis bagi entitas.

23

Anda mungkin juga menyukai